Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat–Nya
sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS
Avicenna Bireuen ini dapat tersusun.
Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
ini disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi tenaga pelaksana di Panitia tersebut dan
unsur yang terkait di RS Avicenna Bireuen dalam menyelenggarakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di lingkungan Rumah Sakit.
Sangat disadari bahwa Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja RS Avicenna Bireuen ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, perbaikan
akan dilakukan secara berkala untuk mendukung visi RS Avicenna Bireuen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Buku
Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen ini
dapat tersusun.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN
Kata Pengantar
Tim Penyusun
Daftar Isi
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA RS AVICENNA BIREUEN
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Gambaran Umum RS Avicenna Bireuen
BAB III
Visi, Misi, Falsafah, Nilai, dan Motto RS Avicenna Bireuen
BAB IV
Struktur Organisasi RS Avicenna Bireuen
BAB V
Visi, Misi, Falsafah, Nilai, dan Tujuan Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna
Bireuen
BAB VI
Struktur Organisasi Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB VII
Uraian Jabatan Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB VIII
Tata Hubungan Kerja Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
Dengan Unit Lain
BAB IX
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna
Bireuen
BAB X
Penilaian Kinerja
1. Penilaian Kinerja Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
2. Penilaian KinerjaPanitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB XI
Kegiatan Orientasi Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB XII
Pertemuan/Rapat
BAB XIII
Pelaporan
KEPUTUSAN DIREKTUR RS AVICENNA BIREUEN
NOMOR : 504/SK-AVC/2018
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bireuen
PadaTanggal 10 Mei 2018
Direktur RS Avicenna Bireuen,
dr. Armiya
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah merupakan
tempat berkumpulnya sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung. Untuk itu keselamatan dan kesehatan kerja jelas sangat diperlukan guna menjamin
keselamatan sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan
lingkungan rumah sakit. Menjaga agar proses pelayanan berjalan lancar serta memelihara sarana,
prasarana, dan peralatan rumah sakit agar selalu siap untuk digunakan. Dengan demikian hak dan
kewajiban yang perlu saling dijaga dan saling melengkapi guna memperoleh pelayanan kesehatan
yang prima.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya Pasal 165
disebutkan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Maka
jelas pengelola tempat kerja di Rumah Sakit harus melaksanakan semua aturan yang telah dibuat.
Salah satunya dengan memberikan pelayanan kesehatan yang prima untuk semua tenaga kerjanya
dan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian maka risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dapat dihindari.
Untuk membantu tugas rencana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
maka jelas perlu dibentuk Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu upaya untuk menekan dan mengurangi
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara
keselamatan dan kesehatan kerja.
Rumah Sakit sebagai badan usaha merupakan tempat berkumpulnya sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung. Dalam hubungannya antara pimpinan
dan sumber daya manusia rumah sakit, ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan, salah
satunya adalah hak sumber daya manusia rumah sakit untuk mendapatkan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan kewajiban sumber daya manusia
rumah sakit diantaranya adalah menjalankan atau mematuhi peraturan yang ditetapkan, misalnya
sumber daya manusia rumah sakit harus memakai alat pelindung diri pada proses pekerjaan yang
memerlukan alat pelindung diri. Sementara itu, pimpinan berkewajiban untuk menyediakan alat
pelindung diri sehingga sumber daya manusia rumah sakit terhindar dari Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Dalam pelaksanaan K3 diperlukan penanganan yang serius dan dukungan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan seluruh bidang kegiatan dan
seluruh sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang ada. Dengan adanya komitmen antara
pimpinan, sumber daya manusia rumah sakit, dana, dan pengelolaan yang baik disertai
pelaksanaan yang berkesinambungan maka Rumah Sakit akan dapat melaksanakan kegiatan K3
sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan K3 yang serius dan baik akan dapat mengurangi timbulnya Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) maupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) baik bagi sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang berada di RS Avicenna Bireuen. Sehingga pada
akhirnya, diharapkan segenap sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di RS Avicenna Bireuen.
BAB II
GAMBARAN UMUM RS AVICENNA BIREUEN
Rumah Sakit Umum Avicenna didirikan sejak 08 Febuari 2011. Pendirian rumah sakit ini
dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian para dokter dan pengusaha yang mempunyai
perhatian besar terhadap semakin meningkatnya kebutuhan Masyarakat Aceh terutama kabupaten
Bireuen akan pelayanan di bidang kesehatan.
Seiring dengan berjalannya waktu, Rumah Sakit Avicenna nantinya akan memantapkan
posisinya sebagai salah satu rumah sakit swasta berkualitas terbaik di Provinsi Aceh. Dalam
mendukung pencapaian tersebut, maka pihak manajemen rumah sakit akan meningkatkan
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan berbasis teknologi terkini dengan sumber daya manusia
yang handal.
b. Misi
Memberikan pelayanan kesehatan terpadu sesuai kebutuhan pasien;
Meningkatkan kualitas dan kwantitas sarana/prasarana pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan
Menjadikan rumah sakit sebagai kebanggaan masyarakat Bireuen
c. Motto
Kesembuhan, kepuasan pasien dan keluarga adalah kebahagiaan kami.
d. Falsafah
Pelayanan kesehatan diselenggarakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, serta berlandaskan etika dan profesionalisme.
e. Nilai
- Kejujuran
- Komitmen (satu kata dengan perbuatan)
- Konsisten (tetap pada pendirian)
- Kualitas (Disiplin)
- Akuntabilitas (tanggung jawab)
f. Tujuan
Tercapainya kualitas pelayanan yang prima melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan
penyediaan fasilitas yang memadai.
g. Peran
1. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Medik.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
5. Menyelenggarakan Pelayanan Administrasi dan Keuangan Rumah Sakit.
6. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial bekerjasama dengan beberapa Yayasan Sosial.
BABIV Lampiran Keputusan Direktur RS Avicenna Bireuen
Nomor : /SK-AVC/2018
STRUKTUR ORGANISASI RS AVICENNA BIREUEN Tertanggal : 10 Mei 2018
• PANITIA MUTU & KESELAMATAN PASIEN KOMITE MEDIK KOMITE SATUAN PEMERIKSAAN
• PANITIA ETIK & DISIPLIN RS KEPERAWATAN INTERNAL
• PANITIA K3RS
• PANITIA PPI RS
• PANITIA DOTS TB
• PANITIA PONEK SUB
SUB
SUB SUB
SUB
SUB
KOMITE KOMITE
• PANITIA REKAM MEDIS KOMITE KOMITE ETIKA& KOMITE KOMITE ETIK&
MUTU MUTU
KREDENSIAL DISIPLIN PROFESI KREDENSIAL DISIPLIN PROFESI
PROFESI PROFESI
• PANITIA FARMASI DAN TERAPI
• PANITIA AKREDITASI
• PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
ii. Pimpinan/Manager
Adalah pejabat yang membantu Direktur rumah sakit dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing - masing,yaitu:
1. Kepala bidang : membantu Direktur rumah sakit dalam bidang pelayanan medis,
penunjang medis dan non medis, serta keperawatan.
2. Kepala bagian : membantu Direktur rumah sakit dalam bidang umum dan
keuangan
16
B. Unit Non Struktural
i. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan Rumah Sakit. Komite yang ada di RS
Avicenna Bireuen adalah sebagai berikut:
1. Komite Medik.
2. Komite Keperawatan
ii. Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk
bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Panitia Etik dan Disiplin Rumah Sakit.
3. Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Panitia Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
5. Panitia DOTS TB
6. Panitia PONEK
7. Panitia Rekam Medis
8. Panitia Farmasi dan Terapi.
9. Panitia Akreditasi
10. Panitia Promosi Rumah Sakit
17
BAB V
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN PANITIA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (PANITIA K3)
Visi
Rumah sakit yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Misi
1. Mewujudkan budaya pelayanan yang sehat, aman, dan profesional secara efisien dengan
membudayakan sistem kerja yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia rumah sakit dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mencegah dan menanggulangi terjadinya bahaya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dilingkungan rumah sakit.
4. Tercapainya kondisi yang aman, nyaman dan berkelanjutan dengan berkerjasama dengan
lintas unit.
Falsafah
Rumah Sakit merupakan institusi kesehatan, wajib menjamin dan menjaga Keselamatan dan
Kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan
lingkungan Rumah Sakit untuk mengoptimalkan produktifitas kerja dan meningkatkan mutu
pelayanan.
Nilai
Zero accident, cegah, kurangi, nihilkan risiko kecelakaan kerja
Tujuan
Terselenggaranya Keselamatan dan Kesehatan Kerja sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit secara optimal, efektif,
efisien dan berkesinambungan.
18
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (PANITIA K3)
Lampiran Keputusan Direktur RS Avicenna Bireuen
Nomor : / SK-AVC / 2018
Tanggal : 10 Mei 2018
PENANGGUNG JAWAB
DIREKTUR
KETUA
SEKRETARIS
Kesiapsiagaan
Manajemen Keselamatan & Pencegahan & Pengelolaan Pengelolaan
Pelayanan Pengelolaan B3 Menghadapi
Risiko K3RS Keamanan di Pengendalian Prasarana dan Peralatan Medis
Kesehatan Kerja dan Kesehatan Kondisi Darurat
RS Kebakaran Fasilitas RS
Lingkungan / Bencana
Ditetapkan di Bireuen
Pada Tanggal 10 Mei 2018
Direktur RS Avicenna Bireuen,
19
dr. Armiya
BAB VII
URAIAN JABATAN
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Direktur Rumah Sakit bertugas
melaksanakan pengembangan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
III. Atasan
Direktur Rumah Sakit
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
a. Terciptanya kegiatan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
b. Terciptanya pembinaan teknis bagi sumber daya manusia rumah sakit dan
lingkungan rumah sakit melalui bimbingan yang didapat dari internal maupun
eksternal rumah sakit.
V. Persyaratan
1. Kualifikasi Pendidikan paling rendah S1 bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja,
atau tenaga kesehatan lain dengan kualifikasi paling rendah S1 yang memiliki
kompetensi di bidang K3RS.
2. Berkemampuan memimpin
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.
20
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar
prosedur operasional K3RS dan program K3RS;
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan K3RS
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan K3RS untuk bahan
pertimbangan Direktur Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Mengembangkan dan meningkatkan program kerja Panitia K3.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumah sakit terhadap
sumber daya manusia yang ditetapkan dalam Panitia K3.
3. Mengusulkan pengadaan fasilitas untuk Panitia K3.
4. Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
rumah sakit yang terdapat dalam Panitia K3.
5. Memberikan laporan kepada Direktur Rumah Sakit tentang masalah yang terkait
dengan K3 Rumah Sakit.
II. Pengertian
Seorang petugas kesehatan yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit untuk bertanggung
jawab dan melaksanakan tugas secara purna waktu dalam mengelola K3RS, mulai dari
persiapan sampai koordinasi dengan anggota Panitia K3.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
a. Terciptanya kegiatan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah
Sakit.
b. Terciptanya pembinaan teknis bagi sumber daya manusia rumah sakit dan
lingkungan rumah sakit melalui bimbingan yang didapat dari internal maupun
eksternal rumah sakit.
V. Persyaratan
1. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang K3RS.
2. Tenaga kesehatan lainnya yang telah mendapatkan pelatihan K3RS.
3. Berkemampuan memimpin
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional K3RS dan program K3RS;
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan K3RS
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan K3RS untuk bahan pertimbangan
Direktur Rumah Sakit.
22
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat laporan notulen rapat dan melaporkan ke Ketua Panitia K3
2. Membuat laporan audit/identifikasi bahaya bersama Ketua Panitia K3
3. Membuat laporan bulanan, semesteran dan tahunan ke manajemen rumah sakit.
4. Bersama Ketua melakukan pemantauan pelaksanaan program K3 rekomendasi dari
Panitia K3.
5. Meningkatkan kesadaran pasien pasien, pendamping pasien, dan pengunjung rumah
sakit tentang K3
6. Memprakarsai penyuluhan bagi sumber daya manusia rumah sakit yang menjadi
pengurus Panitia K3 tentang budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumahsakit
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja K3 ke Ketua Panitia K3
3. Memberikan saran dan solusi tentang hasil audit K3RS.
23
C. Bidang Manajemen Risiko K3RS
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi ketua Panitia K3 bertugas
melaksanakan penerapan manajemen risiko K3 di Rumah Sakit..
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak
menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung.
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program manajemen risiko K3RS
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko K3RS
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program manajemen risiko K3RS
untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan program
24
tentang manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia Rumah Sakit dalam menjalankan
manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
manajemen risiko K3 pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-
masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program manajemen risiko K3 di Rumah
Sakit ke Ketua Panitia K3.
25
b) Anggota Bidang Manajemen Risiko K3RS
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Manajemen Risiko K3RS
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi ketua bidang manajemen
risiko K3RS bertugas melaksanakan penerapan manajemen risiko K3 di Rumah Sakit..
III. Atasan
Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak
menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit tentang manajemen
risiko K3RS secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
V. Persyaratan
1. S1/D3/SMA/SMK semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program manajemen risiko K3RS.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko K3RS.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program manajemen risiko K3RS
untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS.
VII.Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan
program tentang manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
26
2. Melakukan koordinasi kerja dengan ketua bidang manajemen risiko K3RS tentang
manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
3. Membantu ketua bidang manajemen risiko K3 mensosialisasikan tentang regulasi
manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
4. Membantu ketua bidang manajemen risiko K3 memonitoring kepatuhan sumber daya
manusia rumah sakit dalam menjalankan manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan ketua bidang manajemen risiko K3 dalam memberikan
motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program manajemen risiko K3
pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program manajemen risiko K3 di Rumah
Sakit ke Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS.
27
D. Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
a) Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 Rumah
Sakit bertugas melaksanakan penerapan keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit
secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung.
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan.
2. Berminat terhadap kegiatan K3.
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) dan program keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program keselamatan dan keamanan
di Rumah Sakit
28
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit untuk bahan pertimbangan Ketua
Panitia K3RS.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
keselamatan dan keamanan pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di
unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di
rumah sakit ke Ketua Panitia K3.
3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
29
b) Anggota Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Keselamatan
dan Keamanan di Rumah Sakit bertugas melaksanakan penerapan keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit.
III. Atasan
Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS.
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang keselamatan
dan keamanan di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan keselamatan
dan keamanan di Rumah Sakit untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang keselamatan
dan keamanan di Rumah Sakit.
30
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan ketua bidang keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit tentang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
3. Membantu ketua bidang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
mensosialisasikan tentang regulasi keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
4. Membantu ketua bidang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit memonitoring
kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan ketua bidang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit dalam
memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit pada setiap sumber daya manusia rumah
sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit ke Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit.
31
E. Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 bertugas
melaksanakan penerapan pelayanan kesehatan kerja di lingkungan rumah sakit.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pegawai di semua jenis pekerjaan, mencegah terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan
menempatkan serta memelihara pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
V. Persyaratan
1. S1/D3 bidang kesehatan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pelayanan kesehatan kerja.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan kerja
untuk bahan pertimbangan Ketua Pantia K3.
32
VII. Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
tentang pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pelayanan kesehatan kerja di Rumah
Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit pada setiap sumber daya manusia rumah
sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja di
Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.
b. Preventif
- Imunisasi dilakukan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan serta
SDM Rumah Sakit lainnya yang berisiko.
- Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,
pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus, pemeriksaan
kesehatan pasca bekerja, jenis pemeriksaan kesehatan disesuaikan
berdasarkan risiko pekerjaannya.
- Surveilans lingkungan kerja.
- Surveilans medik.
33
c. Kuratif
- Pelayanan tata laksana penyakit baik penyakit menular, tidak menular.
- Penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
- Penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis).
d. Rehabilitatif.
- Rehabilitasi medik dan program kembali bekerja (return to work).
34
b) Anggota Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi ketua bidang pelayanan
kesehatan kerja bertugas melaksanakan penerapan pelayanan kesehatan kerja di
lingkungan Rumah Sakit.
III. Atasan
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pegawai di semua jenis pekerjaan, mencegah terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan
menempatkan serta memelihara pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pelayanan
kesehatan kerja secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
V. Persyaratan
1. S1/D3 bidang kesehatan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pelayanan kesehatan kerja.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan kerja
untuk bahan pertimbangan Ketua bidang pelayanan kesehatan kerja.
35
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
mensosialisasikan tentang regulasi pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit memonitoring
kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan pelayanan
kesehatan kerja di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pelayanan kesehatan kerja pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit
masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja ke
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
36
F. Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan Lingkungan.
a) Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan.
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bertugas melaksanakan penerapan Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari pajanan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.
37
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan untuk bahan pertimbangan
Ketua Panitia K3.
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan program
tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan Lingkungan
di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di
Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan pada
setiap personil di unit masing-masing
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.
38
b) Anggota Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit bertugas
melaksanakan penerapan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan.
III. Atasan
Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan.
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari pajanan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan secara optimal,
efektif, efisien dan berkesinambungan.
V. Persyaratan
- S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
- Berminat terhadap kegiatan K3.
- Memiliki kemampuan memimpin dan inovatif
- Berpengalaman dalam bidangnya.
- Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan
39
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan untuk bahan pertimbangan
Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan ketua bidang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit dalam memberikan motivasi dan teguran
tentang pelaksanaan kepatuhan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit pada setiap sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan Rumah Sakit ke Ketua Bidang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.
40
G. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 Rumah
Sakit bertugas melaksanakan penerapan pencegahan dan pengendalian kebakaran
dilingkungan Rumah Sakit.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
- Memastikan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit aman dan selamat dari api dan asap.
- Memastikan asset/properti rumah sakit (bangunan, peralatan, dokumen penting,
sarana) yang aman dan selamat dari api dan asap.
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
2. Berkemampuan memimpin dan inovatif
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pencegahan dan pengendalian kebakaran.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pencegahan dan
pengendalian kebakaran untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3 Rumah Sakit.
41
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran
di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pencegahan dan pengendalian kebakaran pada setiap sumber daya manusia rumah
sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran di Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.
42
b) Anggota Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Kebakaran bertugas melaksanakan penerapan pencegahan dan
pengendalian kebakaran dilingkungan Rumah Sakit.
III. Atasan
Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran.
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
- Memastikan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit aman dan selamat dari api dan asap.
- Memastikan asset/properti rumah sakit (bangunan, peralatan, dokumen penting,
sarana) yang aman dan selamat dari api dan asap.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pencegahan
dan pengendalian kebakaran secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
2. Berkemampuan memimpin dan inovatif
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pencegahan dan pengendalian kebakaran.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pencegahan dan
pengendalian kebakaran untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit.
43
VII.Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran di Rumah Sakit tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran di
Rumah Sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit
mensosialisasikan tentang regulasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di
Rumah Sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit
memonitoring kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di
Rumah Sakit dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan program pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit pada
setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran di Rumah Sakit ke Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran di Rumah Sakit.
44
H. Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 bertugas
melaksanakan pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan sistem
utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
V. Persyaratan
1. S1 Sarjana Teknik /D-III/ D-IV/ SMA/ SMK yang mendapatkan pelatihan K3 umum
dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
2. Berkemampuan memimpin dan inovatif
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan prasarana dan fasilitas
Rumah Sakit.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan prasarana dan
fasilitas Rumah Sakit untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.
45
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah
sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit pada setiap sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan prasarana dan fasilitas
rumah sakit ke Ketua Panitia K3.
46
f) Mengidentifikasi jangka waktu untuk pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan
semua komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi di dalam daftar
inventaris, berdasarkan kriteria seperti rekomendasi produsen, tingkat risiko, dan
pengalaman Rumah Sakit.
g) Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas dan LOTO (Lock Out and
Tag Out) untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
h) Memastikan dilakukannya dokumentasi setiap kegiatan sistem utilitas.
47
b) Anggota Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pengelolaan
Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit, bertugas melaksanakan penerapan pengelolaan
prasarana dan Fasilitas rumah sakit.
III. Atasan
Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan sistem
utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit tentang pengelolaan
prasarana dan fasilitas rumah sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
V. Persyaratan
1. S1 Sarjana Teknik /D-III/ D-IV/ SMA/ SMK yang mendapatkan pelatihan K3 umum
dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengelolaan prasarana dan
fasilitas rumah sakit.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan prasarana dan
fasilitas rumah sakit untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana
dan Fasilitas Rumah Sakit.
48
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan
Fasilitas Rumah Sakit tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas `rumah sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan fasilitas Rumah Sakit
mensosialisasikan tentang regulasi pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit
memonitoring kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan fasilitas Rumah
dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit pada setiap sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan prasarana dan fasilitas
rumah sakit ke Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.
49
I. Bidang Pengelolaan Peralatan Medis
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 Rumah
Sakit, bertugas melaksanakan penerapan pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari potensi bahaya peralatan medis baik
saat digunakan maupun saat tidak digunakan.
V. Persyaratan
1. S1/D3 D3 bidang kesehatan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
V. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan peralatan medis.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan peralatan
medis untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.
VII.Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan peralatan medis pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit
masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis di
Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.
51
b. Anggota Bidang Pengelolaan Peralatan Medis
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pengelolaan
Peralatan Medis Rumah Sakit, bertugas melaksanakan penerapan Pengelolaan Peralatan
Medis.
III. Atasan
Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melindungi SDM rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit dari potensi bahaya peralatan medis baik saat digunakan
maupun saat tidak digunakan.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pengelolaan
peralatan medis Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
V. Persyaratan
1. S1/D3/SMA/SMK semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan
lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan peralatan medis.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan peralatan
medis untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.
52
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis
tentang pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis mensosialisasikan tentang
regulasi pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis memonitoring kepatuhan
sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan pengelolaan peralatan medis
di Rumah Sakit.
VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis dalam memberikan
motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program pengelolaan peralatan
medis pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis di
Rumah Sakit ke Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.
53
J. Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
a. Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3, bertugas
melaksanakan penerapan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional, serta
menyebabkan kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial dan citra rumah sakit.
V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
V. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.
54
VI. Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana di Rumah Sakit.
VII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana pada sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana di Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.
55
d) Melakukan simulasi darurat atau bencana.
1) Simulasi darurat atau bencana dilakukan berdasarkan penilaian analisa risiko
kerentanan bencana.
- Darurat air;
- Darurat listrik;
- Penculikan bayi;
- Ancaman bom
- Tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
- Kebocoran radiasi;
- Gangguan Keamanan;
- Banjir;
- Gempa bumi.
2) Memberikan pelatihan dan simulasi tanggap darurat atau bencana
56
b. Anggota Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.
II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Kesiapsiagaan
Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana bertugas melaksanakan penerapan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
III. Atasan
Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.
IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional, serta
menyebabkan kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial dan citra rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.
VI. Persyaratan
1. S1/D3/SMA/SMK semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.
V. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Kesiapsiagaan
Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.
57
VI. Tanggung Jawab
- Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana di Rumah
Sakit.
- Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi
Kondisi Darurat / Bencana tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat /
bencana di Rumah Sakit.
- Membantu Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
mensosialisasikan tentang regulasi kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat /
bencana di Rumah Sakit.
- Membantu Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
memonitoring kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana di Rumah Sakit.
VII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat /
Bencana dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
program kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana pada setiap sumber
daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana di Rumah Sakit ke Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi
Kondisi Darurat / Bencana.
58
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
Unit Fisioterapi
Unit R. Intensif &
Unit Satpam Anestesi
3. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
a. Membuat jadwal PKRS tentang K3 kepada pasien, pendamping pasien, pengunjung
rumah sakit .
b. Membuat laporan hasil tim PKRS tentang K3 ke Panitia K3.
59
4. Hubungan kerja Panitia K3 dengan bagian ADM & Keuangan
a. Koordinasi orientasi pegawai baru di Rumah Sakit
b. Koordinasi tentang program K3.
7. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Bidang Penunjang Medis dan Non Medis
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
60
13. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Instalasi Rekam Medis
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
15. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Peralatan
Rumah Sakit (PSP2RS).
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
c. Berkoordinasi untuk pengelolaan sampah medis meliputi penyimpanan sementara
dan pengolahan sampah medis oleh pihak ketiga.
d. Berkoordinasi untuk pengolahan limbah medis cair dengan sistem IPAL.
e. Berkoordinasi untuk pengelolaan kalibrasi alkes.
f. Berkoordinasi untuk pemeliharaan fasilitas
g. Berkoordinasi untuk uji air bersih dan minum.
h. Audit kepatuhan K3.
i. Laporan hasil audit beserta rekomendasi.
61
19. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Disnaker Kota Medan
a. Koordinasi tentang program pelatihan K3
b. Memberi laporan mengenai kegiatan K3 jika diperlukan
62
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
• Pelatihan K3 umum
/ RS
• Effektif
Communication
1. Ns. Saifullah, S. Kep Ketua Panitia K3 S1 Keperawatan 8 tahun • Alat Pemadam Api 1 1 Cukup
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
3. Ns. Saifullah, S. Kep Ketua Bidang S1 Keperawatan 8 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup
Manajemen Risiko / RS
K3RS • Effektif
Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
63
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
Dasar (BHD)
7. Syirana Febi, Amd. Keb Anggota Bidang D-III Kebidanan 4 tahun • Effektif 2 2 Cukup
Keselamatan & Communication
Keamanan di RS • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
64
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
8. Zatalini Molisa, Amd Anggota Bidang D-III Komputer 2 Tahun 4 • Effektif
Keselamatan & Bulan Communication
Keamanan di RS • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
10. Zurriati, Amd. Keb Anggota Bidang D-III Kebidanan 4 tahun • Effektif 2 2 Cukup
Pelayanan Communication
Kesehatan Kerja • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
65
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
12. Susi Susanti, S. Farm Ketua Bidang S1 Farmasi 5 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup
Pengelolaan B3 / RS
dan Kesehatan • Effektif
Lingkungan Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
66
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
16. Joliadi, Amd. Kep Anggota Bidang D-III 3 tahun • Alat Pemadam Api 2 2 Cukup
Pencegahan & Keperawatan Ringan (APAR)
Pengendalian • Bantuan Hidup
Kebakaran Dasar (BHD)
18. Jelita Sari, Amd. EM Ketua Bidang D-III 2 bulan • Effektif 1 1 Cukup
Pengelolaan Elektromedik Communication
Prasarana dan • Alat Pemadam Api
Fasilitas RS Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
67
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
20. Marzuki Anggota Bidang SMA 7 tahun • Effektif
Pengelolaan Communication
Prasarana dan • Alat Pemadam Api
Fasilitas RS Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
21. Hibridawati, SKM Ketua Bidang S1 Kesehatan 8 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup
Pengelolaan Masyarakat / RS
Peralatan Medis • Effektif
Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
68
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
24. dr. Muchrizal Ketua Bidang S1 Kedokteran 3 tahun • Alat Pemadam Api 1 1 Cukup
Kesiapsiagaan Ringan (APAR)
Menghadapi • Bantuan Hidup
Kondisi Darurat / Dasar (BHD)
Bencana
25. Danial, Amd. Kep Anggota Bidang D-III 3 tahun • Effektif 2 2 Cukup
Kesiapsiagaan Keperawatan Communication
Menghadapi • Alat Pemadam Api
Kondisi Darurat / Ringan (APAR)
Bencana • Bantuan Hidup
Dasar (BHD)
69
BAB X
PENILAIAN KINERJA
70
B. PENILAIAN KINERJA PANITIA K3RS
2. Melaksanakan kegiatan :
- Manajemen risiko K3RS;
4. Mempertanggungjawabkan program-program
PK3 dan pelaksanaanya kepada Direktur RS
3. MUTU PELAYANAN
71
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah
Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Panitia K3 yang dinilai, Direktur Rumah Sakit
72
FORMULIR PENILAIAN KINERJA SEKRETARIS PANITIA K3RS
RS AVICENNA BIREUEN
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
73
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Sekretaris Panitia K3 yang Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
dinilai,
74
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG MANAJEMEN RISIKO K3RS
RS AVICENNA BIREUEN
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
76
FORMULIR PENILAIAN KINERJA ANGGOTA BIDANG
MANAJEMEN RISIKO K3RS PANITIA K3RS
RS AVICENNA BIREUEN
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
77
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI RS
RS AVICENNA BIREUEN
78
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
79
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI RS
RS AVICENNA BIREUEN
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
80
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN
81
- Penyakit akibat kerja dan kecelakaan
akibat kerja.
d) Penanganan pasca pemajanan (post
exposure profilaksis).
e) Rehabilitatif.
- Rehabilitasi medik dan program kembali
bekerja (return to work).
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
82
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
83
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RS AVICENNA BIREUEN
b. Mengidentifikasi, menginventarisasi,
menyimpan, menangani penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit.
84
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
85
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RS AVICENNA BIREUEN
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan kesehatan lingkungan.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
86
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.
87
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN
RS AVICENNA BIREUEN
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
88
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
89
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN
RS AVICENNA BIREUEN
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
90
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN FASILITAS RUMAH SAKIT
RS AVICENNA BIREUEN
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
92
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN
FASILITAS RUMAH SAKIT
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
93
( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep)
* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.
94
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
RS AVICENNA BIREUEN
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
95
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
96
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
RS AVICENNA BIREUEN
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pengelolaan peralatan medis.
3. MUTU PELAYANAN
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
97
( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep )
* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.
98
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
KONDISI DARURAT / BENCANA
RS AVICENNA BIREUEN
99
keadaan darurat berdasarkan hasil
identifikasi.
- Menyiapkan petugas yang berkompeten
dan berwenang.
- Memasang rambu-rambu dan marka
mengenai keselamatan dan tanda pintu
darurat sesuai dengan standar dan
pedoman teknis.
d) Melakukan simulasi darurat atau bencana.
1) Simulasi darurat atau bencana
dilakukan berdasarkan penilaian analisa
risiko kerentanan bencana.
- Darurat air;
- Darurat listrik;
- Penculikan bayi;
- Ancaman bom
- Tumpahan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3);
- Kebocoran radiasi;
- Gangguan Keamanan;
- Banjir;
- Gempa bumi.
2) Memberikan pelatihan dan simulasi
tanggap darurat atau bencana
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
100
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
KONDISI DARURAT / BENCANA
RS AVICENNA BIREUEN
Jumlah Nilai
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS
101
( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep )
* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.
102
BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI
HARI PERTAMA
Sub Bagian
1. 08.00 – 08.15 Pembukaan, Tujuan Orientasi
Personalia
- Sejarah Rumah Sakit
2. 08.15 – 08.35 - Visi, Misi, Falsafah, Tujuan, Nilai, Ketua Tim Diklat
Motto, Peran, Logo Rumah Sakit
- Struktur Organisasi Rumah Sakit Anggota Tim
3. 08.35 – 09.00
- Struktur Organisasi Unit Kerja Diklat
4. 09.00 – 09.30 Rehat Kopi
- Tata Tertib Rumah Sakit Sub Bagian
5. 09.30 – 09.45
- Interaksi Staf Personalia
Peraturan Kepegawaian (Kesepakatan Sub Bagian
6. 09.45 – 10.45
kerja bersama) Personalia
Anggota Panitia
7. 10.45- 11.00 Akreditasi RS Avicenna Bireuen
Akreditasi
- Hospital Tour
Anggota Tim
8. 11.00 – 12.00 - Pengenalan terhadap pejabat dalam
Diklat
struktur organisasi
103
Pendekatan di lapangan untuk
mendapatkan nama, tanda tangan,
Sub Bagian
3. 09.00 – 10.00 jabatan, unit kerja, dan foto (kalau
Personalia
memungkinkan) dari pejabat di Rumah
Sakit
Sub Bagian
4. 10.00 – 11.00 Post Test Personalia
dan Tim Diklat
104
II. JADWAL ORIENTASI KHUSUS PANITIA K3RS
HARI I
Tanggal :
HARI II
Tanggal :
HARI III
Tanggal :
105
HARI IV
Tanggal :
HARI V
Tanggal :
HARI VI
Tanggal :
HARI VII
Tanggal :
106
HARI VIII
Tanggal :
107
BAB XII
PERTEMUAN / RAPAT
A. RAPAT RUTIN
Rapat rutin diselenggarakan pada
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang pertemuan Aula RS Avicenna
Peserta : Panitia K3
Materi : 1. Evaluasi kinerja.
2. Evaluasi terhadap regulasi meliputi kebijakan, pedoman,
panduan, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program kerja K3.
3. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja Panitia K3
4. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja Panitia
K3 ke Direktur Rumah Sakit.
5. Hal-hal lain timbul dalam rapat
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat.
B. RAPAT INSIDENTIL
Rapat insidentil diselenggarakan pada
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
segera dibahas
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Direktur Rumah Sakit (kalau perlu), Komite/Panitia/
Bidang/Bagian/ Instalasi/Unit kerja terkait, dan Panitia K3.
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat.
108
BAB XIII
PELAPORAN
Laporan Bulanan
1. Jumlah SDM RS yang sakit (Pelayanan Kesehatan Kerja)
2. Jumlah kasus penyakit umum pada SDM RS
3. Lima kasus penyakit umum terbanyak pada SDM RS
4. Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada SDM RS
5. Lima kasus penyakit akibat kerja terbanyak pada SDM RS
6. Jumlah kasus kecelakaan di lingkungan RS
7. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada SDM RS
8. Lima kasus kecelakaan akibat kerja terbanyak pada SDM RS
9. Jumlah SDM RS yang absen karena sakit
10. Jumlah hari absen karena sakit pada SDM RS
Laporan Tahunan
1. Manajemen Risiko K3RS
- Identifikasi potensi bahaya di RS
- Dokumen rencana pengendalian risiko K3 Laporan indikator dan SPM K3 dalam 1tahun.
2. Keselamatan dan Keamanan Jumlah SDM RS disosialisasi Frequensi jenis Media KIE.
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pemeriksaan kesehatan SDM RS
a. Jumlah SDM RS yang dilakukan pemeriksaan kesehatan awal
b. Jumlah SDM RS yang dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala
c. Jumlah SDM RS yang dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir
4. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya
(B3)
a. Daftar inventaris B3
b. SOP penggunaan B3
5. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
a. Jumlah APAR dan alat pemadam api lainnya
b. Simulasi penanganan kebakaran 1
6. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Sistem Utilitas Rumah Sakit
7. Inspeksi terhadap kegiatan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan terhadap semua
komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi.
8. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Sistem Peralatan Medis
9. Inspeksi terhadap pemeliharaan promotif dan pemeliharaan terencana pada peralatan medis
10. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/ bencana
109
a. Tim Penanganan Kondisi Darurat / Bencana
b. SPO Penanganan Kondisi Darurat / Bencana
110
FORMULIR LAPORAN BULANAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS)
1. Jumlah SDM RS
1. ..........................................
...........................
2. ..........................................
...........................
3. ..........................................
...........................
4. ..........................................
...........................
5. ..........................................
...........................
1. .......................................... ...........................
2. ..........................................
...........................
111
No. Uraian Jumlah Keterangan
3. .......................................... ...........................
4. .......................................... ...........................
5. .......................................... ...........................
1. ..........................................
...........................
2. .......................................... ...........................
3. ..........................................
...........................
4. ..........................................
...........................
5. ..........................................
...........................
Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen Ketua Panitia K3RS
112
FORMULIR 2
113
No. Uraian Keterangan
komponen-komponen sistem utilitas yang
beroperasi.
7. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Sistem Peralatan Medis
Inspeksi terhadap pemeliharaan promotif dan Dilakukan / Tidak
pemeliharaan terencana pada peralatan medis
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/
bencana
a. Tim Penanganan Kondisi Darurat / Bencana Ada / Tidak
b. SOP Penanganan Kondisi Darurat / Bencana Ada / Tidak
9. Pendidikan dan Pelatihan
a. Jumlah pengelola K3RS yang memiliki ...........................................
sertifikat pelatihan K3RS
b. Jumlah SDM RS dilakukan sosialisasi K3RS ..........................................
Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen Ketua Panitia K3RS
114