Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman ini yaitu memberikan petunjuk mengenaisejumlah teknik pemeriksaan
laboratorium dasar yang berguna bagi penunjang medis dan dapat
B. Tujuan
Tujuan Umum

Mencegah dan mengurangi risiko dampak B3 dan limbah B3 terhadap kesehatan pekerja,
pasien, pengunjung, serta lingkungan.

Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan dalam mengidentifikasi, menginventarisasi, penanganan,


penyimpanan, pemberian label dan simbol serta penggunaan B3.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang penanganan tumpahan bahan berbahaya serta
peralatan yang digunakan dalam menangani tumpahan atau paparan.
3. Memahami Material Safety Data Sheet (MSDS).
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai pelaporan dan investigasi dari tumpahan,
paparan dan insiden lainnya.
5. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan limbah B3.
6. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas pengelola
limbah.

C. Landasan Hukum

1. Undang -Undang RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Undang - Undang RI No. 36/2009 tentang Kesehatan


3. PP RI No. 18/1999 Jo PP No. 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah B3
4. PP No. 74/2001 tentang Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
5. PP No.82 / 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
6. Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata cara & persyaratan teknis penyimpanan
dan pengumpulan limbah B3
7. Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3
8. Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan teknis pengolahan limbah B3
9. Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata cara penimbunan hasil pengolaha limbah B3
10. Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan label limbah B3
11. Kepmenkes No. 875/Men.Kes/SK/VIII/2001 tentang Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiata Bidang Kesehatan
12. Kepmenkes No.876/Men.Kes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan
13. Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
BAB II

DEFINISI

Dalam panduan ini yang dimaksud dengan:


1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan
atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas dan atau mencegah dampak negatif B3.
4. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
5. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
6. Label B3 adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi, jenis B3,
konsentrasi B3.
7. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan.
8. MSDS (Material Safety Data Sheet) / Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) merupakan
kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan
kimia berbahaya. Pembuatan MSDS / LDKB dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi
para pekerja yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam
industri maupun laboratorium kimia.
9. B3 yang bersifat Mudah Meledak (explosive) adalah bahan yang pada suhu dan
tekanan standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan. Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan Differential
Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential Thermal Analysis (DTA), 2,4-
dinitrotoluena atau Dibenzoil-peroksida sebagai senyawa acuan. Dari hasil pengujian

tersebut akan diperoleh nilai temperatur pemanasan. Apabila nilai temperatur pemanasan
suatu bahan lebih besar dari senyawa acuan, maka bahan tersebut diklasifikasikan mudah
meledak.
10. Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi dapat
dilakukan dengan metoda uji pembakaran menggunakan ammonium persulfat sebagai
senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan, senyawa standar yang
digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan pengujian tersebut, suatu bahan
dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi apabila dalam waktu pembakaran bahan tersebut
sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar
11. B3 yang bersifat Mudah Terbakar (flammable) mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut;
a. Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 600C (1400F) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan udara
760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode Closed-Up Test
b. Berupa padatan
B3 yang bukan merupakan cairan, pada temperatur dan tekanan standar (250C, 760
mmHg) dengan mudah terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran
yang terus menerus dalam 10 detik. Selain itu, suatu bahan padat diklasifikasikan B3
mudah terbakar apabila dalam pengujian dengan metode Seta Closed-up Flash Point
Test diperoleh titik nyala kurang dari 4000C
12. B3 yang bersifat Racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
13. B3 yang bersifat Berbahaya (harmful) adalah bahan baik padatan maupun cairan
ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan.
14. B3 yang bersifat Korosif (corrosive) adalah
a. Bahan yang dapat menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
c. Mempunyai pH 2 untuk B3 yang bersifat asam dan 12,5 untuk yang bersifat basa

15. B3 yang bersifat Iritasi (irritant) adalah bahan baik padatan maupun cairan yang jika
terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebu terus menerus dengan kulit
atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan
16. B3 yang bersifat Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) adalah
bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC),
persisten di lingkungan (misalnya PCBs) atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
17. B3 yang bersifat sifat karsinogenik (carcinogenic) adalah bahan penyebab sel kanker,
yakni sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh.
18. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
19. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan.
20. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas.
21. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah infeksius padat dan non
infeksius.
22. Limbah padat non infeksius adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
23. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme.
24. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti dapur, generator set, anastesi, dan pembuatan obat
sitotoksis.
25. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan, yang terdiri dari limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis.

26. Limbah B3 bersifat Mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan
standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melaui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan.
27. Limbah B3 bersifat Mudah Terbakar adalah
a. Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan
atau pada titik nyala tidak lebih dari 600C (1400F) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg.
b. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (250C,
760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap
air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus.
c. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
d. Merupakan limbah pengoksidasi.
28. Limbah yang bersifat Reaktif adalah
a. Limbah yang pada tekanan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan
tanpa peledakan.
b. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
c. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
d. Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2
dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
e. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(250C, 760 mmHg).
f. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
29. Limbah B3 bersifat Beracun adalah Limbah yang mengandung pencemar yang
bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan sifat racun
untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutukonsentrasi TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Prosedure) pencemar organik dan anorganik.

30. Limbah B3 yang bersifat Korosif adalah


a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 550C
c. Mempunyai pH 2 untuk limbah yang bersifat asam dan 12,5 yang bersifat basa
31. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse),
dan daur ulang limbah (recycle).
32. TPS adalah Tempat Penampungan Sementara limbah, baik limbah domestik maupun Limbah B3
BAB III

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan bahan dan limbah berbahaya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen meliputi:
1. Inventarisasi B3 dan limbah B3
2. Penyimpanan B3 dan limbah B3
3. Penggunaan B3
4. Pelaporan tumpahan dan paparan B3 dan limbah B3
5. Pengelolaan / pembuangan limbah B3.
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun


Berdasarkan PP No. 74 / 2001, terdapat 15 jenis klasifikasi B3. Untuk klasifikasi yang digunakan di
RSUD dr. Fauziah Bireuen dibedakan menjadi 7 jenis berdasarkan material yang berada di rumah
sakit, yaitu :

NO KLASIFIKASI B3 JENIS B3

1 Iritan Anios D.D.S.H, Aniozyme DD1, Anti fog Agent Steril,


Aseptanios HP, Cidex, Cidex Opa Solution 5 L,
Cidezim,
Betadine Solution, Steranios 2%, Surgistain, Desmanol,
Savlon, Aesculap sterlit spray, Cavicide, F. A. C. T. S,
Empower, Presept, Isodine, Mercury, Savlon, Asam
Asetat,
sulfosalicylic acid, Barium Clorida, Ammonium oxalate,
Rees ecker, Pewarnaan giemsa, Benedict, Esbach,
Fouchet,
None, Oil Imersion, Pandy, Hayem's Solution.
2 Korosif Sofnolime, Hydrogen peroxide, Asam Asetat /
Acetic acid, Metrishine, Calcium Chlorida dehydrate,
Reagen Turk.
3 Beracun Formalin, Alkohol, Empower, Steri gas Cartridge,
Mercury,
Barium Clorida, Eosin, Methanol, Toluoene, Larutan
TCA,
Meditrans Oil
4 Mudah Terbakar Formalin, Desmanol, Alkohol, Steri gas Cartridge,
Aesculap sterlit spray, Desmanol, Eosin, Methanol,
Toluoene, Pewarnaan giemsa, Larutan TCA, None,
Pandy,
Cavicide, Meditrans Oil, Solar, Thiner, Cat.
5 Mudah Meledak LPG, Helium, Oksigen, Nitrous okside
6 Oksidator Presept, Hydrogen peroxide, chlorine

B. Simbol dan Label B3


Salah satu hal penting dalam pengelolaan B3 adalah pemberian simbol dan label. Pemberian simbol
dan label sangat penting untuk mengidentifikasi sekaligus mengklasifikasikan B3.Setiap kemasan B3
harus diberikan penandaan agar dapat dikenali oleh setiap orang. Penandaan meliputi nama bahan,
nama kimia, dan simbol B3. Penandaan harus diberikan pada setiap kemasan luar/pembungkus bahan,
dengan tulisan dan simbol yang jelas, mudah terbaca, tidak mudah lepas dan bertahan lama. Simbol
B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3 yang dipergunakan untuk penandaan B3
mengacu pada ketentuan yang berlaku yaitu sebagai berikut:

BAHAN BERBAHAYA / IRITAN

BAHAN KOROSIF

BAHAN BERACUN

BAHAN MUDAH TERBAKAR

BAHAN MUDAH MELEDAK


BAHAN OKSIDATOR

Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan klasifikasi dan jenis B3.
Penggunaan label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi
memberikan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah
terbaca, terlihat jelas, tidak mudah rusak dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
Dalam penggunaannya terkadang B3 dilakukan pencampuran / pengoplosan
sehingga persentase dan tanggal kadaluarsa berubah. B3 yang telah dilakukan
pengoplosan dimasukkan dalam botol yang ukurannya lebih kecil (disesuaikan dengan permintaan
pengguna), berikut contoh label B3 untuk bahan yang telah dilakukan pencampuran/pengoplosan :

C. Pengadaan / Pembelian B3
Pengadaan B3 disesuaikan dengan kebutuhan unit, yang harus diketahui dan disertai tandatangan oleh
kepala divisi unit terkait. Permintaan pembelian (Purchase Request) B3 dilakukan oleh unit Farmasi
secara tertulis dan disertai tandatangan oleh Manajer terkait. Pemesanan B3 melalui distributor resmi
yang terdaftar pada Balai POM atau Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Setiap distributor
harus melampirkan MSDS pada saat penyerahan barang ke logistik, Pihak purchasing tidak
diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 74 tahun 2001
tentang pengelolaan B3. Penerimaan barang B3 dilakukan oleh logistik farmasi. Petugas logistik
harus mengecek kondisi fisik barang yang dikirim oleh supplier dan kesesuaiannya dengan faktur
meliputi nama, bentuk sediaan, jumlah kondisi barang (utuh, tidak cacat/rusak), dan masa kadaluarsa.
Apabila ada barang/kemasan yang rusak/cacat harus segera diretur. Setiap pemesanan bahan B3 yang
sebelumnya belum pernah ada di Eka Hospital pekanbaru maka logistic farmasi mengkonfirmasi
kepada K3 bahwa ada penambahan B3 baru.

D. Material Safety Data Sheet (MSDS) / Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
MSDS/(LDKB) merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-
bahan kimia berbahaya. Pembuatan MSDS/LDKB dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi para
staf yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya. Isi dari MSDS antara lain:
1. Identifikasi bahan kimia
Nama bahan, sinonim, rumus kimia, kode produksi, nama dan alamat perusahaan
pembuat/distributor/importer, nomor telepon keadaan darurat.
2. Komposisi bahan kimia
Deskripsi bahan/jenis, sifat, identitas, dan konsentrasi bahan yang berbahaya bagi keselamatan
dan kesehatan, batas pemaparan yang tidak boleh dilampaui.
3. Identifikasi potensi bahaya
Lakukan identifikasi terhadap kesehatan, dan akibatnya bagi mata, kulit, saluran cerna, pernafasan,
karsinogen, teratogen dan fungsi reproduksi.
4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan
Meliputi penyelamatan diri sebelum ada pertolongan medik, dan bila ada antidote untuk bahan
kimia.
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
antara lain mengenai sifat bahan mudah terbakar, titik nyala, suhu nyala sendiri, batas
suhu terendah dan tertinggi mudah terbakar, media/jenis pemadam api, bahaya
khusus, instruksi bagi petugas pemadam kebakaran, bahaya peledakan.
6. Penanganan bila terjadi kebocoran atau tumpahan
Untuk jumlah yang kecil atau besar, alat pelindung diri, dan tindakan yang diperlukan bila terjadi
hal yang tidak dikendaki.
7. Penanganan dan penyimpanan bahan
terutama mengenai cara penanganan pencegahan pemaparan kondisi tempat penyimpanan bahan,
penetapan bahan yang incompatible, syarat khusus penyimpanan lainnya.

8. Pengendalian pemaparan dan alat pelindung diri


tentang cara pengendalian teknis, penyediaan alat pelindung diri.
9. Sifat fisik dan kimia bahan
mengenai bentuk bahan, padat/cair/gas, bau, warna, massa jenis, titik didih, titik lebur,
tekanan uap, pH, daya larut, dan sebagainya.
10. Stabilitas dan reaktifitas
dicantumkan sifat satbilitas dan reaktifitas bahan, kondisi yang harus dihindari, bahan
yang tidak boleh tercampur (incompatible), bahan dekomposisi, bahaya polimerisasi.
11. Informasi toksikologi
mengenai nilai ambang batas, LD-50, LC-50, efek lokal, pemaparan akut dan kronik,
termasuk efek karsinogen, teratogen, reproduksi, mutagen, dan interaksi bahan
dengan obat.
12. Informasi ekologi
karakteristik bahan yang berbahaya bagi lingkungan, dampak lingkungan, degradasi,
dan bioakumulasi.
13. Pembuangan limbah
informasi tentang teknis pembuangan limbah termasuk pembuangan wadah bekas
bahan kimia
14. Informasi tentang pengangkutan/transportasi bahan kimia
meliputi peraturan internasional, pengangkutan melalui darat, laut dan udara
15. Peraturan perundangan
termasuk pemberian tanda/simbol dan label, standar dan norma yang berlaku
Untuk lebih memudahkan dalam memahami MSDS, maka MSDS di RSUD dr. Fauziah Bireuen di
rangkum kepada beberapa bagian saja yaitu: nama bahan, jenis bahaya, APD yang harus
digunakan, petunjuk penyimpanan, pertolongan pertama bila terpapar dan petunjuk
penanganan tumpahan yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
E. Inventarisasi B3
Inventarisasi B3 dilakukan pada setiap unit di yang memiliki B3. Unit unit yang
memiliki B3 antara lain:
1. Unit Keperawatan (, Unit Perawatan Kritis, Kamar bedah, CSSD, Poliklinik, IGD, Hemodialisa,
Endoscopy)
2. Unit Penunjang Medis (Laboratorium, Farmasi, Radiologi)
3. Unit Rumah Tangga (Cleaning service, Pest control)
4. Unit Pemeliharaan Sarana RS
5. Unit Gizi

F. Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Bahan kimia korosif
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dengan uap air.
Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan berventilasi baik untuk mencegah terjadinya
pengumpulan uap. Wadah/kemasan harus ditangani hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang
label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
2. Bahan kimia beracun
Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang berventilasi baik,
jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang incompatible (tidak dapat dicampur)
harus dipisahkan satu sama lainnya.
3. Bahan kimia mudah terbakar
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai sirkulasi yang cukup, sehingga bocoran uap
akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak jauh dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
e. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah
menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap
air yang lambat laun menjadi panas
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat
deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik
4. Bahan kimia mudah meledak
Bangunan penyimpanan harus kokoh dan tahan api, lantai terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan
loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci
sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang
kedap udara. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli,
gemuk, bensin, bahan sisa yang mudah terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat
penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar.
5. Bahan kimia oksidator
Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, sirkulasi udara baik,
jauh dari bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
6. Gas bertekanan
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan rantai
atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk,
bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas didalam ruangan yang ada peredaran
udaranya. Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen B3 disimpan pada tempat khusus dan
diberi keterangan Tempat Peyimpanan B3.

Berikut tempat-tempat penyimpanan B3 di RSUD dr. Fauziah Bireuen:


NO LOKASI LANTAI TEMPAT PENYIMPANAN
1. Ruang OK 1 Lemari B3
2. Radiologi 1 Lemari B3
3. UTD - RS 1 Lemari B3
4. Gudang Farmasi 1
5. Gudang Barang 1
6. IPS -RS 1
7. Poli klinik 1 Lemari B3
8. Hemodialisa 2 Lemari B3
9.
10. ICU 1
11. Laboratorium 1 Lemari B3
12. CSSD 1
13. Unit Rumah 1
Tangga (cs)
14. Farmasi 1 Lemari B3
15. Kamar Bedah 1
16. Laundry 1 Lemari B3
17.
18. IGD 1 Lemari B3
19. Ruang Gas Medis 1
20. Ruang Gas LPG 1
21.
22.
23.

G. Jenis Limbah B3 Menurut Karakteristiknya


Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair, maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen, bersifat infeksius,
dan bahan kimia beracun. Asal limbah antara lain dari unit pelayanan medis, penunjang medis, dan
penunjang non medis, berikut diagram asal limbah rumah sakit.

Rumah Sakit

Unit Medis Unit Penunjang Medis Unit Penunjang Non Medis

Rawat Inap Laboratorium Logistik


Rawat Jalan Radiologi Laundry
IGD Farmasi Rekam Medis
Rawat Intensif Dapur Gizi Unit Pemeliharaan
Hemodialisa Sterilisasi Manajemen Office
Endoskopy Anestesi Rumah Tangga
Kamar Jenazah

Berdasarkan bentuk fisiknya maka limbah rumah skit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Untuk limbah padat, dibedakan menjadi limbah padat infeksius
dan limbah padat non infeksius.
Jenis Limbah Rumah Sakit
Limbah Padat Limbah Cair Limbah Gas

Semua limbah cair Semua limbah yang


Termasuk dari : berbentuk gas termasuk
Toilet/wastafel Hasil pembakaran :
Limbah Padat Limbah Padat Kamar mandi Dapur
Non infeksius Infeksius
Dapur Generator
Limbah Dapur limbah patologi Anastesi
Limbah Office Limbah Anatomi Obat sitotoksis
Limbah taman Benda Tajam Limbah B3 cair
& halaman Limbah Farmasi Laboratorium
Limbah Sitotoksis
Limbah Kimia

Berdasarkan jenis limbah B3 yang terdapat di RSUD dr. Fauziah Bireuen antara lain:

No Jenis Limbah Kode


1. Limbah Rumah Sakit
a. Limbah medis
b. Limbah benda tajam
c. Limbah cair sisa reagen kimia
d. Limbah Laboratorium
e. Limbah kemasan bahan kimia
2. Limbah Oli Bekas

3. Limbah Lampu Bekas


4. Limbah Batere Sel Kering (Batere UPS)
5. Limbah Batere Sel Basah (Accu)
6. Limbah Toner dan Tinta Printer

Pelaksanaan Pengelolaan
Seluruh kegiatan pengelolaan merupakan pengendalian risiko yang harus dilakukan secara baik dan
benar, beberapa pelaksanaan pengelolaan yang perlu mendapatkan perhatian meliputi :
1. Pemilahan limbah (waste segregation), yakni memilah beberapa jenis limbah secara cermat ke
dalam wadah-wadah atau kantong yang berbeda dan khusus yang menggambarkan risiko yang
berkaitan dengan setiap kemasan limbahnya
2. Pengemasan yang sesuai (appropriate packaging), yaitu mencegah tumpahnya limbah dan
melindungi petugas dari kontak dengan limbah
3. Identifikasi limbah (waste identification) melalui pengemasan dan pelabelan yang jelas,
memungkinkan jenis dan sumber limbah lebih mudah dikenali
4. Tempat penampungan limbah yang sesuai (appropriate waste storage) yaitu membatasi akses
hanya pada orang yang berkepentingan, menjaga agar tidak menjadi sarang serangga dan binatang
pengerat, dan mencegah kontaminasi area sekitarnya
5. Transportasi yang sesuai (appropriate transportation) yaitu mengurangi risiko yang dihadapi
petugas yang terpajan limbah

H. Dokumen Limbah B3
Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu penyerahan limbah B3 oleh penghasil
limbah B3 atau pengumpul limbah B3 kepada pengangkut limbah B3. Dokumen limbah B3 tersebut
berisi ketentuan sebagai berikut:
a. Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang menyerahkan limbah B3
b. Tanggal penyerahan limbah B3
c. Nama dan alamat pengangkut limbah B3
d. Tujuan pengangkutan limbah B3
e. Jenis, jumlah, komposisi, dan karakteristik limbah B3 yang diserahkan

Dokumen limbah B3 dibuat 7 (tujuh) rangkap apabila pengangkutan hanya satu kali dan apabila
pengangkutan lebih dari satu kali (antar moda) maka dokumen terdiri dari 11 (sebelas) rangkap
dengan rincian sebagai berikut:
a. Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah ditandatangani
oleh pengirim limbah B3.
b. Lembar kedua yang sudah ditandatangani oleh pengangkut limbah B3, oleh pengirim
limbah B3 dikirimkan kepada instansi yang bertanggungjawab.
c. Lembah ketiga yang sudah ditandatangani oleh pengangkut disimpan oleh pengirim
limbah B3.
d. Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pengirim limbah B3 oleh pengangkut
diserahkan kepada penerima limbah B3.
e. Lembar kelima dikirimkan oelh penerima kepada instansi yang bertanggungjawab
setelah ditandatangani oleh penerima limbah B3.
f. Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II yang bersangkutan, dengan pengirim. Setelah ditandatangani oleh
penerima limbah B3.
g. Lembar ketujuh setelah ditandatangani oleh penerima oleh pengangkut dikirimkan
kepada penerima limbah B3.
h. Lembar kedelapan sampai dengan lembar kesebelas dikirim oleh pengangkut kepada
pengirim limbah B3 setelah ditandatangani oleh pengangkut terdahulu dan diserahkan
kepada berikutnya/antar moda.

Dokumen limbah B3 lainnya yang harus dimiliki oleh RSUD dr. Fauziah Bireuen antara lain
a. Lembar kegiatan limbah B3 / Log Book (terlampir)
b. Neraca limbah B3 adalah data kuantitas limbah B3 dari yang menunjukkan kinerja
pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu penaatannya (3 bulan dan 6 bulan). Contoh
terlampir.

I. Simbol dan Label Limbah B3


Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label sesuai dengan jenis dan
klasifikasinya. Berikut simbol yang digunakan untuk mengidentifikasikan limbah B3:

Limbah B3 Campuran

Limbah B3 Korosif

Limbah B3 Beracun

Limbah B3 Mudah Terbakar


Limbah B3 Mudah Terbakar

Limbah B3 Mudah Meledak

Limbah B3 Mudah Meledak

Limbah B3 Infeksius

Ketentuan pemasangan simbol:


1. Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada kemasan,
mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi
kemasan B3.
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang dikemasnya atau
diwadahinya.
c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah
dilihat.
d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan
dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa B3.
e. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali untuk mengemas B3
harus diberi label KOSONG.

2. Simbol pada kendaraan pengangkut B3


a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada alat
angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama.
b. Simbol dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya.
c. Ukuran minimal yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar, sebanding dengan ukuran
alat angkut yang digunakan.
d. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air hujan, bahan kimia yang mungkin
mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas atau plat logam) serta menggunakan bahan warna
simbol yang dapat berpendar (flourenscence).
e. Dipasang disetiap sisi dan bagian muka alat angkut serta harus dapat terlihat dengan jelas dari
jarak lebih kurang 30 meter.
f. Simbol tidak boleh lepas dan diganti dengan simbol lain sebelum muatan B3 dikeluarkan dan alat
angkut yang digunakan dibersihkan dari sisa B3 yang tertinggal.

3. Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3


Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan mengikuti
ketentuan sebagai berikut :
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada TPS B3, mudah
penggunaannya dan tahan lama. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air hujan,
bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas atau plat logam).
b . Simbol dipasang pada bagian luar TPS B3 yang tidak terhalang.
c. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang disimpannya.
d. Ukuran minimal simbol yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar
sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter.
e. Selama tempat penyimpanan masih difungsikan, simbol tidak boleh terlepas atau dilepas atau
diganti dengan simbol lain, kecuali jika akan digunakan untuk menyimpan limbah B3 dengan
karakteristik yang berlainan. Label untuk penandaan kemasan kosong
a. Bentuk, warna dan ukuran
Bentuk dasar label sama dengan bentuk dasar simbol dengan ukuran sisi minimal 10 cm x 10 cm dan
tulisan KOSONG.
b. Pemasangan
Label harus dipasang pada kemasan bekas pengemasan limbah B3 yang telah dikosongkan dan atau
akan digunakan kembali untuk mengemas limbah B3.

J. Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Limbah B3


Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat diolah dengan segera.
Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke
lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Untuk
meningkatkan pengamanannya, maka sebelum dilakukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih
dahulu dikemas. Mengingat keragaman karakteristik limbah B3, maka dalam pengemasannya diatur
tata cara yang tepat sehingga limbah dapat disimpan dengan aman.
1. Persyaratan umum kemasan
a. Kemasan untuk limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan serta
kebocoran.
b. Bentuk, ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah B3 yang
akan dikemasnya dengan mempertimbangkan segi keamanan dan kemudahan dalam
penanganannya.
c. Kemasan dapat terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC) atau bahan logam (teflon, baja\
karbon, dll) dengan syarat bahan kemasan yang dipergunakan tersebut tidak bereaksi dengan
limbah B3 yang disimpannya.
2. Pengemasan limbah B3
a. Limbah B3 yang tidak saling cocok, atau limbah dan bahan yang tidak saling cocok tidak boleh
disimpan secara bersama-sama dalam satu kemasan.
b.Untuk mencegah risiko timbulnya bahaya selama penyimpanan, maka jumlah pengisian limbah
dalam kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengembangan volume limbah,
pembentukkan gas atau terjadinya kenaikan tekanan.
c. Jika kemasan yang berisi limbah B3 sudah dalam kondisi yang tidak layak (misalnya terjadi
pengkaratan, atau terjadi kerusakan permanen) atau jika mulai bocor, maka limbah B3 tersebut harus
dipindahkan ke dalam kemasan lain yang memenuhi syarat sebagai kemasan bagi limbah B3.
d. Kemasan yang telah berisi limbah harus diberi penandaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan disimpan dengan memenuhi ketentuan tentang tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan
limbah B3.
e. Pemeriksaan kemasan dilakukan oleh penanggungjawab pengelolaan limbah B3 untuk memastikan
tidak terjadi kerusakan atau kebocoran pada kemasan akibat korosi atau faktor lainnya.
f. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian dari
kegiatan pengelolaan limbah B3.
3. Pewadahan limbah infeksius padat
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan
yang halus pada bagian dalamnya. Dilengkapi tutup dan knop pembuka yang digerakkan dengan cara
diinjak sehingga memudahkan pada saat membuang sampah tanpa mengotori tangan.
b. Pada bagian penutup tempat sampah diberi stiker Sampah Infeksius yang berwarna kuning
c. Bagian dalam tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik berwarna kuning.
d. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari apabila 2/3 bagian telah terisi limbah.
e. Untuk benda tajam ditampung pada tempat khusus (sharp container / safety container) yang
terbuat dari bahan anti bocor, anti tusuk, dan tidak mudah dibuka.
4. Bangunan Tempat Penampungan / Penyimpanan Sementara Limbah B3 yang dimiliki RSUD dr.
Fauziah Bireuen sementara dalam proses Renovasi
Penempatan limbah B3 pada TPS dibagi menjadi:
1. TPS Limbah Infeksius : untuk limbah infeksius padat dan benda tajam
2. TPS Limbah Lampu TL : untuk limbah lampu TL
3. TPS Limbah Aki : untuk limbah baterai (UPS & Accu)
4. TPS Limbah Oli : untuk limbah oli bekas
5. TPS Limbah Bekas cemikal : untuk kemasan bekas cemikal

Perlindungan Petugas
Dalam pengelolaan limbah B3, menyertakan upaya perlindungan dan pemantauan kesehatan dan
keselamatan kerja bagi petugas rumah sakit, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan B3 maupun limbah B3 secara menyeluruh dan terus menerus. Petugas rumah sakit yang
memiliki risiko dampak dari penggunaan B3 dan limbah B3 antara lain perawat, petugas kebersihan,
petugas laboratorium, petugas farmasi, petugas gizi, dan petugas maintenance. Beberapa upaya yang
dilakukan untuk perlindungan dan pemantauan antara lain:
1. Pelatihan yang tepat untuk petugas (pelatihan K3, Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi dan Penanganan Limbah B3).
2. Penyediaan peralatan dan pakaian untuk perlindungan petugas.
3. Pembuatan program kesehatan.
4. Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas khusus minimal setahun sekali
(Medical Check Up) yaitu pemeriksaan darah lengkap, HBsAg.
5. Pemberian imunisasi hepatitis bila diperlukan.
6. Penanganan pasca pajanan sesuai dengan MSDS.
Dalam penggunaan maupun penanganan tumpahan B3 dan limbah B3 diperlukan alat pelindung diri.
Berikut ini jenis alat pelindung diri yang diperlukan :
1. Masker
2. Pelindung mata (safety goggle), penggunaanya tergantung pada jenis kegiatan.
3. Sarung tangan sekali pakai / disposable (bagi staf medis) atau sarung tangan rumah tangga (bagi
petugas yang menangani limbah), sarung tangan nitrille dan latex.
4. Pelindung kaki dan/atau sepatu boot.
Hygiene Perorangan
Hygiene perorangan sangat penting untuk menurunkan risiko yang muncul akibat penanganan B3
dan limbah B3. Fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun disediakan bagi semua petugas
yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dan fasilitas eye wash station disediakan di Unit
Laboratorium dan Farmasi.
M. Tindakan Khusus dalam Kejadian Tumpahan Bahan Berbahaya
Bila terjadi tumpahan bahan berbahaya, petugas/staf yang menemukannya segera menghubungi
petugas kebersihan agar segera dapat dibersihkan. Petugas kebersihan yang melakukan pembersihan
harus menggunakan alat pelindung diri. Petugas harus mengetahui jenis dan sifat dari B3 dengan
melihat MSDS, jika tumpahan mengandung materi infeksius, area harus segera dibersihkan dan
didesinfeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat terjadi tumpahan B3 maupun cairan
tubuh antara lain:
1. Melakukan tindakan pertolongan pertama dengan segera apabila terkena tumpahan/percikan B3,
seperti membersihkan kulit dan membilas mata dengan air mengalir selama 15 menit atau minum air
sebanyak-banyaknya apabila tertelan. Segera ke IGD untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Segera menghubungi petugas kebersihan untuk melakukan pembersihan.
3. Melaporkan kejadian yang terjadi pada Koordinator atau Penanggungjawab shift.
4. Catat kejadian pada formulir Kecelakaan Kerja dan dilaporkan kepada K3
5. Investigasi kejadian, mengidentifikasi dan menerapkan tindakan perbaikan untuk mencegah
kejadian di masa yang akan datang. Dalam menangani tumpahan B3 maupun cairan tubuh diperlukan
beberapa peralatan dan bahan (spiil kit) antara lain:
No Jenis Barang Jumlah
1. Tanda tumpahan (warning sign/spill sign) 1 pcs
2. Sarung tangan Nitrille (warna hijau) 1 pasang
3. Sarung tangan Latex (warna merah) 1 pasang
4. Kaca mata safety 1 pasang
5. Pasir kg
6. Sapu dan sekop kecil (dust pun) 1 set
7. Masker 1 pcs
8. Kantong Plastik Kuning 2 lembar
9. Tisue Roll 1 pcs
10. Lap kuning 1 pcs
11. Toples Kecil 1 buah

Perlengkapan tersebut (spill kit) tersedia di masing-masing janitorial troli petugas cleaning service,
dan di Nurse Stationmasing-masing Unit.

N. Monitoring dan Pelaporan


Monitoring dilakukan setiap bulan oleh P2K3 dengan melakukan pengecekan ke unit-unit yang
memiliki B3. Monitoring dilakukan terhadap:
1. Inventarisasi B3 di masing-masing unit termasuk cleaning service dan pest control
2. Pengecekan label dan simbol pada kemasan B3
3. Pengecekan terhadap ketersediaan peralatan dan perlengkapan pada spill kit
4. Pengecekan terhadap tempat penyimpanan B3 dan limbah B3
5. Resosialisasi kepada staf rumah sakit dan staf outsourcing
BAB V
DOKUMENTASI

Pengumpulan data terkait dengan pengelolaan B3 adalah sebagai berikut:


1. Pengumpulan data terkait penyimpanan B3 di setiap unit menggunakan formulir inspeksi
penyimpanan B3, pengecekan dilakukan setiap bulan oleh P2K3. Formulir didokumentasikan oleh
P2K3 dan disimpan selama 1 tahun.
2. Pengumpulan data terkait adanya tumpahan B3 / cairan tubuh dilaporkan kepada P2K3 1x 24 jam
setelah kejadian, menggunakan formulir pelaporan tumpahan B3 dan cairan tubuh. Formulir
didokumentasikan oleh P2K3 dan disimpan selama 1 tahun.
3. Pencatatan limbah B3 dilakukan oleh staf kesling menggunakan formulir lembar kegiatan limbah
B3. Formulir didokumentasikan oleh staf kesling dan disimpan selama 2 tahun.
4. Pencatatan limbah B3 direkap dalam neraca limbah B3 oleh staf kesling. Formulir
didokumentasikan oleh staf kesling dan disimpan selama 2 tahun
5. Dokumen limbah B3 (manifest) terdokumentasi oleh staf kesling
6. Checklist Facility tour yang terkait dengan B3 terdokumentasi

Anda mungkin juga menyukai