PENDAHULUAN
A. Tujuan Pedoman
Tujuan pedoman ini yaitu memberikan petunjuk mengenaisejumlah teknik pemeriksaan
laboratorium dasar yang berguna bagi penunjang medis dan dapat
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mencegah dan mengurangi risiko dampak B3 dan limbah B3 terhadap kesehatan pekerja,
pasien, pengunjung, serta lingkungan.
Tujuan Khusus
C. Landasan Hukum
1. Undang -Undang RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
DEFINISI
tersebut akan diperoleh nilai temperatur pemanasan. Apabila nilai temperatur pemanasan
suatu bahan lebih besar dari senyawa acuan, maka bahan tersebut diklasifikasikan mudah
meledak.
10. Pengujian bahan padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi dapat
dilakukan dengan metoda uji pembakaran menggunakan ammonium persulfat sebagai
senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa cairan, senyawa standar yang
digunakan adalah larutan asam nitrat. Dengan pengujian tersebut, suatu bahan
dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi apabila dalam waktu pembakaran bahan tersebut
sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar
11. B3 yang bersifat Mudah Terbakar (flammable) mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut;
a. Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 600C (1400F) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan udara
760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode Closed-Up Test
b. Berupa padatan
B3 yang bukan merupakan cairan, pada temperatur dan tekanan standar (250C, 760
mmHg) dengan mudah terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran
yang terus menerus dalam 10 detik. Selain itu, suatu bahan padat diklasifikasikan B3
mudah terbakar apabila dalam pengujian dengan metode Seta Closed-up Flash Point
Test diperoleh titik nyala kurang dari 4000C
12. B3 yang bersifat Racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
13. B3 yang bersifat Berbahaya (harmful) adalah bahan baik padatan maupun cairan
ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan.
14. B3 yang bersifat Korosif (corrosive) adalah
a. Bahan yang dapat menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
c. Mempunyai pH 2 untuk B3 yang bersifat asam dan 12,5 untuk yang bersifat basa
15. B3 yang bersifat Iritasi (irritant) adalah bahan baik padatan maupun cairan yang jika
terjadi kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebu terus menerus dengan kulit
atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan
16. B3 yang bersifat Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) adalah
bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC),
persisten di lingkungan (misalnya PCBs) atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
17. B3 yang bersifat sifat karsinogenik (carcinogenic) adalah bahan penyebab sel kanker,
yakni sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh.
18. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
19. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan.
20. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas.
21. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah infeksius padat dan non
infeksius.
22. Limbah padat non infeksius adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
23. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme.
24. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti dapur, generator set, anastesi, dan pembuatan obat
sitotoksis.
25. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan, yang terdiri dari limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis.
26. Limbah B3 bersifat Mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan
standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak atau melaui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan.
27. Limbah B3 bersifat Mudah Terbakar adalah
a. Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan
atau pada titik nyala tidak lebih dari 600C (1400F) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg.
b. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (250C,
760 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap
air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus.
c. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
d. Merupakan limbah pengoksidasi.
28. Limbah yang bersifat Reaktif adalah
a. Limbah yang pada tekanan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan
tanpa peledakan.
b. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
c. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan.
d. Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2
dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
e. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar
(250C, 760 mmHg).
f. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
29. Limbah B3 bersifat Beracun adalah Limbah yang mengandung pencemar yang
bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan sifat racun
untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutukonsentrasi TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Prosedure) pencemar organik dan anorganik.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengelolaan bahan dan limbah berbahaya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah
Bireuen meliputi:
1. Inventarisasi B3 dan limbah B3
2. Penyimpanan B3 dan limbah B3
3. Penggunaan B3
4. Pelaporan tumpahan dan paparan B3 dan limbah B3
5. Pengelolaan / pembuangan limbah B3.
BAB IV
TATA LAKSANA
NO KLASIFIKASI B3 JENIS B3
BAHAN KOROSIF
BAHAN BERACUN
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan klasifikasi dan jenis B3.
Penggunaan label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi
memberikan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah
terbaca, terlihat jelas, tidak mudah rusak dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
Dalam penggunaannya terkadang B3 dilakukan pencampuran / pengoplosan
sehingga persentase dan tanggal kadaluarsa berubah. B3 yang telah dilakukan
pengoplosan dimasukkan dalam botol yang ukurannya lebih kecil (disesuaikan dengan permintaan
pengguna), berikut contoh label B3 untuk bahan yang telah dilakukan pencampuran/pengoplosan :
C. Pengadaan / Pembelian B3
Pengadaan B3 disesuaikan dengan kebutuhan unit, yang harus diketahui dan disertai tandatangan oleh
kepala divisi unit terkait. Permintaan pembelian (Purchase Request) B3 dilakukan oleh unit Farmasi
secara tertulis dan disertai tandatangan oleh Manajer terkait. Pemesanan B3 melalui distributor resmi
yang terdaftar pada Balai POM atau Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Setiap distributor
harus melampirkan MSDS pada saat penyerahan barang ke logistik, Pihak purchasing tidak
diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 74 tahun 2001
tentang pengelolaan B3. Penerimaan barang B3 dilakukan oleh logistik farmasi. Petugas logistik
harus mengecek kondisi fisik barang yang dikirim oleh supplier dan kesesuaiannya dengan faktur
meliputi nama, bentuk sediaan, jumlah kondisi barang (utuh, tidak cacat/rusak), dan masa kadaluarsa.
Apabila ada barang/kemasan yang rusak/cacat harus segera diretur. Setiap pemesanan bahan B3 yang
sebelumnya belum pernah ada di Eka Hospital pekanbaru maka logistic farmasi mengkonfirmasi
kepada K3 bahwa ada penambahan B3 baru.
D. Material Safety Data Sheet (MSDS) / Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
MSDS/(LDKB) merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-
bahan kimia berbahaya. Pembuatan MSDS/LDKB dimaksudkan sebagai informasi acuan bagi para
staf yang menangani langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya. Isi dari MSDS antara lain:
1. Identifikasi bahan kimia
Nama bahan, sinonim, rumus kimia, kode produksi, nama dan alamat perusahaan
pembuat/distributor/importer, nomor telepon keadaan darurat.
2. Komposisi bahan kimia
Deskripsi bahan/jenis, sifat, identitas, dan konsentrasi bahan yang berbahaya bagi keselamatan
dan kesehatan, batas pemaparan yang tidak boleh dilampaui.
3. Identifikasi potensi bahaya
Lakukan identifikasi terhadap kesehatan, dan akibatnya bagi mata, kulit, saluran cerna, pernafasan,
karsinogen, teratogen dan fungsi reproduksi.
4. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan
Meliputi penyelamatan diri sebelum ada pertolongan medik, dan bila ada antidote untuk bahan
kimia.
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
antara lain mengenai sifat bahan mudah terbakar, titik nyala, suhu nyala sendiri, batas
suhu terendah dan tertinggi mudah terbakar, media/jenis pemadam api, bahaya
khusus, instruksi bagi petugas pemadam kebakaran, bahaya peledakan.
6. Penanganan bila terjadi kebocoran atau tumpahan
Untuk jumlah yang kecil atau besar, alat pelindung diri, dan tindakan yang diperlukan bila terjadi
hal yang tidak dikendaki.
7. Penanganan dan penyimpanan bahan
terutama mengenai cara penanganan pencegahan pemaparan kondisi tempat penyimpanan bahan,
penetapan bahan yang incompatible, syarat khusus penyimpanan lainnya.
F. Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Bahan kimia korosif
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dengan uap air.
Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk dan berventilasi baik untuk mencegah terjadinya
pengumpulan uap. Wadah/kemasan harus ditangani hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang
label. Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
2. Bahan kimia beracun
Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang berventilasi baik,
jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang incompatible (tidak dapat dicampur)
harus dipisahkan satu sama lainnya.
3. Bahan kimia mudah terbakar
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai sirkulasi yang cukup, sehingga bocoran uap
akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak jauh dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d. Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
e. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah
menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap
air yang lambat laun menjadi panas
f. Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
g. Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat
deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik
4. Bahan kimia mudah meledak
Bangunan penyimpanan harus kokoh dan tahan api, lantai terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan
loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci
sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang
kedap udara. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat oli,
gemuk, bensin, bahan sisa yang mudah terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat
penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar.
5. Bahan kimia oksidator
Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, sirkulasi udara baik,
jauh dari bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
6. Gas bertekanan
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan rantai
atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk,
bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas didalam ruangan yang ada peredaran
udaranya. Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen B3 disimpan pada tempat khusus dan
diberi keterangan Tempat Peyimpanan B3.
Rumah Sakit
Berdasarkan bentuk fisiknya maka limbah rumah skit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Untuk limbah padat, dibedakan menjadi limbah padat infeksius
dan limbah padat non infeksius.
Jenis Limbah Rumah Sakit
Limbah Padat Limbah Cair Limbah Gas
Berdasarkan jenis limbah B3 yang terdapat di RSUD dr. Fauziah Bireuen antara lain:
Pelaksanaan Pengelolaan
Seluruh kegiatan pengelolaan merupakan pengendalian risiko yang harus dilakukan secara baik dan
benar, beberapa pelaksanaan pengelolaan yang perlu mendapatkan perhatian meliputi :
1. Pemilahan limbah (waste segregation), yakni memilah beberapa jenis limbah secara cermat ke
dalam wadah-wadah atau kantong yang berbeda dan khusus yang menggambarkan risiko yang
berkaitan dengan setiap kemasan limbahnya
2. Pengemasan yang sesuai (appropriate packaging), yaitu mencegah tumpahnya limbah dan
melindungi petugas dari kontak dengan limbah
3. Identifikasi limbah (waste identification) melalui pengemasan dan pelabelan yang jelas,
memungkinkan jenis dan sumber limbah lebih mudah dikenali
4. Tempat penampungan limbah yang sesuai (appropriate waste storage) yaitu membatasi akses
hanya pada orang yang berkepentingan, menjaga agar tidak menjadi sarang serangga dan binatang
pengerat, dan mencegah kontaminasi area sekitarnya
5. Transportasi yang sesuai (appropriate transportation) yaitu mengurangi risiko yang dihadapi
petugas yang terpajan limbah
H. Dokumen Limbah B3
Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu penyerahan limbah B3 oleh penghasil
limbah B3 atau pengumpul limbah B3 kepada pengangkut limbah B3. Dokumen limbah B3 tersebut
berisi ketentuan sebagai berikut:
a. Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang menyerahkan limbah B3
b. Tanggal penyerahan limbah B3
c. Nama dan alamat pengangkut limbah B3
d. Tujuan pengangkutan limbah B3
e. Jenis, jumlah, komposisi, dan karakteristik limbah B3 yang diserahkan
Dokumen limbah B3 dibuat 7 (tujuh) rangkap apabila pengangkutan hanya satu kali dan apabila
pengangkutan lebih dari satu kali (antar moda) maka dokumen terdiri dari 11 (sebelas) rangkap
dengan rincian sebagai berikut:
a. Lembar asli (pertama) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah ditandatangani
oleh pengirim limbah B3.
b. Lembar kedua yang sudah ditandatangani oleh pengangkut limbah B3, oleh pengirim
limbah B3 dikirimkan kepada instansi yang bertanggungjawab.
c. Lembah ketiga yang sudah ditandatangani oleh pengangkut disimpan oleh pengirim
limbah B3.
d. Lembar keempat setelah ditandatangani oleh pengirim limbah B3 oleh pengangkut
diserahkan kepada penerima limbah B3.
e. Lembar kelima dikirimkan oelh penerima kepada instansi yang bertanggungjawab
setelah ditandatangani oleh penerima limbah B3.
f. Lembar keenam dikirim oleh pengangkut kepada Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II yang bersangkutan, dengan pengirim. Setelah ditandatangani oleh
penerima limbah B3.
g. Lembar ketujuh setelah ditandatangani oleh penerima oleh pengangkut dikirimkan
kepada penerima limbah B3.
h. Lembar kedelapan sampai dengan lembar kesebelas dikirim oleh pengangkut kepada
pengirim limbah B3 setelah ditandatangani oleh pengangkut terdahulu dan diserahkan
kepada berikutnya/antar moda.
Dokumen limbah B3 lainnya yang harus dimiliki oleh RSUD dr. Fauziah Bireuen antara lain
a. Lembar kegiatan limbah B3 / Log Book (terlampir)
b. Neraca limbah B3 adalah data kuantitas limbah B3 dari yang menunjukkan kinerja
pengelolaan limbah B3 pada satuan waktu penaatannya (3 bulan dan 6 bulan). Contoh
terlampir.
Limbah B3 Campuran
Limbah B3 Korosif
Limbah B3 Beracun
Limbah B3 Infeksius
Perlindungan Petugas
Dalam pengelolaan limbah B3, menyertakan upaya perlindungan dan pemantauan kesehatan dan
keselamatan kerja bagi petugas rumah sakit, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan B3 maupun limbah B3 secara menyeluruh dan terus menerus. Petugas rumah sakit yang
memiliki risiko dampak dari penggunaan B3 dan limbah B3 antara lain perawat, petugas kebersihan,
petugas laboratorium, petugas farmasi, petugas gizi, dan petugas maintenance. Beberapa upaya yang
dilakukan untuk perlindungan dan pemantauan antara lain:
1. Pelatihan yang tepat untuk petugas (pelatihan K3, Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi dan Penanganan Limbah B3).
2. Penyediaan peralatan dan pakaian untuk perlindungan petugas.
3. Pembuatan program kesehatan.
4. Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas khusus minimal setahun sekali
(Medical Check Up) yaitu pemeriksaan darah lengkap, HBsAg.
5. Pemberian imunisasi hepatitis bila diperlukan.
6. Penanganan pasca pajanan sesuai dengan MSDS.
Dalam penggunaan maupun penanganan tumpahan B3 dan limbah B3 diperlukan alat pelindung diri.
Berikut ini jenis alat pelindung diri yang diperlukan :
1. Masker
2. Pelindung mata (safety goggle), penggunaanya tergantung pada jenis kegiatan.
3. Sarung tangan sekali pakai / disposable (bagi staf medis) atau sarung tangan rumah tangga (bagi
petugas yang menangani limbah), sarung tangan nitrille dan latex.
4. Pelindung kaki dan/atau sepatu boot.
Hygiene Perorangan
Hygiene perorangan sangat penting untuk menurunkan risiko yang muncul akibat penanganan B3
dan limbah B3. Fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun disediakan bagi semua petugas
yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dan fasilitas eye wash station disediakan di Unit
Laboratorium dan Farmasi.
M. Tindakan Khusus dalam Kejadian Tumpahan Bahan Berbahaya
Bila terjadi tumpahan bahan berbahaya, petugas/staf yang menemukannya segera menghubungi
petugas kebersihan agar segera dapat dibersihkan. Petugas kebersihan yang melakukan pembersihan
harus menggunakan alat pelindung diri. Petugas harus mengetahui jenis dan sifat dari B3 dengan
melihat MSDS, jika tumpahan mengandung materi infeksius, area harus segera dibersihkan dan
didesinfeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat terjadi tumpahan B3 maupun cairan
tubuh antara lain:
1. Melakukan tindakan pertolongan pertama dengan segera apabila terkena tumpahan/percikan B3,
seperti membersihkan kulit dan membilas mata dengan air mengalir selama 15 menit atau minum air
sebanyak-banyaknya apabila tertelan. Segera ke IGD untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Segera menghubungi petugas kebersihan untuk melakukan pembersihan.
3. Melaporkan kejadian yang terjadi pada Koordinator atau Penanggungjawab shift.
4. Catat kejadian pada formulir Kecelakaan Kerja dan dilaporkan kepada K3
5. Investigasi kejadian, mengidentifikasi dan menerapkan tindakan perbaikan untuk mencegah
kejadian di masa yang akan datang. Dalam menangani tumpahan B3 maupun cairan tubuh diperlukan
beberapa peralatan dan bahan (spiil kit) antara lain:
No Jenis Barang Jumlah
1. Tanda tumpahan (warning sign/spill sign) 1 pcs
2. Sarung tangan Nitrille (warna hijau) 1 pasang
3. Sarung tangan Latex (warna merah) 1 pasang
4. Kaca mata safety 1 pasang
5. Pasir kg
6. Sapu dan sekop kecil (dust pun) 1 set
7. Masker 1 pcs
8. Kantong Plastik Kuning 2 lembar
9. Tisue Roll 1 pcs
10. Lap kuning 1 pcs
11. Toples Kecil 1 buah
Perlengkapan tersebut (spill kit) tersedia di masing-masing janitorial troli petugas cleaning service,
dan di Nurse Stationmasing-masing Unit.