Anda di halaman 1dari 11

PERSIAPAN

SOSIAL KELOMPOK 3 :
1. Chiara Dwi Yohani (211108113201006)
2. Priskila Andeni (211108113201021)
3. Veronika Susanti (211108113201030)
4. Yuspita Sari (211108113201032)
A. KONSEP PERSIAPAN SOSIAL
Tujuan Persiapan Sosial adalah mengajak partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal
kegiatan , selanjutnya sampai dengan perencanaan program , pelaksanaan hingga pengembangan
program kesehatan masyarakat . Kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada
persiapan- persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis , administratif dan program - program
kesehatan yang akan dilakukan.
Di Indonesia , konsep kesejahteraan sosial juga telah lama dikenal . Ia telah ada dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia . Undang - Undang RI Nomor 6 tahun 1974 tentang Ketentuan - ketentuan
Pokok Kesejahteraan Sosial. Dengan demikian , kesejahteraan sosial memiliki makna yang relatif
berbeda , meskipun beberapa substansinya tetap sama . Kesejahteraan sosial ada mencakup tiga
konsepsi , yaitu :
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera , yakni memenuhi kebutuhan kebutuhan jasmaniah ,
rohaniah dan sosial .
2. Institusi , arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai
profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan dan pelayanan sosial.
3. Aktivitas , yakni suatu kegiatan - kegiatan atau usaha yang terorganisi untuk mencapai kondisi
sejahtera ( Suharto . 2005 ) .
A. KONSEP PERSIAPAN SOSIAL
Persiapan sosial di sini menunjuk pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan
menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti penyakit, penyakit,
kenakalan remaja, kebusukan ( buta huruf ), kesehatan masyarakat yang buruk ( rendahnya usia
harapan hidup , tingkat kematian bayi , kekurangan gizi ) ) dll. Berbeda dengan pengembangan
masyarakat lokal , perencanaan sosial lebih berorientasi pada " tujuan tugas " ( task goa / ) . Sistem
klien Persiapan sosial umumnya adalah kelompok - kelompok yang kurang beruntung atau kelompok
rawan sosial - ekonomi , seperti para lanjut usia , orang cacat , janda , yatim piatu , wanita tuna sosial .
Pekerja sosial berperan sebagai perencana sosial yang memandang mereka sebagai " konsumen " atau
" penerima pelayanan " ( beneficiaries ) .
Keterlibatan para penerima layanan dalam proses pembuatan kebijakan ,penentuan tujuan , dan
pemecahan masalah bukan merupakan prioritas , karena pengambilan keputusan dilakukan oleh para
pekerja sosial di lembaga - lembaga formal , semisal lembaga kesejahteraan sosial. pemerintah
("depsos) atau swasta (LSM). Para perenana sosial dipandang sebagai ahli (expert) dalam melakukan
penelitian, menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat, serta dalam mengidentikasi,
melaksanakan dan mengevaluasi program-program pelayanan kemanusiaan (Suharto, 2005)
B. TAHAP-TAHAP PERSIAPAN
SOSIAL
1. Tahap Pengenalan Masyarakat
Datang ke masyarakat dengan hati terbuka, tanpa perubahan dan sikap apriori. datang
ke masyarakat melalui jalur formal, yaitu melalui sistem pemerintahan setempat, atau
melalui jalur non formal, yaitu melalui tokoh masyarakat atau tokoh agama. Di
Indonesia, karena menganut sistem paternalistik, maka sebaiknya dimulai dari jalur
pertama yang baru datang ke jalur informal. Melalui jalur formal dan informal tersebut
diharapkan penyebaran gagasan dapat dilakukan secara efektif.
2. Tahap Pengenalan Masalah
Pada tahap ini saksikan untuk mengetahui masalah yang benar-benar menjadi
kebutuhan masyarakat itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan interaksi yang mendalam
dengan anggota masyarakat sehingga dapat menggali kebutuhan yang dirasakan
masyarakat. Pada saat proses pengenalan masalah, petugas mungkin akan menemukan
beberapa masalah yang dianggap cukup penting. Untuk menyelesaikannya perlu
dilakukan prioritas.
B. TAHAP-TAHAP PERSIAPAN
SOSIAL
Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas penyelesaian
masalah adalah :

a. Beratnya masalah
mungkin jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat.
Misalnya bila di masyarakat terdapat beberapa penyakit, seperti flu burung dan panu,
maka yang diprioritasnya tentunya flu burung
b. Kemudahan mengatasi masalah
Perlu dipertimbangakan pula masalah mana yang paling mudah di atasi.
Misalnya di daerah pengahsil pasir dan batu akan lebih mudah melaksanakan usaha
pemugaran rumah daripada peningakatan gizi
c. Pentingnya masalah bagi masyarakat.
Pada tahap ini yang berperan berperan sebagai subyektivitas & budaya setempat.
Misalnya daerah dengan fanatisme agama yang kuat, maka usaha yang berkaitan
dengan bidang keagamaan akan dianggap penting, seperti perbaikan masjid.
B. TAHAP-TAHAP PERSIAPAN
SOSIAL
3. Tahap Penyadaran Masyarakat
Tujuan tahap ini adalah agar masyarakat sadar akan :
– keadaaan dan kebutuhan mereka
– perlunya mereka ikut serta memenuhi kebutuhan tsb
– potensi mereka untuk memenuhi kebutuhan
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan dalam bentuk
diskusi, penyuluhan, survei, dll

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka menyedarkan


mesyarakat
• Lokakarya Mini Kesehatan.
• Musyawarah Masyarakat Desa. (MMD).
• Rembuk Desa.
C. PELAKSANAAN
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya mini, maka
langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalampelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah :
 Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
 Libatkan masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah.
 Kegaitan agar disesuaikan dengan kemampuan, waktu, sumber daya yang tersedia
di masyarakat.
 Tumbuhkan rasa percaya diiri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan
dalam penanggulagan masyarakat.
D.Penilaian
EVALUASI
dapat dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan yang
dilakukandalam jangka waktu tertentu. Dalam penilaian dapat dilakukan
dengan :
a. Penilaian selama kegiatan berlangsung
1. Disebut juga penilaian formatif= monitoring.
2. Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang telah
dijalankan apakahtelah sesuaI denganperencanaan penanggulangan masalah
yang telah disusun.
b. Penilaian setelah Prgram selesai dilaksanakan.
1. Disebut juga penilaian sumatif= penilaian akhir program.
2. Dilakukan setelah melalaui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang
dilakukan.
3. Dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan
telahtercapai atau belum.
E. PERLUASAN
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan
pelayanankesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan
terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dalam rangka MenyadarkanMasyarakat adalah :

1. Lokakarya Mini Kesehatan,


2. Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3. Rembuk Desa
F. KESIMPULAN
persiapan sosial adalah mengajak berpartisipasi atau peran serta masyarakat
sejak awal kegiatan, sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan
hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan
dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan-persiapan
yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program-
program kesehatan yang akan dilakukan.
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai