Anda di halaman 1dari 9

HIPERTENSI

FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang mengalami
kenaikan tekanan darah di atas batas normal yang akan menyebabkan kesakitan
bahkan kematian. Seseorang akan dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya
melebihi batas normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah naik apabila
terjadinya peningkatan sistole, yang tingginya tergantung dari masingmasing
individu yang terkena, dimana tekanan darah berfluaksi dalam batas-batas tertentu,
tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami.

Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap dinding pembuluh
darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika darah
tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung pada
pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika
ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel
berelaksasi (tekanan diastolik). Pada keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat
yang ditimbulkan karena darah dipompakan melalui pembuluh darah dengan
kekuatan berlebih.1 Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan
darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama
dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah. 2 Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang
penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.
Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang
terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi.
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan
darah secara berkala.

JENIS JENIS HIPPERTENSI

1. Hipertensi Esensial atau Primer


Jenis ini akan muncul dengan cara bertahap selama bertahun-tahun. Penyebabnya
sendiri adalah faktor genetik atau gaya hidup yang tidak sehat. Kebanyakan orang
yang memiliki hipertensi primer atau esensial ini tidak menunjukkan gejalanya sama
sekali, bahkan gejala akan terlihat mirip dengan kondisi medis lainnya.

2. Prehipertensi
Prehipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi dari biasanya yang
merupakan ertanda bahwa seseorang berisiko terkena hipertensi. Prehipetensi
terjadi ketika tekanan darah berada di antara 120/90 mmHg dan 140/9mmHg.
Tekanan darah normal biasanya lebih rendah dari 120/90 mmHg. Seseorang
dinyatakan prehiperensi apabila tekanan darahnya mencapai 140/90mmHg atau
lebih. Jenis hipertensi satu ini tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun.
3. Hipertensi Urgensi
Hipertensi Urgensi terjadi, jika tekanan darah sudah sangat tinggi, tetapi
diperkirakan belum terjadi kerusakan organ-organ pada dalam tubuh. Jenis
hipertensi ini termasuk dalam bagian dari krisis hipertensi. Gejala yang di timbulkan
antara lain sesak napas, sakit punggung, nyeri di dada, mati rasa, kesulitan bicara
dan perubahan penglihatan.

4. Krisis Hipertensi
Jenis hipertensi ini sudah mencapai tahapan parah, yang ditandai pada tekanan
darah yang mencapai 180/120 mmHg atau lebih tinggi. Tekanan darah yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, dan menyebabkan
peradangan, serta menimbulkan pendarahan dalam. Jika sudah terjadi, kondisi ini
bisa dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya, seperti stroke.
Krisis hipertensi bisa disebabkan oleh beberapa penyakit seperti gagal ginjal atau
gagal jantung, serangan jantung, stroke. Jika sudah terjadi, penderita bisa saja tidak
merasakan gejala tertentu. Namun gejala yang muncul dapat berupa sakit kepala,
mimisan, atau rasa cemas berlebihan.

5. Hipertensi Emergensi
Hipertensi Emergensi merupkan kondisi saat tekanan darah sudah sangat tinggi dan
telah menyebabkan kerusakan kerusakan pada organ tubuh. Gejalanya akan ditandai
dengan sesak napas, sakit punggung, nyeri dada, mati rasa, kesulitan bicara, atau
kejang-kejang.

Saat gejala muncul, penderita disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit terdekat
untuk mendapatkan penanganan medis, jenis yang satu ini dapat menimbulkan
komplikasi berbahaya berupa kematian.
BAB II
PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis hipertensi yang umum terjadi, yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang berkembang dari waktu ke waktu
tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi.
Sedangkan, hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang terjadi dengan cepat
dan bisa menjadi lebih parah daripada hipertensi primer.
Secara umum, penyebab hipertensi adalah sebagai berikut.

1. Faktor genetik atau keturunan


Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Itu
artinya, ada mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi orangtua sehingga
membuat Anda, secara genetik, mengalami hipertensi.

2. Perubahan fisik
Perubahan fisik yang semakin menua juga bisa menjadi penyebab hipertensi. Jika
Anda mengalami perubahan fungsi ginjal karena penuaan, maka keseimbangan
garam dan cairan alami tubuh akan terganggu. Alhasil, tekanan darah tubuh ikut
meningkat.

3. Pola hidup tidak sehat


Pilihan pola hidup yang dijalani merupakan penyebab hipertensi yang paling sering
terjadi.
Sebagai contoh, kebiasaan merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin, terlalu
banyak konsumsi makanan manis, serta kurangnya aktivitas fisik.
Hal-hal tersebut yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas) sehingga
bisa meningkatkan faktor risiko hipertensi.

4. Adanya kondisi medis tertentu


Beberapa kondisi medis tertentu bisa menjadi penyebab hipertensi muncul, yakni:

 Penyakit ginjal
 Obstructive sleep apnea
 Cacat jantung bawaan
 Masalah tiroid
 Efek samping konsumsi obat
 Penggunaan obat-obatan terlarang
 Penyalahgunaan alkohol
 Masalah kelenjar adrenal
 Tumor endokrin tertentu

BAB III.
TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Ada gejala yang bisa jadi dirasakan oleh penderita hipertensi. Namun perlu diingat,
tidak semua penderita hipertensi akan merasakan gejala-gejala ini. Seringkali kasus
hipertensi ditemukan pada pasien yang tidak bergejala.

Beberapa gejala hipertensi adalah sebagai berikut:

 Sakit kepala, terutama di belakang kepala.

 Vertigo

 Tinitus (dengung atau desis di dalam telinga)

 Masalah penglihatan

 Sesak napas

 Nyeri di bagian dada

 Kondisi aritmia

 Kelelahan

BAB IV
SEBAB DAN AKIBAT HIPERTENSI

1. Penyakit Jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan terjadinya pengerasan dan
penebalan arteri dinding pembuluh darah. Kondisi penebalan dinding pembuluh
darah ini disebut dengan aterosklerosis. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya
penyumbatan pembuluh darah yang pada akhirnya memicu penyakit jantung karena
kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Berita buruknya, kondisi yang satu ini
cukup sering berkembang menjadi serangan jantung bagi pengidapnya.

2. Gagal Ginjal

Tekanan darah yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah di ginjal. Dengan kata lain, tekanan darah yang tidak terkontrol bisa memicu
pembuluh darah di seputar ginjal menjadi lebih lemah dan menyempit.

3. Gangguan Penglihatan

Penebalan tidak hanya bisa terjadi pada dinding pembuluh darah di ginjal atau
jantung. Nyatanya, pembuluh darah yang ada di sekitar mata juga bisa mengalami
penebalan dan menyebabkan pengidap hipertensi mungkin akan mengalami
gangguan penglihatan, bahkan kehilangan kemampuan untuk melihat.

4. Perubahan Kognitif

Naiknya tekanan darah yang terjadi secara terus menerus juga bisa memengaruhi
kemampuan kognitif seseorang. Hipertensi bisa memunculkan komplikasi berupa
menurunnya kemampuan otak, sulit untuk fokus, dan sulit mengingat sesuatu.

5. Berujung Kematian

Komplikasi hipertensi lainnya bahkan bisa memicu kematian. Sebab, tingginya


tekanan darah seseorang bisa menyebabkan pembuluh darah melemah dan melebar.
Jika hal ini dibiarkan terjadi secara terus menerus maka pembuluh darah bisa saja
pecah dan menyebabkan kematian.

BAB V
CARA MENCEGAH HIPERTENSI

Untuk mencegah penyakit hipertensi, Anda dapat melakukan langkah-langkah


penerapan pola hidup sehat, seperti:
 Mengonsumsi garam secukupnya, tidak lebih dari 5 - 6 gram per hari.
 Menjaga berat badan normal.
 Membatasi konsumsi kafein agar tidak berlebihan.
 Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan.
 Menghindari kebiasaan merokok.
 Berolahraga secara teratur.
 Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.
 Mengurangi minuman beralkohol.
 Mengelola stres dengan bermeditasi.
 Tidur yang cukup dan berkualitas.

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC Black Joyce.M. (2014).
Keperawatan Media Bedah Edisi 8 Buku 2 jakarta : Elsevier. Nies Mary A. (2019).
Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga. Edisi Indonesia 1 jakarta : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai