Anda di halaman 1dari 114

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA

RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN


JL.Laksamana Malahayati / Kuala Raja No. 1 Lhok Awee
Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
KodePos 24211 Telp : 0644 – 22887 Hp. 085260179555
BIREUEN – INDONESIA
Tahun 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat–Nya
sehingga Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS
Avicenna Bireuen ini dapat tersusun.
Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
ini disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi tenaga pelaksana di Panitia tersebut dan
unsur yang terkait di RS Avicenna Bireuen dalam menyelenggarakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di lingkungan Rumah Sakit.
Sangat disadari bahwa Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja RS Avicenna Bireuen ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, perbaikan
akan dilakukan secara berkala untuk mendukung visi RS Avicenna Bireuen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga Buku
Pedoman Pengorganisasian Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen ini
dapat tersusun.

Bireuen, 11 Mei 2018


Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja RS Avicenna Bireuen

Ns. Saifullah, S. Kep


TIM PENYUSUN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN

Ketua : Ns. Saifullah, S. Kep


Sekretaris : Hibridawati, SKM
Anggota :
1. dr. Rismawati
2. Muhammad Khadafi, S.Kep
3. Zatalini Molisa, Amd
4. Agus Mulyadi
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Tim Penyusun
Daftar Isi
PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA RS AVICENNA BIREUEN
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Gambaran Umum RS Avicenna Bireuen
BAB III
Visi, Misi, Falsafah, Nilai, dan Motto RS Avicenna Bireuen
BAB IV
Struktur Organisasi RS Avicenna Bireuen
BAB V
Visi, Misi, Falsafah, Nilai, dan Tujuan Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna
Bireuen
BAB VI
Struktur Organisasi Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB VII
Uraian Jabatan Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB VIII
Tata Hubungan Kerja Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
Dengan Unit Lain
BAB IX
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna
Bireuen
BAB X
Penilaian Kinerja
1. Penilaian Kinerja Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
2. Penilaian KinerjaPanitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB XI
Kegiatan Orientasi Panitia Keselamatan dan kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen
BAB XII
Pertemuan/Rapat
BAB XIII
Pelaporan
KEPUTUSAN DIREKTUR RS AVICENNA BIREUEN
NOMOR : 504/SK-AVC/2018

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN

DIREKTUR RS AVICENNA BIREUEN,

Menimbang : a. bahwa pengorganisasian Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja


harus dapat menggambarkan pembagian tugas, koordinasi
kewenangan, fungsi dan tanggungjawab di RS Avicenna Bireuen;
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit yang berorientasi kepada
keselamatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit, diperlukan suatu
pedoman pengorganisasian yang dapat digunakan dalam pelayanan
keselamatan dan kesehatan kerja di RS Avicenna Bireuen;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu menetapkan Pedoman Pengorganisasian Panitia
Keselamatan dan Kesehatan kerja RS Avicenna Bireuen dengan
Keputusan Direktur RS Avicenna Bireuen.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor32 tahun 2009 tentang
Lingkungan Hidup;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan berbahaya dan Beracun;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen K3;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/MENKES/PER/V /1996
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen K3
Rumah Sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 tahun
2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 tahun
2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1075/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman Sistem Informasi
K3;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar K3 Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS AVICENNA BIREUEN


TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN PANITIA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RS AVICENNA
BIREUEN.
Kesatu : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bireuen
PadaTanggal 10 Mei 2018
Direktur RS Avicenna Bireuen,

dr. Armiya
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah merupakan
tempat berkumpulnya sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung. Untuk itu keselamatan dan kesehatan kerja jelas sangat diperlukan guna menjamin
keselamatan sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan
lingkungan rumah sakit. Menjaga agar proses pelayanan berjalan lancar serta memelihara sarana,
prasarana, dan peralatan rumah sakit agar selalu siap untuk digunakan. Dengan demikian hak dan
kewajiban yang perlu saling dijaga dan saling melengkapi guna memperoleh pelayanan kesehatan
yang prima.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya Pasal 165
disebutkan bahwa pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Maka
jelas pengelola tempat kerja di Rumah Sakit harus melaksanakan semua aturan yang telah dibuat.
Salah satunya dengan memberikan pelayanan kesehatan yang prima untuk semua tenaga kerjanya
dan masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian maka risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dapat dihindari.
Untuk membantu tugas rencana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
maka jelas perlu dibentuk Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu upaya untuk menekan dan mengurangi
risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan antara
keselamatan dan kesehatan kerja.
Rumah Sakit sebagai badan usaha merupakan tempat berkumpulnya sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung. Dalam hubungannya antara pimpinan
dan sumber daya manusia rumah sakit, ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan, salah
satunya adalah hak sumber daya manusia rumah sakit untuk mendapatkan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan kewajiban sumber daya manusia
rumah sakit diantaranya adalah menjalankan atau mematuhi peraturan yang ditetapkan, misalnya
sumber daya manusia rumah sakit harus memakai alat pelindung diri pada proses pekerjaan yang
memerlukan alat pelindung diri. Sementara itu, pimpinan berkewajiban untuk menyediakan alat
pelindung diri sehingga sumber daya manusia rumah sakit terhindar dari Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Dalam pelaksanaan K3 diperlukan penanganan yang serius dan dukungan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan seluruh bidang kegiatan dan
seluruh sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang ada. Dengan adanya komitmen antara
pimpinan, sumber daya manusia rumah sakit, dana, dan pengelolaan yang baik disertai
pelaksanaan yang berkesinambungan maka Rumah Sakit akan dapat melaksanakan kegiatan K3
sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan K3 yang serius dan baik akan dapat mengurangi timbulnya Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK) maupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) baik bagi sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang berada di RS Avicenna Bireuen. Sehingga pada
akhirnya, diharapkan segenap sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di RS Avicenna Bireuen.
BAB II
GAMBARAN UMUM RS AVICENNA BIREUEN

Rumah Sakit Umum Avicenna didirikan sejak 08 Febuari 2011. Pendirian rumah sakit ini
dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian para dokter dan pengusaha yang mempunyai
perhatian besar terhadap semakin meningkatnya kebutuhan Masyarakat Aceh terutama kabupaten
Bireuen akan pelayanan di bidang kesehatan.
Seiring dengan berjalannya waktu, Rumah Sakit Avicenna nantinya akan memantapkan
posisinya sebagai salah satu rumah sakit swasta berkualitas terbaik di Provinsi Aceh. Dalam
mendukung pencapaian tersebut, maka pihak manajemen rumah sakit akan meningkatkan
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan berbasis teknologi terkini dengan sumber daya manusia
yang handal.

1. Identitas Rumah Sakit

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Avicenna Bireuen


Nomor Kode Rumah Sakit : 1110103
Tanggal Registrasi : 06 Januari 2014
Jenis : RS Swasta
Alamat Lengkap : Jln. Laksamana Malahayati/Kuala Raja
No. 1 Lhok Awe Teungoh - Kecamatan
Kota Juang - Kabupaten Bireuen
Nomor Telpon/Hp : (0644) 228877 / 085260179555
Faximile : (0644) 228877
E-Mail : rs_avicena@yahoo.com
Jumlah Tempat Tidur Pasien : 89 Tempat Tidur
Kelas Rumah Sakit : Kelas / Tipe D
Direktur rumah sakit : dr. Armiya
Pemilik Rumah Sakit : Yayasan Lamkaruna Bireuen
Status Kelembagaan : Yayasan
Status Penggunaan : Non Pendidikan
Status Pengelolaan : Non Swadana
Luas Tanah : 1.700 M2
Luas Bangunan : 1.150 M2
No Surat Ijin : 503/001/SIOS/KPPTSP/2015
Tanggal Surat Ijin : 24 Maret 2016
Surat Ijin Dari : Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu Pemkab Bireuen
Sifat Surat Ijin : 5 Tahun
Masa berlaku surat ijin : 24 Maret 2016 s/d 24 Maret 2021

Seiring dengan perkembangan zaman, RS Avicenna Bireuen terus melakukan pembenahan


diri dengan perubahan badan hukum dari Yayasan Lamkaruna Bireuen pada tahun 2011, dari
segi infrastruktur pengembangannya seperti penambahan gedung di belakang rumah sakit
dilakukan sejak tahun 2019 untuk penempatan penampungan sementara limbah medis padat,
gudang logistik, unit kerja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS), kantor
manajemen administrasi dan ruang rapat.
Pelayanan medik umum yang tersedia adalah dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dan
dokter jaga ruangan yang stand by 24 jam, Unit Kamar Bersalin, selain itu pelayanan medik
spesialis dasar on call dan pelayanan medik spesialis lain dan subspesialis on call dari berbagai
disiplin ilmu. Untuk mendukung pelayanan tersebut perlu fasilitas penunjang klinik dan non
klinik. Fasilitas penunjang klinik antara lain Unit Rawat Inap dengan kapasitas 89 TT, Unit
Rawat Jalan, Unit Kamar Operasi, Unit Rawat HCU, Unit Radiologi (Rontgen, Ultrasonografi),
Unit Laboratorium, Instalasi Farmasi, Unit Fisioterapi, Instalasi Rekam Medis dan Pendaftaran.
Fasilitas penunjang non klinik antara lain Unit Gizi dan Dapur, Unit Sanitasi, Unit Linen dan
Laundry, Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS), Unit Ambulance, Unit
Kamar Jenazah, Unit Satpam, Bidang Umum dan Keuangan.
Selain penambahan fasilitas, sarana dan prasarana, program pengembangan Sumber Daya
Manusia di RS Avicenna Bireuen juga dilaksanakan dengan pengadaan pendidikan dan pelatihan
(diklat) berupa pelatihan internal secara berkala baik kepada dokter, perawat/bidan, tenaga
kesehatan lainnya maupun tenaga non kesehatan. Program diklat yaitu pelatihan internal tersebut
dilaksanakan bertujuan untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya di RS
Avicenna Bireuen .
Salah satu wujud pembenahan diri dalam upaya peningkatan mutu adalah terlaksananya
Akreditasi Rumah Sakit :
- Versi 2012 pada tanggal 14 April 2016 dengan predikat lulus tingkat Perdana meliputi 4
(empat) pokja yaitu KPS, HPK, PPI dan SKP sesuai dengan Sertifikat Akreditasi Rumah
Sakit No. KARS-SERT/94/IV/2016 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
RS Avicenna Bireuen merupakan salah satu rumah sakit umum swasta yang terletak di
daerah pemukiman padat penduduk secara faktual merupakan suatu industri pelayanan kesehatan
yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi, akan tetapi dalam penyelenggaraannya juga tidak
terlepas pada pelayanan sosial kemanusiaan. Kegiatan sosial yang dilakukan RS Avicenna
Bireuen yaitu pengobatan kepada korban gempa bumi di Pidie Jaya secara gratis di tahun 2017
lalu, membantu pelayanan masyarakat kurang mampu dan berpartisipasi dalam berbagai bakti
sosial dan pengobatan gratis.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, TUJUAN, MOTTO, DAN
PERAN RS AVICENNA BIREUEN

Visi, Misi, Motto dan Fasafah Rumah Sakit


a. Visi Rumah Sakit
Menjadikan rumah sakit pilihan yang memberikan pelayanan kesehatan terbaik
dan penuh kasih sayang kepada pasien serta keluarga dengan biaya terjangkau
dengan memperhatikan kesejahteraan karyawan.

b. Misi
Memberikan pelayanan kesehatan terpadu sesuai kebutuhan pasien;
Meningkatkan kualitas dan kwantitas sarana/prasarana pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan
Menjadikan rumah sakit sebagai kebanggaan masyarakat Bireuen
c. Motto
Kesembuhan, kepuasan pasien dan keluarga adalah kebahagiaan kami.

d. Falsafah
Pelayanan kesehatan diselenggarakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, serta berlandaskan etika dan profesionalisme.

e. Nilai
- Kejujuran
- Komitmen (satu kata dengan perbuatan)
- Konsisten (tetap pada pendirian)
- Kualitas (Disiplin)
- Akuntabilitas (tanggung jawab)

f. Tujuan
Tercapainya kualitas pelayanan yang prima melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan
penyediaan fasilitas yang memadai.

g. Peran
1. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Medik.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
5. Menyelenggarakan Pelayanan Administrasi dan Keuangan Rumah Sakit.
6. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial bekerjasama dengan beberapa Yayasan Sosial.
BABIV Lampiran Keputusan Direktur RS Avicenna Bireuen
Nomor : /SK-AVC/2018
STRUKTUR ORGANISASI RS AVICENNA BIREUEN Tertanggal : 10 Mei 2018

DIREKTUR DEWAN PENGAWAS

• PANITIA MUTU & KESELAMATAN PASIEN KOMITE MEDIK KOMITE SATUAN PEMERIKSAAN
• PANITIA ETIK & DISIPLIN RS KEPERAWATAN INTERNAL
• PANITIA K3RS
• PANITIA PPI RS
• PANITIA DOTS TB
• PANITIA PONEK SUB
SUB
SUB SUB
SUB
SUB
KOMITE KOMITE
• PANITIA REKAM MEDIS KOMITE KOMITE ETIKA& KOMITE KOMITE ETIK&
MUTU MUTU
KREDENSIAL DISIPLIN PROFESI KREDENSIAL DISIPLIN PROFESI
PROFESI PROFESI
• PANITIA FARMASI DAN TERAPI
• PANITIA AKREDITASI
• PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BIDANG BIDANG PENUNJANG BAGIAN UMUM &


BIDANG KEPERAWATAN PELAYANAN
MEDIK DAN NON MEDIK KEUANGAN
MEDIK

SUB BID I SUB BID II SUB BID III


(SDM (Asuhan ( Logistik SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
Keperawatan) Keperawatan) Keperawatan ) UNIT UNIT LINEN
DAN PERSONALIA URT / KEUANGAN
GAWAT UNIT
LAUNDRY DAN DIKLAT LOGISTIK & AKUNTANSI
DARURAT RADIOLOGI

UNIT UNIT UNIT


RAWAT LABORAT PSP2RS
JALAN ORIUM

KELOMPOK STAF MEDIS UNIT UNIT UNIT


RAWAT FARMASI SANITASI
INAP

Ditetapkan di Bireuen UNIT INSTALASI UNIT


Pada Tanggal 10 Mei 2018 KAMAR
BERSALIN
REKAM
MEDIS
KAMAR
JENAZAH
Direktur RS Avicenna Bireuen HUMAS PENATA BENDAHARA
& KASIR
REKENING
PEMASARAN
UNIT RAWAT
INTENSIF UNIT UNIT
DAN FISIOTERAPI AMBULANCE
ANESTESI

UNIT UNIT GIZI


dr. Armiya KAMAR DAN
UNIT
SATPAM
PIUTANG PENAGIHAN DEPOSIT
OPERASI DAPUR PERUSAHAAN HUTANG DOKTER
KETERANGAN
A. Unit Struktural
i. Direktur
Adalah kepala/pejabat tertinggi/pimpinan tertinggi/manager senior di RS Avicenna
Bireuen.

ii. Pimpinan/Manager
Adalah pejabat yang membantu Direktur rumah sakit dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing - masing,yaitu:
1. Kepala bidang : membantu Direktur rumah sakit dalam bidang pelayanan medis,
penunjang medis dan non medis, serta keperawatan.
2. Kepala bagian : membantu Direktur rumah sakit dalam bidang umum dan
keuangan

iii. Para pimpinan/Manager unit


Adalah pejabat yang membantu Direktur rumah sakit dalam pelaksanaan satu atau
lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu:
1. Kepala unit/Manager Unit Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, Kamar
Bersalin, Rawat Intensif dan Anestesi, dan Kamar Operasi.
2. Kepala unit/Manager Unit Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Instalasi Rekam
Medis, Fisioterapi, dan Gizi Dan Dapur.
3. Kepala unit/Manager Unit Linen dan Laundry, IPSRS, Sanitasi, Kamar Jenazah,
Ambulans, dan Satpam.
4. Kepala Sub Bagian Personalia dan Diklat, URT/Logistik, Keuangan dan Akuntasi.
5. Kepala Sub Bidang SDM Keperawatan, Asuhan Keperawatan dan Logistik
Keperawatan.
6. Kelompok Staf Medis yang terdiri dari Bedah, Penyakit Dalam, Penyakit Kebidanan
dan Kandungan, Penyakit Anak, Anesthesiologi dan Terapi Intensif, Gabungan serta
Umum.

iv. Unit Kerja


Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki
fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rumah Sakit baik berfungsi
pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Avicenna
Bireuen dibedakan menjadi 2 bagian yaitu medis dan non medis. Seluruh unit/instalasi
dibawah tanggungjawab Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik.

16
B. Unit Non Struktural
i. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan Rumah Sakit. Komite yang ada di RS
Avicenna Bireuen adalah sebagai berikut:
1. Komite Medik.
2. Komite Keperawatan

ii. Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk untuk
bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Panitia Etik dan Disiplin Rumah Sakit.
3. Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Panitia Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
5. Panitia DOTS TB
6. Panitia PONEK
7. Panitia Rekam Medis
8. Panitia Farmasi dan Terapi.
9. Panitia Akreditasi
10. Panitia Promosi Rumah Sakit

iii. Satuan Pemeriksa Internal


Adalah unsur organisasi yang bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal
rumah sakit.

17
BAB V
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN PANITIA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (PANITIA K3)

Visi
Rumah sakit yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Misi
1. Mewujudkan budaya pelayanan yang sehat, aman, dan profesional secara efisien dengan
membudayakan sistem kerja yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia rumah sakit dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mencegah dan menanggulangi terjadinya bahaya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dilingkungan rumah sakit.
4. Tercapainya kondisi yang aman, nyaman dan berkelanjutan dengan berkerjasama dengan
lintas unit.

Falsafah
Rumah Sakit merupakan institusi kesehatan, wajib menjamin dan menjaga Keselamatan dan
Kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan
lingkungan Rumah Sakit untuk mengoptimalkan produktifitas kerja dan meningkatkan mutu
pelayanan.

Nilai
Zero accident, cegah, kurangi, nihilkan risiko kecelakaan kerja

Tujuan
Terselenggaranya Keselamatan dan Kesehatan Kerja sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit secara optimal, efektif,
efisien dan berkesinambungan.

18
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI PANITIA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (PANITIA K3)
Lampiran Keputusan Direktur RS Avicenna Bireuen
Nomor : / SK-AVC / 2018
Tanggal : 10 Mei 2018

PENANGGUNG JAWAB

DIREKTUR

KETUA

SEKRETARIS

Kesiapsiagaan
Manajemen Keselamatan & Pencegahan & Pengelolaan Pengelolaan
Pelayanan Pengelolaan B3 Menghadapi
Risiko K3RS Keamanan di Pengendalian Prasarana dan Peralatan Medis
Kesehatan Kerja dan Kesehatan Kondisi Darurat
RS Kebakaran Fasilitas RS
Lingkungan / Bencana

Ditetapkan di Bireuen
Pada Tanggal 10 Mei 2018
Direktur RS Avicenna Bireuen,

19
dr. Armiya
BAB VII
URAIAN JABATAN

A. Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


I. Nama Jabatan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Direktur Rumah Sakit bertugas
melaksanakan pengembangan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

III. Atasan
Direktur Rumah Sakit

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
a. Terciptanya kegiatan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
b. Terciptanya pembinaan teknis bagi sumber daya manusia rumah sakit dan
lingkungan rumah sakit melalui bimbingan yang didapat dari internal maupun
eksternal rumah sakit.

V. Persyaratan
1. Kualifikasi Pendidikan paling rendah S1 bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja,
atau tenaga kesehatan lain dengan kualifikasi paling rendah S1 yang memiliki
kompetensi di bidang K3RS.
2. Berkemampuan memimpin
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.

20
VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar
prosedur operasional K3RS dan program K3RS;
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan K3RS
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan K3RS untuk bahan
pertimbangan Direktur Rumah Sakit.

VII. Tanggung Jawab


1. Sosialisasi kebijakan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) agar dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh sumber daya manusia rumah sakit.
2. Mengevaluasi pelaksanaan program yang disusun oleh Panitia K3.
3. Memberikan konsultasi pada sumber daya manusia rumah sakit tentang Panitia
K3.
4. Berkoordinasi dengan unit terkait.

VIII. Wewenang
1. Mengembangkan dan meningkatkan program kerja Panitia K3.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumah sakit terhadap
sumber daya manusia yang ditetapkan dalam Panitia K3.
3. Mengusulkan pengadaan fasilitas untuk Panitia K3.
4. Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
rumah sakit yang terdapat dalam Panitia K3.
5. Memberikan laporan kepada Direktur Rumah Sakit tentang masalah yang terkait
dengan K3 Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


a. Memimpin semua rapat pleno PK3 RS Avicenna Bireuen atau mendelegasikan
kepada sekretaris untuk memimpin rapat pleno.
b. Melaksanakan kegiatan :
- Manajemen risiko K3RS;
- Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;
- Pelayanan Kesehatan Kerja;
- Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan;
- Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
- Pengelolaan prasarana dan fasilitas Rumah Sakit;
- Pengelolaan peralatan medis; dan
- Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.
c. Melaporkan pelaksanaan K3 di RS Avicenna Bireuen kepada Dinas Tenaga Kerja
Medan melalui Direktur.
d. Mempertanggungjawabkan program-program PK3 dan pelaksanaanya kepada
Direktur RS.
e. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program K3 di perusahaan.
21
B. Sekretaris
I. Nama Jabatan
Sekretaris Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

II. Pengertian
Seorang petugas kesehatan yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit untuk bertanggung
jawab dan melaksanakan tugas secara purna waktu dalam mengelola K3RS, mulai dari
persiapan sampai koordinasi dengan anggota Panitia K3.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
a. Terciptanya kegiatan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah
Sakit.
b. Terciptanya pembinaan teknis bagi sumber daya manusia rumah sakit dan
lingkungan rumah sakit melalui bimbingan yang didapat dari internal maupun
eksternal rumah sakit.

V. Persyaratan
1. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang K3RS.
2. Tenaga kesehatan lainnya yang telah mendapatkan pelatihan K3RS.
3. Berkemampuan memimpin
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional K3RS dan program K3RS;
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan K3RS
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan K3RS untuk bahan pertimbangan
Direktur Rumah Sakit.

22
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat laporan notulen rapat dan melaporkan ke Ketua Panitia K3
2. Membuat laporan audit/identifikasi bahaya bersama Ketua Panitia K3
3. Membuat laporan bulanan, semesteran dan tahunan ke manajemen rumah sakit.
4. Bersama Ketua melakukan pemantauan pelaksanaan program K3 rekomendasi dari
Panitia K3.
5. Meningkatkan kesadaran pasien pasien, pendamping pasien, dan pengunjung rumah
sakit tentang K3
6. Memprakarsai penyuluhan bagi sumber daya manusia rumah sakit yang menjadi
pengurus Panitia K3 tentang budaya keselamatan dan kesehatan kerja.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan K3 di rumahsakit
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kerja K3 ke Ketua Panitia K3
3. Memberikan saran dan solusi tentang hasil audit K3RS.

IX. Uraian Tugas


1. Membantu Ketua Panitia K3 dalam pelaksanaan K3.
2. Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
3. Mengelola administrasi surat-surat PK3 RS Avicenna Bireuen.
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan yang berhubungan dengan K3.
5. Memberikan rekomendasi bagi Direksi dan / atau kepala / perwakilan setiap unit
kerja (Instalasi / Bagian / Staf Medik Fungsional), demi suksesnya program K3.
6. Membuat laporan ke Direksi dan / atau kepala / perwakilan setiap unit kerja
(Instalasi / Bagian / Staf Medik Fungsional) yang bersangkutan mengenai kegiatan
K3.

23
C. Bidang Manajemen Risiko K3RS

a. Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS


I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi ketua Panitia K3 bertugas
melaksanakan penerapan manajemen risiko K3 di Rumah Sakit..

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak
menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung.

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program manajemen risiko K3RS
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko K3RS
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program manajemen risiko K3RS
untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.

VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan program
24
tentang manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia Rumah Sakit dalam menjalankan
manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
manajemen risiko K3 pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-
masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program manajemen risiko K3 di Rumah
Sakit ke Ketua Panitia K3.

IX. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk kegiatan
manajemen risiko.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3 ke
semua unit kerja.
3. Melakukan langkah-langkah manajemen risiko K3 yang terdiri dari :
a. Menetapkan unit kerja dalam kegiatan manajemen risiko K3RS.
b. Melakukan identifikasi bahaya potensial yang terpajan pada pekerja, pasien,
pengantar dan pengunjung.
c. Melakukan analisis risiko.
d. Melakukan evaluasi risiko.
e. Melakukan pengendalian risiko.
f. Melakukan komunikasi dan konsultasi.
g. Melakukan pemantauan dan telaah ulang.
h. Menyusun laporan hasil kegiatan manajemen risiko.

25
b) Anggota Bidang Manajemen Risiko K3RS
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Manajemen Risiko K3RS

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi ketua bidang manajemen
risiko K3RS bertugas melaksanakan penerapan manajemen risiko K3 di Rumah Sakit..

III. Atasan
Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit sehingga tidak
menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan dan kesehatan SDM rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit tentang manajemen
risiko K3RS secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

V. Persyaratan
1. S1/D3/SMA/SMK semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program manajemen risiko K3RS.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko K3RS.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program manajemen risiko K3RS
untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS.

VII.Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan
program tentang manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.

26
2. Melakukan koordinasi kerja dengan ketua bidang manajemen risiko K3RS tentang
manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
3. Membantu ketua bidang manajemen risiko K3 mensosialisasikan tentang regulasi
manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.
4. Membantu ketua bidang manajemen risiko K3 memonitoring kepatuhan sumber daya
manusia rumah sakit dalam menjalankan manajemen risiko K3 di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan ketua bidang manajemen risiko K3 dalam memberikan
motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program manajemen risiko K3
pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program manajemen risiko K3 di Rumah
Sakit ke Ketua Bidang Manajemen Risiko K3RS.

IX. Uraian Tugas


- Membantu Ketua dalam pelaksanaan tugas manajemen risiko di Rumah Sakit.

27
D. Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
a) Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 Rumah
Sakit bertugas melaksanakan penerapan keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit
secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung.

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan.
2. Berminat terhadap kegiatan K3.
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) dan program keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program keselamatan dan keamanan
di Rumah Sakit

28
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit untuk bahan pertimbangan Ketua
Panitia K3RS.

VII. Tanggung Jawab


1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia Rumah Sakit dalam menjalankan
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
keselamatan dan keamanan pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di
unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di
rumah sakit ke Ketua Panitia K3.
3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk
kegiatan keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program
K3 untuk kegiatan keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit ke semua unit
kerja.
3. Melaksanakan kegiatan keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit yang
meliputi :
a. Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di area Rumah Sakit.
b. Melakukan pemetaan area risiko hasil inspeksi terhadap kemungkinan
kecelakaan dan gangguan keamanan di Rumah Sakit.
c. Melakukan upaya pengendalian dengan tindakan pencegahan terhadap
risiko kecelakaan dan gangguan keamanan.
d. Melakukan pemantauan dan pengawasan terkait keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit.

29
b) Anggota Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Keselamatan
dan Keamanan di Rumah Sakit bertugas melaksanakan penerapan keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit.

III. Atasan
Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di RS.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang keselamatan
dan keamanan di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan keselamatan
dan keamanan di Rumah Sakit untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang keselamatan
dan keamanan di Rumah Sakit.

30
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan ketua bidang keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit tentang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
3. Membantu ketua bidang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
mensosialisasikan tentang regulasi keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
4. Membantu ketua bidang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit memonitoring
kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan ketua bidang keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit dalam
memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit pada setiap sumber daya manusia rumah
sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit ke Ketua Bidang Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit.

31
E. Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja

a) Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja

I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 bertugas
melaksanakan penerapan pelayanan kesehatan kerja di lingkungan rumah sakit.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pegawai di semua jenis pekerjaan, mencegah terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan
menempatkan serta memelihara pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

V. Persyaratan
1. S1/D3 bidang kesehatan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pelayanan kesehatan kerja.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan kerja
untuk bahan pertimbangan Ketua Pantia K3.
32
VII. Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
tentang pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pelayanan kesehatan kerja di Rumah
Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit pada setiap sumber daya manusia rumah
sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja di
Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.

IX. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk kegiatan
pelayanan kesehatan kerja.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan pelayanan kesehatan kerja ke semua unit kerja.
3. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan kerja bagi staf dan karyawan di Rumah
Sakit yang mencakup :
a. Promotif
- Pemenuhan gizi kerja.
- Kebugaran.
- Pembinaan mental dan rohani.

b. Preventif
- Imunisasi dilakukan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan serta
SDM Rumah Sakit lainnya yang berisiko.
- Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,
pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus, pemeriksaan
kesehatan pasca bekerja, jenis pemeriksaan kesehatan disesuaikan
berdasarkan risiko pekerjaannya.
- Surveilans lingkungan kerja.
- Surveilans medik.

33
c. Kuratif
- Pelayanan tata laksana penyakit baik penyakit menular, tidak menular.
- Penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
- Penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis).

d. Rehabilitatif.
- Rehabilitasi medik dan program kembali bekerja (return to work).

34
b) Anggota Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja

I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi ketua bidang pelayanan
kesehatan kerja bertugas melaksanakan penerapan pelayanan kesehatan kerja di
lingkungan Rumah Sakit.

III. Atasan
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pegawai di semua jenis pekerjaan, mencegah terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan
menempatkan serta memelihara pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pelayanan
kesehatan kerja secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

V. Persyaratan
1. S1/D3 bidang kesehatan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pelayanan kesehatan kerja.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan kerja
untuk bahan pertimbangan Ketua bidang pelayanan kesehatan kerja.
35
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di
Rumah Sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.
mensosialisasikan tentang regulasi pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit memonitoring
kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan pelayanan
kesehatan kerja di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pelayanan kesehatan kerja pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit
masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan kerja ke
Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja di Rumah
Sakit.

36
F. Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan Lingkungan.

a) Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan.

I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit, bertugas melaksanakan penerapan Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari pajanan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.
37
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan untuk bahan pertimbangan
Ketua Panitia K3.

VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan program
tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan Lingkungan
di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di
Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan pada
setiap personil di unit masing-masing
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.

IX. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk kegiatan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan kesehatan lingkungan ke
semua unit kerja.

3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan


kesehatan lingkungan yang meliputi :
a. Menetapkan unit kerja yang melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun (B3).
b. Mengidentifikasi, menginventarisasi, menyimpan, menangani penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit.
c. Mendokumentasikan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet).
d. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
e. Membuat pedoman dan SPO Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
yang aman.
f. Penanganan keadaan darurat yaitu tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

38
b) Anggota Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan

I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit bertugas
melaksanakan penerapan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan.

III. Atasan
Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Kesehatan
Lingkungan.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari pajanan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan secara optimal,
efektif, efisien dan berkesinambungan.

V. Persyaratan
- S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
- Berminat terhadap kegiatan K3.
- Memiliki kemampuan memimpin dan inovatif
- Berpengalaman dalam bidangnya.
- Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan

39
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan untuk bahan pertimbangan
Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan

VII. Tanggung Jawab


- Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, Pedoman / Panduan, SPO, dan
program tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan di Rumah Sakit.
- Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit tentang pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.
- Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan Rumah Sakit mensosialisasikan tentang regulasi pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.
- Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
kesehatan lingkungan Rumah Sakit memonitoring kepatuhan sumber daya manusia
rumah sakit dalam menjalankan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan ketua bidang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit dalam memberikan motivasi dan teguran
tentang pelaksanaan kepatuhan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit pada setiap sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan Rumah Sakit ke Ketua Bidang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan kesehatan lingkungan.

40
G. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

a) Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 Rumah
Sakit bertugas melaksanakan penerapan pencegahan dan pengendalian kebakaran
dilingkungan Rumah Sakit.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
- Memastikan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit aman dan selamat dari api dan asap.
- Memastikan asset/properti rumah sakit (bangunan, peralatan, dokumen penting,
sarana) yang aman dan selamat dari api dan asap.

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
2. Berkemampuan memimpin dan inovatif
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pencegahan dan pengendalian kebakaran.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pencegahan dan
pengendalian kebakaran untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3 Rumah Sakit.
41
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran
di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pencegahan dan pengendalian kebakaran pada setiap sumber daya manusia rumah
sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran di Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.

IX. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk kegiatan
pencegahan dan pengendalian kebakaran.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran.
3. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran yang terdiri dari :
a. Mengidentifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan.
b. Pemetaan area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan.
c. Pengurangan risiko bahaya kebakaran dan ledakan.
d. Pengendalian kebakaran dengan pemenuhan paling sedikit meliputi alat
pemadam api ringan, deteksi asap dan api, sistem alarm kebakaran, penyemprot
air otomatis (sprinkler), pintu darurat, jalur evakuasi, tangga darurat,
pengendali asap, tempat titik kumpul aman, penyemprot air manual (hydrant),
pembentukan tim penanggulangan kebakaran, dan pelatihan dan sosialisasi.
e. Pelatihan simulasi pemadaman kebakaran 1 tahun sekali.

42
b) Anggota Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Kebakaran bertugas melaksanakan penerapan pencegahan dan
pengendalian kebakaran dilingkungan Rumah Sakit.

III. Atasan
Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
- Memastikan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit aman dan selamat dari api dan asap.
- Memastikan asset/properti rumah sakit (bangunan, peralatan, dokumen penting,
sarana) yang aman dan selamat dari api dan asap.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pencegahan
dan pengendalian kebakaran secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
2. Berkemampuan memimpin dan inovatif
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan program pencegahan dan pengendalian kebakaran.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pencegahan dan
pengendalian kebakaran untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit.
43
VII.Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran di Rumah Sakit tentang pencegahan dan pengendalian kebakaran di
Rumah Sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit
mensosialisasikan tentang regulasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di
Rumah Sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di Rumah Sakit
memonitoring kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran di
Rumah Sakit dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan program pencegahan dan pengendalian kebakaran di Rumah Sakit pada
setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
kebakaran di Rumah Sakit ke Ketua Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran di Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kebakaran.

44
H. Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit

a) Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit

I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 bertugas
melaksanakan pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjungdan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan sistem
utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.

V. Persyaratan
1. S1 Sarjana Teknik /D-III/ D-IV/ SMA/ SMK yang mendapatkan pelatihan K3 umum
dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
2. Berkemampuan memimpin dan inovatif
3. Berpengalaman dalam bidangnya
4. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan prasarana dan fasilitas
Rumah Sakit.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan prasarana dan
fasilitas Rumah Sakit untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.

45
VII.Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah
sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.

VIII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit pada setiap sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan prasarana dan fasilitas
rumah sakit ke Ketua Panitia K3.

IX. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk kegiatan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit ke semua unit kerja.
3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit yang
meliputi :
a) Pemeliharaan penggunaan listrik.
- Listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu.
- Mengidentifikasi area dan layanan yang memiliki risiko terbesar jika terjadi
pemadaman listrik.
- Merencanakan sumber-sumber listrik alternatif dalam keadaan darurat.
b) Pemeliharaan penggunaan air.
- Air bersih tersedia 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu.
- Mengidentifikasi area dan layanan yang memiliki risiko terbesar jika terjadi
kontaminasi atau gangguan air.
- Merencanakan sumber-sumber air alternatif dalam keadaan darurat.
c) Penggunaan tata udara (antara lain AC dan exhaust fan), genset, lift, gas medis,
jaringan komunikasi, mekanikal dan elektrikal, dan instalasi pengelolaan air
limbah.
- Tata udara (antara lain AC dan exhaust fan), gas medis, sistim kunci, sistim
perpipaan limbah, lift, dan lain lain berfungsi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d) Menginventarisasi komponen-komponen sistem utilitasnya dan memetakan
pendistribusiannya.
e) Memastikan dilakukan kegiatan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan
terhadap semua komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi, semua
komponennya ditingkatkan bila perlu.

46
f) Mengidentifikasi jangka waktu untuk pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan
semua komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi di dalam daftar
inventaris, berdasarkan kriteria seperti rekomendasi produsen, tingkat risiko, dan
pengalaman Rumah Sakit.
g) Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas dan LOTO (Lock Out and
Tag Out) untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
h) Memastikan dilakukannya dokumentasi setiap kegiatan sistem utilitas.

47
b) Anggota Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit

I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pengelolaan
Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit, bertugas melaksanakan penerapan pengelolaan
prasarana dan Fasilitas rumah sakit.

III. Atasan
Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan sistem
utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan Rumah Sakit tentang pengelolaan
prasarana dan fasilitas rumah sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.

V. Persyaratan
1. S1 Sarjana Teknik /D-III/ D-IV/ SMA/ SMK yang mendapatkan pelatihan K3 umum
dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengelolaan prasarana dan
fasilitas rumah sakit.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan prasarana dan
fasilitas rumah sakit untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana
dan Fasilitas Rumah Sakit.
48
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan
Fasilitas Rumah Sakit tentang pengelolaan prasarana dan fasilitas `rumah sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan fasilitas Rumah Sakit
mensosialisasikan tentang regulasi pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit
memonitoring kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan fasilitas Rumah
dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit pada setiap sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan prasarana dan fasilitas
rumah sakit ke Ketua Bidang Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Rumah Sakit.

IX. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan pengelolaan prasarana dan fasilitas
rumah sakit.

49
I. Bidang Pengelolaan Peralatan Medis

a) Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis

I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3 Rumah
Sakit, bertugas melaksanakan penerapan pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari potensi bahaya peralatan medis baik
saat digunakan maupun saat tidak digunakan.

V. Persyaratan
1. S1/D3 D3 bidang kesehatan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

V. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan peralatan medis.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan peralatan
medis untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.

VI. Tanggung Jawab


1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan program
50
tentang pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang pengelolaan peralatan medis di Rumah
Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.

VII.Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
pengelolaan peralatan medis pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit
masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis di
Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.

VIII. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk kegiatan
pengelolaan peralatan medis.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan pengelolaan peralatan medis ke semua unit kerja.
3. Melaksanakan langkah-langkah pengelolaan peralatan medis yang terdiri dari :

a. Menginventarisasi seluruh peralatan medis.


b. Memastikan pelabelan pada peralatan medis yang digunakan dan yang tidak
digunakan.
c. Memastikan dilaksanakanya inspeksi berkala.
d. Memastikan dilakukan pengujian dan kalibrasi peralatan medis.
e. Memastikan petugas yang memelihara dan menggunakan peralatan medis
kompeten dan terlatih.
f. Pengawasan seluruh proses pengelolaan peralatan medis telah memenuhi aspek
keselamatan dan kesehatan kerja.

51
b. Anggota Bidang Pengelolaan Peralatan Medis
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Pengelolaan
Peralatan Medis Rumah Sakit, bertugas melaksanakan penerapan Pengelolaan Peralatan
Medis.

III. Atasan
Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melindungi SDM rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit dari potensi bahaya peralatan medis baik saat digunakan
maupun saat tidak digunakan.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang pengelolaan
peralatan medis Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

V. Persyaratan
1. S1/D3/SMA/SMK semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan
lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

VI. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program pengelolaan peralatan medis.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program pengelolaan peralatan
medis untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.

52
VII. Tanggung Jawab
1. Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
2. Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis
tentang pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
3. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis mensosialisasikan tentang
regulasi pengelolaan peralatan medis di Rumah Sakit.
4. Membantu Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis memonitoring kepatuhan
sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan pengelolaan peralatan medis
di Rumah Sakit.

VIII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis dalam memberikan
motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program pengelolaan peralatan
medis pada setiap sumber daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program pengelolaan peralatan medis di
Rumah Sakit ke Ketua Bidang Pengelolaan Peralatan Medis.

IX. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan pengelolaan peralatan medis

53
J. Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
a. Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
I. Nama Jabatan
Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Panitia K3, bertugas
melaksanakan penerapan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.

III. Atasan
Ketua Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit secara
optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

2. Tujuan Khusus
Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional, serta
menyebabkan kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial dan citra rumah sakit.

V. Persyaratan
1. S1/D3 semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

V. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana untuk bahan pertimbangan Ketua Panitia K3RS.

54
VI. Tanggung Jawab
1. Membuat regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Koordinasi dan sosialisasi regulasi tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana di Rumah Sakit.
3. Memonitor kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana di Rumah Sakit.

VII. Wewenang
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan program
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana pada sumber daya manusia
rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana di Rumah Sakit ke Ketua Panitia K3.

VIII. Uraian Tugas


1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi K3, kebijakan K3, pedoman K3,
panduan K3, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan program K3 untuk
kegiatan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
3. Melaksanakan langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat /
bencana alam, kebakaran, peledakan gas medis dan gempa yang terdiri dari :
a) Mengidentifikasi potensi keadaan darurat di tiap unit kerja yang berasal dari
aktivitas (proses, operasional, peralatan), jasa.
b) Melakukan penilaian risiko darurat / bencana.
c) Melakukan pengendalian kondisi darurat atau bencana yang meliputi :
- Menyusun pedoman tanggap darurat atau bencana.
- Membentuk tim tanggap darurat atau bencana.
- Menyusun standar prosedur operasional tanggap darurat atau bencana, antara
lain kedaruratan keamanan, kedaruratan keselamatan, tumpahan bahan dan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kegagalan peralatan medik dan
non medik, kelistrikan, ketersediaan air, sistem tata udara, menghadapi
bencana internal dan eksternal.
- Menyediakan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat berdasarkan hasil
identifikasi.
- Menyiapkan petugas yang berkompeten dan berwenang.
- Memasang rambu-rambu dan marka mengenai keselamatan dan tanda pintu
darurat sesuai dengan standar dan pedoman teknis.

55
d) Melakukan simulasi darurat atau bencana.
1) Simulasi darurat atau bencana dilakukan berdasarkan penilaian analisa risiko
kerentanan bencana.
- Darurat air;
- Darurat listrik;
- Penculikan bayi;
- Ancaman bom
- Tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
- Kebocoran radiasi;
- Gangguan Keamanan;
- Banjir;
- Gempa bumi.
2) Memberikan pelatihan dan simulasi tanggap darurat atau bencana

56
b. Anggota Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.
I. Nama Jabatan
Anggota Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.

II. Pengertian
Seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah koordinasi Ketua Bidang Kesiapsiagaan
Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana bertugas melaksanakan penerapan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.

III. Atasan
Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional, serta
menyebabkan kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial dan citra rumah sakit.

2. Tujuan Khusus
Terselenggaranya pemahaman sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung dan lingkungan rumah sakit tentang kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan.

VI. Persyaratan
1. S1/D3/SMA/SMK semua jurusan yang mendapatkan pelatihan K3 umum dan lanjutan
2. Berminat terhadap kegiatan K3
3. Berkemampuan memimpin dan inovatif
4. Berpengalaman dalam bidangnya
5. Berakhlak baik.

V. Fungsi
1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan, pedoman, panduan, dan standar prosedur
operasional dan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana.
3. Memberikan rekomendasi yang berkaitan dengan program kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana untuk bahan pertimbangan Ketua Bidang Kesiapsiagaan
Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana.

57
VI. Tanggung Jawab
- Menjalankan regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman / panduan, SPO, dan
program tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana di Rumah
Sakit.
- Melakukan koordinasi kerja dengan Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi
Kondisi Darurat / Bencana tentang kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat /
bencana di Rumah Sakit.
- Membantu Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
mensosialisasikan tentang regulasi kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat /
bencana di Rumah Sakit.
- Membantu Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana
memonitoring kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit dalam menjalankan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana di Rumah Sakit.

VII. Wewenang
1. Perpanjangan tangan Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat /
Bencana dalam memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
program kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat / bencana pada setiap sumber
daya manusia rumah sakit di unit masing-masing.
2. Memberikan saran tentang pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana di Rumah Sakit ke Ketua Bidang Kesiapsiagaan Menghadapi
Kondisi Darurat / Bencana.

VIII. Uraian Tugas


- Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat / bencana.

58
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

Panitia RS Komite SPI


Bagian ADM & Keuangan
Disnaker

Unit Linen & Laundry Unit Gizi & Dapur

Unit IPSRS Unit K. Bersalin

Instalasi Rekam IGD


Medis
PANITIA K3RS
Unit Sanitasi Unit Kamar Operasi

Unit Fisioterapi
Unit R. Intensif &
Unit Satpam Anestesi

Unit Kamar Unit R. Inap


Jenazah

Unit Pen. Medik Unit R. Jalan


Bid. Penunjang Bid. Pelayanan
Bid. Keperawatan
Medis & Non Medis
Medis

1. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
c. Koordinasi tentang jumlah angka insiden yang terjadi di Rumah Sakit

2. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Panitia PPI


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
c. Koordinasi angka tertusuk benda tajam dan paparan cairan tubuh
d. Koordinasi kepatuhan sumber daya manusia rumah sakit tentang penggunaan APD

3. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
a. Membuat jadwal PKRS tentang K3 kepada pasien, pendamping pasien, pengunjung
rumah sakit .
b. Membuat laporan hasil tim PKRS tentang K3 ke Panitia K3.

59
4. Hubungan kerja Panitia K3 dengan bagian ADM & Keuangan
a. Koordinasi orientasi pegawai baru di Rumah Sakit
b. Koordinasi tentang program K3.

6. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Bidang Pelayanan Medis


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

7. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Bidang Penunjang Medis dan Non Medis
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

5. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Bidang Keperawatan


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi yang diberikan oleh Bidang Kesiapsiagaan
Menghadapi Kondisi Darurat / Bencana dalam Panitia K3.

8. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Rawat Jalan


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

9. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Kamar Operasi


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
2.
10. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Rawat Intensif dan Anestesi
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

11. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Kamar Bersalin


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

12. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Farmasi


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
c. Koordinasi tentang MSDS (Material Safety Data Sheet)
d. Sosialisasi tentang MSDS (Material Safety Data Sheet)

60
13. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Instalasi Rekam Medis
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

14. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Fisioterapi


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

6. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Gizi dan Dapur


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

15. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Peralatan
Rumah Sakit (PSP2RS).
a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
c. Berkoordinasi untuk pengelolaan sampah medis meliputi penyimpanan sementara
dan pengolahan sampah medis oleh pihak ketiga.
d. Berkoordinasi untuk pengolahan limbah medis cair dengan sistem IPAL.
e. Berkoordinasi untuk pengelolaan kalibrasi alkes.
f. Berkoordinasi untuk pemeliharaan fasilitas
g. Berkoordinasi untuk uji air bersih dan minum.
h. Audit kepatuhan K3.
i. Laporan hasil audit beserta rekomendasi.

16. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Satpam


a. Membuat standar safety briefing sesuai Panitia K3
b. Koordinasi tentang program K3
c. Sosialisasi tentang program K3

17. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Sanitasi


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
c. Koordinasi tentang standar K3
d. Sosialisasi tentang standar K3

18. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Unit Linen dan Laundry


a. Koordinasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)
b. Sosialisasi tentang program evakuasi (kebakaran / bencana alam)

61
19. Hubungan kerja Panitia K3 dengan Disnaker Kota Medan
a. Koordinasi tentang program pelatihan K3
b. Memberi laporan mengenai kegiatan K3 jika diperlukan

62
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
• Pelatihan K3 umum
/ RS
• Effektif
Communication
1. Ns. Saifullah, S. Kep Ketua Panitia K3 S1 Keperawatan 8 tahun • Alat Pemadam Api 1 1 Cukup
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

2. Sekretaris Panitia S1 Kesehatan 8 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup


Hibridawati, SKM
K3 Masyarakat / RS
• Effektif
Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

3. Ns. Saifullah, S. Kep Ketua Bidang S1 Keperawatan 8 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup
Manajemen Risiko / RS
K3RS • Effektif
Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
63
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
Dasar (BHD)

4. Muhammad Khadafi, S. AnggotaBidang S1- Keperawatan 2 tahun • Effektif 2 2 Cukup


Kep Manajemen Risiko Communication
K3RS • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

5. Chintya Bestiana, Amd. AnggotaBidang D-III Kebidanan 5 tahun 5 • Effektif


Keb Manajemen Risiko bulan Communication
K3RS • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

6. Agus Mulyadi Ketua Bidang SLTA 5 tahun 3 • Pelatihan K3 RS 1 1 Cukup


Keselamatan & bulan • Alat Pemadam Api
Keamanan di RS Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

7. Syirana Febi, Amd. Keb Anggota Bidang D-III Kebidanan 4 tahun • Effektif 2 2 Cukup
Keselamatan & Communication
Keamanan di RS • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

64
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
8. Zatalini Molisa, Amd Anggota Bidang D-III Komputer 2 Tahun 4 • Effektif
Keselamatan & Bulan Communication
Keamanan di RS • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

9. dr. Rismawati Ketua Bidang S-1 Kedokteran 4 tahun 8 • Effektif 1 1 Cukup


Pelayanan bulan Communication
Kesehatan Kerja • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

10. Zurriati, Amd. Keb Anggota Bidang D-III Kebidanan 4 tahun • Effektif 2 2 Cukup
Pelayanan Communication
Kesehatan Kerja • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

11. Nurul Fitria, S. Kom Anggota Bidang S1 Komputer 3 bulan • Effektif


Pelayanan Communication
Kesehatan Kerja • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

65
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
12. Susi Susanti, S. Farm Ketua Bidang S1 Farmasi 5 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup
Pengelolaan B3 / RS
dan Kesehatan • Effektif
Lingkungan Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

13. Muhammad Khadafi, S. Anggota Bidang S1 Keperawatan 2 tahun • Effektif 2 2 Cukup


Kep Pengelolaan B3 Communication
dan Kesehatan • Alat Pemadam Api
Lingkungan Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

14. Ramadhana Anggota Bidang SMA 1 tahun 4 • Effektif


Pengelolaan B3 bulan Communication
dan Kesehatan • Alat Pemadam Api
Lingkungan Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

15. Agus Mulyadi Ketua Bidang SLTA 5 tahun 3 • Pelatihan K3 RS 1 1 Cukup


Pencegahan & bulan • Effektif
Pengendalian Communication
Kebakaran • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)

66
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

16. Joliadi, Amd. Kep Anggota Bidang D-III 3 tahun • Alat Pemadam Api 2 2 Cukup
Pencegahan & Keperawatan Ringan (APAR)
Pengendalian • Bantuan Hidup
Kebakaran Dasar (BHD)

17. Muazzal Anggota Bidang SMA 1 tahun • Effektif


Pencegahan & Communication
Pengendalian • Alat Pemadam Api
Kebakaran Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

18. Jelita Sari, Amd. EM Ketua Bidang D-III 2 bulan • Effektif 1 1 Cukup
Pengelolaan Elektromedik Communication
Prasarana dan • Alat Pemadam Api
Fasilitas RS Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

19. Ramadhana Anggota Bidang SMA 1 ahun 4 bulan • Effektif 2 2 Cukup


Pengelolaan Communication
Prasarana dan • Alat Pemadam Api
Fasilitas RS Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

67
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
20. Marzuki Anggota Bidang SMA 7 tahun • Effektif
Pengelolaan Communication
Prasarana dan • Alat Pemadam Api
Fasilitas RS Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

21. Hibridawati, SKM Ketua Bidang S1 Kesehatan 8 tahun • Pelatihan K3 umum 1 1 Cukup
Pengelolaan Masyarakat / RS
Peralatan Medis • Effektif
Communication
• Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

22. Jelita Sari, Amd. EM Anggota Bidang D-III • Effektif 2 2 Cukup


Pengelolaan Elektromedik Communication
Peralatan Medis • Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

23. Zatalini Molisa, Amd D-III Komputer • Effektif


Anggota Bidang Communication
Pengelolaan • Alat Pemadam Api
Peralatan Medis Ringan (APAR)
• Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

68
Kualifikasi Jumlah
No. Nama Jabatan Yang Ada Keadaan
Kebutuhan
Pendidikan Masa Kerja Sertifikat
24. dr. Muchrizal Ketua Bidang S1 Kedokteran 3 tahun • Alat Pemadam Api 1 1 Cukup
Kesiapsiagaan Ringan (APAR)
Menghadapi • Bantuan Hidup
Kondisi Darurat / Dasar (BHD)
Bencana

25. Danial, Amd. Kep Anggota Bidang D-III 3 tahun • Effektif 2 2 Cukup
Kesiapsiagaan Keperawatan Communication
Menghadapi • Alat Pemadam Api
Kondisi Darurat / Ringan (APAR)
Bencana • Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

26. Agus Mulyadi Anggota Bidang SMA 5 tahun 4 • Effektif


Kesiapsiagaan bulan Communication
Menghadapi • Alat Pemadam Api
Kondisi Darurat / Ringan (APAR)
Bencana • Bantuan Hidup
Dasar (BHD)

69
BAB X
PENILAIAN KINERJA

A. PENILAIAN KINERJA PANITIA K3RS


Indikator kinerja K3RS yang dapat dipakai antara lain:
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

70
B. PENILAIAN KINERJA PANITIA K3RS

FORMULIR PENILAIAN KINERJA KETUA PANITIA K3RS


RS AVICENNA BIREUEN
KETUA PANITIA YANG DINILAI
Nama :
Jabatan : Ketua Panitia
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Memimpin semua rapat pleno PK3 RS
Avicenna Bireuen atau mendelegasikan kepada
sekretaris untuk memimpin rapat pleno.

2. Melaksanakan kegiatan :
- Manajemen risiko K3RS;

- Keselamatan dan keamanan di Rumah


Sakit;

- Pelayanan Kesehatan Kerja;

- Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun


(B3) dari Aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja;

- Pencegahan dan pengendalian kebakaran;

- Pengelolaan prasarana dan fasilitas Rumah


Sakit;
- Pengelolaan peralatan medis; dan
- Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana.
3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan K3 di
perusahaan kepada Depnaker melalui pimpinan
perusahaan

4. Mempertanggungjawabkan program-program
PK3 dan pelaksanaanya kepada Direktur RS

5. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan


program K3 di perusahaan.

3. MUTU PELAYANAN
71
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah
Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Panitia K3 yang dinilai, Direktur Rumah Sakit

( Ns. Saifullah, S. Kep ) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

72
FORMULIR PENILAIAN KINERJA SEKRETARIS PANITIA K3RS
RS AVICENNA BIREUEN

SEKRETARIS PANITIA YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Sekretaris Panitia
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu Ketua Panitia K3 dalam pelaksanaan
K3.

2. Membuat undangan rapat dan membuat


notulennya.

3. Mengelola administrasi surat-surat PK3-RS


Avicenna Bireuen

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan yang


berhubungan dengan K3.

5. Memberikan rekomendasi bagi Direksi dan /


atau kepala / perwakilan setiap unit kerja
(Instalasi / Bagian / Staf Medik Fungsional),
demi suksesnya program K3.

6. Membuat laporan ke Direksi dan / atau kepala /


perwakilan setiap unit kerja (Instalasi / Bagian /
Staf Medik Fungsional) yang bersangkutan
mengenai kegiatan K3.

3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%

Jumlah Nilai

73
KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Sekretaris Panitia K3 yang Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit
dinilai,

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

74
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG MANAJEMEN RISIKO K3RS
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan manajemen risiko.

2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan,


pedoman, panduan, SPO dan program K3 ke
semua unit kerja.

3. Melakukan langkah-langkah manajemen risiko


K3 yang terdiri dari :
a) Menetapkan unit kerja dalam kegiatan
manajemen risiko K3RS.
b) Melakukan identifikasi bahaya potensial
yang terpajan pada pekerja, pasien,
pengantar dan pengunjung.
c) Melakukan analisis risiko
d) Melakukan evaluasi risiko
e) Melakukan pengendalian risiko
f) Melakukan komunikasi dan konsultasi
g) Melakukan pemantauan dan telaah ulang
h) Menyusun laporan hasil kegiatan
manajemen risiko.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB


75
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ……………………….) ( Ns. Saifullah, S. Kep ) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

76
FORMULIR PENILAIAN KINERJA ANGGOTA BIDANG
MANAJEMEN RISIKO K3RS PANITIA K3RS
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu Ketua dalam pelaksanaan tugas
manajemen risiko di Rumah Sakit.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah
Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

( ………………….) ( …………………….) (……………………………. )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

77
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI RS
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
NP :
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
a. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit.
b. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan,
pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan keselamatan dan keamanan di
Rumah Sakit ke semua unit kerja.
3. Melaksanakan kegiatan keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit yang meliputi :
a) Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di
area Rumah Sakit.

b) Melakukan pemetaan area risiko hasil inspeksi


terhadap kemungkinan kecelakaan dan gangguan
keamanan di Rumah Sakit.

c. Melakukan upaya pengendalian dengan


tindakan pencegahan terhadap risiko
kecelakaan dan gangguan keamanan.
d. Melakukan pemantauan dan pengawasan
terkait keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.

2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.

3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.

4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

78
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%

Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) ( Ns. Saifullah, S. Kep ) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

79
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI RS
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

( ………………….) ( …………………….) (……………………………. )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

80
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan pelayanan
kesehatan kerja.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan,
pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan pelayanan kesehatan kerja ke
semua unit kerja.
3. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan
kerja bagi staf dan karyawan di Rumah Sakit
yang mencakup :
a) Promotif
- Pemenuhan gizi kerja
- Kebugaran
- Pembinaan mental dan rohani.
b) Preventif
- Imunisasi dilakukan bagi tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan serta
SDM Rumah Sakit lainnya yang
berisiko.
- Pemeriksaan kesehatan meliputi
pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,
pemeriksaan kesehatan berkala,
pemeriksaan kesehatan khusus,
pemeriksaan kesehatan pasca bekerja,
jenis pemeriksaan
- Surveilans lingkungan kerja
- Surveilans medik
c) Kuratif
- Pelayanan tata laksana penyakit baik
penyakit menular, tidak menular.

81
- Penyakit akibat kerja dan kecelakaan
akibat kerja.
d) Penanganan pasca pemajanan (post
exposure profilaksis).
e) Rehabilitatif.
- Rehabilitasi medik dan program kembali
bekerja (return to work).
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

82
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN KERJA
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah
Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

( ………………….) ( …………………….) (……………………………. )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

83
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
NP :
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan.

2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan,


pedoman, panduan, SPO dan program K3 untuk
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan kesehatan lingkungan ke semua unit kerja.

3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan bahan


berbahaya dan beracun (B3) dan kesehatan
lingkungan yang meliputi :

a. Menetapkan unit kerja yang melakukan


pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
(B3).

b. Mengidentifikasi, menginventarisasi,
menyimpan, menangani penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit.

c. Mendokumentasikan Lembar Data


Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet).

d. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3).

e. Membuat pedoman dan SPO Pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
aman.

f. Penanganan keadaan darurat yaitu tumpahan


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

84
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB


Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

85
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang

Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan kesehatan lingkungan.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%

Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

86
Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

( ………………….) ( …………………….) ( Ns. Saifullah, S. Kep )

* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

87
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan pencegahan dan
pengendalian kebakaran.

2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan,


pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan pencegahan dan pengendalian
kebakaran.

3. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan


pengendalian kebakaran yang terdiri dari :

a. Mengidentifikasi area berisiko bahaya


kebakaran dan ledakan.

b. Pemetaan area berisiko bahaya kebakaran


dan ledakan.

c. Pengurangan risiko bahaya kebakaran dan


ledakan.

d. Pengendalian kebakaran dengan pemenuhan


paling sedikit meliputi alat pemadam api
ringan, deteksi asap dan api, sistem alarm
kebakaran, penyemprot air otomatis
(sprinkler), pintu darurat, jalur evakuasi,
tangga darurat, pengendali asap, tempat titik
kumpul aman, penyemprot air manual
(hydrant), pembentukan tim
penanggulangan kebakaran, dan pelatihan
dan sosialisasi.

e. Pelatihan simulasi pemadaman kebakaran 1


tahun sekali.

3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.

88
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB


Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

89
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian kebakaran.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep)


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

90
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN FASILITAS RUMAH SAKIT
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan pengelolaan
prasarana dan fasilitas rumah sakit.

2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman,


panduan, SPO dan program K3 untuk kegiatan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah sakit
ke semua unit kerja.

3. Melaksanakan kegiatan pengelolaan prasarana


dan fasilitas rumah sakit yang meliputi :

a) Pemeliharaan penggunaan listrik.


- Listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari
dalam seminggu.

- Mengidentifikasi area dan layanan yang


memiliki risiko terbesar jika terjadi
pemadaman listrik.

- Merencanakan sumber-sumber listrik


alternatif dalam keadaan darurat.

b) Pemeliharaan penggunaan air.


- Air bersih tersedia 24 jam sehari, tujuh hari
dalam seminggu
- Mengidentifikasi area dan layanan yang
memiliki risiko terbesar jika terjadi
kontaminasi atau gangguan air
- Merencanakan sumber-sumber air alternatif
dalam keadaan darurat
c) Penggunaan tata udara (antara lain AC dan
exhaust fan), genset, gas medis, jaringan
komunikasi, mekanikal dan elektrikal, dan
instalasi pengelolaan air limbah.

- Tata udara (antara lain AC dan exhaust fan),


91
gas medis, sistim kunci, sistim perpipaan
limbah dan lain-lain berfungsi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

d. Menginventarisasi komponen-komponen sistem


utilitasnya dan memetakan pendistribusiannya.

e. Memastikan dilakukan kegiatan pemeriksaan,


pengujian dan pemeliharaan terhadap semua
komponen-komponen sistem utilitas yang
beroperasi, semua komponennya ditingkatkan
bila perlu.

f. Mengidentifikasi jangka waktu untuk


pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan
semua komponen-komponen sistem utilitas
yang beroperasi di dalam daftar inventaris,
berdasarkan kriteria seperti rekomendasi
produsen, tingkat risiko, dan pengalaman
Rumah Sakit.

g. Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem


utilitas dan LOTO (Lock Out and Tag Out)
untuk membantu pemadaman darurat secara
keseluruhan atau sebagian.

h. Memastikan dilakukannya dokumentasi setiap


kegiatan sistem utilitas.

3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

92
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN
FASILITAS RUMAH SAKIT

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pengelolaan prasarana dan fasilitas rumah
sakit.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%

Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

93
( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep)

* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

94
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan pengelolaan
peralatan medis.

2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan, pedoman,


panduan, SPO dan program K3 untuk kegiatan
pengelolaan peralatan medis ke semua unit
kerja.

3. Melaksanakan langkah-langkah pengelolaan


peralatan medis yang terdiri dari :

a. Menginventarisasi seluruh peralatan medis.

b. Memastikan pelabelan pada peralatan medis


yang digunakan dan yang tidak digunakan.

c. Memastikan dilaksanakanya inspeksi


berkala.

d. Memastikan dilakukan pengujian dan


kalibrasi peralatan medis.

e. Memastikan petugas yang memelihara dan


menggunakan peralatan medis kompeten
dan terlatih.

f. Pengawasan seluruh proses pengelolaan


peralatan medis telah memenuhi aspek
keselamatan dan kesehatan kerja.

g. Menginventarisasi seluruh peralatan medis.

3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.

95
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.

KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB


Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

96
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang

Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
pengelolaan peralatan medis.
3. MUTU PELAYANAN

1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.


2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%

Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

97
( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep )

* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

98
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
KETUA BIDANG KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
KONDISI DARURAT / BENCANA
RS AVICENNA BIREUEN

KETUA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Ketua Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Menyusun dan mendokumentasikan regulasi
K3, kebijakan K3, pedoman K3, panduan K3,
Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program K3 untuk kegiatan kesiapsiagaan
menghadapi kondisi darurat / bencana.
2. Menyebarluaskan regulasi, kebijakan,
pedoman, panduan, SPO dan program K3
untuk kegiatan kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat / bencana.
3. Melaksanakan langkah-langkah kesiapsiagaan
menghadapi kondisi darurat / bencana alam,
kebakaran, peledakan gas medis dan gempa yang
terdiri dari :
a) Mengidentifikasi potensi keadaan darurat di
tiap unit kerja yang berasal dari aktivitas
(proses, operasional, peralatan), jasa.
b) Melakukan penilaian risiko darurat /
bencana.
c) Melakukan pengendalian kondisi darurat
atau bencana yang meliputi :
- Menyusun pedoman tanggap darurat atau
bencana.
- Membentuk tim tanggap darurat atau
bencana.
- Menyusun standar prosedur operasional
tanggap darurat atau bencana, antara lain
kedaruratan keamanan, kedaruratan
keselamatan, tumpahan bahan dan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3), kegagalan peralatan medik dan non
medik, kelistrikan, ketersediaan air,
sistem tata udara, menghadapi bencana
internal dan eksternal.
- Menyediakan alat/sarana dan prosedur

99
keadaan darurat berdasarkan hasil
identifikasi.
- Menyiapkan petugas yang berkompeten
dan berwenang.
- Memasang rambu-rambu dan marka
mengenai keselamatan dan tanda pintu
darurat sesuai dengan standar dan
pedoman teknis.
d) Melakukan simulasi darurat atau bencana.
1) Simulasi darurat atau bencana
dilakukan berdasarkan penilaian analisa
risiko kerentanan bencana.
- Darurat air;
- Darurat listrik;
- Penculikan bayi;
- Ancaman bom
- Tumpahan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3);
- Kebocoran radiasi;
- Gangguan Keamanan;
- Banjir;
- Gempa bumi.
2) Memberikan pelatihan dan simulasi
tanggap darurat atau bencana
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%
Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Ketua Bidang yang dinilai, Ketua Panitia K3RS Direktur Rumah Sakit

( ………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep) ( dr. Armiya )


* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

100
FORMULIR PENILAIAN KINERJA
ANGGOTA BIDANG KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
KONDISI DARURAT / BENCANA
RS AVICENNA BIREUEN

ANGGOTA BIDANG YANG DINILAI


Nama :
Jabatan : Anggota Bidang
Unit Kerja :
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
1. SIKAP KERJA
Kehadiran / Absensi
Teliti dan Cekatan
Jujur dan dapat dipercaya
Dedikasi
Komunikasi
Disiplin
Kerja sama
2. KINERJA PELAYANAN
1. Membantu tugas Ketua dalam pelaksanaan
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat /
bencana.
3. MUTU PELAYANAN
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit.
KOMPONEN PENILAIAN KINERJA SK K C B SB
Kepatuhan cuci tangan (five moment) di ruangan
> 60%

Jumlah Nilai

KETERANGAN : *CATATAN
Sangat Baik/Istimewa (SB) : > 95
Baik (B) : 86 s/d 95
Cukup ( C ) : 66 s/d 85
Kurang (K) : 51 s/d 65
Sangat Kurang (SK) : < 50

Bireuen,
Anggota Bidang yang dinilai, Ketua Bidang Ketua Panitia K3RS

101
( ………………….) ( …………………….) (Ns. Saifullah, S. Kep )

* Berisi rekomendasi tentang karir, pelatihan, penghargaan, bentuk pengembangan lain, atau
punishment untuk perbaikan diri.

102
BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI

I. JADWAL ORIENTASI UMUM

NO WAKTU MATERI FASILITATOR KET

HARI PERTAMA
Sub Bagian
1. 08.00 – 08.15 Pembukaan, Tujuan Orientasi
Personalia
- Sejarah Rumah Sakit
2. 08.15 – 08.35 - Visi, Misi, Falsafah, Tujuan, Nilai, Ketua Tim Diklat
Motto, Peran, Logo Rumah Sakit
- Struktur Organisasi Rumah Sakit Anggota Tim
3. 08.35 – 09.00
- Struktur Organisasi Unit Kerja Diklat
4. 09.00 – 09.30 Rehat Kopi
- Tata Tertib Rumah Sakit Sub Bagian
5. 09.30 – 09.45
- Interaksi Staf Personalia
Peraturan Kepegawaian (Kesepakatan Sub Bagian
6. 09.45 – 10.45
kerja bersama) Personalia
Anggota Panitia
7. 10.45- 11.00 Akreditasi RS Avicenna Bireuen
Akreditasi
- Hospital Tour
Anggota Tim
8. 11.00 – 12.00 - Pengenalan terhadap pejabat dalam
Diklat
struktur organisasi

NO WAKTU MATERI FASILITATOR KET

9. 12.00 – 13.00 ISHOMA


Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor Panitia Mutu dan
10. 13.00-14.00 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Keselamatan
tertanggal 8 Agustus 2011 tentang Pasien (PMKP)
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Sistem Pelaporan insiden, Alur Panitia Mutu dan
11. 14.00-14.20 Pelaporan, Grading Risiko, Formulir Keselamatan
laporan insiden serta cara pengisiannya Pasien (PMKP)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
- Five moment
- Hand hygiene
- SPO pengendalian infeksi Rumah
12. 14.20 – 15.00 Panitia PPI
Sakit
- SPO pengelolaan limbah Rumah
Sakit
- Laporan pajanan
HARI KEDUA
- Demonstrasi Hand Hygiene
1. 08.00 – 08.30 - Demonstrasi etika batuk Panitia PPI
- Demonstrasi Interaksi staf
Panitia Mutu dan
2. 08.30 – 09.00 Demonstrasi membuat laporan insiden Keselamatan
Pasien (PMKP)

103
Pendekatan di lapangan untuk
mendapatkan nama, tanda tangan,
Sub Bagian
3. 09.00 – 10.00 jabatan, unit kerja, dan foto (kalau
Personalia
memungkinkan) dari pejabat di Rumah
Sakit
Sub Bagian
4. 10.00 – 11.00 Post Test Personalia
dan Tim Diklat

104
II. JADWAL ORIENTASI KHUSUS PANITIA K3RS

HARI I
Tanggal :

No Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Orientasi meliputi : Sekretaris


- Struktur organisasi Panitia K3 Panitia K3
- Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan
tujuan Panitia K3
- Regulasi yang ada di Panitia K3

10.30-12.00 Pengenalan tentang regulasi Ketua Bidang


Manajemen Risiko K3RS

HARI II
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Keselamatan dan Keamanan di RS Bidang

HARI III
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Pelayanan Kesehatan Kerja Bidang

105
HARI IV
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Pengelolaan B3 dan Kesehatan Bidang
Lingkungan

HARI V
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Pencegahan dan Pengendalian Bidang
Kebakaran

HARI VI
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Pengelolaan Prasarana dan fasilitas Bidang
Rumah Sakit

HARI VII
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Pengelolaan Peralatan Medis Bidang

106
HARI VIII
Tanggal :

No. Waktu Topik Fasilitator Calon SDM

1 09.00-10.30 Pengenalan tentang regulasi Ketua


Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Bidang
Darurat / Bencana

107
BAB XII
PERTEMUAN / RAPAT

A. RAPAT RUTIN
Rapat rutin diselenggarakan pada
Waktu : Satu bulan sekali
Tempat : Ruang pertemuan Aula RS Avicenna
Peserta : Panitia K3
Materi : 1. Evaluasi kinerja.
2. Evaluasi terhadap regulasi meliputi kebijakan, pedoman,
panduan, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan
program kerja K3.
3. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja Panitia K3
4. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja Panitia
K3 ke Direktur Rumah Sakit.
5. Hal-hal lain timbul dalam rapat
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat.

B. RAPAT INSIDENTIL
Rapat insidentil diselenggarakan pada
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
segera dibahas
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Direktur Rumah Sakit (kalau perlu), Komite/Panitia/
Bidang/Bagian/ Instalasi/Unit kerja terkait, dan Panitia K3.
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat : Undangan, daftar hadir, notulen rapat.

108
BAB XIII
PELAPORAN

Laporan Bulanan
1. Jumlah SDM RS yang sakit (Pelayanan Kesehatan Kerja)
2. Jumlah kasus penyakit umum pada SDM RS
3. Lima kasus penyakit umum terbanyak pada SDM RS
4. Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada SDM RS
5. Lima kasus penyakit akibat kerja terbanyak pada SDM RS
6. Jumlah kasus kecelakaan di lingkungan RS
7. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada SDM RS
8. Lima kasus kecelakaan akibat kerja terbanyak pada SDM RS
9. Jumlah SDM RS yang absen karena sakit
10. Jumlah hari absen karena sakit pada SDM RS

Laporan Tahunan
1. Manajemen Risiko K3RS
- Identifikasi potensi bahaya di RS
- Dokumen rencana pengendalian risiko K3 Laporan indikator dan SPM K3 dalam 1tahun.
2. Keselamatan dan Keamanan Jumlah SDM RS disosialisasi Frequensi jenis Media KIE.
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pemeriksaan kesehatan SDM RS
a. Jumlah SDM RS yang dilakukan pemeriksaan kesehatan awal
b. Jumlah SDM RS yang dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala
c. Jumlah SDM RS yang dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir
4. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya
(B3)
a. Daftar inventaris B3
b. SOP penggunaan B3
5. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
a. Jumlah APAR dan alat pemadam api lainnya
b. Simulasi penanganan kebakaran 1
6. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Sistem Utilitas Rumah Sakit
7. Inspeksi terhadap kegiatan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan terhadap semua
komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi.
8. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Sistem Peralatan Medis
9. Inspeksi terhadap pemeliharaan promotif dan pemeliharaan terencana pada peralatan medis
10. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/ bencana

109
a. Tim Penanganan Kondisi Darurat / Bencana
b. SPO Penanganan Kondisi Darurat / Bencana

11. Pendidikan dan Pelatihan


a. Jumlah pengelola K3RS yang memiliki sertifikat pelatihan K3RS
b. Jumlah SDM RS dilakukan sosialisasi K3RS

Diketahui Bireuen, 12 Mei 2018


Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen, Ketua Panitia K3,

dr. Armiya Ns. Saifullah, S. Kep

110
FORMULIR LAPORAN BULANAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS)

Nama Rumah Sakit : .......................................


Alamat : .......................................
Kabupaten/Kota : .......................................
Provinsi : .......................................
Bulan Pelaporan : .......................................

No. Uraian Jumlah Keterangan

1. Jumlah SDM RS

• Karyawan Tetap .........................

• Karyawan Tidak Tetap/ Kontrak / ........................


Outsorcing

2. Jumlah SDM RS yang sakit (Pelayanan .........................


Kesehatan Kerja)

3. Jumlah kasus penyakit umum pada .........................


SDM RS

4. Lima kasus penyakit umum terbanyak


pada SDM RS

1. ..........................................
...........................
2. ..........................................
...........................
3. ..........................................
...........................
4. ..........................................
...........................
5. ..........................................
...........................

5. Jumlah kasus penyakit akibat kerja ..........................


pada SDM RS

6. Lima kasus penyakit akibat kerja


terbanyak pada SDM RS

1. .......................................... ...........................
2. ..........................................
...........................

111
No. Uraian Jumlah Keterangan

3. .......................................... ...........................

4. .......................................... ...........................

5. .......................................... ...........................

7. Jumlah kasus kecelakaan di lingkungan ..........................


RS

8. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja ..........................


pada SDM RS

9. Lima kasus kecelakaan akibat kerja


terbanyak pada SDM RS

1. ..........................................
...........................
2. .......................................... ...........................
3. ..........................................
...........................
4. ..........................................
...........................
5. ..........................................
...........................

10. Jumlah SDM RS yang absen karena .........................


sakit

11. Jumlah hari absen karena sakit pada ..........................


SDM RS

Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen Ketua Panitia K3RS

( dr. Armiya ) ( Ns. Saifullah, S. Kep )

112
FORMULIR 2

FORMULIR LAPORAN TAHUNAN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS)

Nama Rumah Sakit : AVICENNA BIREUEN Kelas : ........................


Alamat : jl. Kuala Raja No. 1 Jumlah SDM RS : ........................
Kabupaten/Kota : Bireuen Luas RS : ........................
Provinsi : NAD
Bulan Pelaporan : ......................................

No. Uraian Keterangan


1. Manajemen Risiko K3RS Ada / Tidak
a. Identifikasi potensi bahaya di RS Ada / Tidak
b. Dokumen rencana pengendalian risiko K3
2. Keselamatan dan Keamanan ...........................................
Jumlah SDM RS disosialisasi ...........................................
Frequensi jenis Media KIE
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pemeriksaan kesehatan SDM RS
a. Jumlah SDM RS yang dilakukan ............................................
pemeriksaan kesehatan awal
b. Jumlah SDM RS yang dilakukan ............................................
pemeriksaan kesehatan berkala
c. Jumlah SDM RS yang dilakukan ............................................
pemeriksaan kesehatan akhir
4. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
a. Daftar inventaris B3 Ada / Tidak
b. SOP penggunaan B3 Ada / Tidak
5. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
a. Jumlah APAR dan alat pemadam api lainnya ............................................
b. Simulasi penanganan kebakaran ................ kali
6. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Sistem Utilitas Rumah Sakit
Inspeksi terhadap kegiatan pemeriksaan, Dilakukan / Tidak
pengujian dan pemeliharaan terhadap semua

113
No. Uraian Keterangan
komponen-komponen sistem utilitas yang
beroperasi.
7. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Sistem Peralatan Medis
Inspeksi terhadap pemeliharaan promotif dan Dilakukan / Tidak
pemeliharaan terencana pada peralatan medis
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/
bencana
a. Tim Penanganan Kondisi Darurat / Bencana Ada / Tidak
b. SOP Penanganan Kondisi Darurat / Bencana Ada / Tidak
9. Pendidikan dan Pelatihan
a. Jumlah pengelola K3RS yang memiliki ...........................................
sertifikat pelatihan K3RS
b. Jumlah SDM RS dilakukan sosialisasi K3RS ..........................................

Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Avicenna Bireuen Ketua Panitia K3RS

( dr. Armiya ) ( Ns. Saifullah, S. Kep )

114

Anda mungkin juga menyukai