Efek
Faktor resiko (+)
Efek (-)
Efek
1. Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
2. Dapat digunakan untuk meneliti sekaligus banyak variabel
3. Jarang terancam drop out
4. Dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya seperti kohort atau
eksperimen
1. Desain ini merupakan salah satu cara dan atau kadang bahkan satu –
satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau langka
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3. Biaya yang diperlukan relatif murah
4. Dapat menggunakan sampel penelitian yang lebih sedikit
5. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus
dalam satu penelitian
Kontrol merupakan sampel penelitian yang tidak diberikan intervensi atau perlakuan. Dalam
penelitian eksperimen diperlukan kelompok kontrol sebagai pembanding dengan kelompok
yang diberikan intervensi atau perlakuan, untuk melihat perubahan variabel apakah
perubahan yang terjadi betul–betul karena adanya perlakuan atau karena hal lain. Manfaat
kontrol dalam penelitian eksperimen:
1) Validitas Internal
Validitas internal berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi perubahan variabel
keluaran (hasil eksperimen), bahwa hasil tesebut benar–benar sebagai akibat adanya
perlakuan. Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap validitas internal ini sehingga
dapat mengganggu hasil eksperimen, antara lain:
a) Sejarah (history)
Peristiwa pada masa lalu kadang–kadang dapat berpengaruh terhadap keluaran
(hasil eksperimen), karena perubahan yang terjadi pada efek atau variabel terikat
kemungkinan bukan sepenuhnya karena perlakuan tapi karena adanya pengalaman
di masa lalu.
b) Kematangan (maturitas)
Manusia, binatang, dan makhluk hidup lainnya sebagai subjek penelitian selalu
mengalami perubahan. Pada manusia perubahan terkait dengan proses
kematangan atau maturitas baik secara biologis maupun psikologis. Dengan
bertambahnya kematangan pada subjek dapat berpengaruh terhadap variabel
terikat, sehingga perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan hanya akibat
dari perlakuan namun karena proses kematangan pada subjek.
c) Seleksi (selection)
Dalam pemilihan anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bisa
terjadi perbedaan ciri–ciri atau sifat–sifat anggota kelompok yang satu dengan
kelompok yang lainnya. Misalnya apabila pendidikan pada kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada pendidikan kelompok kontrol maka sebelum diberikan
perlakuan sudah ada perbedaan sehingga perubahan yang terjadi pada variabel
terikat bukan hanya karena pengaruh perlakuan tapi juga karena pengaruh
pendidikan.
d) Prosedur tes (testing)
Pengalaman pada saat pretest dapat mempengaruhi hasil posttest karena
kemungkinan subjek penelitian dapat mengingat kembali jawaban–jawaban yang
salah pada saat pretest, dan kemudian pada saat posttest subjek tersebut dapat
memperbaiki jawabannya, sehingga perubahan pada variabel terikat bukan hanya
karena hasil perlakuan namun juga karena pengaruh pretest.
e) Instrumen (instrumentation)
Instrumen penelitian pada saat pretest biasanya dipergunakan lagi pada saat
posttest. Hal ini akan berpengaruh pada hasil posttest, sehingga perubahan
variabel terikat bukan Hanya karena perlakuan namun juga karena pengaruh
instrumen. Mortalitas (mortality) pada saat eksperimen atau pada saat antara
pretest dengan posttest seringkali terjadi subjek yang drop out karena pindah
ataupun karena meninggal. Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap hasil
eksperimen.
f) Regresi kearah nilai rata–rata (regression toward the mean)
Ancaman validitas ini karena adanya nilai – nilai yang ekstrim baik tinggi maupun
rendah dari hasil pretest cenderung tidak ekstrim lagi pada saat pengukuran kedua
atau saat posttest namun biasanya mendekati nilai rata–rata. Perubahan pada
variabel terikat tersebut bukan perubahan sebenarnya namun merupakan
perubahan semu yang disebut regresi semu (regression artifact).
2) Validitas Eskternal
Validitas eksternal ini berkaitan dengan sejauh mana hasil-hasil penelitian dapat
digeneralisasikan kepada subjek–subjek lain yang serupa. Banyak faktor yang
mempengaruhi terhadap validitas eksternal ini sehingga dapat mengganggu hasil
eksperimen, antara lain:
a) Efek seleksi berbagai “bias”
Karakteristik anggota kelompok eksperimen sangat menentukan generalisasi yang
diperoleh. Kekeliruan dalam memilih anggota kelompok dapat mengganggu hasil
eksperimen. Oleh karena itu pemilihan sampel harus representatif terhadap
populasi dan perlu dilakukan identifikasi dan kontrol yang tepat.
b) Efek pelaksanaan pretest
Pretest dapat mempengaruhi variabel eksperimen, sedangkan pretest hanya
dilakukan terhadap sampel sehingga kemungkinan generalisasi yang diperoleh
tidak berlaku untuk seluruh populasi. Untuk menghindari akibat pelaksanaan
pretest yang mengganggu generalisasi, maka perlu kontrol yang cermat dalam
pelaksanaan pretest sehingga tidak berpengaruh terhadap perlakuan yang menjadi
dasar membuat generalisasi.
c) Efek prosedur eksperimen
Eksperimen yang dilakukan terhadap anggota-anggota sampel yang menyadari
bahwa dirinya sedang dicoba atau diekperimen menyebabkan generalisasi yang
diperoleh tidak berlaku bagi populasi karena adanya perbedaan pengalaman antara
anggota sampel dengan anggota populasi, sehingga perlu dilakukan kontrol
terhadap pengaruh prosedur eksperimen tersebut.
d) Gangguan penanganan perlakuan berganda
Apabila kelompok eksperimen terpapar perlakuan berulang sebanyak dua kali atau
lebih secara berturut turut, maka perlakuan terdahulu mempunyai efek terhadap
yang berikutnya. Hal ini menyebabkan perlakuan terakhir yang muncul
dipengaruhi oleh perlakuan sebelumnya. Jadi generalisasi yang diperoleh hanya
berlaku bagi subjek yang mempunyai pengalaman dengan pelaksanaan dan
pemunculan perlakuan ganda secara berturut turut.
c) Desain posttest dengan kelompok kontrol (posttest only control group design)
Desain penelitian ini hampir sama dengan desain penelitian eksperimen
sungguhan yang lain, hanya bedanya tidak dilakukan pretest, karena kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diambil dengan cara random maka kelompok–
kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan intervensi. Desain ini
memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan pada eksperimen dengan
cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol namun tidak
dapat menentukan sejauh mana atau seberapa besar perubahannya terjadi karena
di awal tidak dilalukan pretest untuk menentukan data awal. Bentuk desain
sebagai berikut :
Secara garis besar penerapan penelitian eksperimen atau intervensi di bidang kesehatan
terdiri dari dua, yaitu:
Sumber :
Masturah, Imas & Nauri Anggita. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
Selatan: Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Mundir. (2013). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jember : STAIN Jember
Press.