Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat
diperoleh dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel
yang banyak, baik variabel resiko maupun variabel efek.
Kekurangan penelitian Cross Sectional :
1.
2.
3.
4.
umur ibu,
Tahap keempat : Pemilihan subjek sebagai kontrol, yaitu pasangan ibu-ibu dengan
anak balita mereka. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan kepada kesamaan
karakteristik subjek pada kasus. Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosial ekonominya
dan sebagainya.
Tahap kelima : Melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasusu (anak
balita malnutrisiI itu diukur atau ditanyakan kepada ibu dengan menggunakan metose
recall mengenai perilaku memberikan jenis makanan , jumlah yang diberikan kepada
anak balita selama 24 jam.
Tahap keenam : Melakukan pengolahan dan analisis data .
Dengan membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam
hal memberikan makanan kepada anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi
perilaku ibu yang sama pada kelompok kontrol. Dari sini akan diperoleh bukti ada
tidaknya hubungan perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
STUDY COHORT
Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok
penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk
yang diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang
terpapar dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor
penyebab.Penelitian cohort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko
(penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan
ditimbulkannya.
Kelebihan Penelitian Cohort :
1.
3.
Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu
analisis hasil
4.
Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek
(mungkin penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.
Contoh Sederhana : Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara Ca
paru (efek) dengan merokok (resiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan
prospektif.
Tahap pertama : Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko
(variabel independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol).
- Variabel dependen : Ca. Paru
- Variabel independen : merokok
- Variabel pengendali : umur, pekerjaan dan sebagainya.
Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian.
Misalnya yang menjadi populasi adalah semua pria di suatu wilayah atau tempat
tertentu, dengnan umur antara 40 sampai dengan 50 tahun, baik yang merokok
maupun yang tidak merokok.
Tahap ketiga : Mengidentifikasi subjek yang merokok (resiko positif) dari populasi
tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang tidak merokok (resiko negatif) sejumlah
yang kurang lebih sama dengan kelompok merokok.
Tahap keempat : Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orang-orang
yang merokok (resiko positif) dan kelompok orang yang tidak merokok (kontrol) sampai
pada waktu tertentu, misal selama 10 tahun ke depan, untuk mengetahui adanya
perkembangan atau kejadian Ca paru.
Tahap kelima : Mengolah dan menganalisis data. Analisis dilakukan dengan
membandingkan proporsi orang-orang yang menderita Ca paru dengan proporsi orangorang yang tidak menderita Ca paru, diantaranya kelompok perokok dan kelompok
tidak merokok.