Anda di halaman 1dari 25

RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF II

(OBSERVASIONAL) RANCANGAN CASE CONTROL DAN


KOHORT
Case Control

Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut


bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
menggunakan pandekatanretrospective. Dengan kata
lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi
pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi
adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.

2 Annual Review December 1, 2023



S tudy Case Control ini didasarkan pada kejadian penyakit yang
sudah ada sehingga memungkinkan untuk menganalisa dua
kelompok tertentu yakni kelompok kasus yang menderita penyakit
atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok
yang tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya
penelitianncase control ini adalah diketahui penyakitnya
kemudian ditelusuri penyebabnya.

Kelebihan penelitian Case Control
Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus
dengan kelompok control

Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko


sehingga hasil penelitian lebih tajam dibanding hasil
rancangan cross sectional

Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian


eksperimen (kohort)

Tidak memerlukan waktu lama ( lebih ekonomis )



Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control

Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas,


dan reabilitasnya kurang karena subjek penelitian harus
mengingatkan kembali faktor-faktor resikonya.

Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara


teknis tidakdapat dikendalikan.

Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar


sesui dengan kelompok kasusu karena banyaknya faktor
resiko yang harus dikendalikan.
Contoh

Penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi/


kekurangan gizi pada anak balita dengnan perilaku pemberian
makanan oleh ibu.
Tahap pertama :

Mengidentifikasi variabel dependen (efek) dan


variabel- variabel independen (faktor resiko ).

 Variabel dependen : malnutrisi


 Variabel independen : perilaku ibu dalam memberikan makanan.
 Variabel independen yang lain : pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
jumlah anak, dan sebagainya.
Tahap kedua :
Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan
sampel penelitian. Objek penelitian disini adalah pasangan ibu
dan anak balitanya. Namun demikian perlu dibatasi pasangan
ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi populasi dan
sampel penelitian ini.
Tahap ketiga :
Mengidentifikasi kasus, yaitu anak balita yang
menderita malnutrisi (anak balita yang memenuhi kebutuhan
malnitrisi yang telah ditetapkan, misalnya berat per umur dari
75 % standar Harvard. Kasus diambil dari populasi yang telah
ditetapkan.
Tahap keempat :
Pemilihan subjek sebagai kontrol, yaitu
pasangan ibu-ibu dengan anak balita mereka. Pemilihan kontrol
hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek
pada kasus. Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosial ekonominya
dan sebagainya.
Tahap kelima :
Melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu
dari kasusu (anak balita malnutrisiI itu diukur atau ditanyakan
kepada ibu dengan menggunakan metose recall mengenai
perilaku memberikan jenis makanan , jumlah yang diberikan
kepada anak balita selama 24 jam
Tahap keenam :
Melakukan pengolahan dan analisis data . Dengan membandingkan proporsi
perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal memberikan makanan
kepada anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu
yang sama pada kelompok kontrol. Dari sini akan diperoleh bukti ada tidaknya
hubungan perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
Tahap keenam :
Melakukan pengolahan dan analisis data . Dengan membandingkan proporsi
perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal memberikan makanan
kepada anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu
yang sama pada kelompok kontrol. Dari sini akan diperoleh bukti ada tidaknya
hubungan perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
Study Cohort

Adalah penelitian observasional analitik yang


didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk
tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam hal ini kelompok penduduk yang diamati
merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori
tertentu yakni yang terpapardan atau yang tidak
terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor
penyebab
Penelitian cohort adalah kebalikan dari casecontrol.
faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati
secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya

14 Annual Review December 1, 2023


Kelebihan Penelitian Cohort

Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok


(kelompok subjek dan kelompok kontrol) sejak awal
penelitian.
Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka
resiko dari suatu waktu ke waktu yang lain.

Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko


maupun efek dari waktu ke waktu.
Kekurangan Penelitian Cohort

Memerlukan waktu yang cukup lama

Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit

Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out


dan akan mengganggu analisis hasil

Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati


sampai terjadinya efek (mungkin penyakit) maka hal ini
berarti kurang atau tidak etis.
Contoh :

Penelitian yang ingin membuktikan adanya


hubungan antara Ca paru (efek) dengan merokok (resiko) dengan
menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.
Tahap pertama: Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen)
dan resiko (variabel independen) serta variabel-variabel
pengendali (variabel kontrol).

Variabel dependen : Ca. Paru


Variabel independen : merokok
Variabel pengendali : umur, pekerjaan dan sebagainya
Contoh :

Penelitian yang ingin membuktikan adanya


hubungan antara Ca paru (efek) dengan merokok (resiko)
dengan menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.
Tahap pertama :

Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen)


dan resiko (variabel independen) serta variabel-variabel
pengendali (variabel kontrol).

Variabel dependen : Ca. Paru


Variabel independen : merokok
Variabel pengendali : umur, pekerjaan dan sebagainya
Tahap kedua :

Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan


sampel penelitian. Misalnya yang menjadi populasi adalah semua
pria di suatu wilayah atau tempat tertentu, dengnan umur antara
40 sampai dengan 50 tahun, baik yang merokok maupun yang
tidak merokok.
Tahap ketiga :

Mengidentifikasi subjek yang merokok (resiko


positif) dari populasi tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek
yang tidak merokok (resiko negatif) sejumlah yang kurang lebih
sama dengan kelompok merokok.
Tahap keempat :

Mengobservasi perkembangan efek pada


kelompok orang-orang yang merokok (resiko positif) dan
kelompok orang yang tidak merokok (kontrol) sampai pada waktu
tertentu, misal selama 10 tahun ke depan, untuk mengetahui
adanya perkembangan atau kejadian Ca paru
Tahap kelima :

Mengolah dan menganalisis data. Analisis


dilakukan dengan membandingkan proporsi orang-orang yang
menderita Ca paru dengan proporsi orang-orang yang tidak
menderita Ca paru, diantaranya kelompok perokok dan kelompok
tidak merokok.
Thankyou
Daftar Pustaka
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi
Penelitian. Karanganyar : Literasi Media

Anda mungkin juga menyukai