Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia, tentunya dengan menyandang gelar
kota terbesar kedua Kota Surabaya memiliki berbagai macam permasalahan diantaranya
permasalahan persampahan, kepadatan penduduk, lapangan pekerjaan, kesenjangan sosial,
dan banjir. Meskipun Kota Surabaya memiliki kontur yang cukup datar, tidak dapat
dipungkiri jika sebagian wilayah Surabaya masih sering terjadi. Banjir di Surabaya sendiri
ada dua jenis, banjir air laut (ROB) dan banjir genangan. Yang sering terjadi di Surabaya
adalah banjir genangan. Karena Surabaya dengan kontur yang cukup datar maka di kota
Surabaya sendiri sangat banyak terdapat rumah pompa, yang berfungsi untuk membuang
atau mengalirkan air dari satu sungai yang sudah penuh dengan air ke sungai yang lebih
besar.
Begitu juga dengan yang terjadi di kelurahan keputih khususnya pada RW08/RT02 pada
kawasan tersebut masih sering terjadi banjir ketika musim hujan tiba. Hal tersebut
diperparah dengan kondisi drainase yang kurang baik, mulai dari penyempitan drainase di
beberapa titik, dan drainase yang belum tersambung dengan sungai yang lebih besar, selain
itu kesadaran masyarakat akan lingkungan sekitar terutama kondisi drainase yang ada
masih tergolong minim, hal ini di karenakan masyarakat yang bertempat tinggal di tempat
tersebut kebanyakan bukan penduduk asli kawasan tersebut, dan apabila banjir sudah
terjadi banyak penyakit yang di timbulkan karena banjir tersebut salah satunya DB (Demam
Berdarah)
TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa bersama-
sama secara musyawarah, mufakat, dan gotong royong yang merupakan cara hidup
masyarakat yang telah lama berakar budaya di wilayah Indonesia.
Upaya pemberdayaan dapat dilihat dari tiga sisi : Pertama, menciptakan suasana iklim yang
potensi masyarakat yang berkembang. Kedua, memperkuat potensi ekonomi atau daya
yang dimiliki oleh masyarakat, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan
dan derajat kesehatan serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti
modal, teknologi, lapangan pekerjaan dan pasar. Ketiga, pemberdayaan melalui
pengembangan ekonomi rakyat berarti mencegah dan melindungi masyarakat dari
kesenjangan ekonomi serta menciptakan kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah
maju dengan yang belum berkembang.
Dari definisi tersebut tersirat bahwa dalam konsep pemberdayaan terdapat adanya
pengalihan sebagian kekuatan atau kemampuan dari pihak yang lebih berkuasa atau
mampu kepada pihak yang kurang mampu (masyarakat) agar menjadi lebih berperan,
melalui proses penstimulasian dan pemberian motivasi agar mereka mempunyai
kemampuan untuk memahami sekitarnya. Pemberdayaan mengarah kepada suatu
pemahaman adanya paya memandirikan dan meningkatkan kemampuan masyarakat serta
membangkitkan kesadaran akan kemampuan yang dimiliki untuk maju ke arah kehidupan
yang lebih baik dan berkelanjutan (sustainable), karena pada hakekatnya setiap masyarakat
yang terseri dari kumpulan individu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan.
METODOLOGI
Metodologi yang kami gunakan ada tiga jenis social mapping, SWOT dan RCA, kami
menggunakan ketiga metode ini karena dianggap cocok untuk menyelesaikan persoalan
yang ada di kawasan tersebut, metode social mapping di lakukan untuk mengetahui apa-
apa saja yang menjadi persoalan di daerah tersebut dan dari social mapping ini kami dapat
mengetahui persoalan yang ada, upaya yang sudah pernah di lakukan untuk menyelesaikan
persoalan tersebut, termasuk penyebab yang menyebabkan persoalan itu terjadi.
Kami juga menggunakan SWOT, metode ini kami lakukan untuk perencanaan strategi
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Dan dari metode SWOT ini kami dapat
menemukan masalah dari 4 sisi yang berbeda, dimana aplikasinya adalah kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang (opportunities) yang ada,
kemudian bagaimana mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan, lalu
bagai mana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
yang terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menjadi ancaman baru.
Metode yang terakhir yang kami gunakan adalah RCA (Root Cause Analysis). Metode ini
adalah salah satu alat (tool) yang digunakan dalam inisiatif problem solving, untuk
membantu tim menemukan akar penyebab (root cause) dari masalah yang kini sedang di
hadapi. Metode ini cukup mudah untuk dilakukan hal pertama yang di lakukan adalah
mendefinisikan masalah yang ada, pengumpulan data atau bukti-bukti dari masyarakat
yang ada, dan pengidentifikasi penyebab yang mungkin.
Dari pemetaan partisipatif di atas, dapat dikatakan bahwa RT 2 RW 8 memiliki sungai kecil,
balai RT yang ada di atas sungai, dan rumah-rumah yang terbuat dari gubuk.
SWOT
SWOT biasa digunakan untuk mempermudah penguraian potensi dan masalah dari dalam
maupun luar objek penelitian. Berikut adalah SWOT yang dilakukan bersama ketua RT dan
perwakilan warga pada tanggal 18 Desember 2016 di balai RT:
Kekuatan / strength:
1. Sungai lancar
2. Lingkungan bersih
3. Adanya penghijauan di samping sungaisungai
4. Air sungai dapat dimanfaatkan
5. RT memiliki pengaruh
6. Adanya dukungan dari Kelurahan Medokan
Kelemahan / weakness:
1. Dana minim
2. Adanya gubuk liar
3. Masyarakat merasa tidak ada masalah
Peluang / opportunity:
1. Musrembang dapat dilaksanakan
2. Saluran air sebagai prioritas pembangunan
3. Tanah milik sungai
Ancaman / threat:
1. Belum ada anggaran untuk tahun ini
Mencari kerja
Warga musiman tidak ikut pindah ketika TPA
pindah
Apabila dilihat dari RCA dan SWOT, permasalahan utama yang ada di RT 2 RW 8 Kelurahan
Keputih adalah banyaknya warga musiman yang bekerja mengolah sampah tetapi dengan
cara tradisional. Namun, disamping itu juga adanya kekhawatiran warga sekitar dalam
menghadapi banjir.
KESIMPULAN
Masyarakat di kelurahan keputih khususnya di RT 2 RW 8 membutuhkan perbaikan drainase
berupa penembusan drainase yang ada di kawasan RT 2 RW 8 ke sungai yang ada di
kelurahan semolo bahari, karena di sungai tersebut sudah di lengkapi dengan rumah pompa
sehingga dapat membuang air lebih cepat apabila debit air yang ada sudah tinggi. Di
kawasan tersebut juga membutuhkan sosialisai pengolahan sampah yang baik dan benar,
karena mayoritas masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut bermatapencaharian
sebagai pengepul sampah, sehingga dengan adanya sosialisasi pengolahan sampah yang
baik dan benar tersebut dapat berdampak positif pada lingkungan sekitar, serta lingkungan
RT 2 RW 8 ini dapat menadi lebih asri dan bersih.
LAMPIRAN
Dafpus
Chambers, R. (1985). Rural development : putting the last first. New York: Longman.