• 1. dibutuhkan subjek penelitian yang besar, apalagi jika variabel yang diteliti
cukup
banyak,
• 2. tidak bisa menggambarkan perkembangan penyakit secara lebih akurat,
• 3. faktor risiko kadang sulit diukur secara akurat,
• 4. tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan, dan
• 5. kesimpulan korelasi faktor risiko atau variabel bebas denga efek sebagai
variable terikat paling lemah dibandingkan dengan jenis rancangan lainnya
seperti kasus kontrol dan kohor.
D. RANCANGAN PENELITIAN
KOHOR
• Rancangan penelitian kohor merupakan rancangan penelitian observasional yang paling kuat
dalam menjelaskan hubungan antara faktor risiko (variabel bebas) dan penyakit (variabel terikat).
• Beberapa keunggulan metodologik memungkinkan pengaruh faktor risiko terhadap efek dapat
dipelajari secara lebih cermat pada rancangan kohor dibandingkan dengan rancangan
observasional lainnya.
• Rancangan kohor adalah rancangan penelitian observasional yang digunakan untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor risiko dan penyakit dengan pengamatan
longitudinal ke depan, dengan pendekatan prospektif.
• Faktor risiko yang hendak dipelajari korelasinya dengan penyakit tertentu diidentifikasi terlebih
dahulu, kemudian dikuti secara prospektif ke depan apakah muncul efek (penyakit atau masalah
kesehatan) tertentu.
• Kesimpulan penelitian diketahui dengan membandingkan proporsi subjek
yang menjadi sakit atau status positif pada variabel efek atau variabel terikat
diantara subjek dengan faktor risiko positif dengan kelompok subjek yang
sakit diantara subjek dengan faktor risiko negatif.
• Secara skematis rancangan penelitian kohor dapat digambarkan sebagai
berikut
• Seperti terlihat pada skema rancangan penelitian kohor, jumlah faktor risiko yang
dipelajari dapat dibatasi.
• Pembatasan jumlah faktor risiko atau variabel bebas merupakan salah satu hal yang
dapat meningkatkan potensi rancangan kohor dalam mengeksplorasi korelasi antara
faktor risiko sebagai variabel bebas dan efek sebagai variabel terikat.
• Kondisi itu membuat rancangan kohor sebagai rancangan observasional yang paling
valid dalam mengkaji faktor ‘etiologi’ dan perkembangan suatu penyakit.
• Hal lain yang memperkuat rancangan ini adalah dapat diikutinya secara longitudinal
pengaruh faktor risiko dari satu waktu ke waktu lain, sehingga memberi gambaran
yang lebih jelas tentang pengaruhnya terhadap kejadian efek penyakit dapat
diketahui secara lebih tepat
E. RANCANGAN PENELITIAN KASUS-
KONTROL
• 1. Pengertian rancangan Kasus kontrol
• Kasus kontrol merupakan rancangan penelitian yang mempelajari hubungan antara pemapar dan penyakit dengan
cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status keterpaparannya.
• Penjelasan dinamika korelasi faktor-faktor risiko sebagai variabel bebas dan efek sebagai variabel terikat pada
rancangan kasus kontrol nyaris sama dengan apa yang telah dibahas pada rancangan potong-lintang.
• Perbedaan yang ada adalah terletak pada bagaimana faktor risiko dipelajari, yakni dengan pendekatan retrospektif.
• Artinya bahwa efek atau penyakit sebagai variabel terikat diidentifikasi terlebih dahulu baru kemudian faktor risiko
sebagai variabel bebas dipelajari secara retrospektif.
• Dengan kata lain, efek baik berupa penyakit ataupun status kesehatan tertentu, diidentifikasi pada masa kini
sedangkan faktor risiko atau kausa diidentifikasi adanya pada masa lalu
• Pada rancangan penelitian kasus kontrol jumlah faktor risiko atau variabel
bebas yang dipelajari dapat dibatasi.
• Pembatasan jumlah faktor risiko akan meningkatkan potensi rancangan kasus
kontrol dalam menggali korelasi antara faktor risiko dan efek.
• Hal itulah yang melatarbelakangi rancangan kasus kontrol memiliki validitas
yang lebih tinggi daripada rancangan potong-lintang dalam mempelajari
‘etiologi’ atau perkembangan suatu penyakit.
• Seperti yang terlihat pada skema di atas, pembatasan faktor risiko tersebut
dilakukan dengan teknik ‘matching’, yakni teknik pemilihan subjek kontrol
yang memiliki karakteristik sama dengan subjek-subjek kasus untuk faktor-
faktor risiko yang akan dikendalikan
F. RANCANGAN PENELITIAN
EKSPERIMEN
• Rancangan penelitian eksperimental adalah rancangan studi yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam
kerangka hubungan ‘sebab-akibat’.
• Korelasi hubungan sebabakibat dipelajari dengan memberikan ‘perlakuan’ atau ‘manipulasi’ pada subjek penelitian
untuk kemudian dipelajari efek perlakuan tersebut.
• Rancangan eksperimental memiliki kapasitas uji korelasi yang paling tinggi dibanding dengan rancangan analitis
observasional.
• Pada penelitian kohor dan kasus kontrol, pengujian dilakukan hanya pada taraf ada atau tidak adanya korelasi antara
faktor risiko dan efek (penyakit), sementara kedalaman korelasi sebab-akibat tidak dapat dibuktikan secara empiris.
• Kesimpulan adanya mekanisme hubungan sebab-akibat pada penelitian observasional hanya sampai pada level
dugaan atau ‘dugaan keras’ berdasarkan landasan teoritis atau penelaahan logik yang dilakukan peneliti.
• Bagaimana korelasi sebab akibat dapat diungkap melalui
rancangan eksperimental, adalah dengan adanya ‘manipulasi’ atau
‘perlakuan’ peneliti terhadap subjek penelitian, lalu efek manipulasi
tersebut diamati.
• Secara klasik rancangan eksperimental diujudkan dalam bentuk
penelitian yang membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok
yang sama persis kondisinya; satu kelompok diberi perlakuan
disebut sebagai kelompok perlakuan atau kelompok eksperimen,
sementara kelompok lain tidak diberi perlakuan atau kelompok
kontrol.
• Terdapat tiga ciri esensial dalam rancangan penelitian eksperimental, yakni:
1. manipulasi suatu variabel,
2. mengamati perubahan (efek) pada variabel lain (variabel dependen), dan
3. pengendalian pengaruh variabel lain yang tidak dikehendaki.