Disusun Oleh :
2022 / 2023
PERTEMUAN KE – 1
(Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial serta Hubungan Ilmu
Kesejahteraan)
Pada pertemuan kali ini membahas mengenai “Pekerjaan Sosial sebagai Profesi, Nilai
– Nilai dan Etika dalam Praktek Kesejahteraan Sosial dan Setting Praktek Pekerjaan Sosial”.
Pekerja sosial (social worker) merupakan profesi yang memberikan bantuan ataupun
pertolongan berupa pelayanan pada individu, kelompok, maupun masyarakat yang
membutuhkan. Pekerja sosial juga bisa dimaknai sebagai profesi pelayanan sosial yang
bermuara pada kerja kemanusiaan, atau disebut dengan istilah helping profession.
Tujuan pekerjaan sosial yang paling utama adalah keberfungsian sosial, keberfungsian
sosial ialah fokus utama dari pekerjaan sosial, dilevel individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Peran pekerjaan social yaitu untuk meningkatkan keberfungsian sosial melalui
berbagai model intervensi ini sekaligus yang membedakannya dengan profesi lain.
Pekerjaan sosial profesional dibangun di atas berbagai disiplin ilmu, termasuk
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ekonomi, biologi, psikiatri, konseling, dan antropologi.
Macam – Macam Pekerja Sosial
1. Pekerja Sosial Anak dan Keluarga
Pekerja sosial anak dan keluarga menempatkan anak-anak di panti asuhan bila
diperlukan, memantau kesejahteraan mereka dan membantu orang dewasa dalam
proses mengadopsi atau menjadi orang tua asuh. Jenis pekerja sosial ini dapat
dipekerjakan oleh sekolah, lembaga pemerintah, dan lembaga asuh.
2. Pekerja Sosial Medis dan Kesehatan Masyarakat
Pekerja sosial membantu dengan menyediakan mekanisme koping, konseling dan
rujukan medis kepada pasien dan keluarganya. Seorang pekerja sosial kesehatan
masyarakat berusaha untuk membatasi penyebaran penyakit dan membantu
masyarakat mengatasi penyakit dan bencana yang meluas. Pekerja sosial medis dapat
bekerja untuk rumah sakit, lembaga sosial kepemerintahan, dan penyedia layanan
kesehatan.
3. Pekerja sosial kesehatan mental dan penyalahgunaan zat
Pekerja sosial ini menangani program penjangkauan dan pencegahan untuk
menemukan individu yang membutuhkan dan memberikan perawatan tepat waktu.
Pekerja sosial kesehatan mental dan penyalahgunaan zat dapat dipekerjakan oleh
rumah sakit, fasilitas perawatan perumahan, organisasi sosial kemasyarakatan dan
lembaga pemerintah.
4. Pekerja Sosial Disabilitas
Pekerja sosial disabilitas mengkhususkan diri dalam memberikan bantuan kepada
individu yang memiliki disabilitas fisik atau mental.
5. Pekerja Sosial Forensik
Nilai dan etika dalam profesi pekerjaan sosial akan menjadi acuan dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban pekerja sosial itu sendiri. Pada prinsipnya, nilai yang menjadi
cakupan pekerjaan sosial, yaitu :
1. Nilai Pelayanan.
2. Nilai Keadilan Sosial.
3. Nilai Martabat.
4. Nilai Pentingnya Relasi Antar Manusia.
5. Nilai Integritas.
6. Nilai Kompetensi.
Beberapa prinsip pekerjaan sosial, yaitu :
1. Acceptance.
2. Non – Judgemental.
3. Individualization.
4. Self Determination.
5. Genuine / Congruence.
6. Mengontrol Keterlibatan Emosional.
7. Kerahasiaan (Confidentiality).
Pertemuan Ke – 4
“Peraturan Perundang – Undangan Sosial (Social Legislation)”
Pada pertemuan kali ini membahas mengenai “Isu – Isu dalam Kesejahteraan Konteks
Indonesia”. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah tindakan terhadap orang-
orang, terutama perempuan. Tindakan tersebut menyebabkan kesengsaraan atau penderitaan
fisik, seksual, atau psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
melakukan tindakan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan dengan melanggaran
hukum dalam rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya menjangkau hubungan antara suami
dengan istri dalam rumah tangga, namun termasuk juga kekerasan yang terjadi pada pihak
lain yang berada dalam lingkup rumah tangga. Pihak lain tersebut adalah :
1) Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri).
2) Orang - orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, istri dan anak
karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian yang
menetap dalam rumah tangga tersebut.
3) Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
Bentuk – Bentuk KDRT
1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Psikis
Ancaman hukuman bagi pelaku kekerasan fisik dalam rumah tangga meliputi :
1) Pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak Rp 15 juta bagi
yang melakukan kekerasan fisik dalam rumah tangga
2) Pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau denda paling banyak Rp 30 juta jika
kekerasan fisik tersebut menyebabkan korban jatuh sakit atau luka berat
3) Pidana penjara paling lama 15 tahun atau denda paling banyak Rp 45 juta jika
kekerasan fisik tersebut menyebabkan korban meninggal
4) Pidana penjara paling lama empat bulan atau denda paling banyak Rp 5 juta jika
kekerasan fisik tersebut dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan atau
kegiatan sehari-hari.
Ancaman hukuman bagi pelaku kekerasan psikis dalam rumah tangga meliputi :
1) Pidana penjara paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp 9 juta bagi setiap
orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam rumah tangga.
2) Pidana penjara paling lama empat bulan atau denda paling banyak Rp 3 juta jika
kekerasan psikis tersebut dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan atau
kegiatan sehari-hari.
Ancaman hukuman bagi pelaku kekerasan seksual dalam rumah tangga meliputi :
1) Pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 36 juta bagi setiap
orang yang melakukan pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang
yang menetap dalam lingkup rumah tangga.
2) Pidana penjara selama empat tahun hingga 15 tahun atau denda sebanyak Rp 12 juta
hingga Rp 300 juta bagi setiap orang yang memaksa orang dalam lingkup rumah
tangganya melakukan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial
atau tujuan tertentu
3) Pidana penjara selama lima tahun hingga 20 tahun atau denda mulai dari Rp 25 juta
hingga Rp 500 juta jika kekerasan seksual tersebut menyebabkan korban menderita
luka yang tidak dapat sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau
kejiwaan sekurang kurangnya selama sebulan atau satu tahun tidak berturut-turut,
gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak berfungsinya
alat reproduksi.
Ancaman hukuman bagi pelaku penelantaran rumah tangga meliputi :
1) Pidana penjara paling lama tiga tahun atau denda paling banyak Rp 15 juta bagi
setiap orang yang menelantarkan orang lain dalam rumah tangganya atau yang
membatasi keluarganya untuk bekerja sehingga menimbulkan ketergantungan
ekonomi.
Lembaga Pengaduan KDRT
1) Komnas Perempuan.
2) Komnas HAM.
3) Lembaga Penegak Hukum, seperti Polisi dan Kejaksaan.
Upaya Mencegah Tindak KDRT
1) Memperkuat Jaringan Sosial.
2) Memperkuat Fondasi dan Bangunan Ekonomi Keluarga.
3) Mengamalkan Ajaran Agama.
Jenis – Jenis Kemiskinan
1) Kemiskinan Absolut.
2) Kemiskinan Relatif.
3) Kemiskinan Kultural.
4) Kemiskinan Struktural
Dampak-Dampak Kemiskinan
1. Tingginya tingkat kriminalitas.
2. Tertutupnya akses pendidikan.
3. Tingginya tingkat pengangguran.
4. Pelayanan kesehatan yang memburuk.
5. Tingginya angka kematian.
6. Negara dinyatakan pailit.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kemiskinan, yaitu:
1. Bantuan dari pemerintah dan pengusaha untuk menciptakan lapangan kerja.
2. Memudahkan akses pendidikan jangan sampai ada siswa putus sekolah.
3. Pendidikan wirausaha.
4. Mempermudah akses pelayanan kesehatan.
5. Menstabilkan pertahanan dan keamanan.
6. Mengurangi hutang luar negeri.
7. Bantuan regulasi pemerintah.
Pertemuan Ke – 6
(Isu-isu Kesejahteraan Sosial Internasional)
Globalisasi ialah suatu proses integrasi dunia di mana bangsa - bangsa, ekonomi,
budaya, dan proses - proses politik semakin terkena pengaruh - pengaruh internasional dan
orang menjadi sadar tentang peranan pengaruh - pengaruh itu dalam kehidupan mereka
sehari - hari.
Faktor yang memengaruhi globalisasi
1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Adanya integrasi ekonomi dunia.
3. Perubahan politik dunia.
Pokok utama, peran, dan tugas pekerja sosial dalam upaya penanganan persoalan
sosial global pada dasarnya bisa dibagi menjadi dua yaitu peranan langsung dan peranan
tidak langsung. Secara langsung, peran pekerja sosial adalah ikut serta menangani masalah-
masalah sosial internasional yang disebabkan globalisasi seperti perdagangan manusia.
Secara tidak langsung, peran pekerja sosial diarahkan pada keterlibatan dalam analisis dan
perancangan kebijakan sosial internasional.
Perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan
kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan
di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang
tereksploitasi.
Faktor penyebab perdagangan manusia
1. Faktor ekonomi.
2. Kurangnya kesadaran.
3. Kurangnya pengetahuan.
4. Lemahnya penegakan hukum.
Anak-anak atau perempuan yang diperdagangkan untuk eksploitasi seksual selalu
mengalami trauma. Para korban trafficking biasanya mengalami hal - hal sebagai berikut :
1. Ingatan kenangan yang mencekam, seperti gambaran atau ingatan traumatis.
2. Merasakan peristiwa itu terjadi kembali (flashback).
3. Merasa terganggu ketika memikirkan atau mengingat trauma (melalui apa yang
dilihat, didengar, dicicipi, dicium atau dirasakan pada kulit atau lidahnya).
4. ketakutan, merasa dalam bahaya secara menerus.
5. Kesulitan mengendalikan emosi atau perasaan karena ingatan traumatis yang tidak
terkendali.
Model-model treatment tingkah laku diantaranya:
1. Terapi tingkah laku (Behavior Therapy).
2. Konseling Trauma (Trauma Counseling).
3. Program Reintegrasi Sosial (Social Re-Integration).
Ciri - ciri pekerjaan sosial dalam konteks internasional
1. Adanya pekerjaan sosial hampir di seluruh negara di seluruh dunia.
2. Adanya kerangka pengetahuan, keterampilan dan nilai yang bersifat universal.
3. Adanya standar global tentang pendidikan dan pelatihan sebagai pedoman
penyelenggaraan di seluruh dunia.
4. Adanya organisasi yang mewadahi pekerja sosial dan sekolah pekerjaan sosial di
seluruh dunia seperti IFSW (International Federation of Social Workers).
5. Adanya standar global mengenai komitmen etika universal yang dijadikan sebagai
acuan menyusun kode etik pekerja sosial di negara masing-masing.
Syarat - Syarat Pekerja Sosial
a. Memahami teori-teori utama dan konsep pekerjaan sosial internasional.
b. Menyadari peranan praktik dan peluang-peluang bagi pekerja sosial dalam bantuan
dan pembangunan internasional.
c. Menyadari aspek ketergantungan global yang mempengaruhi isu kesejahteraan sosial
domestik dan kaitan pengetahuan yang ada.
d. Memahami peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam penetapan standar
bagi kebijakan kesejahteraan sosial internasional.
e. Menyadari dampak kebijakan nasional terhadap kondisi kesejahteraan sosial di
negara lain dan dampak reciprocal terhadap kebijakan negara lain.
f. Menghargai aspek internasional dari keanekaragaman budaya.
g. Memiliki pengetahuan tentang data global dan lintas negara mengenai peksos.
h. Memiliki kemampuan mengatasi nilai dalam praktik pekerjaan sosial internasional.
Pertemuan Ke – 7