PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan masyarakat dan pemberdayaan rakyat tidak mungkin di pisahkan
dari area dan konteks dimana dia beroprasi. Pemberdayaan masyarakat merupakan
bagian dari strategi dan program pengembangan kesejahteraan sosial. Tujuan
mempelajari masyarakat adalah agar dapat melakukan asesmen atau penelitan mengenai
masyarakat sehingga mampu, memahami konteks dimana kegiatan pengrganisasian dan
pengembangan Masyarakat (PPM) akan dilaksanakan mengevaluasi sistem pelayanan
kemanusiaan yang ada dan mengerti struktur pengembalian keputusan yang ada di
wilayah tersebut (Suharto, 2005).
Dalam suatu negara yang mengalami perkembangan terdapat siklus dimana suatu
keadaan yang tek berujung seperti lingkaran yaitu berbagai masalah pada masyarakat di
indonesia mulai bermunculan di sebabkan adanya tingkat sosial ekonomi masyarakat
sangat rendah sehinggan mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan. Bila keadaan ini dibiarkan
menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dan berdampak pada penurunan status kesehatan keluarga dan masyarakat secara
keseluruhan. Keadaan ini akan berdampak terhadap produktivitas keluarga dan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu, seoang bidan yang akan
terjun di komunitas perlu melakukan adanya tindakan agar dapat meningkatkan keadaan
masyarakat secara keseluruhan (Sarwono, 2002).
Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai salah satu upaya
masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelola kegiatan atau program yang mereka
kembangkan disini masyarakat dapat membentuk penitia kerja, melakukan pembagian
tugas, saling mengawasi merencanakan kegiatan dan lain – lain. Lembaga – lembaga
yang ada perlu di libatkan karena lembaga inilah yang sudah mapan, tinggal
meningkatkan kemampuannya saja. Dari beberapa kasus yang dialami masyarakat,maka
perlu pengorganisasian dan pengembangan masyarakat serta berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat khususnya meningkatkan status
kesehatan. Agar masyarakat lebih memahami maka peran bidan sangat diperlukan dalam
1
kegiatan tersebut, terutama dalam Konsep Persiapan Sosial, Partisipasi Dan
Pengorganisasian Masyarakat (PPM).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Partisipasi Sosial dalam PPM ?
2. Bagaimana Konsep Partisipasi dalam PPM ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami secara dalam mengenai konsep persiapan sosial, partisipasi dan
pengembangan masyarakat (PPM)
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui konsep persiapan sosial dalam pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat (PPM)
2) Untuk mengetahui konsep partisipasi dalam pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat (PPM)
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengembangkan wawasan, menerapkan pengetahuan yang didapat
mengenai konsep persiapan sosial, partisipasi dan pengembangan masyarakat (PPM)
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai penambah referensi kepustakaan pada Mata Kuliah Pengorganisasian
dan Pengembangan Masyarakat (PPM), yakni konsep persiapan sosial,
partisipasi dan pengembangan masyarakat (PPM)
b. Sebagai sarana untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam memahami
Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM), yakni
konsep persiapan sosial, partisipasi dan pengembangan masyarakat (PPM).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta huruf), kesehatan
masyarakat yang buruk (rendahnya usia harapan hidup, tingginya tingkat kematian bayi,
kekurangan gizi) dll. Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan
sosial lebih berorientasi pada “tujuan tugas” (task goal). Sistem klien Persiapan sosial
umumnya adalah kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups
) atau kelompok rawan sosial-ekonomi, seperti para lanjut usia, orang cacat, janda,
yatim piatu, wanita tuna sosial. Pekerja sosial berperan sebagai perencana sosial yang
memandang mereka sebagai “konsumen” atau “penerima pelayanan” (beneficiaries).
Keterlibatan para penerima pelayanan dalam proses pembuatan kebijakan,
penentuan tujuan, dan pemecahan masalah bukan merupakan prioritas, karena
pengambilan keputusan dilakukan oleh para pekerja sosial di lembaga-lembaga normal,
semisal lembaga kesejahteraan sosial pemerintah ("epsos) atau swasta (ISM). Para
peren#ana sosial dipandang sebagai ahli (e"pert@ dalam melakukan penelitian,
menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat, serta dalam mengidenti'ikasi,
melaksanakan dan mengevaluasi programHprogram pelayanan kemanusiaan (Suharto,
2005).
a. Pengenalan masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ketengah - tengah masyarakat dengan
hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaiman adanya, tanpa
disertai prasangka serta menyampaikan maksud dan tujuan adanya, tanpa disertai
prasangka serta menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tahap ini dapat dilakukan baik melalui jalur Fomal yaitu dengan melalui sistem
pemerintahan seperti pamong desa atau camat, dan dapat juga dilakukan melalui jalur
informal misalnya wawancara dengan Tokoh Masyarakat, seperti Guru, Pemuka agama,
tokoh Pemuda,dll.
Tujuan mempelajari masyarakat adalah agar dapat melakukan asesmen atau
penelitian mengenai masyarakat sehingga mampu memahami konteks dimana kegiatan
PM akan dilaksanakan, mengevaluasi sistem pelayanan kemanusiaan yang ada, dan
mengerti struktur pengambilan keputusan yang ada di wilayah tersebut (Suharto, 2005).
Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan sama atau menyatu satu
sama lain karena mereka saling berbagi identitas, kepentingan-kepentingan yang sama,
perasaan memiliki, dan biasanya satu tempat yang sama. Ada beberapa fungsi
masyarakat penyedia dan pendistribusi barang-barang dan jasa, lokasi kegiatan bisnis
4
dan pekerjaan, keamanan publik, sosialisasi, wadah dukungan bersama atau gotong
royong, kontrol sosial, organisasi dan partisipasi politik. Beberapa aspek di bawah ini
penting diketahui dalam rnempelajari masyarakat:
Nama dan batas wilayah serta jarak dari kota atau masyarakat lain.
Emografis: jumlah penduduk, distribusi usia, kelompok minoritas, jumlah anggota
keluarga, status keluarga.
Sejarah wilayah: kapan, mengapa dan oleh siapa daerah tersebut dikembangkan,
kejadianHkejadian penting yang mempengaruhi perkembangan wilayah,
perubahan karakteristik penduduk, alasanH alasan mengapa pendatang baru datang
ke wilayah tersebut dan mengapa orangHorang pergi meninggalkan wilayah
tersebut.
Geografi dan pengaruhHpengaruh lingkungan terhadap masyarakat: pengaruh
cuaca, gunung, sungai, danau, polaHpola transportasi lokal, pembangunan
ekonomi, pengaruh jalan tol, interaksi sosial, suplai air, listrik, jarak dari pasar.
%eper#ayaan dan sikapHsikapN nilaiHnilai dominan, agama, sikapHsikap
penduduk, jenisHjenis lembaga pelayanan kemanusiaan, rasa memiliki penduduk
terhadap wilayahnya.
Politik lokal: bentuk pemerintahan lokal, kekuasaan dan pengaruh partai politik,
tingkat partisipasi dalam pemilu, debat, isu dan kontroversi pada saat ini.
Ekonomi dan bisnis lokal: industri utama, bisnis, produksi wilayah, jenis pekerjaan
yang ada, keterampilan kerja yang diperlukan oleh perusahaanHperusahaan besar,
persentasi pekerja dan penganggur, ramalan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
5
Mudahnya Mengatasi yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam
menanggulangi masalah tersebut.
Pentingnya Masalah bagi Masyarakat yang paling berperan disini adalah
Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur : budaya
setempat
Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
6
2. Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah, sesuaikan dengan potensi dan
sumber daya yang ada pada masyarakat
3. Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat
4. Kesadaran dari kelompok-kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada
kelompok masyarakat yang lebih luas
5. Adakan interaksi dan interalasi dengan tokoh-tokoh masyarakat secara intensif dan
akrab, sehingga mereka dapat dimanfaatkan untuk usaha motivasi, komunikasi sehingga
dapat menggugah kesadaran masyarakat
6. Dalam mengatasi sifat-sifat paternalistik masyarakat dapat memanfaatkan jalur
kepemimpinan masyarakat setempat dalam mendapatkan legitimasi dari pihak
pemerintah setempat untuk mempercepat kesadaran masyarakat (Mardikanto,2013).
B. Konsep Partisipasi
1) Kita sedang berada dalam masa transisi dalam pembangunan era pertanian ke era
industri
2) Terciptanya demokrasi dan keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3) Sebanyak 24 juta rakyat /ndonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan
4) Perkembangnya etos kerja yang negatif
7
5) Masih terjadi pemisahan golongan antara kaum elite dan kaum bawahan.
a. Urgensi Partisipasi
Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh conyers sebagai berikut :
1) Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh in'ormasi mengenai
kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya
program pembangunan serta proyekHproyek akan gagal.
8
2) Masyarakat akan lebih memper#ayai proyek atau program pembangunan jika merasa
dilibatkan dalam proses persiapan dan peren#anaannya, karena mereka akan lebih
mengetahui selukHbeluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap proyek tersebut.
3) Suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat
mereka sendiri
b. Esensi partisipasi
Kata partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “partisipation” yang artinya
pengambilan bagian, pengikutsertaan. Sedangkan kata “partisipation” berasal dari kata
“partisipate” yang berarti mengikutsertakan. Seiring dengan definisi tersebut partisipasi
dapat diartikan sebagai turut serta berperan serta atau keikutsertaan.
9
Dalam kamus Bahasa Indonesia definisi partisipasi adalah hal yang berkenaan
dengan turut serta dalam suatu kegiatan atau berperan serta dalam kegiatan suatu
kegiatan atau berperan serta. Jadi, dapat diartikan bahwa partisipasi adalah suatu bentuk
kerja sama yang di berikan apabila suatu pihak sedang melakukan suatu kegiatan.
Dengan keterlibatan dirinya, berarti keterlibatan pikiran dan perasaannya.
Misalnya anda berpartisipasi atau ikut serta (dapat anda rasakan sendiri) maka anda
melakukan kegiatan itu karena menurut pikiran anda perlu dan bahwa perasaan anda
pun menyetujui/berkenan untuk melakukannya.
R.A Santoso Sastropoetro mengemukakan pengertian partisipasi adalah
keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung jawab terhadap
kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Jenis – jenis partisipasi yang dikemukakan oleh sastropoetro, sebagai berikut :
1. Partisipasi dalam pikiran
Dalam hal ini partisipasi berupa mengusulkan pendapat dan merencanakan sebagai
kegiatan demi kesuksesan suatu kegiatan atau program.
2. Partisipasi dalam tenaga
Partisipasi ini dapat berupa sumbangsih tenaga yang diberikan oleh sebagian atau
seluruh masyarakat sehingga suatu kegiatan atau program dapat berjalan lancar.
3. Partisipasi dalam keahlian
Bentuk partisipasi ini adalah berdasarkan dari tingkat keahlian, keterampilan,
pendidikan, dan pekerjaan yang dimiliki oleh sebagian atau seluruh masyarakat.
4. Partisipasi dalam fasilitas
Partisipasi yang dimaksudkan disini adalah pertisipasi atau keikutsertaan yang dapat
berupa konstribusi melalui uang, barang, dan jasa.
10
Yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi secara
lebih intensif dengan para petugas eksternal , contohnya pelatihan dan
kunjungan.
3. Pendekatan partisipasi dengan keterikatan masyarakat atau individu diberikan
kesempatan untuk melakukan pembangunan, dan diberikan pilihan untuk terikat
pada suatu kegiatan dan bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.
4. Pendekatan dengan partisipasi setempat
Yaitu pendekatan dengan mencerminkan kegiatan pembangunan atas dasar
keputusan yang diambil oleh masyarakat setempat.
11
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat
sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan
hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. kegiatan dalam persiapan sosial
ini lebih ditekankan kepada persiapan - persiapan yang harus dilakukan baik aspek
teknis, administratif dan program - program kesehatan yang akan dilakukan.
B. Saran
Maka sebagai pelopor, kita harus meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat,
agar usaha – usaha dalam kelompok untuk memenuhi tujuan hidup tercapai dengan
baik. Masyarakat mampu terlibat secara langsung dengan usaha – usaha yang di
lakukan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13