Jika ditarik dari akar katanya, pembangunan sosial terdiri dari 2 makna yakni :
a. Pembangunan
Menurut Gunnar Myrdal (1970) pembangunan terjadi jika meningkatnya pendapatan
masyarakat, kesejahteraan, tingkat produktifitas, sikap dan pranata, serta rasionalitas.
b. Sosial
Menurut Wirotomo (2006) makna sosial berarti bukan individu, perorangan, maupun kelompok
tertentu.
Jika mengacu pada penjelasan diatas maka pembangunan sosial adalah meningkatkan pendapatan,
kesejahteraan, tingkat produktifitas, sikap dan pranata, serta rasionalitas masyarakat secara
menyeluruh.
Secara lebih spesifik Midley (2005) pembangunan sosial adalah proses perubahan sosial
yang terencana yang didesain untuk mengangkat kesejahteraan penduduk secara menyeluruh, dengan
menggabungkannya dengna proses pembangunan ekonomi yang dinamis. Mengapa direncanakan?
Hal ini karena diinginkan adanya perubahan dan kesejahteraan.
Lebih spesifik kesejahteraan secara menyeluruh yang dimaksud oleh Midley ditas adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan non-material. Kondisi sejahtera terjadi ketika
kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan,
tempat tinggal, dan pendapatan terpenuhi. Selain itu juga ketika manusia memperoleh perlindungan
dari resiko – resiko utama yang mengancam kehidupannya. Contohnya adalah adanya jaminan sosial
(layanan kesehatan, pendidikan, perumahan)
Fokus pembangunan sosial secara makronya menargetkan perhatian pada komunitas,
daerah dan masyarakat. Pembangunan sosial lebih tertuju pada mereka yang terlantar karena
pertumbuhan ekonomi atau tidak diikutsertakan dalam pembangunan.
Dengan demikian dari penjelasan tersebut diatas penekanan pembangunan sosial adalah
pemerataan sarana dan hak – hak yang paling dasar (inklusi sosial). Maka dari itu untuk mewujudkan
pembangunan sosial harus diiringi dengan pembangunan ekonomi, sebab pembangunan sosial tidak
akan terjadi tanpa adanay pembangunan ekonomi, begitupun sebaliknya pembangunan ekonomi
tidak akan berarti tanpa diiringi dengan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat secara
menyeluruh.
Menurut Suharno (2010) terdapat beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan
dan membuat kebijakan pemabangunan sosial adalah
a. Sumber daya yang mendukung. Kinerja suatu kebijakan akan ditentukan oleh sumber daya
finansial, material, dan pendukung lainnya. Artinya kebijakan pembangunan sosial yang akan
diimplementasikan harus mempertimbangkan ketersediaan dana, material, yang akan
menjalankan program tersebut dengan prinsip rasionalitas. Dalam kaitan ketersedian finansial
aspek yang perludiperhatikan sejauh manakah kebijakan yang akan diimpelementasikan akan
berjalan, dan seberapa luaskah cakupannya. Sehingga kebijakan tersebut akan terus berjalan
secara continue dan dapat dirasakan secara merata (berkeadilan)
b. Kemampuan aktor yang terlibat (SDM). Kualitas dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh
kualitas aktor kebijakan yang terlibat. Kualitas tersebut ditentukan oleh tingkat pendidikan,
kompetensi dalam bidangnya, pengalaman kerja dan integritas moralnya.
c. Lingkungan. Lingkungan berarti terkait dengan kondisi geografis suatu wialayah, artinya bahwa
kebijakan pembangunan sosial harus sesuai dengan kondisi geografis diwilayah tersebut.
Sehingga kendala – kendala yang muncul akibat keadaan lingkungan dapat diatasi.
e. Strategi yang digunakan. Strategi yang akan digunakan untuk mengimplementasikan suatu
kebijakan pembangunan sosial akan mempengaruhi kinerja suatu kebijakan.
Dengan adanya ke lima variabel tersebut diatas maka yang selanjutnya perlu diperhatikan adalah
prinsip dari kebijakan pembangunan sosial itu sendiri, dan prinsip utama dari kebijakan
pembangunan sosial itu sendiri adalah PEMBANGUNAN SOSIAL HARUS BERORIENTASI
PADA MASYARAKAT DAN PARTISIPASI. Artinya masyarakat bukan dijadikan sebagai objek
pembangunan sosial, tetapi sebagai subjek pembangunan. Prinsip lainnya yang perlu diperhatikan
adalah Penentuan Kebutuhan Sosial. Artinya Pembangunan Sosial yang akan dirumuskan harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat bukan keinginan dari elit pembuat kebijakan.
Di Indonesia dikenal dengan istilah gotong royong, dan ini sudah menjadi budaya sejak lama bahkan
Presiden pertama RI pernah menyampaikan bahwa gotong royong merupakan jiwa masyarakat Indonesia.
Menurut ilmu sosial, gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk prilaku datu
tindakan individu yang dilakukan tanpa mengharapkan balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama
– sama demi kepentingan bersama. Artinya pembangunan sosial masyarakat Indonesia awalnya berasal
dari pembangunan sosial oleh masyarakat, nanum mulai terjadi pergeseran menuju pembangunan sosial
oleh Pemerintah, contohnya adalah institusi pemberdayaan masyarakat yang diciptakan oleh pemerintah
yaitu : Posyandu (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013), PKK (Perpres Nomor 99 Tahun
2017), dan Karang Taruna (Permensos Nomor 77 Tahun 2010). Ketiga institusi ini bergerak untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang kesehatan, keterampilan, dan aspek lainnya yang ada
dimasyarakat.
Pemberdayaan masyarakat termasuk kedalam kategori pembangunan sosial, hal ini sesuai dengan
pendapat Robert Chambers (1995) yang mengatakan bahwa pemberdyaan masyarakat adalah sebuah
konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai – nilai sosial.
3. Menurut kaum ekonomi klasik kebahagian manusia dicapai melalui konsp The Laissez-faire artinya
segala kegiatan ekonomi diserahkan ke pasar, adanya kebebasan dalam kegiatan ekonomi diserahkan
ke pasar, adanya kebebasan dalam kegiatan ekonomi dan campur tangan pemerintah minim
Karena campur tangan yang minim itulah maka peran negara dalam pembangunan sosial hanya
dibatasi dalam 3 hal, menurut Adam Smith (Bapa Kapitlisme) berpendapat bahwa ada 3 tugas negara
yang berkaitan dengan masyarakat, yaitu:
a. Peran negara dibidang pertahanan, yaitu memberikan kebebasan kepada orang – orang yang
melawan penyerangan dan perbudakan, meskipun memerlukan biaya yang besar.
b. Melindungi setiap anggota masyarakt untuk melawan ketidak adilan atau tekanan dari anggota
masyarakat lainya atas dasar keadilan dan kewajaran melalui penyediaan keamanan dan tidak
memihak. Artinya negara bertindak untuk mencegah adanya monopoli dari private proverty
c. Peran Negara membangun infrastruktur, seperti memelihara pekerjaan umum dan institusi
masyarakat yang bermanfaat, bukan untuk kepentingan individu atau sekelompok orang.
Misalnya membangun jalan, pelabuhan, kanal, dan lain sebagainya termasuk pendidikan dan
kesehatan bagi masyarakat umum.
Dari pengertian tersebut maka konsep kesejahteraan menunjukan tidak hanya berkaitan antara
analisis dan kebijakan ekonomi namun harus dilihat secara menyeluruh. Tetapi juga harus
mencakup kebebasan politik, kebiasaan masa lalu, dan konflik agama.
Inti dari konsep ini adalah berikan kebebasan bagi setiap orang untuk mencapai kebahagiaan,
tugas negara menjamin terciptanya kondisi setiap orang untuk bebas bertindak melakukan yang
terbaik bagi diri mereka masing – masing. Jadi pembangunan sosial tercipta jika negara mampu
menciptakan kondisi tersebut diatas
4. Pendekatan Pembangunan sosial remedial adalah pembangunan yang mengarah pada fungsi
rehabilitative, dimana individu ataupun keluarga yang bermasalah menjadi fokus penanganan
Pendekatan Pembanguna sosial priventif adalah pembangun yang mengarah pada program yang
bersifat kreatif, proaktif dan pencehagan, Biasanya dilakukan dengan melakukan pemberian
pelaithan atau pemberdayaan masyarakat
Dari 3 pendekatan tersebut yang paling memungkinkan diadopsi adalah pendekatan remedial, sebab
tidak membutuhkan biaya yang besar serta fokus penangannya lebih tepat sasaran karena diterapkan
kepada keluarga yang bermasalah
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pembangunan sosial tidak akan terjadi tanpa adanya
pembangunan ekonomi. Agar pembanguna ekonomi itu dapat dilakukan secara merata maka perlu
adanya intervensi pasar oleh negara, sebab tanpa adanya campur tangan dari pemerintah maka
distribusi pendapatan tidak akan merata, akibatnya jika terus dibiarkan maka akan terjadi
kesenjangan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Contohnya ketika masyarakat tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya baik kesehatan, pendidikan, pangan dan lain sebagainya pemerintah
harus hadir untuk memberikan kemudahan atau agar masyarakat keluar dari kondisi sulit tersebut.
Salah satu tindakan kongkritnya adalah memberikan jaminan sosial kesehatan, pelatihan ketenaga
kerjaan, dllnya.
Contoh lainnya intervensi negara dalam ekonomi adalah peran negara dalam alokasi, distribusi, dan
stabilisai sehingga pembangunan sosial dapat terjadi merata. Salah satu contohnya adalah melalui
instrument pajak, pajak diambil dari orang – orang kaya, dan hasil dari pajak tersebut digunakan
untuk membangun infrastruktur di desa – desa seperti jalan, bendungan, dan saluran irigasi lainnya.
6. Didalam teori ekonomi Keynesian pemerintah harus hadir dan lebih banyak melakukan campur
tangan secara aktif dalam peningkatan kesejahteraan sosial dimasyarakat. Banyak cara yang dapat
dilakukan oleh pemerintah untuk membangun kesejahteraan masyarakat dengan kebijakan –
kebijakan kesejahteraan. Contohnya melalui kebijakan fiskal atau instumen pajak.
Pajak diambil dari orang – orang kaya, kemudian hasil dari pengumpulan pajak tersebut
didistribusikan kepada masyarakat melalui program kesejahteraan masyarakat, baik melalui
pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, bendungan, saluran irigasi, penyedian air bersih
dan lainny sebagainya. Ataupun melalui program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan –
pelatihan keterampilan berkelanjutan seperti program PKH (program keluarga harapan). Selain cara
tersebut diatas bisa juga dilakukan melalui instrument stabilitas ekonomi dengan melakukan
stabilitas harga pangan. Melalui instrument – instrument tersebut diatas diharapkan akan tercipta
pemerataan kesejahteraan dimasyarakat.