Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LIMBAH B3 DI LABORATORIUM
DOSEN PENGAMPU : Dr. Ratna Ayu Pujiastuti, SKM

KELOMPOK 2 :

DILLON ARDIANSYAH : 2211071006


JUWATI : 2211071004
DIAH MAGHFIRA : 2211071040
DHIYA NASYWA : 2211071062
OWEN POMBILE : 2211071054
NUR AZIZA : 2211071021
KHALIL JIBRAN : 2211071086
DAFTAR ISI

SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
BAB II ISI.........................................................................................................................................
II.1 PENGERTIAN LIMBAH B3...............................................................................................
II.2 JENIS DAN IDENTIFIKASI LIMBAH SESUAI DENGAN KLASIFIKASINYA.........
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
III.1 KESIMPULAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), laboratorium adalah tempat atau kamar dan
sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan
dan sebagainya). 

Dari penjelasan menurut KBBI saja sudah jelas bahwa laboratorium memiliki berbagai
peralatan yang mampu mendukung dalam mengadakan percobaan. Tentu saja percobaan ini
dimaksudkan untuk penyelidikan atau penelitian. Tidak mungkin ada laboratorium yang beroperasi
tanpa ada maksud tertentu.

Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang


prosedur impor limbah, menyatakan bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari
suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang
dapat dimakan oleh manusia dan hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang
tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
BAB II
ISI

II.1 PENGERTIAN LIMBAH B3

Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum dalam Undang – Undang RI Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan –
peraturan lain di bawahnya.
Jenis – jenis Bahan Berbahaya dan Beracun diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan ini
selain mengatur tata laksana pengelolaan B3, juga mengklasifikasikan B3 dalam tiga
kategori yaitu B3 yang dapat dipergunakan, B3 yang dilarang dipergunakan dan B3 yang
terbatas dipergunakan. 
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau atau membahayakan kesehatan manusia.

II.2 JENIS DAN IDENTIFIKASI LIMBAH SESUAI DENGAN KLASIFIKASINYA


Limbah beracun dibagi menjadi :
1. Limbah mudah meledak
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25
°C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak sekitarnya. Adapun beberapa contoh limbah B3 yang mudah meledak
yaitu asam prikat.
2. Limbah mudah terbakar
Limbah mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-
sifat sebagai berikut:
a) Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%
volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari60 °c (140 OF) akan menyala
apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg.
b) Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar
(25 C, 760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar
dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
c) Limbah yang bertekanan yang mudah terbakar..
d) Limbah pengoksidasi.
Contoh limbah B3 yang mudah menyala yaitu benzena, pelarut toluena atau
pelarut aseton dari industri cat, tinta, pembersih logam, dan laboratorium kimia

3. Limbah beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun
bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pemafasan, kulit atau mulut,
Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mu
tu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar
organik dan anorganik dalam limbah. Apabila limbah mengandung salah satu
pencemar yang terdapat, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai
dalam Lampiran II tersebut, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila
nilai ambang batas zat pencemar tidak terdapat pada Lampiran II tersebut maka
dilakukan uji toksikologi. Contoh limbah ini yaitu limbah pertanian seperti
pestisida. 5. Berbahaya Limbah berbahaya merupakan limbah dalam bentuk padat,
cair, atau gas yang bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan

4. Limbah yang menyebabkan infeksi.


Bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang
terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi
kuman penyakit yang dapat menular Limbah ini berbahaya karena mengandung
kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja,
pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan limbah.

Yang termasuk dalam limbah antara lain:


- Limbah yang berasal dari perawatan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular atau perawatan intensif dan limbah laboratorium.
- Limbah yang berupa benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan
intravena, pipet pasteur, dan pecahan gelas..
- Limbah patologi yang merupakan limbah jaringan tubuh yang terbuang dari
proses bedah otopsi.
- Limbah yang berasal dari pembiakan dan stok bahan infeksius, organ binatang
percobaan, bahan lain yang telah diinokulasi, dan infeksi atau kontak dengan
bahan yang sangat infeksius.
- Limbah sitotoksik yaitu limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

5. Limbah bersifat korosif


Adalah limbah yang memiliki sifat sebagai berikut :
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 °C.
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama
atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa.
Contoh limbah B3 ini yaitu sisa asam sulfat untuk industri baja, limbah asam
dari abterai dan accu, serta limbah permberih sodium hidroksida di industri
logam

6. Limbah yang bersifat reaktif


Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu
sifat-sifat sebagai berikut:
a) Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan.
b) Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
c) Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
d) Limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5
dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
e) Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan
standar (25 C, 760 mmHg).
f) Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
7. Limbah radioaktif
Radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radionucleida.

Jenis Limbah B3 Selain bisa dikenali dari karakteristiknya, limbah B3 juga bisa diketahui
berdasarkan sumbernya. Berikut ini jenis limbah B3 jika dilihat dari sumbernya :
1. Limbah dari Sumber Tidak Spesifik Limbah ini merupakan limbah yang tidak berasal
dari proses utama melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pencucian,
pengemasan, dan lain sebagainya.
2. Limbah dari Sumber Spesifik Limbah B3 ini merupakan limbah yang berasal dari
kegiatan utama di sebuah proses industri.
3. Limbah dari sumber lain.
Limbah ini adalah limbah dari sumber yang tidak terduga. Misalnya produk kadaluarsa
sisa kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi tertentu.
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

 Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
 Limbah B3 terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya limbah mudah meledak,
limbah mudah terbakar, limbah beracun, limbah yang menyebabkan infeksi, limbah
yang bersifat korosif, limbah bersifat reaktif, limbah infeksius dan limbah radioaktif.
 Limbah B3 memiliki beberapa karakterstik, diantaranya mudah meledak,
pengoksidasi, mudah menyala, beracun, korosif, bersifat iritasi, berbahaya bagi
lingkungan, karsiogenik, teratogenik, dan mutagenik.
DAFTAR PUSTAKA

https://environment-indonesia.com/penjelasan-4-jenis-limbah-berdasarkan
wujud/#:~:text=Pengertian%20limbah%20menurut%20WHO%20yaitu,dan%20tidak
%20terjadi%20dengan%20sendirinya.

https://dlhk.jogjaprov.go.id/mengenal-b3-dan-limbah-b3

https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/61c4326cc8afd/9-karakteristik-limbah-b3-lengkap-
dengan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai