Anda di halaman 1dari 31

Epidemiologi

ANALITIK
BD. I G A PRAMI D. S.KEB.,
M.KEB
Epidemiologi
didefinisikan oleh International Epidemiological Association
sebagai “ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan
(faktor yang menentukan) dari keadaan atau peristiwa terkait
kesehatan pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu
tersebut untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan”
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban terhadap penyebab
terjadinya frekuensi, penyebaran serta , munculnya suatu masalah kesehatan
Dalam epidemiologi analitik diupayakan untuk mencari jawaban "mengapa" (why),
kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan.
upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor penyebab (determinan) masalah kesehatan
epidemiologi analitik harus dirumuskan hipotesa, ditarik suatu kesimpulan tentang sebab
akibat
Contoh aplikasinya
Hubungan antara wanita yang sering berganti pasangan dengan
penyakit kanker leher rahim. Dengan membandingkan antara kedua
kelompok antara-antara wanita yang sering berganti, pasangan,
dengan wanita dengan hanya satu pasangan (suami istri). Dari kedua
perbedaan tersebut dapat ditarik kesimpulan I bahwa wanita yang
berganti-ganti pasangan akan mempunyai risiko 3 x lipat untuk
terkena penyakit kanker leher rahim.
TUJUAN EPIDEMIOLOGI
ANALITIK
•Epidemiologi analitik dilakukan untuk mengidentifikasi dan menguji hipotesa
tentang hubungan antara faktor penyebab yang diduga dan hasil (penyakit)
tertentu yang muncul
•Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.
•Memprediksikan kejadian penyakit
•Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit.
STUDI POTONG LINTANG (CROSS SECTIONAL)
•Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian variabel-variabel faktor
resiko/independet dan efek/penyakit/dependent diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama
•Yang di analisis adalah individu
•Melihat hubungan antara penyebab (independent) dan akibat (dependent) dalam
waktu yang bersamaan
•Mendeskripsikan prevalensi suatu penyakit
•Tidak terdapat kelompok pembanding
•Hubungan sebab akibat hanya perkiraan saja
Kelebihan cross sectional
•Mudah dilaksanakan
•Ekonomis dalam hal waktu
•Sederhana
•Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat
•Dalam waktu bersamaan dapat di kumpulkan variable yang banyak,
baik variable resiko maupun efek
Kekurangan cross sectional
•Diperlukan subjek penelitian yang besar.
•Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
•Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
•Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling lemah bila
dibandingan dengan dua rancangan epidemiologi yang lain
Contoh penelitian croos sectional:

Hubungan antara kejadian BBLR dengan ibu bersalin Pre Eklampsia Berat
Kasus Kontrol (Case Control)
Suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko
dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif.
Dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyakit tertentu
(kelompok kasus) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol), kemudian
diteliti faktor risiko (PAPARAN) yang dapat menerangkan mengapa
kelompok kasus terkena efek, sedangkan kelompok control tidak
Tahap-tahap penelitian case control :
•Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek)
•Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
•Identifikasi kasus
•Pemilihan subjek sebagai control
•Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor
resiko
Contoh case control:
Contoh: Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi
(kekurangan gizi) pada balita dengan prilaku pemberian makanan
oleh ibu
Ciri rancangan kasus kontrol
•Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak
(kontrol) suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan
dari kedua kelompok tersebut dibandingkan
•Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingin diketahui variabel
bebas (penyebab).
•Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
Ciri rancangan kasus kontrol
•Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek
(subjek (kasus) yang terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya
(factor resikonya) dicari secara retrospektif
•Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan
karakteristik yang sama dengan kasus.
•Kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti
Kelebihan kasus kontrol
•Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa
latennya Panjang
•Hasil dapat diperoleh dengan cepat
•Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit
•Subjek penelitian sedikit
•Dapat melihat hubungan beberapa penyebab terhadap suatu akibat
•Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam dibanding dengan hasil rancangan cross sectional
Kekurangan kasus kontrol
•Sulit menentukan kontrol yang tepat
•Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh
•Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding
•Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen
Kohort
Penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan
longitudinal kedepan atau prospektif.
Langkah – langkah pelaksanaan
penelitian kohort :

•Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek

•Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)

•Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok control dan kelompok kasus
Langkah – langkah pelaksanaan
penelitian kohort :
•Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya

mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompokf.

•Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif dengan subjek

yangmendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok kontrol
Contoh: Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara
cancer (Ca) paru (efek) dengan merokok(risiko) dengan
menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.
Ciri khas dari rancangan kohort :
•Subjek dibagi berdasar ada atau tidaknya pemajanan faktor tertentu dan kemudian diikuti
dalam periode waktu tertentu untuk menentukan munculnya penyakit pada tiap kelompok
•Digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek
•Sekelompok subjek yang belum mengalami penyakit atau efek diikuti secara prospektife
•Diketahui variabel bebas (penyebab) kemudian ingin diketahui variabel terikat (akibat)
•Dapat dilakukan secara prospektif
Kelebihan Rancangan kohort :
•Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit
atau efek yang diteliti

•Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko


dengan efeksecara temporal.

•Dapat meneliti beberapa efek sekaligus


Kelebihan Rancangan kohort :
•Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang

•Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan

•Mendapat incidence rate

•Biasnya lebih kecil


Kekurangan rancangan kohort :
•Memerlukan waktu yang lama
•Sarana dan biaya yang mahal
•Rumit
•Kurang efisien untuk kasus yang jarang
•Terancam Drop Out dan akan mengganggu analisis
•Menimbulkan masalah etika
•Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai