Anda di halaman 1dari 11

METODE PENELITIAN CASE CONTROL

Disusun untuk memenuhi tugas dasar Epidemiologi

Dosen pengampu : Nur Afni,SKM., M.Kes

Disusun Oleh :

Owen (2211071054 )

Ardila (2211071 )

Juwati (2211071

Diah naswah( 2211071 )

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU


2022/2023

DAFTAR ISI

BAB 1……................................................................................................................3

PENDAHULUAN….................................................................................................3

1.1 latar belakang…………………………..……………………………………..3

1.2 Tujuan………………………………………………………………………….3

BAB 2……………………………………………………………………………………4

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………4

II.1 Definisi studi case control…………………………………………………….4

II.2 Tujuan dan Ciri – Ciri case control………………………………………….4

II.3 Kelebihan dan kekurangan studi case control………………………………5

II.4 Tahapan studi case control dan contohnya…………………………………6

II.5 Menetapkan besar sampel……………………………………..……………10

II.6 Melakukan pengukuran……………………………………………………..10

II.7 Menganalisis hasil penelitian………………………………………………..11

II.8 Penetuan ratio Odds…………………………………………………………11

II.9 Bilas dalam studi case control……………………………………………….14

II.10 Aanalisis jurnal……………………………………………………………..14

BAB 3…………………………………………………………………………………...23

PENUTUP……………………………………………………………………………….23

III.1 Kesimpulan………………………………………………………………….23
III.2 Saran…………………………………………………………………………23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...24
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penelitian kasus-kontrol (case control study), atau yang sering juga
disebut sebagai casecomparison study, case compeer study, case-referent
study, atau retrospective study, merupakan penelitian epidemiologis analitik
observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi
kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor tertentu.Desain penelitian kasus-
kontrol dapat dilakukan untuk menilai berapa besar peran fsktor risoko dalam
kejadian penyakit (cause-effect relationship), seperti hubungan antara
kejadian kanker serviks dengan perilaku sosial, hubungan antara tuborkulosis
pada anak dengan vaksinasi BCG, atau hubungan antara status gizi bayi
berusia 1 tahun dengan pemakainaan KB pada ibu.
Metode penelitian case control berhubungan eret dengan penelitian
prevalensi atau cross sectional. Namun demikian, karena orang orang yang
dilibatkannya umumnya lebih sedikit dan lebih mudah dikumpulan, maka
penelitian case control lebih sering dilaksanakan. Diantara penelitian
penelitian analitik, biasanya penelitian case control menjadi pendekatan
pertama untuk menentukan apakah suatu ciri perorangan atau faktor
lingkungan tertentu mempunyai kaitan dengan terjadinya penyakit.
Dalam hal kekuatan sebab akibat, study kasus-control ada dibawah
desain eksprimental dan study kohort, namun lebih kuat dari pada study
cross-sectional,karena pada study kasus-konrol terdapat dimensi waktu,
sedeangkan study cross-sectional tidak. Desain study kasus-kontrol
mempunyai beberapa kelemahan, namun juga memiliki beberapa keuntungan.
Dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang cermat, serta analisis yang
tepat, study kasus-kontrol dapat memberikan sumbanganyang bermakna
dalam berbagai bidan kedokteran klinik, terutama untuk penyakit penyakit
yang jarang dktemukan.

1.2 tujuan
1. Mengetahui definisi study case control
2. Mengetahui tujuan study case control
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan study case control
4. Mengetahui tahapan study case control
5. Mengetahui penentuan rasio Odds
6. Mengetahui bias dalam study case control
BAB 2

PEMBAHASAN

II.1 Definisi study case control

Metode penelitian kasus-kontrol adalah suatu penelitian yang


menyangkut faktor risiko dipelajari dengan mengunakan pendekatan, dimulai
dengan mengidenifikasikan pasien dengan efek atau penyakit tertentu
(kelompok tertentu) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol), kemudian
diteliti faktor risiko yang dapat menerangkan bagaimana kelompok kasus
terkena efek, sedangkan kelompok kontrol tidak.Desain penelitian ini
bertujuan mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar berpenggaruh
terhadap efek yang diteliti dengan membandingkan kekerapan pejanan faktor
risiko tersebut pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Jadi,
hipotesisyang diajukan adalah :pasien panyakit X lebih sering rnendapat
pajaanan faktor risiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak berpenyakit
X. pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah : apakah ada
asosiasi antara variabel efek (penyakit, atau keadaan lain) dendan variabel
lain (yang terduga mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut) pada populasi
yang diteliti.

Study kasus kontrol mengikuti paradigma yang menelusuri dari efek ke


penyebab. Di dalam study kasus kontrol, induvidual dengan kondisi khusus
atau berpenyakit (kasus) dipilih untuk dibandingkan dengan sejumlah
individual yang tak memuliki penyakit (kontrol). Kasus dan kontrol
dibandingkan dalam hal sesuatu yang telah tiada atau atribut masa lalu atau
pajanaan menjadi sesuatu yang relelavan dengan perkembangan atau kondisi
penyakit yang sedang dipelajari. Desain penelitian ini berfokus pada keadaan
masa lalu yang mungkin menyebabkan subjek menjadi kasus dan bukan
kontrol. Karna bersifat retrospektif dan kasus diidentifikasi pada awal
penelitian, maka tidak ada periode tidak lanut yang panjang. Dalam
pandanggan masa lampau,subjek dipilih baik yang memiliki penyakit atau
tidak. Yang memiliki penyakit disebut (case) dan yang tidak disebut
(kontrol). Pada desain penelitian ini dilakukan studi analitik yang menganalis
hubungan kausal dengan mengunakan logika terbalik, yaitu menentukan
penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasih penyebab
(faktor risiko).
II.2 Tujuan dan ciri- ciri studi case control

Tujuan studi case control:

1. Mempejari hubungan antara paparan dan penyakit


2. Mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya feel
3. Mempelajari kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat
dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor risiko potensial
terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol.
4. Rancangan ini juga jika akan dilakukan studi terhadap penyakit yang
ukuran sampelnya lebih kecil dibanding studi kohort.

Ciri rancangan kasus kontrol:

1. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak
(kontrol) suatu kasus yang inggin diamati kemudian proposi pemajanan
dari kedua kelompok tersebut dibandingkan.
2. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian inggin diketahui variabel
bebas (penyebab)
3. Observasi dan penggukuran tidak pada saat yang sama
4. Untuk, kontrol dipilih subjek yang berasal dari populasi dan
karakteristik yang sama dengan kasus
5. Bedanya kelmpok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti
6. Tidak menggukur insidensi.

II.3 Kelebihan dan kekurangan Study case control

Kelebihan rancangan penelitian case contro

1. Terkadang menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang


atau yang masa latenya panjang.
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3. Biaya relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
4. Memungkinkan mengidentifikasih beberapa faktorrisiko sekaligus
dalam suatu penelitian
5. Tidak mengalami kendala etik
Kekurangan rancangan penelitian case contro:

1. Data mengenai pajanan terhadap faktor risiko diperoleh dengan


mengadakan daya ingat atau rekan medis. Daya ingat serponden ini
menyebabkan terjadinya recall bias, karena responden yang
mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanaan terhadap faktor
risiko dari pada responden yang tidak mengalami efek.Data sekunder
dalam hal ini rekam medis yang yang sering kali dipakai sebagai
sumber data juga tidak begitu akurat .
2. Validasi mengenai informasi kadang kadang sukar diperoleh.
3. Tidak dapat memberikan incidence rates.
4. Tidak dapat digunakan untuk menetukan lebih dari 1 variabel, hanya
berkaitan dengan satu penyakit atau efek.

II.4 Tahapan study case control Dan contohnya

Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut:

1. Mereumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai


Setiap penelitian diawali dengan penetapan pertanyaan penelitian
kemudian disusun hipotesis yang akan diuji validasinya, Misalnya
pertanyaanya adalah: Apakah terdapat hubungsn antara konsumsi jamu
peluntur pada kehamilan muda dengan kejadian penyakit jantung bawaan
pada bayi yang dilahirkan ? Hipotesis yang inggin diuji adalah:
pajanaan tetrhadap jamu peluntur lebih sering terjadi pada ibu yang
anaknya menderita penyakit bawaan BPJ dibandingkan pada ibu yang
anak nya tidak menderita PJB.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : faktor risiko, efek
Intensitas pejanaan faktor risiko dapat dinilai dengan cara mengukur dosis
, frekuensih atau lamanya pajanaan. Ukuran pajaanan terhadap faktor
risiko yang berhubungan dengan frekunsi dapat bersifat:
 Dikatom, yaitu apabila hanya terdapat 2 kategori, misalnya pernah
minum jamu peluntur atau tidak.
 Polikotom, pajanaan diukur pada lebih dari 2 tingkat, misalnya tidak
pernah, kadang kadang, atau sering terpajaan.
 Kontinyu, pajanaan diukur dalam skala kontinu atau nomerik,
misalnya, umur salam tahun, paritas, berat lahir.
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, kontrol), dan
cara untuk pemilihan subjek penelitian.

a. kasus

Cara yang terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil


secara acak subjek dari populasi yang menderita efek. Namun dalam
praktik hal ini hampir tidak mungkin dilaksanakan, karena penelitian
kasus-kontrol lebih sering dilakukan pada kasus yang jarang, yang
diagonisnya biasanya ditegakan dirumah sakit. Pasien yang tidak
datang ke rumah sakit. Beberapa hal tersebut perlu dipertimbangkan
dengan cermat dalam pemilihan untuk studi kasus-kontrol agar
sampel yang dipergunakan mendekati keadaan dalam populasi.

Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens (baru+lama)

Dalam pemilihan kasus sebaiknya kita memilih kasus insidens


(kasus baru). Kalau kita mengambil kasus prevalens (kasus lama dan
baru) maka untuk penyakit yang masa sakitnya singkat lalu
mortalitasnya sangat tinggi., Kelompok kelompok kasus tidak
mengambarkan keadaan dalam populasi (bias neyman) Misalnya,
pada penelitian kasus-kontrol untuk mencari faktor-faktor
risikopenyakit jantung bawaan mempunyai angka kematian yang
tinggi pada periode neonates atau masa bayi. Dengan demikian
pasien yang meninggal tersebut tidak terwakili dalam penelitian.

Tempat pengumpulan kasus

Bila di suatu daerah terdapat registry kesehatan masyarakat yang


baik dan lengkap, maka pengambilan kasus sebaiknya dari sumber di
masyarakat (population based), hal menyebabkan terjadinya bias
yang cukup penting(bias berkson), karena karakteristik pasien yang
tidak berobat ke rumah sakit.

Saat diagnosis

Untuk penyakit yang perlu pertolongan segera,(misalnya patah


tulang) maka saat ditegahkanya diagnosis boleh dikatakan sama
dengan mula timbulnya penyakit (onset). Tetapi banyak penyakit
yang mula timbulnya perlahan dan sulit dipastikan dengan tepat
(contohnya keganasan atau pelbagai jenis penyakit kronik).

Contoh:
Ingin diketahui hubungan diet dengan kejadian kanke rkolon.
Pertanyaanya harus ditunjukan terhadap diet sebelum timbul gejala
penyakit. Penelitian terhadap penyakit yang timbulnya manifestasi
diperhatikan ekstra untuk menetukan saat gejala pertama timbul. Bila
gejala sudah lama terjadi, sebaiknya kasus jangan dipakai, sebab
sulit dihindarkan kemungkinan terjadinya pajanaan setelah timbul
penyakit.
b. Kontrol
Pemilihan kontrol asalah lebih besar dari pada pemilihan kasus, oleh
karena kontrol semata mata ditentukan oleh peneliti, sehinga sangat
terncam bias. Perlu ditekankan bahwa kontrol harus berasal dari
populasi yang sama dengan kasus, agar risiko yang di teliti. Bila
peneliti inggin mengetahui bahwa kanker payudara berhubunggan
dengan penguna pil KB, maka kriteria inklusi untuk kontrol adalah
subjek yang memiliki peluang untuk minum pil KB yaitu wanita
yang menikah dalam usia subur(wanita yang tridak menikah atau
yang belum mempunyai anak tidak minum pil kontrasepsi)

II.5 Menetapkan besar sampel


Jumlah subjek yang perlu diteliti untuk memperlihatkan adanya
hubungan antara faktor risiko dengan penyakit perlu ditentukan sebelum
penelitian dimulai. Pada dasarnya untuk penelitian kasus kontrol jumlah
subjek yang diteliti bergantung pada :
1) penting terutama apabila control diambil dari populasi.
2) Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R)
3) Rasio antara jumlah kasus kontrol. Bila di pilih kontrol lebih banyak,
maka jumlah kasus dapat dikuranggi. Bila jumlah kontrol diambil c kali
jumlah kasus, maka jumlah kasus dapat dikurangi dari n menjadi
(c+1)n/2c.
4) Apakah penelitian kontrol dilakukan dengan mathing atau tidak. Diatas
telah disebuy bahwa dengan melakukan matching maka jumlah subjek
yang diperlukan untuk diteliti menjadi lebih sedikit.

II.6 Melakukan penggukuran

Pengukuran variabel efek dan faktor risiko merupakan hal yang dentral pada
studi kasus-kontrol.Penetuan efek sudah harus didefinisi dengan jelas dalam
usulan penelitian. Pengukuran faktor risiko atau pajanaan yang terjadi pada
waktu lampau juga sering menimbulkan kesulitan. Kadang tersedia data
objektif, misal rekan medis kumpulan preparat hasil pemilihan patoligo-
anotomik, hasil labolaturium, atau berbagai jenis hasil pencitraan. Namun
lebih sering penetuan pajanaan pada masa lalu dilakukan semata-mata dengan
anamnesis atau wawancara dengan responden, jadi hanya dengan
mengandalkan daya ingat responden yang mungkin dipengaruhi oleh statusnya
(mengalami outcome atau tidak,)

II.7 Menganalisis hasil penelitian

Analisis studi kasus-kontrol dapat hanya bersifat sederhana yaitu


penetuan ratio odds, sampai pada yang kompleks, yakni dengan analisis
multivariate pada studi kasus control dengan lebih dari satu faktor risiko.
Ini ditentukan dengan apa yang akan diteliti.

II.8 Penetuan rasio odds

Desain kasus kontrol dimulai dengan identifikasih sekelompok kasus


(individu dengan hasil kesehatan tertentu) dalam populasi tertentu dan
sekelompok kontrol (individu tanpa hasil kesehata) untuk dimasukan dalam
hasil penelitian. Analisis desainkasus kontrol dihitung dengan mengunakan
Odds ratio (OR) untuk memperkirakan kekuatan hubungan antara paparan
dan hasil. Studi ini berbasis populasi sehingga perkiraan insidens penyakit
dapat diperoleh.

II.9 Bias dalam study case-control

Bias merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil


penelitian tidak sesuai dengan kenyataan. Pada penelitian kasus kontrol
terdapat tiga kelompok bias yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu:

1. Bias seleksi;
2. Bias informasi;
3. Bias perancu (confounding bias).

II.10 Analisis jurnal

Berikut adalah beberapa analisis jurnal yang desain penelitianya


menggunakan study case control

Contoh jurnal

1. Judul penelitian
2. Peneliti
3. Tujuan penelitian
4. Metode penelitian
5. Syarat metode case control
6. Populasi studi penelitian
7. Sampel penelitian
8. Kasus dan kontrol penelitian
9. Hasil penelitian

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Studi Case Control merupakan salah satu studi analitik observasional


yang bertujuan mencari faktor penyebab penyakit yaitu mempelajari
hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan
membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
penyebab penyakit berdasarkan pendekatan retrospektif.

Pada studi Case Control hasilnya dihitung dan ditentukan odds rasio.
Interpretasi nilai RO dengan interval kepercayaanya sama dengan
interpretasi pada penelitian Cross-sectional, yakni RO yang> 1 menunjukan
bahwa faktor risiko, bila RO = 1 atau mencakup angka satu berarti bukan
faktor risiko, dan bila kurang dari satu berarti merupakan faktor yang
melindungi atau prodektif

III. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Gordins, Leon. 2004.Epidemiology.Philadelphia : Elsevier Saundres.

Budiarto, Eko. 2003. Metodologi penelitian kedokteran.jakarta : penerbit EGC.

Sastroasmoro, Sudigdo dkk.1995. Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis.


Jakarta : Binarupa aksara.

Noor, Nur Nasry.2000. Pengantar Epidemiologi. Makasar : Fakultas Kesehatan


Masyarakat, Universitas Hasanuddin.

Wibowo A. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan.2018. Rajawali


Press. Depok. Epidemiology For Practitioners. Introduction to studi
Desain – case contorl Studies.2020. Health Knowledge.
https:/www.healthknowledge.org.uk/e-learning/epidemiology/practitioners
/introduction-study-desing-ccs

Anda mungkin juga menyukai