ANALITIK
Mata Kuliah Metode Penelitian
KELOMPOK 4 :
4
Penelitian
Observasional
Analitik
1. Cross
Sectional
Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada
saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian
diamati pada waktu yang sama.
7
Langkah-langkah penelitian cross sectional adalah sebagai berikut:
1.) Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor risiko dan faktor
efek
2.) Menetapkan subjek penelitian
3.) Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor risiko dan
efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan
data)
4.) Melakukan analisis korelasi dengan caara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran).
5.) Melakukan analisis korelasi dengan caara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran).
kegunaan:
» Mengetahui prevalens atau rasio prevalens
» 8
Mengetahui hubungan antara risiko dan penyakit
Contoh kasus :
9
Kelebihan Cross sectional
• Memungkinkan menggunakan populasi dari masyarakat, sehingga generalisasi lebih baik
• Relatif mudah, murah dengan hasil yg cepat
• Dpt utk meneliti banyak variabel sekaligus
• Jarang terancam drop out
• Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit
sekali menambah biaya
• Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih konklusi.
12
Tahap-tahap penelitian case control adalah sebagai berikut :
1.) Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor risiko dan efek)
2.) Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
3.) dentifikasi kasus
4.) Pemilihan subjek sebagai kontrol
5.) Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat ke belakang) untuk melihat
faktor risiko
6.) Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-
variabel objek penelitian dengan variabel-variabel control
13
Contoh Kasus:
Hubungan antara pemberian susu formla pada masa neonates(formula dini)
berkaitan dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma
dini)
Pada studi kasus control yaitu dengan mencari bayi dengan asma dan tanpa
asma.
14
Kelebihan Case Control
• Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok control
• Hasil penelitiannya dapat diperoleh dengan cepat
• Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
• Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis)
17
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian cohort antara lain sebagai berikut :
1.) Identifikasi faktor-faktor risiko dan efek
2.) Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
3.) Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negatif
4.) Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
5.) Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,
selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
6.) Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif
dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun
kelompok control.
18
Contoh Kasus :
Hubungan antara pemberian susu formula pada masa neonates (formula dini) berkaitan
dengan peningkatan kejadian asma dibawah usia 1 tahun (asma dini)
Jika pada studi kohort, yaitu dengan mengamati bayi baru lahir, mencatat yang diberi
formula dini dan yang tidak.
19
Kelebihan Cohort
• Kohort merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti
• Kohort merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika antara hubungan factor risiko dengan efek secara
temporal
• Kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif
• Kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu factor risiko tertentu
• Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi kohort memiliki kekuatan yang andal untuk
meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat.
Kekurangan Cohort
• Memerlukan waktu yang cukup lama
• Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit
• Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau factor
resiko dan akan mengganggu analisis hasil
• Karena faktor risiko yang ada pada subjek akan diamati20sampai terjadinya efek (mungkin penyakit) maka hal ini
berarti kurang atau tidak etis
Terimakasih
21