Anda di halaman 1dari 21

MODUL KEPERAWATAN MATERNITAS 1

(NSA 313)

MODUL 5
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

DISUSUN OLEH
Ety Nurhayati, S.Kp, M.Kep, Ns.Kep.Mat

UNIVERSITAS ESA
UNGGUL 2020

http://esaunggul.ac.id 0 / 20
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian antenatal
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil
4. Mahasiswa mengetahui nutrisi ibu hamil
5. Mahasiswa mampu memahami kelainan-kelainan yang dapat terjadi pada ibu
hamil
6. Mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil

B. Uraian

1. Definisi Antenatal
Antenatal Care (ANC) adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa
kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2008).

2. Pengkajian Pada Ibu Hamil


Pengkajian pada ibu hamil dapat dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesa
Anamnesa merupakan suatu teknik pemeriksaan paling awal dalam
pelayanan yang dilakukan lewat percakapan atau waawancara antara tenaga
kesehatan dengan pasien baik secara langsung atau melalui orang lain yang paling
mengetahui tentang kondisi kesehatan pasien.
1) Identitas klien meliputi nama, tempat tanggal lahir, umur, alamat, agama,
dan nama orangtua/suami/istri.
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan utama, ditanyakan untuk mengetahui alas an klien dating,
apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksa
keluhan lain

http:// 1/
b) Riwayat kesehatan personal, ditanyakan untuk mengetahui karakteristi
personal termasuk hubungan klien dengan orang lain, riwayat
pengobatan termasuk apakah klien mempunyai riwayat penyakit
menular/keturunan
c) Riwayat menstruasi, ditanyakan untuk mengetahui tentang faal alat
reproduksi, hal yang dikaji adalah usia menarche, siklus, lama
menstruasi, nyeri, penjendalan, perdarahan intra menstruasi, problem
dan prosedur (misal: amenorrhoe, perdarahan irreguler)
d) Riwayat seksual, ditanyakan untuk mengetahui penggunaan
kontrasepsi klien serta masalah yang dialami selama penggunaannya,
penyakit transmisi seksual jika ada
e) Riwayat kesehatan keluarga, ditanyakan untuk mengetahui adanya
resiko penyakit menular atau diturunkan, kelainan-kelainan dalam
genetic

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan melalui inspeksi (pemeriksaan
pandangan), palpasi (pemeriksaan raba), perkusi (pemeriksaan ketuk), dan
auskultasi (pemeriksaan dengar). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau
berurutan.

c. Pemeriksaan penunjang
1) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multiple, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta.
2) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
3) Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

3. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil


Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dilakukan untuk mengetahui ada/tidaknya
keabnormalan secara fisik. Pemeriksaan fisik, meliputi IPPA yaitu :
a. Inspeksi : memeriksa dengan melihat dan mengingat

http:// 2/
b. Palpasi : pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan rasa propiodeptif ujung jari
dan tangan
c. Perkusi : pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan cara
perantara jari tangan untuk mengetahui keadaan organ-organ di dalam tubuh
d. Auskultasi : pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan
alat stetoskop

Pemeriksaan fisik ini dilakukan secara sistematis dari kepala hingga ujung kaki (head to
toe).
a. Kepala
Amati bentuk kepala mesosephal atau terdapat benjolan abnormal
1) Wajah
Perhatikan adanya pembengkakan pada wajah, Apabila terdapat
pembengkakan atau edema di wajah, perhatikan juga adanya pembengkakan
pada tangan dan kaki, apabila di tekan menggunakan jari akan berbekas
cekungan yang lambat kembali seperti semula. Apabila bengkak terjadi
pada wajah, tangan dan kaki merupakan pertanda terjadinya pre eklampsia.
Inspeksi
+ warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan kesimetrisan.
Normal: Karna sama dengan bagian tubuh lain, tidak pucat/ikterik, simetris.

Palpasi
+ nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan
rahang Normal : tidak ada n"eri tekan dan
edema.
setelah diadakan pemeriksaan wajah evaluasi hasil yang di dapat
dengan membandikan dengankeadaan normal, dan dokumentasikan
hasil pemeriksaan yang didapat tersebut

2) Mata
Periksa perubahan warna konjungtiva mata. Konjungtiva yang pucat
menandakan ibu menderita anemia sehingga harus dilakukan penanganan
lebih lanjut.Pada pemeriksaan mata juga lihat warna sklera, apabila sklera
berwarna kekuningan curigai bahwa ibu memiliki riwayat penyakit
hepatitis.

http:// 3/
a) Pemeriksaan Mata
 Mengetahui bentuk dan fungsi mata
 Mengetahui adanya kelainan pada mata

Persiapan Alat
 Senter kecil
 Surat kabar atau majalah
 Kartu snellen
 Penutup mata
 Sarung tangan

Prosedur Pelaksanaan
 Inspeksi
Bentuk kesimestrisan, alis mata, kelopak mata,
kesimestrian bola mata, warna konjungtiva dan scelera
(anemis/ikterik), penggunaan kaca mata/lensa kontak dan respon
terhadap cahaya.
Normal : simetris mata kika, simetris bola mata kika, karna
konjungtiva pink, dan sclera berwarna putih.

3) Telinga
Tujuan : Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga, dan fungsi pendengaran
Persiapan alat
 Arloji berjarum detik
 Garpu tala
 Speculum telinga
 Lampu kepala

Prosedur Pelaksanaan
a) Inspeksi
Bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga,
warna, liang telinga

http:// 4/
Normal : bentuk dan posisi simetris kika, integris kulit bangus, warna
sama dengan kulit lain lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat
bantu dengar
b) Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastroid dan tragus
Normal : tidak ada nyeri tekan

4) Mulut dan gigi


Ibu hamil mengalami perubahan hormon baik itu progesterone
maupun estrogen. Dampak dari perubahan hormon kehamilan itu dapat
mempengaruhi kesehatan mulut dan gigi. Peningkatan resiko terjadiny
pembengkakan gusi maupun pendarahan padagusi. Hal ini terjadi karena
pelunakan dari jaringan daerah gusi akibat peningkatan hormone, kadang
timbul benjolan-benjolan bengkak kemerahan pada gusi dan menybabkan
gusi mudah berdarah.
Tujuan : Mengetahui bentuk kelainan
mulut Persiapan alat
 Senter kecil
 Sudip lidah
 Sarung tangan bersih
 Kasa

Prosedur Pelaksanaan
a) Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir,
tekstur, lesi, dan stomatitis
Normal : warna mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi
dan stomatitis

b) Inspeksi dan palpasi struktur dalam : gigi lengkap/penggunaan gigi


palsu, perdarahan/radang gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah dan
keadaan langit-langit.
Normal : gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlubang atau
kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris,
warna pink, langit-langit utuh dan tidak ada tanda infeksi

http:// 5/
5) Leher
Periksa adanya pembengkan pada leheryang biasanya disebabkan oleh
pembengkakan kelenjar thyroid dan apabila ada pembesaranpada vena
jugularis curigai bahwa ibu memiliki penyakit jantung Ekstremitas
Pemeriksaan Ekstremitas meliputi pemeriksaan tangan dan kaki untuk
mengetahui adanya pembengkakan/edema sebagai indikasi dari
preeklamsia. Pada kaki dilakukan pemeriksaan varices dan edema.
Pemeriksaan edema dilakukan dengan cara menekan pada bagian Pretibia,
dorsopedis dan malleolus selama 5 detik, apabila terdapat bekas cekungan
yang lambat kembali menandakan bahwa terjadi pembengkakan pada kaki
ibu, selain itu warna kuku yang kebiruan menandakan bahwa ibu anemia.
Tujuan :
 Menentukan struktur integritas leher
 Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
 Memeriksa system limfatik

Persiapan Alat : stetoskop


Prosedur Pelaksanaan
a) Inspeksi leher : warna integritas, bentuk simetris
Normal : warna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk
simetris, tidak ada pembesaran kelenjar gondok
b) Inspeksi dan auskultasi arteri karotis : lokasi
pulsasi Normal : arteri karotis terdengar
c) Auskultasi : bising pembuluh darah
Setelah diadakan pemeriksaan leher evaluasi hasil yang dapat dengan
membandingkan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil
pemeriksaan yang di dapat tersebut

6) Dada
Tujuan
:
 Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit, dan
dinding dada
 Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan
 Mengetahui adanya nyeri tekan, masa, peradangan, traktil premitus

http:// 6/
Persiapan Alat
 Stetoskop
 Penggaris centimeter
 Pensil penada

Prosedur Pelaksanaan
a) Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nifas (frekuensi,
irama, kedalaman, dan upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu
pernafasan), warna kulit, lesi, edema, pembengkakan/benjolan.
b) Palpasi : simetris, pergerakan dada, masa dan lesi, nyeri, tractile
fremitus (perawat berdiri dibelakang pasien, instruksikan pasien untuk
mengucapkan angka “tujuh-tujuh” atau “enam-enam” sambil
melakukan perabaan dengan kedua telapak tangan pada punggung
pasien)
c) Perkusi : paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan satu sisi
dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang
sisi ke sisi)
d) Auskultasi : suara nafas, trachea, bronchus, paru (dengarkan dengan
menggunakan stetoskop di lapang paru kika, di RIC 1 dan 2, di atas
manubrium dan di atas trachea)

7) Payudara
Perhatikan kesimetrisan bentuk payudara, bentuk puting payudara
menonjol atau mendatar, apabila putting payudara mendatar, berikan ibu
konseling melakukan perawatan payudara agar putting payudara
menonjol.Kemudian perhatikan adanya bekas operasi dan lakukan palpasi
untuk mengetahui adanya benjolan yang abnormal dan nyeri tekan dimulai
dari daerah axilla sampai seluruh bagian payudara. Periksa adanya
pengeluaran colostrum/cairan lain.Pemeriksaan payudara ini bertujuan
untuk mempersiapkan ibu dalam menyusui bayi.

8) Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)

http:// 7/
Pemeriksaan DJJ pada ibu hamil dengan menggunakan fetoskop atau
Doppler. Bunyi-bunyi yang terdengar berasal dari bayi yaitu bayi meliputi
bunyi jantung, gerakan, dan bising tali pusat. Sedangkan bunyi yang
terdengar dari ibu berasal dari bising usus dan bising aorta
Tujuan Pemeriksaan :
a) Mendengarkan denyut jantung janin sebagai tanda pasti kehamilan
dan menilai apakah janin hidup atau mati
b) Dengan mendengarkan DJJ dapat diketahui presentasi, posisi, letak
dan adanya janin kembar
c) Mendengarkan irama dan menghitung frekuensi denyut jantung janin
sehingga dapat diketahui mengenai kondisi janin dalam kandungan
baik atau dalam keadaan gawat janin

Persiapan Alat
 Stetoskop
 Senter kecil

Prosedur Pelaksanaan
a) Inspeksi : muka bibir, konjungtiva, vena jugularis, arteri karotis
b) Palpasi : denyutan
c) Perkusi : ukuran, bentuk, dan batas jantung (lakukan dari arah samping
ke tengah dada, dan dari atas ke bawah sampai bunyi redup)
d) Auskultasi : bunyi jantung, arteri karotis (gunakan bagian diafragma
dan beli dari stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung)
e) Abdomen (perut)

Posisi klien :
berbaring Tujuan :
 Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut
 Mendengarkan suara peristaltic usus
 Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut benjolan
dalam perut

Persiapan Alat

http:// 8/
 Stetoskop
 Penggaris kecil
 Pensil gambar
 Bantal kecil
 Pita pengukur

Prosedur pelaksana
a) Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi, scar,
distensi, kelainan umbilicus dan gerakan dinding perut
b) Auskultasi : suara peristaltic (bising usus) di semua kuadran (bagian
diafragma dari stetoskop) dan suara pembuluh darah dan friction rub
c) Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak
searah jarum jam, perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaimana
kualitas bunyinya

9) Genetalia
Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus untuk mengetahui
kondisi anatomis genetalia eksternal dan mengetahui adanya tanda infeksi
dan penyakit menular seksual. Karena adanya peningktan hormone sekresi
cairan vagina semakin menigkat sehingga membuat rasatak nyaman pada
ibu, periksa apakah cairan pervaginaan (secret)berwarna dan
berbau.Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat
adakah kelainan, misalnya hemorrhoid (pelebaran vena) di anus dan
perineum, lihat kebersihannya.

Persiapan Alat
 Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
 Sarung tangan

10) Cek Ginjal


Perubahan yang terjadi selama masa kehamilan menyebabkan ginjal
bekerja lebih berat.Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat
selam kehamilan.Pada pemeriksaan ginjal ini bertujuan untuk mengetahu

http:// 9/
adanya gangguan pada sistem urinaria. Cara melakukan pemeriksaan ginjal
ialah
a) Minta ibu untuk duduk membelakangi pemeriksa
b) Tentukan area untuk dilakukan perkusi pada ginjal dengan cara
menyusuri Costa Vertebra Angelkearah belakang
c) Lakukan pukulan lembut pada area yang ditentukan
d) Apabila terasa nyeri maka menandakan ada masalah pada ginjal dan
sisten urinaria.

11) Refleks Patella


Pemeriksaan refleks patella adalah pengetukan pada tendon patella
menggunakan refleks hammer. Pada saat pemeriksaan reflex patella ibu
harus dalam keadaan rileks dengan kaki yang menggantung.Pada kondisi
normal apabila tendon patella diketuk maka akan terjadi refleks padaotot
paha depan di paha berkontraksi, dan menyebabkan kaki menendang
keluar.Jika reaksi negative kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan
vitamin B1. Jika dihubungkan dengan nantinya saat persalinan, ibu hamil
yang refleks patella negatif pada pasien preeklampsia/eklampsia tidak dapat
diberikan MgS04. Jika refleks negatif, ada kemungkinan ibu mengalami
keracunan MgS04.

12) Pemeriksaan Panggul


Pada ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan
dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat
menimbulkan penyulit persalinan, apakah terdapat dugaan kesempitan
panggul atau kelainan panggul. Pemeriksaan Panggul dilakukan:
a) Pada pemeriksaan pertama pada ibu hamil
b) Pada ibu yang pernah melahirkan namun ada kelainan pada persalinan
yang lalu (SC)
c) Primigravida

4. Nutrisi Pada Ibu Hamil


Asupan nutrisi yang dibutuhkan ibu pada tiap trimesternya berbeda-beda, karena
bergantung pada perkembangan tubuh ibu dan janin sendiri.

http:// 10
2
a. Trimester 1 (1-12 minggu)
1) Minggu ke 1-4 minggu
Ibu : perlu mengonsumsi makanan berkalori tinggi untuk mencukupi
kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori. Tujuannya, agar tubuh
menghasilkan cukup energi yang diperlukan janin yang tengah terbentuk
pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari. Penuhi melalui aneka
sumber karbohidrat (nasi, mi, roti, sereal, dan pasta), lengkapi sayuran, buah,
daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
Janin : berbagai cikal bakal organ tubuhnya mulai terbentuk.

2) Minggu ke 5
Ibu : dilanda mual dan muntah, tapi perlu makan dalam porsi kecil
tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang
dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada
trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3 - 4 porsi, sayuran 4
porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau produk
olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi.
Janin : cikal bakal hati (liver) tampak di tubuhnya yang baru berukuran 1,25
mm.

3) Minggu ke 7
Ibu : perlu mengkonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi
untuk menunjang pembentukan tulang rangka tubuh janin yang berlangsung
saat ini. Kebutuhan kalsium anda 1000 miligram/hari. Didapat dari keju ¾
cangkir, keju parmesan atau romano 1 ons, keju cheddar 1,5 ons, custard
atau pudding susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1
cangkir.
Janin : cikal bakal kedua lengan tampak, bentuknya bak sirip ikan.

4) Minggu ke 9
Ibu : tak boleh lupa memenuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per
hari, diperoleh dari hati, kacang kering, telur, brokoli, aneka produk whole
grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin C untuk pembentukan
jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-eklampsia.

http:// 11
2
Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82
miligram), 1 kiwi sedang (74 miligram), ½ cangkir brokoli (58 miligram).
Janin : cikal bakal rongga mata terlihat sebagai 2 lekukkan di “bola” kepala.
Kedua tunas lengannya memanjang.

5) Minggu ke 10
Ibu : saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino
bagi pembentukan otak janin, diitambah kolin dan DHA untuk membentuk
sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur, kacang-kacangan, daging sapi dan
roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk unggas, daging, dan
minyak kanola.
Janin : bentuk tubuh mirip “manusia’ hanya sangat kecil.

6) Minggu ke 12
Ibu : sejumlah vitamin yang harus ibu penuhi kebutuhannya adalah
vitamin A, B1, B2, B3, dan B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-
kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel darah baru, vitamin C untuk
penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi, vitamin
E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah
Anda akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah
merah. Apalagi jantung janin siap berdenyut!
Janin : jantungnya berdenyut!

b. Trimester 2 (13-28 minggu)


1) Minggu ke 13
Ibu : kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat
di the, kola dan cokelat) beresiko mengganggu perkembangan sistem saraf
pusat janin yang mulai berkembang.
Janin : Perkembangan organ tubuhnya mengalami percepatan.

2) Minggu ke 14
Ibu : anda perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan
energy yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin. Penuhi antara lain

http:// 12
2
dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu lebih banyak ngemil, 3-4
kali sehari porsi sedang.
Janin : Cikal bakal telinga terbentuk, begitu juga telinga luar dan daun
telinga.

3) Minggu ke 17
Ibu : jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah
sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum
6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging,
kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal
pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran
darah janin sedang berkembang. Ibu dan janin : jantung dan sistem
peredaran darah berkembang pesat.

4) Minggu ke 24
Ibu : batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus
kaki bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di
luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap,
tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal, gorengan dan junk food). Bila
mungkin pilih yang kaya serat.
Janin : Pankreas mempersiapkan diri untuk bekerja membantu fungsi sistem
pencernaan.

5) Minggu ke 28
Ibu : konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam
lemak omega-3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E
sebagai antioksidan harus dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.
Janin : retina atau selaput pelangi bola matanya terbentuk. Begitu juga bakal
bulu mata dan alis

c. Trimester 3
Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal enerji yang memadai. Selain untuk
mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan enerji untuk persalinan
kelak.

http:// 13
2
Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tak boleh dikesampingkan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada
dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan
gizi.

Berikut zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester
ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya :
1) Omega 3 dan Kolin
Meski bentuk tubuhnya sudah semakin sempurna, namun si kecil tetap
membutuhkan asupan untuk perkembangan otak dan sistem sarafnya. Jadi,
ibu tetap membutuhkan asupan asam lemak omega-3 dan kolin untuk
mendukung tumbuh kembang si kecil. Sebagai sumber omega 3 alami, ibu
bisa rutin mengonsumsi makanan seperti salmon, tuna, dan sarden serta
telur yang diperkaya omega 3.

2) Kalsium
Ibu hamil di trimester ketiga butuh asupan kalsium 1200 mg per hari.
Ini karena si kecil masih dalam pertumbuhan di kandungan, sehingga ia
mulai menyimpan kalsium sebagai cadangan di dalam tubuhnya. Untuk
mendapatkan asupan kalsium, ibu bisa mendapatkannya dari susu dan
produk olahannya, sayuran hijau, ikan teri, ikan sarden, dan kacang kedelai.
Untuk menjaga berat badan ibu, sebaiknya pilih susu dan produk susu yang
rendah lemak.

3) Zat besi
Mendekati waktu persalinan, kebutuhan zat besi yang diperlukan ibu
semakin tinggi. Ini dikarenakan semakin banyaknya volume darah ibu hamil
dan janin perlukan. Selain itu, jika kekurangan zat besi saat hamil dapat
meningkatkan risiko bayi lahir premature. Oleh karena itu ibu harus
memenuhi kebutuhan zat besi di trimester ketiga sebanyak 39 mg.

4) Seng
Dibanding dengan trimester pertama dan kedua, ibu hamil
membutuhkan seng yaitu sebesar 20 mg di trimester kedua. Dengan

http:// 14
2
terpenuhinya kebutuhan zat seng maka dapat mencegah si kecil dari risiko
kelahiran prematur. Untuk mendapatkan asupan seng yang cukup, ibu bisa
memenuhi kebutuhan zat seng dari daging merah, makanan laut, serta
sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan.

5) Vitamin A
Vitamin A yang dibutuhkan saat memasuki trimester ketiga adalah
sebanyak 850 mg. Ibu hamil bisa mendapatkan asupan vitamin A alami dari
buah-buahan dan sayuran seperti wortel, tomat, ubi jalar, bayam, juga susu
dan telur. Sebaiknya, untuk konsumsi vitamin A ini tidak secara berlebihan
sampai ibu mengonsumsi suplemen. Vitamin A juga bisa menyebabkan
overdosis pada si kecil jika berlebihan dikonsumsi. Jadi sebaiknya, ibu
bicara dengan dokter terlebih dahulu jika berniat menambah asupan vitamin
A dari suplemen tambahan.

5. Kelainan-Kelainan Yang Dapat Terjadi Pada Ibu Hamil


a. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan adalah kehamilan yang
terjadi di luar tempat yang semestinya. Misalnya, janin berkembang di saluran
tuba atau saluran indung telur. Kehamilan ektopik sangat berisiko membahayakn
nyawa ibu, pada saat kehamilan sudah memasuki usia besar, akan pecah dan
timbul perdarahan di dalam perut.

Gejala kehamilan ektopik antara lain adalah nyeri perut, perdarahan pada
vagina sebelum waktu persalinan, disertai dengan keadaan umum ibu yang makin
menurun dan pucat. Gangguan kehamilan yang satu ini masih belum jelas
penyebab pastinya. Namun, dicurigai ada beberapa hal yang menjadi faktor risiko
yaitu penggunaan alat kontrasepsi spiral atau intrauterine device (IUD), pernah
mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, infeksi atau inflamasi tuba falopi atau
radang panggul, masalah kesuburan dan tindakan sterilisasi yang ikatan tubanya
tidak sempurna. Sangat penting untuk ibu hamil dan dokter untuk bisa mendeteksi
kehamilan ektopik sedini mungkin karena sifatnya yang berbahaya. Karena tidak
ada cara menransfer janin dari luar rahim ke dalam rahim, biasanya dokter akan
menyarankan ibu hamil untuk menggugurkan kandungannya.

http:// 15
2
b. Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (prawirohardjo, 2009). Jenis
abortus, yaitu:
1) Abortus immnines
Abortus yang mengancam, perdarahannya biasa berlanjut beberapa
hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih
mungkin berlanjut atau dipertahankan. Beberapa resiko untuk terjadinya
prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalan rahim. Perdarahan yang
sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal-hal lain
misalnya plancenta sign yaitu perdarahan dari pembulu-pembulu darah
sekitar plancenta.
a) Anamnesis
 Kram perut bagian bawah.
 Perdarahan sedikit dari jalan lahir.

b) Pemeriksaan dalam
 Fluksus ada (sedikit).
 Ostium uteri tertutup.
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
 Uterus lunak

c) Pemeriksaan penunjang
Hasil USG
menunjukan:
 Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin.
 Meragukan
 Buah kehamilan tidak baik, janin mati

2) Abortus insipiens
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan
perdarahan banyak kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri
karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga

http:// 16
2
jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba. kadang-kadang

http:// 17
2
perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera
dilakukan. Janin biasanya sudah mati kadang-kadang pendarahan dapat
menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat
menyebabkan infeksi hingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin
biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamillan pada keadaan ini
merupakan kontra indikasi.
a) Anamnesis
 Diserti nyeri/kontraksi rahim.
 Perdarahan dari jalan rahim.

b) Pemeriksaan dalam
 Perdarahan sedang hingga banyak.
 Ostium uteri terbuka.
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulasi
hasil konsepsi
 Ketuban utuh

3) Abortus incomplitus
Diagnosa apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba
pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan placenta).
Perdarah biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu.
Serviks terbuka karena masih ada benda didalam rahim yang dianggap
sebagian benda asing. Oleh karna itu, uterus akan berusaha
mengelaurkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan
nyeri namun tidak sehebat insipiens. Pada beberapa kasus perdarahan tidak
banyak dan biasa diberikan serviks akan menutup kembali. Bila perdarahan
banyak akan terjadi syok.
a) Anamnesis
 Kram perut bagian bawah.
 Perdarahan banyak dari jalan lahir

b) Periksa dalam

http:// 18
2
 Perdarahan sedang hingga banyak
 Teraba sisa jaringan buah kehamilan
 Ostium uteri terbuka
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

4) Abortus complitus
Hasil konsepsi lahir dengan lengkap pada keadaan ini curretage tidak
perlu dilakukan. Perdarahan berkurang setelah isi rahim dikelaurkan dan
selambat-lambatnya 10 hari perdarahan akan berhenti sama sekali, karna
masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks
dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada
perdarahan, abortus complitus/endometritis pasca abortus harus diperkiraka.
a) Anamnesis
 Nyeri perut bagian bawah sedikit/tidak ada
 Perdarahan dari jalan lahir sedikit

b) Pemeriksaan dalam
 Perdarahan bercak
 Teraba sisa jaringan buah kehamilan
 Ostium uteri tertutu, bila ostium uteri terbuka teraba rongga
uterus kosong
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

6. Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil


Pendidikan kesehatan perawatan pada masa kehamilan adalah suatu program
terencana berupa edukasi pada ibu hamil untuk memberikan pengetahuan tentang
perawatan kehamilan yang aman dan memuaskan. Tren terbaru dalam perawatan
kesehatan menyatakan bahwa pasien dan keluarganya harus siap memikul tanggung
jawab untuk pengelolaan perawatan diri. Focus nya adalah hasil baik berupa
keberhasilan pasien dan keluarga dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan
untuk perawatan diri (Bastable, 2002).

Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan


untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi

http:// 19
2
masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat
sebagai perawat pendidik (Suliha dkk, 2002).

Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk meningkatkan


status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran
pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan.

http:// 20
2

Anda mungkin juga menyukai