Anda di halaman 1dari 10

Pengelolaan Limbah B3 di Rumah Sakit

Disusun oleh :
Nama : Linda Chintya Dewi
NIM : 441219015
Kelas : D4 Semester 2

UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF


SIDOARJO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang segala puji syukur penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul : “Pengelolaan Limbah B3 di Rumah Sakit”. Keberhasilan ini tentu tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang
berbahagia ini penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada para pembimbing
serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki,


makalah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Kritik dan
saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan karya ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sidoarjo, 23 Juni 2020


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah B3.................................................................................... 2


2.2 Jenis Limbah B3 Berdasarkan PP Nomer 101 Tahun 2014 ...................... 2
2.3 Jenis Limbah Medis.................................................................................... 3
2.4 Pengelolaan Limbah B3 Medis................................................................... 4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................6
3.2 Saran ..........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan merupakan masalah yang berkaitan langsung dengan
masalah lingkungan. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan
yang menjadi pendonor limbah. Dengan meningkatnya jumlah rumah sakit setiap
tahunnya maka akan terjadinya peningkatan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Sehingga, perlu adanya evaluasi pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkan terhadap penilaian. Rumah Sakit ialah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan, dan pelayanan gawat
darurat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
340/Menkes/Per/III/2010, klasifikasi rumah sakit dibedakan menjadi rumah sakit
umum dan rumah sakit khusus. Untuk rumah sakit umum memiliki 4 tipe yaitu
rumah sakit tipe A, rumah sakit tipe B, rumah sakit tipe C, dan rumah sakit tipe D.
Berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001, limbah B3
perlu dikelola sesuai dengan peraturan yang telah ada sehingga pengelolaan
lingkungan hidup rumah sakit perlu dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan.Perencanaan,pelaksanaan, pemantauan, dan melakukan perbaikan
dalam pengelolaan lingkungan rumah sakit harus dilakukan secara berkelanjutan
dan konsisten. Selain itu sumber daya manusianya juga perlu memahami
permasalahan terkait dengan pengelolaan lingkungan rumah sakit sehingga kinerja
lingkungan rumah sakit semakin baik.Menerapkan sistem manajemen lingkungan
rumah sakit dapat memberikan manfaat berupa perlindungan terhadap lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan
apabila pengelolaan limbah medis padat dilakukan dengan baik yaitu dengan cara
mengetahui jumlah timbunan limbah medis dan karakterisitik limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara pengelolaan limbah B3 padat di rumah sakit ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah B3 padat di rumah sakit.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah B3


Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah “setiap limbah
yang mengandung bahan berbahaya dan /atau beracun yang karena sifat dan /atau
konsentrasinya dan /atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak dan /atau mencemarkan lingkungan hidup dan /atau
membahayakan.”
Dampak yang ditimbulkan oleh limbah B3 yang dibuang langsung ke
lingkungan sangat besar dan dapat bersifat akumulatif, sehingga dampak tersebut
akan berantai mengikuti proses pengangkutan (sirkulasi) bahan dan jaring-jaring
rantai makanan. Mengingat besarnya resiko yang ditimbulkan tersebut maka
pemerintah telah berusaha untuk mengelola limbah B3 secara menyeluruh,
terpadu dan berkelanjutan.
2.2 Macam-macam Limbah B3 Berdasarkan PP Nomer 101 Tahun 2014

1. Limbah B3 Mudah Meledak


Limbah B3 mudah meledak adalah limbah yang pada suhu
dan tekanan standar yaitu 25oC (dua puluh lima derajat
Celcius) atau 760 mmHg (tujuh ratus enam puluh millimeters
of mercury) dapat meledak, atau melalui reaksi kimia dan/atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
2. Limbah B3 Mudah Menyala
Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol kurang
dari 24% (dua puluh empat persen) volume dan/atau pada
titik nyala tidak lebih dari 60oC (enam puluh derajat Celcius)
atau 140oF (seratus empat puluh derajat Fahrenheit) akan
menyala jika terjadi kontak dengan api, percikan api atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg (tujuh ratus
enam puluh millimeters of mercury).
3. Limbah B3 reaktif
Limbah B3 reaktif adalah limbah yang memiliki salah
satu atau lebih sifat-sifat berikut:
a. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
b. Limbah yang jika bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap.
c. Merupakan Limbah sianida, sulfida yang pada kondisi pH antara 2 (dua) dan
12,5 (dua belas koma lima) dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun.

2
4. Limbah B3 Infeksius
Limbah B3 bersifat infeksius yaitu Limbah medis
padat yang terkontaminasi organisme patogen yang
tidak secara rutin ada di lingkungan, dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan.

5. Limbah B3 Korosif
Limbah B3 korosif adalah Limbah yang memiliki
salah satu atau lebih sifat-sifat berikut:
a. Limbah dengan pH sama atau kurang dari 2 (dua)
untuk Limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar
dari 12,5 (dua belas koma lima) untuk yang bersifat basa.
b. Limbah yang menyebabkan tingkat iritasi yang
ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema dan
pembengkakan atau edema.
6. Limbah B3 Beracun
Limbah B3 beracun adalah Limbah yang memiliki
karakteristik beracun berdasarkan uji penentuan
karakteristik beracun melalui TCLP, Uji Toksikologi
LD50, dan uji sub-kronis.

2.3 Jenis Limbah Medis

Limbah medis adalah limbah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimia,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
1. Limbah Infeksius
Limbah infeksius adalah limbah yang diduga mengandung patogen
(bakteri, virus, parasit, atau jamur) dalam konsentrasi atau jumlah yang cukup
untuk menyebabkan penyakit.
2. Limbah Jaringan Tubuh (Patologis)
Limbah jaringan tubuh atau patologis terdiri dari jaringan, organ, bagian
tubuh, darah, cairan tubuh, janin manusia dan bangkai hewan.
3. Limbah Benda Tajam
Limbah benda tajam merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris
atau luka tusuk antara lain jarum, jarum suntik, skalpel dan jenis belati lain, pisau,
peralatan infus, gergaji, pecahan kaca, dan paku. Baik terkontaminasi maupun
tidak., benda semacam itu biasanya dipandang sebagai limbah layanan kesehatan
yang sangat berbahaya.

3
4. Limbah Farmasi
Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator
pirolitik (pyrolytic incinerator), rotary kiln, dikubur secara aman, sanitary landfill,
dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Limbah padat farmasi dalam jumlah
besar harus dikembalikan kepada distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit
dan tidak memungkinkan dikembalikan supaya dimusnahkan melalui insinerator
pada suhu diatas 1000°C.
5. Limbah Sitotoksis
Limbah sitotoksik adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang
mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel
hidup.
6. Limbah Kimia
Limbah kimia mengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair maupun
gas yang berasal dari aktifitas diagnosa dan eksperimen. Limbah kimia yang tidak
berbahaya antara lain gula, asam amino dan garam-garam organik dan non
organik .
7. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotop
yang berasal dari penggunaan media atau riset radionuclida. Limbah ini dapat
berasal dari tindakan kedokteran nuklir, radio immunoassay, dan bakteriologis
dapat berbentuk padat, cair atau gas.
2.4 Pengelolaan Limbah B3 Medis

1. Pewadahan
Pemisahan wadah antara limbah padat B3 dengan limbah padat non B3.
Wadah sampah medis yang digunakan sudah sesuai dengan SOP yaitu dilapisi
dengan kantong plastik berwarna kuning, ungu, dan coklat. Kantong plastik ini
difungsikan untuk memudahkan petugas cleaning service melakukan kegiatan
pengumpulan. Pewadahan untuk limbah padat B3 tajam telah menggunakan safety
box sesuai dengan SOP. Pewadahan limbah padat B3 dapat dilihat seperti gambar

Kantong Kantong Kantong


Plastik Kuning Plastik Kuning plastik ungu

Infeksius lunak Infeksius Sitotoksis


tajam

Tempat Tempat
sampah Safety box sampah

4
5
2. Pengumpulan
Pengumpulan merupakan tahap pengangkutan limbah padat B3 dari wadah
maupun fasilitas pengumpulan menuju Tempat Penampungan Sementara (TPS
B3). Pada tahap pengumpulan limbah menurut Permenlhk No. 56 Tahun 2015,
volume paling tinggi limbah yang dimasukan ke dalam wadah atau kantong
pengumpul adalah 3/4 limbah dari volume sebelum dilakukan pengelolaan
selanjutnya. Apabila limbah padat B3 sudah penuh sebelum waktunya
pengumpulan, maka limbah padat B3 akan langsung dibawa ke TPS B3.
3. Penyimpanan
Setelah pengumpulan dari sumber penghasil limbah, kemudian
ditempatkan pada tempat penyimpanan sementara (TPS B3). Area penyimpanan
limbah padat B3 harus diamankan untuk mencegah binatang, anak – anak untuk
memasuki dan mengakses daerah tersebut. Selain itu harus kedap air (sebaiknya
beton), terlindung dari air hujan, harus aman, dipagari dengan penanda yang tepat,
dan memiliki fasilitas pendukung.
Penyimpanan limbah padat B3 dilakukan paling lama selama 18 jam sebelum
dibakar menggunakan insinerator. TPS B3 harus dilengkapi dengan saluran
penampung limbah untuk menampung ceceran limbah apabila terjadi tumpahan.
4. Pengolahan
Pengolahan limbah padat B3 dilakukan oleh petugas-petugas pengelolaan
lingkungan RS sendiri. Pengelolaan limbah padat B3 dilakukan dengan membakar
limbah padat B3 yang dihasilkan sumber. Pembakaran dilakukan menggunakan
Insinerator. Pembakaran dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hingga
siang kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan selama 2-3 jam. Suhu
pembakaran yang digunakan yaitu 1000–1200 ᵒC.
Metode pengolahan limbah yang digunakan adalah dengan memusnahkan
limbah berkategori B3 dengan insinerator. Setelah itu abu yang dihasilkan oleh
pembakaran insinerator tersebut dimasukkan kedalam drum tertutup yang
kemudian disimpan didalam TPS B3, kemudian dilakukan pengolahan oleh pihak
ketiga berizin yaitu PT. PPLI (Prasada Pamunah Limbah Industri).

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan /atau beracun yang karena sifat dan /atau
konsentrasinya dan /atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak dan /atau mencemarkan lingkungan hidup dan /atau
membahayakan. Dari Rumah sakit sendiri Limbah yang dikeluarkan sangat
infeksius oleh karena itu pengolahan limbah B3 dari Rumah Sakit harus
dilaksanakan dengan baik mulai dari tahap pewadahan, pengumpulan,
penyimpanan, dan pengolahan menggunakan alat berupa insenerator yang
memiliki suhu sangat tinggi. Sehingga limbah yang akan dibuang tidak lagi
berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

3.2 Saran
Diharapkan bagi para pembaca dapat menambah wawasan dan merupakan
tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang  bahn berbahaya
beracun.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dian Pusparini, Anis Artiyani, dan Hery Setyobudiarso,2018. Pengelolaan Limbah


Padat B3 Di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.Malang

Setiyono,2001. Dasar Hukum Pengelolaan Limbah B3.Bogor

Fatah Sulaiman, Asep Ridwan, Putro Ferro Ferdinant, Bima Rofi,2019.Rancangan


Penilaian Risiko Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Dengan Pendekatan
Hazard Identification Risk Assessment (Hira). Banten

Fauziah Anggraini, Mursid Rahardjo,Onny Setiani, 2015. Sistem Pengelolaan


Limbah B3 Terhadap Indeks Proper Di Rspi Prof. Dr. Sulianti Saroso.Semarang

Anda mungkin juga menyukai