TINJAUAN PUSTAKA
a. Hiperurisemia asimtomatik
Pada tahap ini terjadi kelebihan asam urat tetapi tidak menimbulkan gejala
Kelebihan berat badan (IMT ≥ 25kg/m²) dapat meningkatkan kadar asam urat
dan juga memberikan beban menahan yang berat pada penopang sendi tubuh.
Sebaiknya berpuasa dengan memilih makanan rendah kalori tanpa mengurangi
konsumsi daging (tetap memakan daging berlemak) juga dapat menaikkan kadar
asam urat. Diet makanan rendah kalori dapat menyebabka kelaparan sehingga
menyebabkan hiperurisemia.
e. Usia
Meskipun kejadian hiperurisemia bisa terjadi pada semua tingkat usianamun
kejadian ini meningkat pada laki – laki dewasa berusia ≥ 30 tahun dan wanita
setelah menopause atau berusia ≥ 50 tahun, karena pada usia ini wanita
mengalami gangguan produksi hormon estrogen.
Nyeri sendi merupakan indikator utama gout, sendi merupakan bagian yang
paling mudah dihinggapi kristal-kristal asam urat selain juga pada bagian kulit
dan ginjal yang merupakan akibat dari penambahan kadar asam urat dalam darah.
Kristal-kristal tersebut akan menyebar ke dalam rongga-rongga sendi sehingga
terjadilah peradangan akut atau terjadi gout. Jika terjadi selama bertahun-tahun,
deposit kristal asam urat dalam sendi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan
sendi secara permanen. Gejala muncul karena zat purin di dalam sendi sudah
terlalu banyak, sehingga bisa menyebabkan sendi membengkak. Selain bengkak,
akan muncul rasa sakit, nyeri bahkan panas pada sendi. Sendi juga akan kaku
sehingga lebih sulit di gerakan dengan bebas. Maka dari itu efek dari penyakit
asam urat menyebabkan penderitanya sulit untuk menggerakan tubuhnya dengan
baik.
2.7 Diagnosis
Kriteria diagnosis gout berdasarkan Asosiasi Rematik Amerika 1997 adalah
sebagai berikut :
1. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi
2. Adanya tophi yang berisi kristal urat
3. Di dapatkan kristal urat yang khas dalam cairan sendi atau tophi berdasarkan
pemeriksaan kimiawi, dan mikroskopik dengan sinarterpolarisasi, kriteria di
bawah ini :
a. Lebih dari sekali mengalami serangan akut artritis.
b. Inflamasi maksimal terjadi pada hari pertama
c. Terjadi peradangan secara maksimal dalam sehari.
d. Oligoartritis (jumlah sendi yang meradang 2 -4)
e. Kemerahan pada sendi yang meradang.
f. Sendi metatarsopalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak.
g. Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsopalangealpertam.
h. Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
i. Tophi (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartigokartikular
(tulang rawan) dan kapsula sendi.
j. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl).
k. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
l. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh.
2.8 Komplikasi Hiperurisemia
2.9 Pemeriksaan Asam Urat
2.10 Penatalaksanaan
Terapi untuk serangan gout yaitu:
1. Kolkisin Dosis : 0,5 – 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan
diikuti 0,5 – 0,6 mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul
gejala saluran cerna, misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis
maksimum sampai 7 – 8 mg tetapi tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam.
Untuk profilaksis diberikan 0,5 – 1,0 mg sehari.
2. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) Contohnya: indometasin,
fenilbutazon
3. Obat urikosurik/ anti hiperurisemia Contohnya: alopurinol, probenesid,
sulfinpirazon, dan febuxostat
4. Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan
akan mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang
dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika goutnya monarticular,
pemberian antraarticular yang paling efektif. Contohnmya: dexametason,
hidrokortison, prednisone.
2.11 Diet Penderita Hiperurisemia
1. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam
urat harus melakukan diet bebas purin. Yang harus dilakukan adalah
membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal
biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari).
2. Memenuhi kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang
kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap
memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit
juga bisa meningkatkan kadar asam urat.
3. Konsumsi Makanan Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam darah. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan
asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat
badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang
berasal dari susu, keju dan telur.
4. Konsumsi Makanan Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.
Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15% dari total kalori.
5. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urin. Karena itu, anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal
sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih
masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui
buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan
jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya
mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Dianati Nur Amalina,2015. Gout dan Hiperurisemia. Universitas Negeri
Lampung. J MAJORITY . Volume 4 Nomor 3
Effendy Maulidya Filda,2017. Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Pasien Yang
Mengkonsumsi Makanan Tinggi Purin Di Rsud Moh. Saleh Probolinggo. SMK
Kesehatan BIM Probolinggo