Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang kesehatan
masyarakat, survei deskriptif digunakan untuk memotret masalah kesehatan serta yang terkait
dengan kesehatan sekelompok penduduk, atau orang yang tinggal dalam suatu komunitas
tertentu.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena
buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,
2006:72).
Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan.
Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau
dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.
2.2 Bentuk-bentuk penelitian deskriptif
Bentuk-bentuk penelitian deskriptif adalah:
Survei
Survei adalah suatu cara penelitian deskriptifyang dilakukan terhadap sekumpulan objek
yang cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk membuat suatu
penilaian terhadap suatu kondisi atau penyelenggaraan program di masa sekarang, dan hasilnya
digunakan untuk membuat suatu perbaikan di masa yang akan datang. Survei tidak dilaksanakan
untuk melihat deskripsi dari suatu keadaan saja, tetapi juga untuk menjelaskan hubungan antar
variabel yang diteliti. Mutu dari survei tergantung atas jumlah sampel, taraf perwakilan tiap
sampel, dan tingkat kepercayaan informasi yang didapat dari sampel itu. Jenis masalah dalam
metode survei digolongkan atas:
1. Survei rumah tangga (household survey)
Adalah suatu survey deskriptif yang ditujukan pada rumah tangga. Biasanya pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara kepada kepala keluarga. Informasi yang diperoleh dari kepala
keluarga ini tidak saja informasi mengenai kepala keluarga tersebut, tetapi informasi tentang
anggota keluarga lainnya, dan bahkan informasi tentang rumah serta lingkungannya.
2. Survei morbiditas (morbidity survey)
Adalah suatu survei deskrpitif yang bertujuan untuk mengetahui kejadian dan distribusi penyakit
dalam masyarakat atau populasi. Survei dapat sekaligus digunakan untuk mengetahui insiden
atau kejadian suatu penyakit, maupun prevalensi.
3. Survei analisis jabatan (functional analysis survey)
Survei ini terutama bertujuan untuk mengetahui tentang tugas dan tanggung jawab para tenaga
kesehatan, serta kegiatan para petugas itu sehubungan dengan pekerjaan mereka. Selain itu,
survei ini juga dapat mengetahui status dan hubungan antara satu dengan yang lainnya, atau
hubungan antara atasan dan bawahan, kondisi kerja, serta fasilitas yang ada untuk melaksanakan
tugas.
4. Survei pendapat umum (public opinion survey)
Survei ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pendapat umum
terhadap suatu program pelayanan kesehatan yang sedang berjalan dan menyangkut semua
lapisan masyarakat.survei ini juga dapat digunakan untuk menggali pendapat masyarakat atau
publik tentang pelayanan kesehatan dan masalah-masalah kesehatan masyarakat.
Case Study (Studi Kasus)
Merupakan penelitian / penyelidikan yang mendalam (indepth study) tentang suatu aspek
lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya yg dilakukan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap. Case study dapat
dilakukan terhadap seorang individu; sekelompok individu (keluarga, kelompok ibu hamil, ibu
menyusui, manula, balita dsb); segolongan manusia (guru, bidan, perawat, suku Batak dsb)
lingkungan hidup manusia (desa, kota, Pesisir dsb); atau lembaga sosial (perkawinan–perceraian,
pendidikan, agama dsb).
Case Study dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri
dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk
yang terkena suatu masalah, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi
kasus tersebut secara mendalam dianalisis, baik dari segi yg berhubungan dengan keadaan kasus
itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul
sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan tertentu.
Meskipun dalam case study ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis
secara mendalam meliputi aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara
integratif.
Namun demikian, hasil penelitian case study ini masih perlu dikaji ulang dengan menggunakan
jumlah Sampel yang lebih banyak agar data yang dianalisa semakin representatif sehingga lebih
dapat digeneralisasikan.
Comparative study (studi perbandingan)
Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandingan (Comparative Study) dilakukan
dengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor–
faktor apa/situasi bagaimana yang dapat menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu. Studi
ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor – faktor yang menyebabkan
timbulnya suatu gejala tertentu, kemudian dibandingkan. Setelah mengetahui persamaan dan
perbedaan penyebab, selanjutnya ditetapkan bahwa sesuatu faktor yang menyebabkan
munculnya suatu gejala pada objek yang diteliti, itulah yang sebenarnya yang menyebabkan
munculnya gejala tersebut. Atau dengan memperbandingkan faktor atau variabel mana yang
paling berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Perlu ditekankan di sini, bahwa dalam desain penelitian ini tidak ada perlakuan atau intervensi
sama sekali dari peneliti.
Correlation study
Penelitian korelasional bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel
walaupun tidak diketahui apakah hubungan tersebut merupakan hubungan sebab–akibat atau
bukan. Yang dimaksud hubungan korelatif adalah hubungan yang menyatakan adanya adanya
perubahan pada satu variabel yang diikuti oleh perubahan pada variabel yang lain. Dalam
hubungan korelatif dilihat keeratan hubungan antara kedua variabel, oleh karenanya dalam
penelitian ini harus melibatkan paling sedikit dua variabel.
Untuk uji statistik, menggunakan analisis korelasi. Dalam analisis ini nantinya akan didapatkan
suatu angka yang dinamakan koefisien korelasi. Angka korelasi yang mendekati angka 1
ditafsirkan sebagai korelasi yang sangat kuat. Sedangkan angka koefisien korelasi yang
mendekati nol ditafsirkan sebagai korelasi yang tidak kuat (lemah), dan angka korelasi sama
dengan nol (= 0) ditafsirkan sebagai tidak ada korelasi.
Disamping itu, dikenal juga Korelasi Positif dan Korelasi Negatif.
Korelasi positif: Diperoleh hubungan yang setara, artinya: kenaikan nilai satu variabel diikuti
dengan kenaikan nilai variabel yang lain.
Korelasi negatif: Diperoleh hubungan yang bertolak belakang, artinya kenaikan nilai pada satu
variabel diikuti Penurunan nilai variabel lain.
Prediction study (studi prediksi)
Study Prediksi ini digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan munculnya suatu
gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul dan diketahui sebelumnya. Contoh:
“Kemungkinan keberhasilan penurunan angka kematian bayi berdasarkan pada besarnya
cakupan imunisasi”.
Dalam bidang Kesehatan, Studi Prediksi digunakan untuk :
a) Membuat perkiraan terhadap suatu atribut dari atribut lain.
Contoh: Memperkirakan “penurunan angka kematian akibat kecelakaan” dari berlakunya “aturan
penggunaan helm standart” bagi semua pengendara motor.
b) Membuat perkiraan terhadap auatu atribut dari hasil pengukuran.
Contoh: Memperkirakan kemungkinan “wabah diare” dari hasil “pemeriksaan air minum”
penduduk.
c) Membuat perkiraan terhadap suatu pengukuran dari suatu atribut.
Contoh: Memperkirakan “Status Gizi Balita” dari “Tingkat Sosial Ekonomi” orang tua mereka.
d) Membuat perkiraan terhadap pengukuran dari pengukuran lain.
Contoh: Memperkirakan “status gizi” dari “pengukuran berat badan per umur” pada balita.
Untuk uji statistik pada studi prediktif ini biasanya digunakan analisis regresi. Sebagaimana
dalam analisis korelasi, maka dalam analisis regresi ini penafsiran hasil analisa didasarkan pada
angka koefisien yang diperoleh. Dalam analisis regresi ini, akan dilihat apakah munculnya suatu
gejala itu ada hubungannya dengan gejala lain atau tidak dan sampai seberapa besar derajat
hubungan tersebut.
Evaluation study (studi evaluasi)
Penelitian evaluasi dilakukan untuk menilai suatu program yang sedang atau sudah dilakukan.
Misalnya: penelitian evaluasi tentang perkembangan pelayanan puskesmas, penelitian tentang
program pemberantasan penyakit menular, penelitian evaluasi tentang program perbaikan gizi,
penelitian evaluasi tentang cakupan pelayanan imunisasi balita, penelitian evaluasi tentang mutu
layanan fasilitas kesehatan, dll. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk perbaikan atau
peningkatan program – program tersebut. Dalam mengolah atau menganalisa data pada desain
studi evaluasi ini hanya menggunakan statistik sederhana saja, misalnya analisa presentase saja.
Ada beberapa kategori penelitian survei dilihat dari proses pelaksanaannya dan
perlakuan terhadap sampel.
Dalam survei sosiodemografis, variabel yang akan diketahui misalnya usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan agama.
Rumusan masalah penelitian bisa disajikan dalam kalimat tanya sebagai berikut.
Dalam survei psikografis, variabel yang akan diketahui adalah gaya hidup,
perilaku sosial, kepribadian, aktivitas, ketertarikan, dan sebagainya. Rumusan
masalah penelitian bisa disajikan dalam kalimat tanya sebagai berikut.
a. Survei Deskriptif
Masalah:
Rxy ≥ 0
b. Survei Eksplanatif
Masalah:
Apakah berita demo dan kekerasan di radio mempengaruhi tingkah
laku agresif masyarakat?
Hipotesis Teori:
Rxy ≥ 0
2. Membuat Desain Penelitian Survei
Tahap kedua dalam penelitian survei adalah membuat desain penelitian. Desain
penelitian merupakan konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial
yang akan diturunkan menjadi variabel-variabel penelitian sampai ke tingkat
indikator. Jika digambarkan secara sistematis, maka desain penelitian survei
tampak dalam hierarki sebagai berikut:
Teori
Konsep
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala/Pengukuran
Pertanyaan
Tahapan pembuatan desain penelitian yang meliputi Teori, Konsep, Variabel,
Dimensi, Indikator, Skala/Pengukuran, dan item-
item Pertanyaan selanjutnya harus disederhanakan dalam bentuk isian matriks
operasionalisasi survei seperti berikut.
Variabel Dimensi Indikator Skala
Judul Penelitian:
Pengaruh Reputasi Perusahaan dan Citra Merk terhadap Keputusan
Pembelian
Rumusan Masalah:
1. Apakah ada pengaruh antara reputasi perusahaan terhadap
keputusan pembelian?
2. Apakah ada pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian?
3. Apakah ada pengaruh antara reputasi perusahaan dan citra
merek terhadap keputusan pembelian?
Teori yang digunakan:
1. Public Relations
2. Perilaku Konsumen
Variabel
Reputasi Perusahaan, Citra Merk, Keputusan Pembelian
Selanjutnya untuk dimensi, indikator dan skala dapat dilihat pada matriks
operasionalisasi survei berikut ini.
– Bagaimana keputusan
responden mengenai
bentuk produk
– Bagaimana keputusan
responden mengenai
merek produk
– Bagaimana keputusan
responden mengenai
harga
– Bagaimana keputusan
responden mengenai
penjual
– Bagaimana keputusan
responden mengenai
kualitasnya
– Bagaimana keputusan
responden mengenai
waktu pembelian
Skala Nominal
Skala nominal membedakan satu kategori dengan kategori lainnya. Dasar
perbedaannya adalah penggolongan yang tidak saling tumpang tindih antar
kategori.
Contoh:
Jenis kelamin:
Skala Ordinal
Skala ordinal mempunyai sifat membedakan dan mencerminkan adanya
tingkatan dari tinggi ke rendah.
Contoh:
Jenjang Pendidikan:
Skala Interval
Skala interval mempunyai sifat membedakan, mempunyai tingkatan, dan
mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori lainnya
Contoh:
Tingkat Penghasilan
Skala Rasio
Skala rasio mempunyai sifat membedakan, mempunyai tingkatan dan jarak, dan
setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama (titik nol
mutlak).
Contoh:
dan sebagainya.
1. Kuesioner langsung
Kelebihan:
Tidak fleksibel
2. Padat
3. Spesifik
4. Bisa dijawab
15. Pertanyaan Memihak
Salah: Apakah Ibu/bapak setuju atau tidak dengan pernyataan Amien
Rais yang meminta Abdurrahman Wahid mundur sebagai presiden
karena telah gagal menjalankan pemerintahan dengan benar?
Benar: Apakah Ibu/bapak setuju atau tidak dengan pernyataan Amien
Rais yang meminta Abdurrahman Wahid mundur sebagai presiden?
18. Memakai Asumsi
Salah: Tindakan kejahatan apa yang Ibu/Bapak alami dalam satu bulan
terakhir ini?
Benar: Q1. Dalam satu bulan terakhir ini, apakah Ibu/Bapak pernah
menjadi korban tindakan kejahatan? Q2. Kalau ya, tindakan kejahatan
apa yang Ibu/Bapak alami dalam satu bulan terakhir ini?
Salah: Program acara apa yang biasa Ibu/Bapak tonton di televisi
seminggu ini?
Benar: Q1. Dalam seminggu ini, apakah Ibu/Bapak pernah menonton
televisi? Q2. Kalau ya, program acara apa yang biasa Ibu/Bapak tonton
di televisi seminggu ini?
4. Menentukan Sampel
Sampling Techniques
Probability Sampling N
Sumber: http://www.quirks.com/articles/2006/20061209.aspx?
searchID=148999361&sort=9
5. Melakukan Pre-Test
Tahap kelima dari penelitian survei adalah melakukan tes pendahuluan pra riset
(pre-test) .
Tujuan pre-test:
1. Perintah pengisian
2. Aliran pertanyaan
3. Layout
Dalam tahapan pretest, seringkali dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk
mengetahui kemantapan dan keshahihan instrumen penelitian.
a. Uji Validitas
Pendekatan yang sering digunakan untuk uji ini adalah dengan mencari koefisien
alpha dari formula Cronbach.
6. Mengumpulkan Data
1. Kuesioner Langsung
2. Pengumpul data/enumerator
4. Penyusun laporan
7. Memeriksa Data
2= perempuan
2= 1.000.001- 2.000.000
3= 2.000.001 ke atas
Dalam contoh a, angka 1 dan 2 merupakan kode. Karena jenis kelamin memiliki
skala nominal, maka angka 1 dan 2 tidak memiliki nilai kecuali nilai pembeda
antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sementara pada contoh b, angka
1, 2, dan 3 sedikit berbeda perannya, karena angka tersebut mencerminkan
skala ordinal yang mengurutkan responden berdasarkan besarnya penghasilan
di mana 3>2>1.
3= Pengusaha
4= Lainnya, sebutkan…
4. Membetulkan data entry.
5. Memproses kembali dan kembali ke langkah pertama.
10. Pengolahan dan Analisis Data
Tahap kesepuluh dari penelitian survei adalah pengolahan dan analisis
data.Agar dapat menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesis,
peneliti harus memilih teknik analisis data yang tepat. Karena penelitian survei
menyangkut banyak kasus, maka umumnya teknik analisis data berhubungan
dengan statistik. Ada beberapa prosedur pengujian hipotesis secara statistik
(Djarwanto, 1996: 20-21; dalam Rahayu, 2008: 74)
1. Memilih uji statistik yang sesuai, yaitu teknik uji yang modelnya
paling mendekati asumsi yang memperbolehkan penggunaan uji
tersebut dan syarat pengukurannya dapat dipenuhi oleh ukuran-
ukuran yang digunakan dalam penelitian.
Variabel yang diukur dengan skala nominal atau ordinal dianalisis dengan uji
statistik nonparametrik, sedangkan yang diukur dengan skala interval atau rasio
dianalisis dengan uji statistik parametrik. Uji statistik parametrik adalah teknik uji
yang mengasumsikan populasi yang diteliti berdistribusi normal. Sementara, uji
nonparametrik tidak memerlukan asumsi tersebut.
Pada suatu uji eksplanatif, analisis yang dilakukan terutama ditujukan untuk
melakukan pengujian terhadap research hypothesis dan statistical
hypothesis. Dalam hal ini, peneliti harus jelas membatasi analisis yang
dilakukannya hanya seputar data empiris (facts) yang telah dikumpulkan, tanpa
mencampuradukkan dengan interpretasi atau opini. Berikut ini beberapa metode
uji statistik dalam olah data.
Pengolahan dan Analisis Data
…Kepuasan kerja dilihat dari lima indikator, yaitu kebanggaan menjadi reporter
RRI, keuntungan atau manfaat yang besar menjadi reporter RRI, beban kerja
dan penghasilan yang diperoleh (gaji dan tunjangan) sudah seimbang,
mekanisme reward dan punishment/sanksi yang diberikan terhadap reporter
RRI sudah adil dan transparan, serta ada tidaknya keinginan keluar dari RRI
karena menjadi reporter RRI tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Data
kuesioner menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja di mata responden adalah
sedang dengan persentase 52.3%. Persentase kedua sebesar 37.5%
menunjukkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Selanjutnya, kategori kepuasan
kerja sangat tinggi sebanyak 4.5%, dan tingkat kepuasan kerja yang rendah
sebesar 3.4%. Dari data ini, terlihat bahwa kepuasan kerja dalam pandangan
responden belum sepenuhnya baik ditandai dengan dominasi penilaian kategori
sedang, bukan tinggi atau sangat tinggi…
11. Interpretasi Data
Tahap terakhir dari rangkaian penelitian survei adalah Membuat Kesimpulan dan
Rekomendasi. Setelah analisis dan interpretasi data, bagian akhir dari penelitian
survei adalah menyusun kesimpulan dan rekomendasi.
Cara membuat kesimpulan:
2. Perhatikan hipotesis