Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 3

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA

SIlahkan jawab pertanyaan dibawah ini :

1. Analisalah apa saja indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat desa dan kota

2. Analisalah bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat desa dan kota!

3. Analisalah bagaimana melakukan pembangunan kepada masyarakat desa dan kota!


JAWAB
1. Permasalahan yang dihadapi bangsa-bangsa yang membutuhkan membutuhkan proses
penanganan yang tepat adalah kemiskinan. Untuk meminimalkan beban dan dalam
rangka memenuhi hak-hak dasar masyarakat maka diperlukan pendekatan yang
sistematik, terpadu dan menyeluruh melalui pembangunan yang komprehensif,
berkeadilan, berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang berkualitas. Dalam
mempercepat pengendalian kemiskinan dapat dilakukan dengan melakukan
penyelarasan antar sektor dan wilayah untuk menyusun kebijakan pengendalian
kemiskinan. Tujuan yang mendasar dari pembangunan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat,

Oleh karena kemiskinan merendahkan harkat dan masyarakat manusia, maka


penanggulangan kemiskinan merupakan rujukan penting dalam pelaksanaan
pembangunan. Dengan demikian, menurunnya jumlah penduduk miskin adalah salah
satu tolok ukur keberhasilan suatu pembangunan. Guna memperoleh hasil yang tepat
sasaran, efektif, efisien dan berkelanjutan, maka penanggulangan kemiskinan
memerlukan kesamaan persepsi dari pihak-pihak terkait dan keselarasan dalam
pelaksanaannya. Pada berbagai program penanggulangan kemiskinan digunakan prinsi
dasar bahwa jika masyarakat miskin memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan
secara mandiri, maka mereka akan dapat berbuat banyak hal untuk diri sendiri, keluarga
dan kelompoknya. Dan prinsip ini kemudian dituangkan dalam mekanisme pelaksanaan
kegiatan dengan mengandalkan keunggulan yang dimiliki oleh masyarakat miskin
dengan difasilitasi oleh tenaga pendamping, aparat desa dan kecamatan.

Mekanisme ini sangat efektif untuk menghidupkan proses pemberdayaan masyarakat


yang bertujuan supaya masyarakat dapat merencanakan, membangun serta memelihara
hasil dari suatu kegiatan secara mandiri. Pembangunan dengan memposisikan
masyarakat sebagai subjek dari kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk
kepentingan masyarakat itu sendiri yang mengikutsertakan masyarakat secara aktif
merupakan pembangunan partisipatif. Dalam mewujudkan partisipasi masyarakat
diperlukan penggunaan paradigma pemberdayaan dalam merencanakan, melaksanakan
serta mengendalikan pembangunan baik itu di desa, kelurahan, maupun di kecamatan
(Sumaryadi, 2005). Tujuan dari partisipasi masyarakat adalah untuk menemukan jalan
keluar terbaik atas suatu permasalahan pada suatu komunitas.
2. Pengertian desa dari persepsi sosial budaya dapat diartikan sebagai komunitas
dalam kesatuan geografis tertentu dan antar mereka saling mengenal dengan baik
dengan corak kehidupan yang relatif homogen dan banyak bergantung secara
langsung dengan alam. Karena hal itulah kemudian desa diasosiasikan sebagai
masyarakat yang hidup dengan cara sederhana pada bidang pertanian, pandangan
kebutuhan hidup hanya ada kebutuhan pokok, pembagian kerja didasarkan usia
bukan keahlian karena semangat gotongroyong, jalan pikiran orang desa lebih
praktis dan mengutamakan kekerabatan, rasa ikatan sosial yang tinggi, adat dan
tradisi yang kuat, bersahaja, serta tingkat pendidikan yang rendah. Secara lebih
khusus pembangunan masyarakat desa memiliki beberapa pengertian, antara lain:
 Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat tradisional
rnenjadi manusia modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765)
 Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa
percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972).
 Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun
pertanian (Mosher, 1974, Bertrand, 1958).
 Ini sesuai dengan yang tertuang dalam Tap MPR Nomor II/MPR/1983 menegaskan
hakekat pembangunan nasional sebagai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Peran Pemerintah dalam Membangun Desa

Dalam pengertian umum, peranan dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang atas
sesuatu pekerjaan. Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa. Peranan merupakan suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan (status).
Peranan merupakan sebuah landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang
berinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan
mengenai tugas dan kewajibannya. Dalam kenyataannya, mungkin jelas dan mungkin
juga tidak begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukan pula tingkat kejelasan
peranan seseorang. Menurut Soekanto (2003: 243) peranan adalah aspek dinamis
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Setiap orang memiliki
macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus
berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat dalam menjalankan suatu
peranan.

Secara umum di Indonesia, desa dapat dikatakan sebagai suatu wilayah terkecil yang
dikelola secara formal dan mandiri oleh kelompok masyarakat yang berdiam di
dalamnya dengan aturan-aturan yang disepakati bersama, dengan tujuan menciptakan
keteraturan, kebahagiaan dan kesejahteraan bersama yang dianggap menjadi hak dan
tanggungjawab bersama kelompok masyarakat tersebut. Wilayah yang ada
pemerintahannya Desa/Kelurahan langsung berada di bawah Camat. Dalam sistem
administrasi negara yang berlaku sekarang di Indonesia, wilayah desa merupakan
bagian dari wilayah kecamatan, sehingga kecamatan menjadi instrument koordinator
dari penguasa supra desa (Negara melalui Pemerintah dan pemerintah daerah). Dalam
pasal 8 ayat 2 Undang-undang no 6 tahun 2014 tentang Desa secara umum dikatakan
bahwa desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa
dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pada ayat 3 tertulis bahwa
pembentukan desa harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Jumlah Penduduk.
 Luas Wilayah.
 Sosial budaya yang sesuai dengan adat istiadat desa
 Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi
pendukung
 Batas wilayah desa yang telah di sahkan Perbup/Perwali.
 Perangkat, dan.
 Sarana dan Prasarana Pemerintahan.

Pemberdayaan masyarakat memiliki arti mengembangkan kemandirian dan


kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Menurut Ketaren (2008) pemberdayaan
adalah sebuah ”proses menjadi”, bukan sebuah ”proses instan”. Sebagai sebuah proses,
diperlukan 3 tahapan yaitu: tahap Penyadaran, pada tahap penyadaran ini, target yang
hendak diberdayakan diberi pencerahan dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa
mereka mempunyai hak untuk mempunyai ”sesuatu’, tahap kedua adalah
pengkapasitasan, atau memampukan (enabling) untuk diberi daya atau kuasa, artinya
memberikan kapasitas kepada individu atau kelompok manusia supaya mereka nantinya
mampu menerima daya atau kekuasaan yang akan diberikan. tahap ketiga adalah
pemberian daya itu sendiri, pada tahap ini, kepada target diberikan daya, kekuasaan,
otoritas, atau peluang, namun pemberian ini harus sesuai dengan kualitas kecakapan
yang telah dimiliki merekaprinsip dasarnya adalah membuat target mengerti bahwa
mereka perlu (membangun ”demand”) diberdayakan, dan proses pemberdayaan itu
dimulai dari dalam diri mereka (bukan dari orang luar).

 Menurut Ndraha (1990: 16) Pembangunan ialah upaya untuk meningkatkan


kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Ada lima dampak
penting dari defenisi tersebut yaitu:
 Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik manusia
maupun kelompok (capacity).
 Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan nilai
dan kesejahteraan (equity).
 Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun
dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini
dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih, dan
kekuasaan untuk memutuskan (empowerment).
 Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara
mandiri (sustainability).
 Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara yang satu dengan negara
yang lain serta menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan saling
menghormati (interdependence).

Namun dilain pihak, pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintahan (desa)
kepada masyarakat diharapkan juga memiliki :

 Dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya.


 Perencanaan dalam pengambilan keputusan.
 Tujuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
 Tanggungjawab (akuntabel) dan transparan kepada masyarakat.

Standarisasi semua sektor pelayanan yang baik pada masyarakat

Semenjak gerakan reformasi digulirkan dalam rangka merubah struktur kekuasaan


menuju demokrasi dan desentralisasi, maka kebutuhan masyarakat terhadap suatu
pelayanan prima dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah desa menjadi sangat
penting. Diawali dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan selanjutnya dilakukan
revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004, yang telah dijadikan landasan
yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan, diawali desentralisasi kekuasaan
dari pemerintah pusat kepada daerah. Dan sekarang menjadi Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 73 tentang Pemerintahan Kelurahan dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 72 tentang Pemerintahan Desa. Dan yang terbaru dengan
Undang-undang no 6 tahun 2014 tentang Desa beserta Permendagri dan Permendes
sebagai petunjuk pelaksanaan undang-undang. Inti dari Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah tersebut adalah penyelenggaraan pemerintahan lokal yang menekankan
pada prinsip demokrasi (kearifan lokal) dan peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh
daerah. Perencanaan pembangunan didaerah pedesaan tidak dapat dipisahkan dari
penyelenggaraan pemerintah kelurahan yang merupakan unit terdepan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjadi tonggak strategis dalam
pembangunan desa.

Peran Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


Apabila kita cermati keadaan yang terjadi di sekitar lingkungan kita, masyarakat kecil
atau masyarakat kelas bawah ternyata bukanlah masyarakat yang secara keseluruhan
hanya mampu menggantungkan kehidupannya pada pihak lain, dalam hal ini terutama
pada pemerintah. Kenapa bisa dikatakan seperti itu, bukan lain karena diantara mereka
juga pada dasarnya tumbuh semangat untuk mandiri dan lepas dari ketergantungan pada
pihak lain. Adapun, kalau di jabarkan secara singkat dan sederhana, peran apa saja yang
dilakukan masyarakat dalam berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan daerah,
diantaranya :

Peran dalam bidang hukum


Persoalan hukum juga melanda masyarakat desa, dimana kadangkalanya masyarakat
desa menjadi korban penegakkan hukum yang “tebang pilih”. Seperti kasus yang baru
saja terjadi di daerah Situbondo dimana seorang nenek yang bernama Asyiani menjadi
tersangka dalam kasus pembalakan liar, dan masih banyak lagi kasus-kasus seperti
nenek
Asyiani yang menimpa mereka hanya karena kesalahan yang belum tentu di perbuat.
Belum lagi persoalan tawuran antar warga desa yang semakin marak dan kenakalan
remaja desa maupun kota, dimana ini semua membutuhkan peran kepala desa yang
mampu menjadi seorang “bapak” bagi seluruh warganya.

Peran di Bidang Pendidikan


Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut nasib dan masa depan bangsa
dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi politik, ekonomi, sosial, hak azasi manusia,
sistem pemerintahan dan agraria tidak akan membuahkan hasil yang baik tanpa
reformasi sistem pendidikan. Krisis multidimensi yang melanda Negara dan bangsa
Indonesia dewasa ini, tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi, sosial dan politik,
melainkan juga oleh krisis pada sistem pendidikan nasional. Upaya pemerintah
memberikan bantuan darurat dalam bentuk materi baik melalui program “raskin,
bantuan langsung tunai, kartu sehat, kartu pintar” maupun melalui proyek “Padat
Karya” ternyata belum mampu memberdayakan masyarakat miskin secara maksimal.
Tentu saja masyarakat lapisan bawah sangat memerlukan bantuan semacam ini. Akan
tetapi, fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa upaya tersebut masih sarat dengan
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Bantuan yang seharusnya menjadi porsi dan hak
masyarakat lapisan bawah justru sebaliknya kadangkala dinikmati mereka yang tidak
berhak.

Peran di Bidang Ekonomi

Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah petani dan buruh. Ironisnya, sejumlah
besar petani kita, bekerja dan hidup di atas lahan yang bukan milik mereka sendiri.
Mereka yang merasa “memiliki” lahan pun kadangkala tanpa hak kepemilikan yang
resmi. Legalisasi serta sertifikasi tanah yang ada baru mencakup sebagian kecil dari
lahan yang diolah para petani. Di tengah kondisi itu, pemerintah belum mengupayakan
perbaikan maksimal nasib para petani. Tidak sedikit juga petani yang tidak ikut
menikmati kondisi harga beras mahal beberapa waktu lalu karena sistem pertanian tidak
menguntungkan petani lokal. Ini bisa dilihat pada semakin sedikitnya lahan pertanian
dikarenakan biaya produksi tidak berbanding lurus dengan hasil panen yang diperoleh.

Peran di Bidang Politik

Pada tataran konseptual, banyak pihak yang menyangka bahwa politik pada dasarnya
adalah hal yang hanya berurusan dengan kekuasaan. Padahal secara substansial, politik
sebenarnya menyangkut juga kehidupan manusia secara luas. Makanya dalam
kehidupan praktis, kita menjumpai istilah politik ekonomi, politik pendidikan serta
istilah politik lain yang dihubungkan dengan persoalan yang terjadi. Namun begitu,
dalam konteks pembicaraan politik saat ini, kita akan memfokuskan pada dua hal
pembahasan. Pertama, politik yang kita maknai sebagai wahana (arena) perjuangan
tempat elemen dalam masyarakat bersaing mendapat porsi dalam kekuasaan yang ada
dalam bentuk institusi legislatif dan eksekutif yang ada di berbagai tingkatan. Kedua,
ketika masalah pertama tadi telah dilampaui, maka keadaannya menjadi bergeser
kedalam manajemen kekuasaan tersebut. Secara substansi harusnya kekuasaan mampu
memberikan jawaban kepada publik, akan diarahkan kemana kekuasaan yang telah
diraih.

Peran di Bidang Sosial Budaya

Karya sastra dan kesenian yang tumbuh di tengah masyarakat ternyata kadangkala
mampu membuat banyak orang terpengaruh, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Pengaruh ini, baik sebatas visi dan pandangan hidup atau malah pada
perilaku keseharian. Dengan begitu kesan yang mungkin ditimbulkan oleh sebuah
produk kesenian haruslah mampu terkontrol. Artinya, seni dan produk berkesian secara
ideal seyogianya berada dalam koridor tatanan normatif yang mampu menjembatani
kebebasan berekspresi dan etika yang berlaku di tengah masyarakat. Ini haruslah
dilakukan, mengingat Indonesia adalah negara yang secara nyata menjadikan dasar-
dasar kehidupan masyarakatnya berada di atas landasan moral dan spiritual yang baik.
Jika tidak terjadi keseimbangan seperti itu, maka dikhawatirkan akan terjadi polemik
berkepanjangan tanpa penyelesaian. Ini terjadi sebagaimana pada beberapa waktu yang
lalu, yang dimungkinkan karena berbedanya cara pandang terhadap seni dan produk
kesenian yang ada di tengah masyarakat.

Peran di Bidang Mental Spiritual (Keagamaan)

Untuk meningkatkan kehidupan keberagamaan masyarakat, diperlukan sistem yang


tepat, terpadu dan sistemik. Untuk membangun hal tersebut, tentu saja pemerintah tidak
bisa berdiri sendiri, diperlukan peran masyarakat yang lebih luas. Pendidikan agama
yang selama ini berjalan tentu saja tidak akan memadai untuk sekedar memahamkan
orang. Ditambah bila kemudian persoalan-persoalan kebebasan beragama yang
sekarang menjangkiti masyarakat menular ke desa-desa yang kehidupan beragamanya
beragam.
indikator Pengukuran Keberhasilan Pembangunan
Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di
negara-negara yang masih miskin ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih
sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan
pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di negara-negara yang
telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser
kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005). Berikut ini, akan disajikan
ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut :

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) merupakan panduan dan
rujukan bagi penyelenggaraan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa selama kurun waktu 6 tahun ke depan. Oleh karena itu, subtansi RPJM Desa
mencakup seluruh urusan yang menjadi kewenangan desa, dan meliputi seluruh fungsi
yang dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sesuai dengan
cakupan kewenangan yang ada pada pemerintah desa, strategi yang akan dilaksanakan
Pemerintah Desa Cilapar Tahun 2017-2022 meliputi 4 agenda pokok, yaitu :

Agenda Mewujudkan pemerintahan desa yang baik


Untuk mewujudkan pemerintahan desa yang baik, sesuai dengan visi dan misi
Pemerintah Desa Cilapar Tahun 2018, perlu dilaksanakannya impelementasi dari visi
dan misi tersebut, dengan tujuan menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif,
bersih dan demokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang
baik adalah :
 Minimnya PADesa
 Minimnya penghasilan aparatur pemdes
 Penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa masih belum optimal;
 Kualitas SDM aparatur pemerintah desa masih perlu ditingkatkan sesuai dengan
tuntutan dinamika, perubahan dan kebutuhan;
 Perlu adanya peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan desa
untuk menjawab tuntuan reformasi;
 Ketersediaan sarana dan prasarana dalam sistem pelayanan umum masih relatif
kurang.
 Minimnya operasional pemerintah desa
 Rendahnya kualitas dan budaya kerja bersama (team work) aparatur pemdes.

Sasaran
Berdasarkan permasalahan sebagaimana tersebut di atas, secara khusus sasaran yang
ingin dicapai adalah :
 Terlaksananya peningkatan PADesa
 Tercapainya peningkatan kesejehteraan aparatur pemdes
 Terlaksananya pengelolaan administrasi pemerintahan desa sesuai dengan
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik;
 Terwujudnya peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan desa;
 Terwujudnya peningkatan kualitas SDM aparatur desa sesuai tuntutan dinamika
perubahan dan kebutuhan;
 Terwujudnya kualitas sarana dan prasarana untuk pelayanan masyarakat.
 Meningkatkan operasional pemerintah desa.
 Meningkatnya kualitas dan budaya kerja bersama (team work) aparatur pemdes.

Kebijakan
Dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, sebagaimana tersebut
di atas, akan ditempuh kebijakan sebagai beriktu:
 Meningkatkan prosentase belanja desa yang bersifat produktif guna
meningkatkan PADesa
 Meningkatkan penghasilan tetap, tunjangan dan penghasilan lain aparatur
pemdes;
 Meningkatkan pembinaan administrasi pemerintahan desa;
 Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintahan desa;
 Meningkatkan ketersediaan dan mutu prasarana, sarana, dan sistem pelayanan
umum;
 Melaksanakan fasilitasi penataan pemerintahan desa sesuai peraturan perudang-
undangan yang berlaku.
 Meningkatkan operasional pemdes
 Meningkatkan kualitas dan budaya kerja aparatur pemdes.

Agenda Meningkatkan Kualitas pembangunan dan kehidupan masyarakat


Untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan kehidupan masyarakat, sesuai dengan
visi dan misi Pemerintah Desa Cilapar Tahun 2018, perlu dilaksanakannya
impelementasi dari visi dan misi tersebut, dengan tujuan meningkatkan kecerdasan dan
kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan kualitas
sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT adalah sebagai
berikut :
 Pemahaman agama masih belum sepenuhnya diaktualisasikan dalam kehidupan
nyata;
 Kondisi pendidikan pra sekolah masyarakat yang terbatas
 Kondisi kesehatan dan sanitasi masyarakat yang belum optimal
 Kondisi perekonomian masyarakat yang rentan perubahan goncangan sosial.
Sasaran
Dengan prioritas pembangunan ini, diharapkan akan dapat dicapai sasaran sebagai
berikut :
 Terwujudnya pemahaman agama dalam kehidupan nyata;
 Terwujudnya kondisi pendidikan pra sekolah masyarakat yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
 Terwujudnya Kondisi kesehatan dan sanitasi masyarakat
 Terwujudnya Kondisi perekonomian masyarakat yang lebih baik.
Kebijakan
 Kebijakan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran tersebut
adalah :
 Meningkatnya pemahaman agama dalam kehidupan nyata;
 Meningkatnya kondisi pendidikan pra sekolah masyarakat
 Meningkatnya Kondisi kesehatan dan sanitasi masyarakat
Agenda Meningkatkan Peran Kelembagaan Masyarakat
Untuk mewujudkan peningkatan kemandirian masyarakat dibutuhkan peningkatan
peran kelembagaan masyarakat, sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Desa Cilapar
Tahun 2018, perlu dilaksanakannya impelementasi dari visi dan misi tersebut, dengan
tujuan meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pembangunan pemberdayaan
masyarakat.
Permasalahan
Permasalahan mendasar dalam upaya peningkatan peran kelembagana masyarakat
adalah :
 Rendahnya kualitas kemampuan/ketrampilan sumberdaya pengelola
kelembagaan desa/masyarakat
 Rendahnya fungsi kelembagaan masyarakat desa dalam peran serta
pembangunan desa.
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan adalah :
 Terwujudnya peningkatan kualitas kemampuan/ketrampilan sumberdaya
pengelola kelembagaan desa/masyarakat
 Terwujudnya optimalisasi peran/fungsi kelembagaan masyarakat desa dalam
peran serta pembangunan desa.
Kebijakan
Kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka mencapai sasaran tersebut, adalah
 Meningkatkan kualitas kemampuan/ketrampilan sumberdaya pengelola
kelembagaan desa/masyarakat
 Meningkatkan fungsi kelembagaan masyarakat desa dalam peran serta
pembangunan desa.

Agenda Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat


Untuk percepatan upaya pembangunan desa, dibutuhkan optimalisasi peran serta
masyarakat dalam pembangunan desa. Upaya tersebut diwujudkan melalui
pemberdayaan masyarakat desa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan, peran serta
masyarakat serta kemandirian masyarakat dalam upaya pembangunan desa

Permasalahan
Permasalahan mendasar dalam upaya peningkatan peran kelembagaan masyarakat
adalah belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu enam tahun ke depan
adalahTerwujudnya peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa.
Kebijakan
Kebijakan yang akan ditempuh dalam rangka mencapai sasaran tersebut, adalah
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa.

Anda mungkin juga menyukai