Anda di halaman 1dari 14

1.

System pencernaan

1. Mulut
Mulut merupakan pintu gerbang saluran pencernaan manusia. Saat kita
mengunyah, proses pencernaan makanan sebenarnya sudah dimulai.
Bahkan sebelum makanan masuk ke mulut, sistem pencernaan kita sudah
bersiap-siap dengan mengeluarkan air liur untuk membasahi mulut.Saat
masuk ke mulut, gerakan mengunyah akan mengubah makanan menjadi
partikel yang lebih kecil. Sementara itu, enzim yang ada di air liur dapat
melumatkan makanan sehingga akan lebih mudah diolah nantinya.Setelah
makanan lumat, lidah akan mendorong makanan ke tujuan selanjutnya,
yaitu tenggorokan.
2. Tenggorokan
Organ yang dalam bahasa medis disebut faring ini merupakan jalan yang
digunakan makanan untuk menuju esofagus. Saat makanan yang sudah
hancur masuk ke tenggorokan, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi,
yaitu:

 Makanan bisa melewati jalur yang tepat, yaitu ke esofagus untuk lalu
menuju lambung.
 Makanan justru masuk ke jalur yang salah menuju ke saluran napas.
Kemungkinan kedua inilah yang membuat kita bisa tersedak.

Untuk mencegah makanan melewati jalur yang salah, di tenggorokan


terdapat epiglotis. Epiglotis adalah bagian dari organ pencernaan yang
berbentuk seperti daun. Fungsinya hampir sama seperti pintu, yang bisa
membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan.
3. Esofagus
Esofagus adalah organ bagian dari sistem pencernaan dengan bentuk
seperti tabung berotot yang letaknya membentang dari faring hingga ke
lambung.Melalui suatu mekanisme gerakan meremas yang dinamakan
gerakan peristaltik, esofagus akan mengantarkan makanan ke lambung.
4. Lambung
Alat pencernaan manusia selanjutnya adalah lambung. Selain
menyimpan makanan, lambung juga berperan dalam mencampur
dan menghancurkan makanan menjadi bentuk yang lebih mudah
diserap.Fungsi tersebut dilakukan oleh enzim dan asam yang
diproduksi lambung. Saat makanan menuju ke organ selanjutnya
setelah lambung, konsistensinya sudah menyerupai pasta atau cairan.
5. Usus halus
Dari lambung, makanan akan menuju ke usus halus. Usus halus dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:

 Usus dua belas jari (duodenum)


 Jejunum
 Ileum

Organ ini masih akan terus mengolah makanan menggunakan enzim yang
diproduksi oleh pankreas dan hati. Duodenum bertugas untuk terus
memecah makanan dan mengolahnya.Sementara itu, jejunum dan ileum
berperan agar nutrisi yang ada pada makanan bisa diserap oleh tubuh.Di
usus kecil juga terdapat gerak peristaltik, yang akan menggerakkan
makanan dan mencampurnya dengan zat-zat yang dikeluarkan oleh alat
pencernaan manusia lainnya.
6. Usus besar
Setelah itu, makanan akan menuju usus besar. Di sini makanan yang masuk
adalah sisa-sisa dari pencernaan dan akan dipindahkan menuju ke rektum,
lalu anus.Namun sebelumnya, air yang terdapat di sisa-sisa tersebut akan
dihilangkan, sehingga konsistensinya lebih padat.Sisa makanan tersebut
akan terus berada di usus besar, hingga ada gerakan yang memicu
pengeluarannya dari rektum. Umumnya, sisa makanan membutuhkan
waktu sekitar 36 jam untuk melewati usus besar.
7. Rektum
Rektum merupakan sebuah “ruangan” yang menghubungkan usus besar
dan anus.Fungsi organ pencernaan ini adalah untuk menerima sisa
makanan yang sudah berubah menjadi feses, dan menyimpannya.Saat ada
feses masuk ke rektum, sensor yang berada di area tersebut akan
mengirimkan pesan ke otak, untuk menentukan feses tersebut perlu
dikeluarkan atau tidak.
8. Anus
Anus merupakan pintu terakhir dari sistem pencernaan manusia.
Organ ini terdiri dari otot yang digunakan untuk menjaga dan
menahan feses keluar dari rektum jika belum saatnya.Selain itu, otot
ini juga akan mencegah kita buang air besar secara spontan saat
tidur.
2. System peredaran darah

Begini Cara Kerja Sistem Peredaran Darah Manusia


Di dunia medis, sistem peredaran darah manusia disebut juga sistem kardiovaskular. Proses sistem
peredaran darah manusia secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu:

1.Sistem Peredaran Darah Sistemik 

Peredaran darah dimulai ketika darah mengalir dari bilik jantung bagian atas ke ventrikel atau dua
bilik jantung bagian bawah. Kemudian, berlangsung periode ejeksi, yaitu ketika kedua ventrikel
memompa darah ke pembuluh darah arteri besar. 

Dalam peredaran darah sistemik, ventrikel kiri memompa darah kaya oksigen ke arteri utama (aorta).
Lalu, darah mengalir dari aorta ke arteri yang lebih besar dan lebih kecil, kemudian masuk ke jaringan
kapiler. 

Selanjutnya, di dalam jaringan kapiler, darah akan melepaskan nutrisi, oksigen, dan zat-zat penting
lainnya. Melalui proses ini, darah juga mengambil karbondioksida dan sisa hasil metabolisme tubuh,
dan dibawa kembali ke jantung melalui serambi kanan. 

2.Sistem Peredaran Darah Pulmonal 

Sistem peredaran darah yang satu ini juga sering disebut peredaran darah kecil. Cara kerjanya
dengan memompa darah dari ventrikel kanan. Darah yang memiliki kadar oksigen rendah dipompa
menuju arteri pulmonalis. Lalu, aliran darah akan bercabang menuju arteri dan kapiler yang lebih
kecil.

Di sini, karbondioksida dilepaskan dari darah ke dalam vesikel paru, dan oksigen segar masuk ke
aliran darah. Darah yang kaya oksigen mengalir melalui vena paru dan atrium kiri, menuju ventrikel
kiri. Lalu, detak jantung berikutnya memulai siklus baru sirkulasi sistemik.

3.Sistem Peredaran Darah Koroner

Sistem peredaran darah koroner berfungsi untuk mengalirkan darah kaya oksigen. Dalam sistem
peredaran darah ini, darah yang dialirkan untuk memasok otot jantung. Darah kaya oksigen dialirkan
ke otot jantung, agar jantung bisa bekerja dengan baik. 

Organ-Organ yang Berperan dalam Sistem Peredaran Darah


Setelah mengetahui proses sistem peredaran darah manusia yang terbagi menjadi tiga jenis tadi,
terdapat peranan beberapa organ penting di dalamnya. 

Setidaknya ada empat organ yang berperan dalam sistem peredaran darah yaitu, jantung, arteri, vena
dan darah. Berikut ini dijelaskan satu-persatu:

 Jantung. Merupakan organ peredaran darah paling penting dalam sirkulasi darah di tubuh manusia.
Dalam sistem peredaran darah, kecepatan jantung dalam memompa menjadi kunci. Semakin cepat
jantung memompa, maka semakin cepat juga darah dapat mengangkut zat-zat sisa metabolisme.
Setiap kali jantung berdetak, darah dipompa dan sistem peredaran darah akan bekerja.

 Arteri. Tugasnya adalah membawa darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari jantung, lalu
mengalirkannya menuju kapiler atau kembali ke jantung. Selain itu, arteri berperan dalam mengatur
aliran darah ke kapiler jaringan. 
 Vena. Merupakan organ peredaran darah yang membawa darah terdeoksigenasi ke paru-paru, agar
organ ini menerima oksigen dan dapat bekerja dengan baik. Dalam sistem peredaran darah
pulmonal, vena mengangkut darah dari paru-paru ke atrium kiri jantung, sedangkan dalam sistem
sistemik, vena mengangkut darah dari jaringan tubuh ke atrium kanan jantung.

 Darah. Merupakan komponen yang bergerak dan diproses oleh sistem peredaran darah. Selain
mengangkut hormon, nutrisi, oksigen, dan antibodi, darah juga penting untuk menjaga kesehatan
tubuh. 

3. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa


atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Limfa atau getah bening
adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang berisi sel-sel darah putih, keping darah, dan
fibrinogen. Kandungan fibrinogen pada limfa menyebabkan limfa mampu membeku.
Cairan getah bening tidak selalu berada di dalam pembuluh limfa, oleh karena itu disebut
sebagai peredaran terbuka. [1][2] Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui
proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Aliran
cairan limfa tidak dipompa oleh jantung seperti pada peredaran darah, tetapi mengalir
karena desakan otot-otot rangka di sekitar pembuluh limfa

Sistem limfatik pada manusia memiliki fungsi sebagai berikut: [3]

1. Mengembalikan kelebihan cairan interstitial & protein plasma dari jaringan ke dalam
sirkulasi darah;
2. Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-
nodus limfa sebelum dikembalikan ke sistem sirkulasi;
3. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke sirkulasi darah;
4. Membawa lemak yang sudah terbentuk emulsi dan vitamin yang larut dalam lipid dari
usus ke sistem peredaran darah;
5. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran
organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh;
6. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi;
7. Mengeluarkan zat-zat toksin dan debris sel (sel rusak) dari jaringan setelah terjadi infeksi
atau kerusakan jaringan.

4. System reproduksi wanita

Secara garis besar, sistem reproduksi wanita dibagi menjadi dua, yakni eksternal dan internal.

“Kalau eksternal itu ada mons pubis, labia mayora dan minora, klitoris, serta orificium
vagina (lubang bukaan). Sementara kalau internal, ada vagina, serviks dan rahim, tuba falopi,
serta ovarium,” ungkap dr. Sara Elise Wijono.

Berikut penjabaran organ reproduksi pada wanita bagian eksternal:

 Labia Mayora
Labia mayora membungkus dan melindungi organ reproduksi luar lainnya. Bagian ini relatif
berukuran besar dan berdaging, sebanding dengan skrotum pada laki-laki.

Labia mayora mengandung kelenjar keringat dan minyak. Setelah pubertas, organ ini akan
ditutupi oleh rambut.
 Labia Minora
Labia minora disebut pula dengan bibir kecil vagina. Organ ini bisa sangat kecil, lebarnya bisa
mencapai 2 inci.

Labia minora terletak tepat di dalam labia mayora. Organ ini mengelilingi saluran yang
menghubungkan bagian bawah rahim (bukaan vagina) dan saluran yang membawa urine dari
kandung kemih keluar tubuh (uretra).

 Kelenjar Bartholin
Kelenjar bartholin terletak di samping lubang vagina, dan menghasilkan sekresi cairan atau
lendir.

 Klitoris
Klitoris memiliki bentuk berupa tonjolan kecil dan sangat sensitif. Bagian ini ditutupi oleh lipatan
kulit preputium, yang mirip dengan kulup di ujung penis.

Seperti halnya penis, klitoris pada vagina wanita juga bisa ereksi.

Sedangkan untuk organ reproduksi wanita bagian internal, penjabarannya adalah sebagai
berikut:

 Vagina
Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks ke luar tubuh. Organ ini juga juga dikenal
sebagai jalan lahir.

 Rahim
Organ ini berbentuk menyerupai buah pir. Rahim adalah ‘rumah’ bagi janin untuk tumbuh dan
berkembang selama kehamilan.

 Ovarium
Ovarium berbentuk oval dan terletak di sisi-sisi rahim. Organ ini menghasilkan telur dan hormon
reproduksi pada wanita.

 Saluran Tuba
Saluran tuba atau tuba falopi melekat pada bagian atas rahim. Fungsinya adalah sebagai
saluran telur untuk berpindah dari ovarium ke rahim.

Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di saluran tuba. Jika berhasil dibuahi, sel telur
akan dipindah ke rahim dan berkembang di sana.

5. System saraf

Pengertian Sel Saraf

Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem


saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta antar bagian sistem sarah
dengan lainnya. Sistem saraf manusia merupakan jaringan sel-sel saraf yang
bertanggung jawab untuk mentransfer implus dari otak ke seluruh tubuh agar bisa
menjalankan fungsi organ. Oleh karena itu, tak heran jika sistem saraf yang rusak
bisa mempengaruhi fungsi tubuh. Kerusakan saraf ini bisa disebabkan oleh banyak
alasan seperti cedera, penyakit autoimun, diabetes, stroke, ataupun efek samping
obat.

 Bagian-Bagian Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Neuron (Sel Saraf)
Neuron adalah unit terkecil dan fungsional yang membentuk sistem saraf. Neuron memiliki panjang 39
inchi dan berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat saraf serta menghantarkan
rangsangan dari pusat saraf ke otot dan kelenjar. Adapun struktur neuron yang harus Quipperian tahu
adalah sebagai berikut.
a. Badan sel saraf (perikarion) merupakan pengendali seluruh aktivitas neuron. Fungsi dari badan sel
ini adalah menerima rangsang dari dendrit ke akson. Bagian-bagian badan sel, yaitu sitoplasma
yang didalamnya terdapat badan Nissl (tumpukan RE kasar dan ribosom), nukleus, dan organel sel
lain seperti mitokondria, badan Golgi, dan neurofibril.
b. Dendrit merupakan bagian neuron yang ukurannya pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
berfungsi untuk menerima impuls dan meneruskannya ke badan sel saraf.
c. Akson adalah bagian neuron yang ukurannya panjang dan memiliki cabang tunggal. Bagian ujung
terdapat suatu kantong yang berisi neurotransmitter. Nah, neurotransmitter inilah yang nantinya
akan menyampaikan  impuls saraf ke bagian sinapsis.
d. Selubung mielin adalah pelindung akson yang berisi lemak berwarna putih kekuningan dan
bersegmen. Selubung mielin disusun oleh suatu sel yang disebut sel Schwann. Bagian akson yang
tidak ditutupi oleh mielin disebut nodus Ranvier.
Berikut ini adalah gambar struktur neuron.

Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, motorik, dan konektor. Untuk
memudahkan kamu mengingat, perhatikan SUPER “Solusi Quipper” berikut ini.
a. Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor ke pusat saraf,
yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
b. Neuron motorik adalah neuron yang berfungsi untuk mengnatarkan impuls dari pusat saraf ke
efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron keonektor adalah penghubung antara neuron sensorik dan motorik.
Berdasarkan juluran sitoplasmanya, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Neuron unipolar adalah neuron yang memiliki satu juluran sitoplasma pada badan selnya.
b. Neuron bipolar adalah neuron yang memiliki dua juluran sitoplasma pada badan selnya.
Contohnya neuron pada alat indera seperti telinga, mata, dan hidung.
c. Neuron multipolar adalah neuron yang memiliki satu akson dan banyak dendrit pada badan selnya.

2. Neuroglia
Neuroglia atau biasa disebut sel glia merupakan penunjang susunan saraf pusat yang berfungsi sebagai
jaringan ikat. Neuroglia ini terdiri dari beberapa jenis sel, yaitu astrosit yang berbentuk seperti bintang dan
berfungsi sebagai penyatu neuron, oligodendrosit yang berbentuk seperti astrosit namun dengan badan sel
lebih kecil dan berfungsi membentuk selubung mielin, mikroglia yang bersifat fagosit, dan sel ependima
berupa sel epitelium yang melapisi serebral dan medula spinalis. Untuk memudahkan kamu mengingat,
inilah SUPER “Solusi Quipper”.
3. Sinapsis
Sinapsis adalah penghubung antarneuron. Artinya, sinapsis menjadi titik temu antara ujung akson suatu
neuron dan dendrit dari neuron lain. Pada celah sinapsis inilah terkandung suatu substansi kimia yang
disebut neurotransmitter. Neurotransmitter terdiri dari beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
a. Asetilkolin yang disekresikan oleh neuron di bagian otak.
b. Epinefrin disekresikan oleh kelenjar adrenal saat tubuh sedang bahaya.
c. Norepinefrin disekresikan oleh sebagian besar neuron yang badan selnya berada di batang otak
dan hipotalamus.
d. Dopamin disekresikan oleh hipotalamus. Dopamin ini berperan besar dalam menentukan
emosional Quipperian.
e. Serotonin diproduksi di saluran pencernaan, kelenjar pineal, dan sistem saraf pusat.
f. Asam gama aminobutirat disekresikan oleh neuron di otak. Jika kadar asam ini berkurang, kamu
akan merasa tidak nyaman, galau, takut, dan gelisah.
Untuk struktur sinapsis, bisa Quipper lihat di gambar berikut.

Mekanisme Penghantaran Impuls


Impuls adalah rangsangan yang berupa aliran listrik dan merambat pada serabut saraf. Penghantaran
impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan pompa ion Na+ dan K+. Mekanisme penghantaran impuls
terjadi melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap polarisasi (istirahat)
Pada tahap ini, neuron tidak menghantarkan impuls, sehingga saluran ion Na+ dan K+ tertutup dan bagian
luar membran bermuatan positif sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif.
2. Tahap depolarisasi
Pada tahap ini, neuron sedang dilalui oleh impuls. Keadaan neuron pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Saluran ion Na+ terbuka. Akibatnya ion Na+ masuk ke dalam sel.
b. Muatan listrik mengalami perubahan di mana bagian luar bermuatan negatif dan bagian dalamnya
bermuatan positif.
3. Tahap repolarisasi
Tahap repolarisasi terjadi ketika neuron sudah dilalui impuls. Hal ini mengakibatkan saluran Na+ tertutup
dan tidak aktif. Sementara itu, saluran K+ terbuka sehingga ion K+ akan keluar.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Kedua sistem ini
dilindungi oleh suatu selaput yang disebut meninges. Meninges terdiri dari tiga lapisan, yaitu piameter
(lapisan terdalam), araknoid (lapisan tengah), dan durameter (lapisan terluar).
1. Otak
Otak terdiri dari dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Substansi grisea (abu-abu) adalah bagian terluar otak yang mengandung banyak badan sel, serabut
bermielin, serabut tak bermielin, astrosit protoplasma, olegodendrosit, dan mikroglia. Substansi ini
berfungsi sebagai tempat terjadinya persepsi, integrasi, dan peningkatan perilaku serta intelektual.
b. Substansi alba (putih) adalah bagian terdalam otak yang berfungsi sebagai pusat koordinasi motor.
Bagian ini mengandung serabut bermielin dan tak bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan
mikroglia.
Adapun bagian-bagian otak adalah sebagai berikut.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber kecerdasan, pusat ingatan, pusat kesadaran, pusat alat indra, dan pusat
asosiasi. Otak besar ini terdiri dari beberapa lobus seperti berikut.
 Lobus frontal adalah adalah bagian depan dari otak besar. Fungsi lobus ini adalah berhubungan
dengan penalaran, keterampilan motorik, kognisi, dan bahasa ekspresif.
 Lobus temporal adalah bagian samping dari otak besar. Lobus ini berfungsi sebagai pusat
pendengaran, emosi, dan belajar.
 Lobus parietal berada di belakang lobus frontal atau biasa dikenal sebagai ubun-ubun. Lobus ini
berfungsi pada proses pengaturan suhu, rasa, tekanan, sentuhan, dan rasa sakit.
 Lobus oksipitalis adalah bagian belakang otak besar. Lobus ini berperan dalam proses rangsangan
visual, penafsiran, dan informasi.
b. Diesenfalon
Diesenfalon terletak di antara serebrum dan otak tengah atau tersembunyi di balik hemisfer serebral.
Diensefalon ini terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus.
c. Sistem limbik
Sekumpulan struktur yang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Semakin besar area limbik, tingkat
hubungan emosionalnya akan semakin besar pula.
d. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan penghubungan antara pons varolli dan otak kecil dengan otak tengah. Fungsi otak
tengah adalah sebagai pusat refleks.
e. Pons varolii
Pons varolii berfungsi untuk menghantarkan impuls dari bagain kiri dan kanan otak kecil, mengatur
frekuensi serta kekuatan bernapas.
f. Otak kecil
Otak kecil adalah otak yang berada di bagian punggung atas batang otak dan di bawah lobus oksipitalis.
Otak kecil berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan, mengontrol gerakan mata, dan sebagainya.
g. Medula oblongata
Medula oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan alat
pencernaan, bersin, batuk, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

2. Sumsun Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Substansi alba (putih)
Bagian ini merupakan bagian terluar dari sumsum tulang belakang dan terdiri dari akson bermielin.
b. Substansi grisea (abu-abu)
Substansi grisea merupakan bagian dalam sumsum tulang belakang. Substansi ini memiliki bentuk
menyerupai huruf H atau seperti kupu-kupu dan terdiri dari empat bagian, yaitu sayap dorsal, ventral,
lateral, dan komisura grisea.
Adapun fungsi dari sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut.
a. Menghantarkan impuls sensorik reseptor ke otak.
b. Pusat gerak refleks.
c. Penghantar impuls motorik dari otak ke efektor.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari pasangan saraf kranial (otak) dan spinal (sumsum tulang belakang). Sistem
saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (somatik) dan tak sadar (otonom).
1. Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Susunan sistem saraf ini
ditunjukkan oleh gambar berikut.

2. Sistem saraf tak sadar


Sistem saraf tak sadar dibedakan menjadi dua, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
a. Sistem saraf simpatis
Sistem saraf simpatis bersumber dari segmen toraks dan lumbar sumsum tulang belakang. Sistem saraf ini
berperan untuk mendukung peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan terbukanya saluran
pernapasan.
b. Sistem saraf parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis bersumber dari area kranial dan sakrum.  Sistem saraf ini bekerja dalam keadaan
tenang. Artinya, sistem kerjanya berkebalikan dengan sistem saraf simpatis.
Inilah tabel kerja sistem saraf simpatis dan parasipatis pada tubuh manusia.
Gerak Sadar dan Refleks
Quipperian pernah kan mengalami gerak refleks? Menurut Quipperian, apa sih perbedaan antara gerak
sadar dan refleks?
1. Gerak sadar
Gerak sadar adalah gerak yang didasari dengan kesadaran penuh untuk melakukannya atau gerak secara
disengaja. Misalnya saja, saat kamu lapar, sengaja mengambil makanan. Urutan proses terjadinya gerak
sadar adalah sebagai berikut.
2. Gerak refleks
Gerak refleks terjadi secara spontan, misalnya saja saat kamu sedang fokus mengamati sesuatu, lalu
seseorang memukulmu dari belakang. Pada gerak refleks, impuls berjalan cukup cepat dengan jalur yang
pendek. Urutan proses terjadinya gerak refleks adalah sebagai berikut.

Perbedaan antara keduanya, terletak di saraf pusat yang mengatur. Untuk gerak sadar berpusat di otak.
Sementara gerak refleks di sumsum tulang belakang.
Gangguan Sistem Saraf
Sistem saraf juga bisa mengalami gangguan. Akibatnya akan muncul penyakit yang bisa mengganggu
aktivitas. Adapun gangguan sistem saraf adalah sebagai berikut.
1. Meningitis adalah peradangan pada selaput meninges. Gangguan ini disebabkan oleh virus atau
bakteri.
2. Esenfalitis adalah peradangan pada jaringan otak. Penyebabnya adalah virus.
3. Neuritis adalah gangguan pada saraf tepi akibat peradangan atau tekanan.
4. Kesemutan adalah gangguan pada sistem saraf sensorik akibat terganggunya metabolisme.
5. Epilepsi (ayan) adalah gangguan menahun yang menyerang saraf.
6. Alzheimer adalah gangguan berupa sindrom kematian sel otak secara bersamaan. Biasanya,
gangguan ini menyerang para lansia.
7. Stroke adalah gangguan yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak.

Tanda Kerusakan Sel Saraf


1. Kebas atau Mati Rasa

Saraf yang rusak ditandai dengan munculnya perasaan kebas seperti mati rasa,
kesemutan, atau rasa terbakar yang menyebar di sekitar tangan dan kaki, terutama
di bagian jari-jari. Jika kamu merasakannya berulang dan dalam jangka waktu yang
lama, segeralah berbicara dengan dokter.

2. Sulit Bergerak

Kerusakan saraf bisa menurunkan aliran darah ke bagian tubuh tertentu, oleh
karenanya kamu akan merasakan kekakuan yang menyebabkan sulit bergerak.
Gejala ini bisa juga memberikan sinyal jika ada masalah serius yang membutuhkan
tindakan cepat, misalnya stroke.

3. Nyeri pada Kaki

Hal ini menandakan jika saraf siatik sedang tertekan atau rusak, entah akibat jatuh
atau lelah pada tulang belakang.

4. Kehilangan Keseimbangan

Hal ini menandakan jika ada kerusakan saraf akibat kurangnya koordinasi.
5. Sering Buang Air Kecil

Kerusakan saraf bisa juga sebagai sinyal jika kandung kemih sedang mengalami
kerusakan. Akibatnya, frekuensi buang air kecil menjadi meningkat.

6. Sering Sakit Kepala

Jika kamu mengalami sakit kepala yang terjadi secara berulang dan dalam waktu
yang tidak sebentar, kemungkinan kamu terkena occipital neuralgia, yaitu suatu
kondisi yang bisa terjadi karena saraf di leher terjepit. Segera periksa ke dokter
untuk memastikan kondisi saraf di bagian otak.

7. Muncul Keringat Berlebihan

Jika kamu mengeluarkan keringat berlebih atau terlalu sedikit mengeluarkan keringat
tanpa ada jelasan yang jelas, bisa jadi ini adalah sinyal informasi kalau saraf yang
membawa informasi dari otak ke kelenjar keringat sedang terganggu.

8. Respons Otak Melambat

Saraf sensorik seharusnya memberi tahu otak jika ada hal-hal yang berbahaya dan
mengancam. Namun dalam hal ini, saraf sensorik justru tidak berfungsi
sebagaimana semestinya.

Anda mungkin juga menyukai