Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Masalah Gizi adalah Gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang,
kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidak seimbangan
asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi
penyakit. Jenis masalah gizi didasarkan pada ketidak seimbangan asupan
makanan terhadap kebutuhan tubuh, yaitu yang pertama adalah ketidak
seimbangan karena kekurangan asupan dari kebutuhan tubuh dan yang kedua
adalah ketidak seimbangan karena kelebihan asupan dari kebutuhan tubuh akan
zat-zat (gizi) yang terdapat dalam makanan.1
Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang, dimanapun
dan siapapun pasti membutukan badan yang sehat, baik jasmani maupun rohani
guna menopang aktifitas kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya nilai kesehatan
ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar dirinya tetap sehat harus
melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan derajat kesehatannya,
seperti melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari, hal ini tak lepas dari perbaikan gizi terhadap
masyarakat itu sendiri. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur dari pada kesejahteraan umum. Dalam undangundang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, menjelaskan bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventife), dan penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.2
World Health Organization (WHO), merekomendasi bahwa semua bayi harus
mendapat ASI secara ekslusif sejak lahir, hingga usia 6 bulan. Menurut WHO
1

setiap tahun terdapat 1-1,5 juta bayi didunia meninggal karena tidak diberi ASI
Eksklusif. Merujuk pada standar makanan emas anak serta anjuran WHO bahwa
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun,
adalah upaya setiap orangtua dalam memberikan jaminan kesehatan di masa
depan anak.
Di Indonesia cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia nol hingga
enam bulan menunjukkan angka 61,3%(2010), 61,5 % (2011), 37,55%(2012), dan
44,68% pada tahun 2013. Belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 80%. Di Provinsi Sumatera Selatan cakupan ASI eksklusif bayi usia 0
sampai dengan 6 bulan sebesar 63,9% pada tahun 2013, belum mencapai target.15
Data dari Puskesmas Talang Ratu, diperoleh cakupan pemberian ASI eksklusif
mengalami penurunan yaitu 75%(2014)dan 70%(2015).16
1.2.

Rumusan Masalah
Berapa besarnya cakupan program ASI eksklusif yang telah dicapai di

Puskesmas Talang Ratu tahun 2015?


Apa saja faktor penyebab dari tidak tercapainya cakupan ASI eksklusif di
Puskesmas Talang Ratu tahun 2015?

1.3.

Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Diketahui besarnya angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas

Talang Ratu tahun 2015.


Diketahui faktor penyebab prioritas dari tidak tercapainya cakupan
ASI eksklusif di Puskesmas Talang Ratu Tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus


Diketahui jumlah ibu yang menyusui anaknya di Puskesmas Talang

Ratu tahun 2015.


Diketahui target dari program ASI eksklusif di Puskesmas Talang
Ratu tahun 2015.

Dilakukannya Fish Bone untuk diketahui penyebab masalah tidak


tercapainya cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Talang Ratu tahun

2015.
Dilakukannya penentuan prioritas masalah terhadap masalah tidak

tercapainya ASI eksklusif di Puskesmas Talang Ratu tahun 2015.


Dilakukan prioritas penyelesaian masalah tidak tercapainya ASI

eksklusif di Puskesmas Talang Ratu tahun 2015.


Dilakukan intervensi penyelesaian masalah tidak tercapainya ASI
eksklusif di Puskesmas Talang Ratu tahun 2015.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti makanan.
Ilmu gizi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia.

Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :

Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan


dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan
potensi ekonomi seseorang karenagizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, produktivitas kerja.12
Sedangkan pengertian dari ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.

2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi


Ilmu gizi dikembangkan tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan
sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman
purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman
Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa
makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.5
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu,
antara lain:3,5
Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri Pertama dipelajari oleh
Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan
kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian
tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
Penemuan Mineral Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan
gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault
menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990),
menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20,
penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium
dan kalsiumklorida terhadap jaringan hidup.

Penemuan Vitamin Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 18871905

muncul

penelitian-penelitian

dengan makanan yang

dimurnikan

dan makanan utuh.


Dengan hasil ditemukan : zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong
zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets).
Penelitian Tingkat Molekular dan Selular Penelitian ini dimulai tahun 1955,
dan diperolehpengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan
kompleks dan vital zat gizi dalampertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel.
Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat giziesensial ke inter
relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan
kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan terhadap kandungan zat
gizi.
Keadaan sekarang muncul konsep-konsep baru antara lain, pengaruh
keturunan terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembangan otak
dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap
penyakit infeksi. 3
2.3 Indikator Kinerja Program Perbaikan Gizi Masyarakat2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Balita gizi buruk mendapatkan perawatan.


Pemberian ASI eksklusif.
Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium.
Pemberian Vitamin A dosis tinggi.
Pemberian tablet Fe (Fe1 dan Fe3) pada ibu hamil.
Pemantauan pertumbuhan (SKDN).

2.3.1 Balita gizi buruk mendapatkan perawatan


Berdasarkan berbagai data serta hasil penelitian banyak pihak, masalah
gizi di Indonesia, selain gizi buruk juga masih tingginya kasus gizi kurang.
Belum lagi terjadinya trend peningkatan masalah gizi lebih yang semakin
meningkat. Masalah ini menjadi sangat penting untuk ditindak lanjuti, karena
pada periode masa Balita, merupakan periode masa kritis. Masa ini

merupakan periode optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan otak.


Menurut Depkes RI (2006) masalah kurang gizi masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan dapat menjadi penyebab kematian terutama pada
kelompok resiko tinggi (bayi dan balita). 5,9,4 Gizi kurang pada balita tidak
terjadi secara tiba tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan kenaikan berat
badan yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu kewaktu
merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6
bulan, bayi yang berat badannya tidak naik dua kali berisiko mengalami gizi
kurang 12,6 kali di bandingkan pada balita yang berat badannya naik terus.9
Sebagaimana kita ketahui, salah satu cara mengetahui kesehatan dan
pertumbuhan anak dilakukan dengan memantau hasil penimbangan berat
badan pada setiap bulan. Di Posyandu hal ini dilakukan dengan menggunakan
alat ukur pemantauan KMS atau kartu menuju sehat. Kartu ini antara lain
berfungsi sebagai alat bantu pemantauan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak.3,5
Salah satu pengertian gizi buruk merupakan suatu keadaan kekurangan
konsumsi zat gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein
dalam makanan seharihari, sehingga secara klinis terdapat tiga tipe,
marasmus , kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor Roedjito (1989),
masalah kurang gizi dapat mencakup kekurangan energi, protein, zat besi,
juga kekurangan vitamin A. Sedangkan pendekatan masalah kurang gizi
meliputi tiga klasifikasi, antara lain keadaan biologi (yang mencakup umur,
jenis kelamin, keadaan fisiologis, gangguan penyakit infeksi, keadaan
kesehatan), keadaan fisik (yang meliputi pedesaan atau perkotaan dan ekologi
daerah seperti hutan, rawa-rawa, pegunungan, dataran, sumber makanan,
petani dan pasar), serta keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan meliputi suku
dan budaya, status sosial ekonomi, pendapatan, luas tanah). 9
Sementara menurut Azwar (2005), faktor kemiskinan merupakan
penyebab mendasar yang mengakibatkan masalah gizi kurang akibat

minimnya asupan gizi dan tingginya penyakit infeksi. Sedangkan menurut


Kurniawan et all (2001), masalah inti yang menjadi penyebab gizi kurang
antara lain karena keadaan keluarga memburuk, pendidikan dan penyediaan
bahan makanan tidak baik, serta kurangnya hasil pertanian, sehingga
menyebabkan kurangnya ketersediaan makanan pada skala rumah tangga.
Juga karena minimnya akses rumah tangga pada sarana pelayanan kesehatan.7
Pada dasarnya keadaan gizi kurang tidak semata masalah kesehatan
tetapi juga masalah non kesehatan, tidak semata masalah ekonomi tetapi juga
masalah non ekonomi. Kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan
gizi

buruk

menurut

Depkes

RI

(2006),

antara

lain

dilakukan

pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu dengan meningkatkan akses


untuk memperoleh informasi serta keterlibatan dalam proses pengambilan
keputusan. Peningkatan insidensi dan sebaran kasus kurang gizi disebabkan
oleh banyak faktor / permasalahan, seperti faktor biologis yang meliputi
umur, jenis kelamin, penyakit infeksi kronis yang diderita oleh balita di
daerah dengan kasus gizi kurang.5
Sementara pada faktor geografi, sosial ekonomi dan politik, antara lain
akan menyangkut ketersedian lahan, ketahanan pangan di tingkat rumah
tangga, pola asuh, penyakit infeksi dan non-infeksi, kesehatan lingkungan,
pendidikan, kemiskinan, juga faktor kebijakan. Masalah gizi buruk dan gizi
kurang berpengaruh erat pada kualitas sumber daya manusia. Menurut Depkes
RI (2006), pada tahun 2006 masih sekitar 28% dari jumlah balita di Indonesia
mengalami gizi kurang.5
Terkait kompleksitas masalah gizi, menurut Depkes RI (2005),
berbagai upaya dan kegiatan penanganan kasus gizi, antara lain dilakukan
dengan :3
1. Penanggulangan kurang vitamin A ( KVA ) yaitu pendistribusian pada
bayi di bulan Februari dan Agustus.
2. Penanggulangan kurang gizi dengan pemberian makanan tambahan

3. Penanggulangan anemia gizi dan besi


4. Penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
5. Penimbangan Balita
Berbagai usaha telah dilakukan sebagai upaya perbaikan gizi, antara
lain melalui usaha promosi gizi seimbang, penyuluhan gizi di posyandu,
fortifikasi pangan, pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI,
pemberian suplemen gizi seperti kapsul vitamin A dan Fe, pemantauan dan
penanggulangan

gizi

buruk,

gerakan ASI

Eksklusif,

keanekaragaman

makanan, juga penggunaan garam beryodium. Kita masih memerlukan


inovasi dan usaha lebih untuk menyelamatkan anak cucu generasi bangsa ini,
dengan peran kita dalam berbagai aspek dan tingkatan.
2.3.2 ASI eksklusif
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti
ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun Negara.
Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi selama 12 bulan
mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan risiko kematian akibat
infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan
kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan
dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut.13
1. Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
2. ASI Eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan
tambahan atau minuman.
3. ASI diberikan secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap
hari setiap malam.
4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.

Menyusui adalah suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak


berhasil menyusui lebih dari yang semestinya, oleh karena itu ibu-ibu
memerlukan bantuan agar proses menyusui dapat berhasil. Banyak alasan
yang dikemukakan ibu-ibu antara lain ibu merasa ASI nya tidak mencukupi
ASI nya tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya
hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI dalam jumlah
yang cukup untuk bayinya, disamping informasi tentang cara-cara menyusui
yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar ibu-ibu (Depkes,
2001). Adanya anggapan bahwa menyusui adalah cara yang kuno serta alasan
ibu bekerja, takut kehilangan kecantikan, tidak disayangi lagi oleh suami dan
gencarnya promosi perusahaan susu formula di berbagai media massa juga
merupakan alasan yang dapat mengubah kesepakatan ibu untuk menyusui
bayinya sendiri, serta menghambat terlaksananya proses laktasi (Widjaja,
2002).7
2.3.2.1 Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui
Keunggulan ASI dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu:7,14
1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum

Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi


bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan


bayi pada hari-hari pertama kelahiran.Walaupun sedikit namun cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.Oleh karena itu kolostrum harus
diberikan pada bayi.

10

Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung


karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi
bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama


berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai,
juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut.

ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk


pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan


antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan
Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan
susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35.Komposisi
ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada
susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk
proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan
bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada
retina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam


lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang

11

diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah


DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam
tubuh

dapat

dibentuk/disintesa

dari

substansi

pembentuknya

(precursor) yaitu masing masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan


Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup


tinggi.Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat


kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih
banyak daripada susu sapi.

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte
Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue
(GALT) antibodi

saluran pernafasan, dan Mammary Asociated

Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,


menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik

12

Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik


bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi


terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin
contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan


untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.

Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI


memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point
lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5
tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap


dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis

13

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan


biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula dan peralatannya.

2.3.2.2 Perbandingan ASI dan susu formula


Perbandingan air susu ibu (ASI) dan susu formula memang terpaut
jauh. Tidak diragukan lagi bahwa ASI menjadi sumber gizi sempurna bagi
bayi ketimbang susu formula.7
ASI

Susu Formula

Kaya

DHA dan AA untuk Kurang DHA, tidak ada kolesterol, tidak

pembentukan sel otak, mudah diserap secara sempurna


diserap

usus

bayi,

kaya

kolesterol, mengandung enzim


pencerna lemak
Mengandung

lactoferin

(baik Tidak ada lactoferin dan lisosim. Protein

untuk usus), lisosim (enzim anti pembangun tubuh dan otaknya kurang
mikroba),

kaya

protein

pembangun tubuh dan otak


Kaya

laktosa

penting

untuk

(karbohidrat Kurang laktosa dan oligosakarida bahkan


perkembangan dalam beberapa susu formula tidak

otak) dan oligosakarida yang terkandung di dalamnya


meningkatkan kesehatan usus
Kaya akan sel darah putih dan Tidak ada sel darah putih atau sel
imunoglobulin (untuk antibodi)

lainnya,

sedikit

imunoglobulin

biasanya jenis yang salah

dan

14

ASI

Susu Formula

Mengandung zat besi, zink dan Tidak diserap dengan baik, mengandung
kalsium, (besi mampu diserap antioksidan
sekitar

50-75%),

juga

mengandung antioksidan
Kaya enzim pencerna seperti Kurang enzim dan hormon
lipase dan amilase. Kaya hormon
seperti

tiroid,

prolaktin,

oksitosin.

BAB III
PROFIL PUSKESMAS TALANG RATU PALEMBANG
3.1. SEJARAH SINGKAT PUSKESMAS TALANG RATU PALEMBANG
3.1.1 Sejarah Berdirinya Puskesmas Talang Ratu Palembang
Puskesmas Talang Ratu sebelum menjadi Puskesmas, dahulunya adalah
balai pengobatan yang berdiri pada tahun 1965. Pada awal berdiri balai

15

pengobatan dipimpin oleh Bapak Aminm sampai tahun 1966. Kemudian pada
tahun 1966 sampai 1970 balai pengobatan tersebut dipimpin oleh Bapak Tyo.
Pada tahun 1970 balai pengobatan menjadi Puskesmas Pembantu yang
induknya Puskesmas Dempo, Puskesmas ini dipimpim oleh dr.Ahmad Tiar 19701975. Kemudian pada tahun 1975, Puskesmas Pembantu diganti menjadi
Puskesmas Induk yaitu Puskesmas Talang Ratu yang diresmikan pada tahun
1984 tetapi tidak membawahi Puskesmas lainnya.
3.1.2 Wilayah Puskesmas Dempo
Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang tahun 2001 wilayah kerja
Puskesmas dempo meliputi 8 kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan 13 ilir
2. Kelurahan 14 ilir
3. Kelurahan 15 ilir
4. Kelurahan 16 ilir
5. Kelurahan 17 ilir
6. Kelurahan 18 ilir
7. Kelurahan Kepanden Baru
8. Kelurahan 20 ilir

Gambar 1. Wilayah kerja Puskesmas Dempo

16

Sumber: Profil Puskesmas Dempo Tahun 2011

3.1.3 Geografi Puskesmas Talang Ratu


Wilayah kerja puskesmas Dempo terdiri dari dataran rendah dan
sebagian kecil pinggiran sungai.
3.1.4 Transportasi Puskesmas Dempo
Puskesmas Dempo terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas
Dempo Relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan juga

17

dengan berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letakya sangat


strategi di Pusat Kota.
3.1.5 Sarana Komunikasi Puskesmas Dempo
Sejak bulan Desember 2001 sudah menggunakan telepon dengan
nomor 0711-358640.
3.1.6 Sumber Daya Puskesmas Talang Ratu
Tabel 1. Tenaga Kerja Puskesmas Talang Ratu Tahun 2015
No

Jenis Tenaga Kerja

.
1. Dokter Umum
2. Dokter Spesialis
3. Dokter Gigi
4. Bidan
5. Perawat
6. Perawat Gigi
7. Pelaksana Gizi
8. Sanitasi
9. Analis
10. Asisten Apoteker
11. Pekarya
12. Paramedis
13. Manajemen PKM
14. Administrator Kesehatan
Sumber: Profil Puskesmas Talang Ratu tahun 2015

Jumlah
2
0
1
3
7
3
1
1
3
2
2
2
1
1

3.1.7 Visi dan Misi Puskesmas Dempo


VISI :
Tercapainya Kelurahan 20 Ilir D-IV Sehat yang Optimal yang
Bertumpu pada Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat
MISI :
1) Meningkatkan kemitraan semua pihak

18

2) Meningkatkan

profesionalisme

Provider

dan Pemberdayaan

Masyarakat
3) Memelihara dan meningkatkan pelayan kesehatan yang optimal
4) Menurunkan resiko kesakitan dan kematian dan meningkatkan
capaian program

3.1.8 Fasilitas Pelayanan Kesehatan


1.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Ibu hamil, nifas, menyusui
KB
Bayi dan balita sakit (MTBS)

2.

Pelayanan Pengobatan
Emergensi
Pengobatan Umum
Pengobatan Gigi
Konsultasi dokter spesialis
Rujukan

3.

Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan di Puskesmas
Penyuluhan di Posyandu
Penyuluhan di SD/ SLTP/ SMU
Penyuluhan di Kelurahan

4.

Pelayanan Laboratorium
Pemeriksaan Urine rutin
Pemeriksaan Darah rutin
Tes kehamilan
Pemeriksaan DDR
Pemeriksaan Kimia Darah
Pemeriksaan Dahak
Pemeriksaan

5. Klinik Sehat Gilingan Mas


a.
Pelayanan Gizi

19

Pemberian Vit.A dan Garam beryodium


Uji Klinik Garam Beryodium
Konsultasi Balita BGM dan Obesitas

b.

Pelayanan Imunisasi
BCG
Polio
DPT
Hepatitis
Campak
TT calon pengantin
Anti Tetanus serum

c.

Pelayanan Sanitasi
Memberikan konsultasi/penyuluhan

lingkungan
Memberikan konsultasi tentang rumah sehat, jamban, dll.

penyakit

akibat

faktor

6. Lain-lain
a. Pelayanan pegobatan TBC dengan paket DOTS (FDC)
b. Pelayanan kesehatan lansia 1 bulan sekali
c. Usaha kesehatan sekolah screening murid kelas 1 SD, SMP, SMU
d. Pelaksanan BIAS dilakukan 1 tahun sekali pada murid kelas 1 dan kelas
e.
f.
g.
h.

3 SD
Pelayanan EKG (Elektro Kardiografi)
Pelayanan USG (Ultra Sonografi)
Pelayanan laser gigi
Klinik VCT

7. Email Puskesmas Dempo


pkmdempo.palembang@yahoo.com
3.1.9 Nama-nama Pimpinan Puskesmas Dempo
1. dr. Aryani
a. dr. Isnawati
b. dr. Habibah

: tahun 1975 - tahun 1978


: tahun 1979 - tahun 1986
: tahun 1987 tahun 1997

20

c.
d.
e.
f.

dr. Rindang Ind ah Yani: tahun 1997 tahun 2000


dr. Nurda
: tahun 2000 tahun 2002
dr. Winata
: tahun 2002 tahun 2009
drg. Indriati
: tahun 2009 sekarang

3.1.10 Penghargaan yang pernah didapatkan

Juara II Puskesmas Bersih Berprestasi Tk. Kota Palembang Tahun 2000


Juara II Klinik sanitasi Tk. Kota Palembang Tahun 2001
Juara III Lomba Karaoke Hari KKN Tahun 2001 a.n Imron
Juara II Puskesmas Bersih Berprestasi Hari Jadi Kota Palembang Tahun 2002
Juara I Dokter Teladan Tk. Kotamadya Palembang a.n dr. Letizia tahun 2002
Juara I Lomba Balita Sehat Kelompok Umur 6 bulan 2 Tahun Tk.Kota

Palembang tahun 2003


Juara II Paramedis teladan Tk. Kota Palembang a.n Sri Nurmalina tahun 2003
Juara I Senam Lansia Tk. Kota Palembang a.n Posyandu Lansia Melati

Kelurahan 20 Ilir DI Tahun 2004


Juara I Petugas gizi Tk. Kota Palembang a.n Iriani, AMG tahun 2007
Juara II Senam Poco-Poco dalam rangka HUT Kota Palembanga.n Group

Puskesmas Dempo tahun 2010


Juara III Lomba Senam SKJ 2008 Tk. Provinsi a.n Group Puskesmas Dempo

tahun 2010
Juara II Karaoke di Dinas Kesehata Kota Palembang a.n Merry Nurmala Sarri,
SKM.

3.2 Gambaran Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Talang Ratu


ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain.
Tabel 2.Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Talang
Ratu tahun 2014 dan 2015

21

Cakupan
No
1

Kelurahan
20 ilir D-IV

2014
75%

2012
70%

Sumber: *Profil Puskesmas Talang Ratu Tahun 2015

Grafik 1. Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas


Talang Ratu tahun 2014 dan 2015
76%
75%

0.75

74%
73%
72%
71%

2014

2015
0.7

70%
69%
68%
67%

20 Ilir D-IV

Sumber: *Profil PuskesmasTalang Ratu Tahun 2015

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa cakupan pemberian ASI


eksklusif di kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu dibawah
cakupan yang dicanangkan sebesar 80%. Data keseluruhan cakupan ASI
eksklusif sebesar 75% di tahun 2014 dan menurun menjadi 70% di tahun
2015.

22

BAB IV
PENYELESAIAN MASALAH
4.1 Penentuan akar penyebab masalah

Manusia

Metode

Ibu yang bekerja


Pengetahuan orang tua kurang

Cakupan pemberian ASI eksklusif belum mencap

Lingkungan kerja yang kurang mendukung. ( cuti melahirkan yang singkat)


Gencarnya iklan susu
formula
Dana
khusus untuk sosialisasi masih kurang

sarana

dana

lingkungan

4.2. Prioritas Masalah


Keterangan :
U: Urgent
Paling
Sangat
(mendesak
mendesak
mendesak
5
4
)
S : Serious
Fatal
Sangat gawat
5
4
(gawat)
G : Growth
Sangat Cepat
Cepat
5
4
(perkembangan
)

mendesak

Biasa

3
2
Gawat
Biasa
3
2
Agak Cepat
Biasa
3
2

Tidak
Mendesak
1
Tidak Gawat
1
Lambat
1

23

Tabel 3. Pemecahan Masalah


No
1
2
3
4
5

Penyebab Masalah
Pengetahuan orang tua kurang
Ibu yang bekerja
Gencarnya iklan susu
Dana khusus untuk sosialisasi kurang
Lingkungan kerja yang kurang mendukung
(cuti hamil yang singkat)

U
5
4
3
5
3

S
5
4
3
3
2

G
5
3
3
2
2

UxSxG
125
48
27
30
12

4.3 Penyelesaian Masalah


Tabel 4. Penyelesaian masalah
Prioritas Penyebab
Masalah
Pengetahuan orang
tua kurang

Alternatif Penyelesaian
Penyelesaian Masalah
Masalah
Terpilih
- Pelatihan kepada kader - Penyuluhan tentang
tentang menyusi bayi
ASI eksklusif kepada
- Penyuluhan tentang ASI
ibu yang baru
eksklusif kepada ibu
melahirkan dan kader
yang baru melahirkan
kader puskesmas
dan kader kader
puskesmas
- Mengadakan perlombaan
anak sehat.

24

25

4.6. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


No
1

Upaya
Kesehatan
ASI
Eksklusif

Kegiatan
Penyuluhan
tentang ASI
eksklusif

Tabel. 5. Rencana Usulan Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Memberikan
pengetahuan dan
kesadaran tentang
pentingnya ASI
ekslusif untuk
anak usia 0-6
bulan

-Kader
posyandu
- ibu-ibu
post nifas
- masyarakat
cakupan
puskesmas
dempo

4.7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


No
1

Upaya
Kesehatan
ASI
Eksklusif

Kegiatan
Penyuluhan
tentang ASI
eksklusif

Sasaran
-Kader
posyandu
- ibu-ibu
post nifas
-masyarakat
cakupan
puskesmas
dempo

Target
75 %

Volume
Kegiatan
2x/thn

Target
2x/thn

Kebutuhan Sumber Daya


Dana
Alat
Tenaga
Rp.1000 x 500
- Brosur
4 org
brosur =
- Projector
Rp.500.000
- Poster
Rp. 10.000 x
100 poster =
1000.000,-

Indikator
Keberhasilan
Kehadiran peserta
75 %

Sumber
Pembiayaan
Puskesmas

Tabel. 6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Rincian Pelaksanaan
-Presentasi tentang ASI
dan manfaatnya
-Pembagian brosur

Lokasi
Pelaksanaan
Puskesmas

Tenaga
Pelaksana
4 org

Jadwal
Januari, Juli

Biaya

26

27

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Cakupan ASI eksklusif yang tidak mencapai target di Puskesmas Talang Ratu
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang ASI.
2. Alternatif penyelesaian masalah dari masih rendahnya cakupan pemberian
ASI di wilayah kerja Puskesmas Talang Ratu dapat dilakukan dengan
Penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada ibu yang baru melahirkan dan
kader kader puskesmas
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terhadap masalah belum tercapainya
target cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Dempo adalah dengan
meningkatkan peran serta dari petugas kesehatan, ibu, serta keluarga untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif untuk bayi 0-6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai