Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN


PROTEINURIA PADA IBU HAMIL DI UPT
PUSKESMAS SAWAH
TAHUN 2021

OLEH :

SALMIATI
NIM : 2010263148

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2022
SKRIPSI

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN PROTEINURIA


PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS SAWAH

Skripsi ini Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh :
SALMIATI
Nim : 2010263148

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2022
No AlumniUniversitas Salmiati No Alumni

a) Tempat/Tgl : Air Tiris, 02-07-1984; b).Nama Orang


Tua: (Ayah) Khaidir (Ibu) Syamsinnar; c).Program Studi
: Sarjana Terapan TLM; d). Fakultas : Ilmu Kesehatan;
e). No NIM : 2010263148; f). Tgl Lulus : ; g). Predikat
Lulus : ; h). IPK :3,58 ; i). Lama Studi : 1 Tahun; j).
Alamat: Dusun II Singkawang RT 003 RW 004 Bukit
Ranah Kec Kampar Kab Kampar Provinsi Riau

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN PROTEINURIA


PADA IBU HAMIL
DI UPT PUSKESMAS SAWAH

SKRIPSI

Oleh : SALMIATI

Pembimbing: 1. Endang Suriani, SKM.,M.Kes

2. Dr. rer. nat, Ikhwan Resmala Sudji S.Si.,M.Si

ABSTRAK

Menurut WHO antara tahun 2000-2017, kematian ibu di seluruh dunia telah
menurun sekitar 38%. Sekitar 810 wanita meninggal setiap hari akibat
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan. Mayoritas
kematian ibu, 9 %, terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari registrasi program kesehatan keluarga
di Kementerian Kesehatan tahun 2020 menunjukkan ada .627 kematian di
Indonesia. Angka ini meningkat dari tahun 2019 sebanyak .221 kematian.
Berdasarkan penyebabnya, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan
sebanyak 1.110 kasus dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.
Propinsi Riau Pada tahun 2019 jumlah kematian ibu meningkat dari tahun
sebelumnya yakni sebanyak 125 kematian Ibu, dengan rincian kematian Ibu 31
orang, kematian Ibu bersalin 35 orang, dan kematian Ibu dimasa nifas 59 orang.

i
Sedangkan jumlah kematian Ibu masa nifas tertinggi ada di Kabupaten Kuantan
Sengingi sebanyak 9 orang, salah satu penyebab Angka kematian pada Ibu hamil
adalah disebabkan oleh preeklamsi/eklamsi, yang didahului dengan perubahan
kondisi dengan naik nya tekanan darah dan bertambahnya kadar protein dalam
darah dan dengan cepat tersebar ke kedua lengan dan kaki. Ibu hamil yang
mengalami eclamsia akan mengalami perubahan otot yang berbeda- beda, terasa
panas dingin pada kedua tangan dan urat- urat wajah menegang, Semua ototnya
menegang dan seluruh tubuhnya membiru, terjadi kesulitan bernafas dan
kemudian pingsan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya proteinuria
ditemukan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
tekanan darah dengan proteinuria pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah
observasional dengan desain penelitian pendekatan cross sectional dilakukan
pada bulan juni 2021 sampai februari 2022 di upt puskesmas sawah. Populasi
pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
UPT Puskesmas Sawah selama juli- desember 2021, dengan jumlah sampel
sebanyak 37 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan tekanan darah dan
proteinuria. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan tensi digital, sedangkan
untuk pemeriksaan proteinuria dilakukan dengan metodhe semi kuantitatif
dengan pemanasan asam acetat glasial. hasil penelitian menunjukkan terdapatnya
17 (45,9%) orang ibu hamil yang mengalami hipertensi (sistolik ≥140 mmHg
dan/ atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg), dari 17 orang ibu hamil yang
mengalami hipertensi diperoleh 9 (24,3%) responden protein urine positif ++/2+,
8 (21,6%) responden protein urine positif+/1+. Berdasarkan Hasil uji statistik
(chi_square) dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara tekanan
darah dengan proteinuria pada ibu hamil, dengan diperolehnya nilai signifikansi
0,000 (<0,05). Diharapkan untuk penelitian selanjutnya perlu meningkatkan
jumlah sampel yang digunakan dengan responden tingkat gejala yang lebih
bervariasi sehingga dapat menggambarkan lagi hasil laboratorium yang
sepenuhnya.

Kata kunci : ibu hamil, Tekanan Darah, Proteinuria

ii
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyakan lulus pada 18
Februari 2022 Abstrak telah disetujui oleh penguji.

Tanda 1 2 3
Tangan

Nama Terang Endang Suriani, DR. rer. nat., Ikhwan dr. Zulbadar Panil,
SKM., M. Kes Resmala Sudji, M.bioch
S.Si.,M.Si

Mengetahui
Ketua Program Studi: Nama Dr. Apt. Dewi Yudiana Shinta, M.Si
Tanda Tangan

iii
No Alumni University Salmiati No Alumni

a) Place/Date : Air Tiris, 02-07-1984; b).Name of Parent;


(Father) Khaidir (Mother) Syamsinnar; c).Study Program
: DIV Health Analyst/TLM; d). Faculty : Health
Sciences; e). NIM Number : 2010263148; f).Graduation
Date: ; g). Predicate Passed: ; h). GPA :3,58 ; i). Length
of Study : 1 Year; j). Adrress: Dusun II Singkawang RT
003 RW 004 Bukit Ranah Kec Kampar Kab.Kampar.
Provinsi Riau

BLOOD PRESSURE RELATIONSHIP WITH PROTEINURIA


FOR PREGNANT MOTHERS
AT UPT PUSKESMAS SAWAH

SKRIPSI

Oleh : Salmiati

Supervisor : 1. Endang Suriani, SKM.,M.Kes

2. Dr. Rer. nat, Ikhwan Resmala Sudji S.Si.,M.Si

ABSTRACT

According to WHO, mortality of maternal were decrease about 38% in the


worldwide in 2000-2017. 810 womens die because of complication in pregnancy
or childbirth every day. The majority of maternal deaths occur in the countries
with low and middle income.The number of maternal mortality rate were
collected from the recording of Family Health Programs at Ministry of Health in
2020 were 4.627 deaths in Indonesia. This number shows an increase compared
to 2019 of 4.221 deaths.Based on the cases,the majority of maternal deathsbin
2020 were caused by bleeding as many as 1.330 cases, 1110 cases were caused
by hypertension in pregnancy and 230 cases were caused by circulatory system
disorders. In Riau Province the number of maternal deaths increased from the
previous year which was 125 cases in 2019,with 31 pregnant deaths,35 maternal
childbirth deaths,and 59 maternal death during the puerperium period. The
highest number of maternal deaths during the puerperium were in Kuantan
Sengingi Regency as many as 9 cases. One of the causes of the death rate in
pregnant women was caused by preeclampsia/eclampsia, which was preceded by
changes in conditions with rising blood pressure and increasing levels of protein

iv
in the blood and rapidly spread to both arms and legs. The Pregnant women who
have eclampsia will experience different muscle changes, feeling hot and cold in
both hands and facial muscles tighten, all muscles tense up and the whole body
turns blue, there is difficulty breathing and then faints. This can be proven by the
presence of proteinuria found in pregnant women. This study aims to determine
the relationship between blood pressure and proteinuria in pregnant women. This
type of research is observational with a cross sectional approach research design
carried out from June 2021 to February 2022 at UPT Puskesmas Sawah. The
population in this study were all pregnant women who had checked their
pregnancy at UPT Puskesmas Sawah during July-December 2021, with a total
sample of 37 pregnant women who did blood pressure and proteinuria checks.
The Blood pressure is measured by digital tensimeter, and proteinuria is
measured by semi-quantitative method by heating glacial acetic acid. The results
showed that there were 17 (45.9%) pregnant women who had hypertension
(systolic blood pressure 140 mmHg and/or diastolic 90 mmHg), from 17
pregnant women who had hypertension, 9 (24.3%) respondents with urine
protein positive ++/2+, 8 (21.6%) respondents with urine protein positive+/1+.
Based on the results of statistical tests (chi_square) it can be concluded that there
is a significant relationship between blood pressure and proteinuria in pregnant
women, with a significance value of 0.000 (<0.05). It is hoped that further
research will need to increase the number of samples used with respondents with
more varied levels of symptoms so they can fully describe the laboratory results.

Keywords: pregnant women, blood pressure, proteinuria

Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyakan lulus pada 18
Februari 2022 Abstrak telah disetujui oleh penguji.

Tanda 1 2 3
Tangan

Nama Terang Endang Suriani, DR. rer. nat., Ikhwan dr. Zulbadar Panil,
SKM., M. Kes Resmala Sudji, M.bioch
S.Si.,M.Si

Mengetahui
Ketua Program Studi: Nama Dr. Apt. Dewi Yudiana Shinta, M.Si
Tanda Tangan

v
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Tekanan darah Dengan

Proteinuria Pada Ibu Hamil di UPT

Puskesmas Sawah

Nama Mahasiswa : SALMIATI

NIM : 2010263148

Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium

Medis

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan dihadapan

dalam ujian kompehensif skripsi, yang merupakan salah satu syarat

menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium

Medis pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Endang Suriani, SKM. M.Kes Dr. Rer.Nat. Ikhwan Resmala Sudji S.Si.M.Si
NIDN : 1005107604 NIDN : 1023097901

vi
SKRIPSI

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN PROTEINURIA


PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS SAWAH

Judul : Hubungan Tekanan darah Dengan Proteinuria

Pada Ibu Hamil Pada Ibu Hamil di UPT Puskesmas Sawah

Nama Mahasiswa : SALMIATI

NIM : 2010263148

Program Studi : Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan dihadapan

dalam ujian kompehensif skripsi, yang merupakan salah satu syarat

menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium

Medis pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Endang Suriani, SKM., M.Kes Dr. Rer.Nat. Ikhwan Resmala Sudji S.Si.M.Si
NIDN : 1005107604 NIDN : 1023097901

vii
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN PROTEINURIA
PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS SAWAH

Disusun oleh
SALMIATI
NIM: 2010263148

Telah diujikan di depan Penguji SKRIPSI Sarjana Terapan Teknologi


Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis
Indonesia

pada tanggal 18 Februari 2022, dan dinyatakan

LULUS

Pembimbing I Pembimbing II

Endang Suriani, SKM., M.Kes Dr. Rer.Nat. Ikhwan Resmala Sudji S.Si.,M.Si
NIDN : 1005107604 NIDN : 1023097901

Penguji Ketua Prodi Sarjana Terapan TLM

dr. Zulbadar Panil, M.bioch Dr.Apt.Dewi Yudiana Shinta, M.Si


NIDN : 0003104403 NIK : 10103576025

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dr. Rer. Nat, Ikhwan Resmala Sudji, S.Si., M.Si.


NIK: 10103579145

viii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SALMIATI

N I M : 2010263148

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang ditulis dengan judul

“ Hubungan Tekanan Darah Dengan Proteinuria Pada Ibu Hamil

di UPT Puskesmas Sawah” adalah kerja/karya sendiri dan bukan

merupakan duplikat dari hasil karya orang lain, kecuali kutipan yang

sumbernya dicantumkan. Jika kemudian hari pernyataan ini tidak

benar maka status kelulusan menjadi batal dengan sendirinya.

Padang, 18 Februari 2022


Yang menyatakan

Salmiati

ix
Nama : Salmiati

Tempat, tanggal lahir : Air Tiris, 02 Juli 1984

Agama : Islam

Jenis kelamin : Wanita

Alamat : Dusun II Singkawang Rt 003 Rw 004

Kelurah Bukit Ranah, Kec. Kampar, Kab.

Kampar

Riwayat pendidikan : 1. SD 001 Teluk Dalam Lulus Tahun 1996

: 2. SMP N2 Tambang Lulus Tahun 1999

: 3. SMAK Yayasan Abdurrab Pekanbaru

Lulus Tahun 2002

: 4. Program Studi DIII Teknologi Labora

torium Medik STIKes Perintis Padang

Lulus Tahun 2019

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul Hubungan Tekan Darah
dengan Proteinuria Pada Ibu Hamil di UPT Puskesmas Sawah tahun
2021. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan pendidikan pada program studi sarjana
terapan Diploma IV Teknologi Laboratorium Medik di Fakultas
ilmu kesehatan Universitas Perintis Indonesia.
Dalam penyelesaian Skripsi ini penulis banyak mendapat
bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yohanes Rafki, SH.,MH selaku Ketua Yayasan Perintis
padang.
2. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp.,M.Biomed selaku Rektor
Universitas Perintis Indonesia.
3. Bapak Dr.rer.nat.Ikhwan Resmala Sudji, S.Si.,M.Si selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia. Sekaligus
dosen Pembimbing II, yang telah banyak memberi arahan, waktu
dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Ibu Dr. Apt. Dewi Yudina Shinta, M.Si selaku Ketua Program
Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.
5. Ibu Endang Suriani, SKM.,M.Kes selaku Pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam
penulisan Skripsi ini.

xi
6. Bapak dr. Zulbadar Panil, M.bioch sebagai penguji yang telah
memberikan petunjuk dan saran yang senantiasa diberikan kepada
penulis.
7. Seluruh Dosen Universitas Perintis Indonesia yang telah mendidik
dan memberikan ilmunya hingga penulis dapat menyelesaikan
studi dengan baik.
8. Terimakasih buat keluarga tercinta suami (Rubbi Cahyadi, SH)
orang tua dan anak-anak yang telah memberikan semangat,
motivasi, pengertian dan doa yang tulus pada penulis dalam
mempersiapkan diri untuk menjalani dan melalui semua proses
pembuatan skripsi ini.
9. Terimakasih buat teman-teman Puskesmas membantu dalam
pembuatan skripsi ini serta teman seperjuangan Mahasiswa
D.IV Jasus Teknologi Laboratorium Medik (jalur khusus)
angkatan tahun 2020 Universitas Perintis Indonesia yang telah
memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
Padang, 18 Februari 2022

SALMIATI

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ vii

BIODATA........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah................................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kehamilan............................................................................................... 6
2.1.1. Defenisi Kehamilan.................................................................. 7
2.1.2. Proses Kehamilan..................................................................... 8

xiii
2.1.3. Tanda tanda Kehamilan............................................................ 8
2.1.4. Tanda Bahaya Kehamilan......................................................... 9
2.1.5. Penyakit Pada Masa Kehamilan............................................... 10
2.2. Tekanan Darah........................................................................................ 12
2.2.1. Defenisi Tekanan Darah........................................................... 12
2.2.2. Pengukuran Tekanan Darah...................................................... 13
2.2.3. Fisiologi Tekanan Darah........................................................... 13
2.2.4. KlasifikasiTekanan Darah........................................................ 14
2.2.5. Cara Mengukur Tekanan Darah................................................ 14
2.2.6. Langkah langkah Mengukur Tekanan Darah........................... 15
2.3. Hipertensi Dalam Kehamilan.................................................................. 16
2.3.1. Defenisi..................................................................................... 16
2.3.2. Tanda dan Gejala Hipertensi.................................................... 16
2.3.3. Klasifikasi Hipertensi .............................................................. 17
2.4. Proteinuria............................................................................................... 20
2.4.1. Defenisi .................................................................................... 20
2.4.2. Hubungan Proteinuria Pada Ibu Hamil..................................... 21
2.4.3. Metodhe Pemeriksaan Proteinuria............................................ 22
2.5. Kerangka Teori........................................................................................ 26
2.6. Hipotesis ................................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Desain Penelitian............................................................................ 28


3.2. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 28
3.3. Populasi dan Sampel............................................................................... 28
3.3.1. Populasi..................................................................................... 28
3.3.2. Sampel ..................................................................................... 28
3.3.3. Besar Sampel ........................................................................... 28
3.4. Kriteria Sampel....................................................................................... 29
3.4.1. Kriteria Inklusi ......................................................................... 29
3.4.2. Kriteria Eksklusi ...................................................................... 29

xiv
3.5. Tehnik Pengambilan Sampel................................................................... 29
3.6. Bahan dan Alat Penelitian ...................................................................... 29
3.6.1. Bahan ....................................................................................... 29
3.6.2. Alat Penelitian ......................................................................... 29
3.7. Variabel Penelitian ............................................................................... 29
3.7.1. Variabel Independen ................................................................ 30
3.7.2. Variabel Dependen .................................................................. 30
3.8. Defenisi Operasional............................................................................... 30
3.9. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data.......................................... 31
3.9.1 Pengumpulan Data .................................................................... 31
3.9.2 Pengolahan Data ......................................................................... 32
3.9.3 Analisa Data................................................................................ 33
3.10. Prosedur Penelitian ................................................................................ 33
3.10.1. Persiapan Pemeriksaan Tekanan Darah Ibu Hamil...................33
3.10.2. Persiapan Pemeriksaan Proteinuria Ibu Hamil ........................33
3.10.3. Interprestasi Hasil Pemeriksaan Proteinuria............................34
3.11. Kerangka Operasional Penelitian ...........................................................35

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian....................................................................................... 36


4.1.1. Karateristik Umum Responden ................................................... 36
4.1.2. Hubungan Tekanan Darah dengan Protein Urin .......................... 37

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan............................................................................................. 39
5.1.1 Karakteristik Umum Berdasarkan Umur, Tekanan Darah ............ 39
5.1.2.Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah ............ 39
5.1.3. Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan Proteinuria .................. 40
5.1.4. Hubungan Tekanan Darah dengan Proteinuria............................. 40

xv
BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan.............................................................................................. 42
6.1. Saran........................................................................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43

LAMPIRAN ................................................................................................... 46

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut ESH 2013 ..................................... 14


Tabel 2.2. Metodhe Pemeriksaan...................................................................... 28
Tabel 3.1. Definisi Operasional ....................................................................... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Umum Berdasarkan Umur, Tekanan Darah.............. 37
Tabel 4.2. Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah.............. 38
Tabel 4.3. Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan proteinuria .................... 38
Tabel 4.4 Hubungan Tekanan Darah dengan proteinuria ................................ 39

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian ............................................................................. 36

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian...................................................................... 46


Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian................................................................ 47
Lampiran 3 Surat Permohonan menjadi responden.......................................... 48
Lampiran 4 Lembar persetujuan menjadi responden........................................ 49
Lampiran 5 Master Tabel dan Hasil Penelitian................................................ 50
Lampiran 6 Hasil Penelitian............................................................................. 51
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian................................................................ 52
Lampiran 8 Hasil Output Penelitian................................................................. 53
Lampiran 9 HasilOutput Chi-square ................................................................ 54

xix
xx
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian Ibu (AKI) Merupakan indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara, terutama untuk

melihat derajat kesehatan pada perempuan. Menurut WHO antara tahun 2000-

2017, kematian ibu di seluruh dunia telah menurun sekitar 38%. Sekitar 810

wanita meninggal setiap hari akibat komplikasi yang berhubungan dengan

kehamilan atau persalinan. Mayoritas kematian ibu, 9 %, terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2017).

Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017

menyajikan gangguan atau komplikasi kehamilan pada wanita berusia 15 9 tahun

yang melahirkan untuk terakhir kalinya dalam 5 tahun sebelum survei, 8 dari 10

wanita (81%) tidak mengalami komplikasi selama kehamilan. Dari wanita dengan

komplikasi kehamilan, 5% mengalami perdarahan hebat, 3% mengalami muntah

terus-menerus dan pembengkakan pada kaki, tangan, wajah, atau sakit kepala

disertai kejang, dan 2% mengalami nyeri ulu hati sebelum 9 bulan dan ketuban

pecah dini. . 8% wanita memiliki masalah kehamilan lainnya termasuk demam

tinggi, kejang dan pingsan, anemia dan hipertensi (SDKI, 2017).

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari registrasi program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan tahun 2020 menunjukkan ada .627 kematian

di Indonesia. Angka ini meningkat dari tahun 2019 sebanyak .221 kematian.

Berdasarkan penyebabnya, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020

1
2

disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan

sebanyak 1.110 kasus dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.

Jumlah kematian ibu menurut provinsi (Profil Kesehatan Indonesia, 2020)

Propinsi Riau Pada tahun 2019 jumlah kematian ibu meningkat dari

tahun sebelumnya yakni sebanyak 125 kematian Ibu, dengan rincian kematian Ibu

31 orang, kematian Ibu bersalin 35 orang, dan kematian Ibu dimasa nifas 59

orang. Untuk jumlah kematian Ibu bersalin mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya. Dari seluruh jumlah kematian Ibu hamil, bersalin dan masa nifas

dapat dirincikan angka kematian Ibu hamil di kabupaten Rokan Hilir sebanyak 5

orang dan Kabupaten Rokan Hulu tidak ada memiliki jumlah kematian Ibu hamil.

Penyebab kematian Ibu hamil sebanyak 31 orang tahun 2019 di

Provinsi Riau terbanyak di sebabkan perdarahan 41 % diikuti dengan penyebab

lainnya sebanyak 39 %. Hipertensi dalam kehamilan sebanyak 32 %, gangguan

sistem peredaran darah sebanyak 8 % , Gangguan Metebolik sebanyak 3 % dan

infeksi 5 %. Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Pekanbaru merupakan kabupaten

dengan jumlah kematian Ibu melahirkan terbanyak yakni sebanyak 5 orang, dan

di Kabupaten Kuantan Sengingi dan Rokan Hulu tidak ada memiliki jumlah

kematian ibu melahirkan. Sedangkan jumlah kematian Ibu masa nifas tertinggi

ada di Kabupaten Kuantan Sengingi sebanyak 9 orang dan jumlah terendah yakni

2 orang ada di Kabupaten Indragiri Hilir (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau,

2019).

UPT Puskesmas Sawah adalah salah satu dari 31 Puskesmas yang ada

di Kabupaten Kampar, terletak di wilayah Kecamatan Kampar Utara dengan


3

jumlah penduduk 16759 orang. Data di Puskesmas UPT Sawah pada tahun 2020,

tercatat Ibu hamil sebanyak 376 orang, dengan cakupan Ibu hamil beresiko tinggi

sebanyak 67 orang, sementara data Ibu hamil pada bulan Januari sampai Juni

tahun 2021 tercatat ibu hamil sebanyak 117 orang, dengan di jumpai kasus Ibu

hamil hipertensi sebanyak 17 0rang. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil

dengan risiko tinggi yang disebabkan oleh hipertensi (Preeklampsia Eklampsia)

semakin hari semakin bertambah, tingginya kejadian hipertensi dalam kehamilan

mempunyai kaitan erat dengan angka kesakitan dan kematian janin.

Salah satu penyebab Angka kematian pada ibu hamil adalah disebabkan

oleh preeklamsi/eklamsi, yang mana terdapatnya proteinuria didalam urine pada

ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tekanan darah

terhadap proteinuria pada ibu hamil. Dimana penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Laila pada tahun 2019 tentang hubungan kadar protein urin dengan

tekanan darah sistolik diperoleh nilai signifikan (p) sebesar 0,171 sedangkan

hubungan kadar protein urin dengan tekanan darah sistolik sebesar 0,171 dan

tekanan darah diastolik diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,721, yang berarti

bahwa kedua analisis menunjukkan bahwa semua variabel memiliki p > 0,05.

Artinya tidak ada hubungan antara tekanan darah dengan kadar protein urin pada

ibu hamil trimester II (Laila, 2019).

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Mutiara tahun 2018 yang

hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

proteinuria dengan hipertensi dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,005) (Mutiara et

al., n.d, 2018).


4

Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui

hubungan tekanan darah dengan proteinuria pada Ibu hamil di UPT Puskesmas

Sawah tahun 2021.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan

tekanan darah dengan proteinuria pada ibu hamil di UPT Puskemas Sawah tahun

2021?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan proteinuria pada

Ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tekanan darah pada ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah

tahun 2021.

b. Diketahuinya kadar proteinuria pada ibu hamil di UPT Puskesmas

Sawah tahun 2021.

c. Diketahuinya ada atau tidaknya hubungan tekanan darah dengan

proteinuria pada ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini akan menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dan

menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya hubungan


5

tekanan darah dengan proteinuria pada ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah tahun

2021.

1.4.2 Bagi Institusi

Sebagai acuan serta memberikan informasi tentang hubungan tekanan

darah terhadap proteinuria pada ibu hamil untuk peneliti selanjutnya.

1.4.3 Bagi Tenaga Teknis Laboratorium

Memberikan informasi sebagai pengetahuan untuk tenaga teknis

laboratorium tentang pemeriksaan proteinuria pada ibu hamil.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi
Kehamilan disebut dengan periode prenatal atau antepartum,

merupakan periode yang dimulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT) dan

diakhiri dengan persalinan atau disebut dengan periode intranatal. Periode hamil

yang normal yaitu 280 hari ( 0 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Anggorowati et al., 2020)

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.

Lama kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira kira 280 hari ( 0 minggu),

tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan

matur (matur), kehamilan yang berlangsung lebih dari 3 minggu disebut

kehamilan postmatur, dan kehamilan antara minggu 28 dan 36 disebut kehamilan

prematur (Miftahul et al. 2019) . Menilai usia kehamilan, kehamilan dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu (Khairoh, Miftahul dkk, 2019):

a. Trimester pertama (0 sampai 12 minggu).

b. Trimester terakhir kehamilan (12 hingga 28 minggu).

c. Trimester terakhir kehamilan (28 sampai 40 minggu).

2.1.2 Kehamilan Pertemuan sperma pria dengan sel telur wanita yang matang

menyebabkan pembuahan. Ini adalah awal dari kehamilan.

6
7

2.1.2 Proses Kehamilan

Pertemuan sperma pria dengan sel telur wanita yang matang

menyebabkan pembuahan. Ini adalah awal dari kehamilan. Agar kehamilan

terjadi, diperlukan sperma dan sel telur, pembuahan sel telur (konsepsi),

implantasi (implantasi), khususnya perlekatan embrio pada dinding rahim,

pembentukan/penyerapan plasenta dari plasenta. Dalam proses pembuahan,

diperlukan dua faktor penting: sel telur dan sperma. Telur diproduksi oleh indung

telur atau indung telur wanita, ketika berovulasi seorang wanita melepaskan satu

telur matang setiap bulan, yang kemudian ditangkap oleh sekelompok buah

(fimbria mikrofilamen) dan kemudian diangkut dipindahkan ke rahim oleh saluran

tuba (tuba fallopi). Sel-sel ini dapat bertahan hidup selama 12 8 jam setelah

ovulasi.

Tidak seperti wanita yang melepaskan sel telur setiap bulan, hormon

testis pria dapat terus bekerja untuk memproduksi sperma. Selama berhubungan

seks (coitus), jutaan sperma memasuki rahim melalui saluran tuba untuk mencari

sel telur untuk dibuahi, dan pada akhirnya hanya satu sperma terbaik yang dapat

membuahinya, yaitu sel telur. (Yulistiana, 2015).

2.1.3 Tanda-tanda Kehamilan

Tanda- tanda kehamilan ada 3 yaitu (Miftahul et al, 2019).

a. tanda pasti
8

Tanda pasti adalah tanda- tanda obyektif yang didapatkan oleh

pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan.

Yang termasuk tanda- tanda pasti kehamilan yaitu:

1. Terasa gerakan janin. Ibu dapat merasakan gerakan janin pada priigravida

pada usia kehamilan 18 minggu. Sedangkan mengalami kehamilan ganda

saat usia kehamilan 16 minggu..

2. Teraba bagian bagian janin, secara obyektif dapat diketahui oleh

pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir semester kedua

3. Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksaan

dengan menggunakan:

a). Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu

b). Doppler pada kehamilan 12 minggu.

c). Fetusoskopi / skrining pada usia kehamilan 18-20 minggu. .

4. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan radiografi (>16 minggu).

5. Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran

kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipariental hingga perkiraan

tuanya kehamilan.

b. Tanda persumsif/ tanda tidak pasti

1. Amonorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya

wanita hamil tidak mendapat haid lagi.

2. Mual muntah

3. Payudara tegang

4. Mengidam (ingin makan khusus).


9

5. Hipersalivasi

6. Konstipasi

7. Pigmentasi kulit.

c. Tanda kemungkinan hamil

1. Pembesaran rahim dan perut

2. Pada pemeriksaan dijumpai:

a). Tanda hegar (serviks teraba lunak).

b). Tanda chadwick (uterus yang terus bertambah besar kesalah satu arah).

c). Kontraksi uterus jika di ransang (braxton hicks)

d). Teraba ballotement (saat uterus digoyangkan maka janin akan melenting

dalam uterus.

e). Reaksi pemeriksaan kehamilan positif.

2.1.4 Tanda Bahaya Kehamilan

Enam tanda- tanda bahaya selama pariode antenatal adalah (Rukiah,

2014).

a. Perdarahan vagina

Pendarahan vagina Selama awal kehamilan, perdarahan yang tidak biasa yang

berwarna merah, berat, atau nyeri (yaitu, keguguran, tahi lalat ET, hidatidosa).

Pada akhir kehamilan, perdarahan abnormal yang berwarna merah,

berat/ringan, nyeri (yaitu solusio plasenta dan solusio plasenta).

b. Sakit kepala parah


10

Sakit kepala parah Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit

kepala parah yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Sakit kepala

parah selama kehamilan adalah gejala preeklamsia.

c. Perubahan penglihatan yang tiba-tiba (penglihatan kabur, rabun senja) Masalah

penglihatan yang mengindikasikan kondisi yang mengancam jiwa adalah

perubahan penglihatan yang tiba-tiba, seperti penglihatan kabur atau berbayang

d. Nyeri abdomen yang hebat

Sakit perut yang parah Sakit parah yang menetap dan tidak hilang dengan

istirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit

radang panggul, persalinan preterm, gaqstritis, penyakit kantong empedu,

abrupsi palsenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.

e. Bengkak pada muka atau tangan

Bengkak pada muka atau tangan Jika tidak hialng setelah beristirahat dan

disertai dengan keluhan fisik yang lain hal ini dapat merupakan pertanda

anemia, gagal jantung, atau preeklamsia.

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerakan bayi dimulai pada bulan ke 5 atau ke 6 atau lebih awal. Jika bayi tidur

gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam pariode

3 jam. Gerakan bayi Anda akan lebih mudah dirasakan jika Anda

membiarkannya berbaring atau beristirahat.

2.1.5. Penyakit yang dialami pada masa kehamilan ( Supriyanto, 2015).

a. Diabetes Melitus
11

Kadar gula darah semasa kehamilan di sebabkan oleh hormon laktogen

yang ada dalam plasenta yang dari susunannya itu mirip dengan hormon

pertumbuhan. Namun ketika melahirkan kadar gila darah ibu mengalami

penurunan sebagai akibat tersedotnya glukosa lewat payudara karena menyusui.

Penyakit diabetes ini menimbulkan komplikasi tidak saja menyerang ibu hamil

tetapi juga janin. Sekitar 10% janin meninggal khususnya setelah minggu ke 36.

b. Anemia

Anemia sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Penyakit anemia

sering menyerang pada masa kehamilan. Sebab pada saat hamil, kebutuhan ibu

terhadap unsur- unsur makanan semakin banyak, misalkan zat besi, folic acid, dan

protein. Jika kebutuhan ini tidak tercukupi, ibu akan mengalami anemia. Anemia

yang sering lazim dialami ibu adalah anemia kekurangan zat besi.

c. Inflamasi saluran kencing

Resiko ini semakin tinggi khususnya ketika janin semakin besar,

bobotnya bertambah berat dan menenkan kandung kemih. Air seni yang tertahan

beberapa lama dikandung kemih akan menjadi ladang subur bagi perkembangan

bakteri. Kehamilan mendorong tertahannya air seni dalam kandung kemih untuk

beberapa lama karena hormon progesteron yang berkembang pada diri ibu hamil

yang menyebabkan longgarnya otot- otot kandung kemih.

d. Eclamsia

Seperti kita ketahui bahwa eclamsia adalah kondisi yang terjadi sesudah

pre-eclamsia. Sebelumnya didahului dengan perubahan kondisi dengan naik nya

tekanan darah dan bertambahnya kadar protein dalam darah dan dengan cepat
12

tersebar ke kedua lengan dan kaki. Ibu hamil yang mengalami eclamsia akan

mengalami perubahan otot yang berbeda- beda, ada tiga tahap perubahan yang

dirasakan yaitu :

1). Terasa panas dingin pada kedua tangan dan urat- urat wajah menegang.

2). Semua ototnya menegang dan seluruh tubuhnya membiru.

3). Dalam waktu singkat otot- otot tubuh semakin tegang dan terjadi kesulitan

bernafas dan kemudian pingsan.

2.2 Tekanan Darah

2.2.1 Definisi

Tekanan darah adalah tekanan darah yang di timbulkan oleh darah

terhadap seluruh permukaan dinding pembulu darah. Tekanan darah ditentukan

oleh banyaknya darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh organ dan jaringan

tubuh, serta daya tahan dinding arteri jantung untuk memompa seluruh jaringan

dan organ tubuh. Tindakan pemompaan jantung memberikan tekanan yang

mendorong darah melalui pembuluh (Haryani, 2014).

Tekanan darah seseorang biasanya mengalami perubahan setiap saat.

Dalam kurun waktu 24 jam, tekanan dalam pembulu darah arteri mengalami

flukturasi 24 jam. Tekanan darah tertinggi biasanya terjadi pada pagi hari setelah

bangun tidur dan setelah melakukan aktivitas. Setelah itu, tekanan darah menjadi

stabil sepanjang hari, pada malam hari tekanan darah mulai turun. Tekanan darah

akan mencapai ke titik terendah saat kita tidur pulas (Junaedi, 2013).

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah (Haryani, 2014)


13

a. Tekanan darah sistolik

Adalah tekanan darah yang terjadi ketika otot jantung berkontraksi. Ini

secara khusus digunakan untuk membaca tekanan darah puncak selama kontraksi

lobus ventrikel kiri jantung. Durasi kontraksi disebut sistol. Dalam format

penulisan angka tekanan darah, tekanan sistolik biasanya berupa angka pertama.

Tekanan sistolik (angka atas) adalah tekanan akibat kontraksi bilik jantung,

sehingga memompa darah pada tekanan maksimum.

b. Tekanan diastolik

Adalah tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau bekerja, atau

dengan kata lain saat istirahat. Tekanan diastolik (angka bawah) adalah kekuatan

yang menahan dinding pembuluh darah saat jantung berelaksasi di antara detak,

yang terjadi saat jantung mengembang atau saat istirahat, sehingga tekanan darah

turun.

2.2.3 Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi pembuluh

darah perifer (tahanan perifer). Curah jantung (cardiac output) adalah jumlah

darah yang dipompakan oleh ventrikel ke dalam sirkulasi pulmonal dan sirkulasi

sistemik dalam waktu satu menit, normalnya pada dewasa adalah 4-8 liter.

Cardiac output dipengaruhi oleh volum sekuncup (stroke volume) dan kecepatan

denyut jantung (heart rate). Resistensi perifer total (tahanan perifer) pada

pembuluh darah dipengaruhi oleh jari-jari arteriol dan viskositas darah.

Volume sekuncup atau stroke volume adalah jumlah darah yang

dipompa pada saat ventrikel berkontraksi secara normal pada orang dewasa
14

normal, yaitu ± 70-75ml atau dapat juga dipahami sebagai selisih antara volume

darah di ventrikel masuk akhir diastol dan volume residu ventrikel pada akhir

sistol. Denyut jantung atau heart rate adalah jumlah ventrikel yang berkontraksi

dalam satu menit. Volume sekuncup dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu volume akhir

diastolik ventrikel, beban akhir ventrikel (afterload) dan kontraktilitas jantung

(Dewi, 2012).

2.2.4 Klasifikasi Tekanan Darah

Menurut European Society of Hypertension 2013

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik


(mmHg)
1. Optimal < 120 <80
2. Normal 120 -129 80-84
3. Normal tinggi 130- 139 85-89
3. Hipertensi Grade 1 140-159 90-99
4. Hipertensi Grade 2 160-179 100-109
5. Hipertensi Grade 3 ≥180 ≥ 110
6. Isolated systolic hypertension ≥140 < 90

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut ESH 2013

2.2.5 Cara Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah arteri dapat dilakukan secara langsung (invasif) maupun

tidak langsung.

1. Metode langsung

Darah insersi kateter tipis kedalam arteri. Kateter dihubungkan dengan

monitor elektronik melalui tube. Monitor akan menampilkan gelombang tekanan

arteri. Prosedur ini hanya dilakukan pada perawatan intensif karena risiko

terjadinya kehilangan darah dengan sigmomanometer dan stateskop.


15

2. Metoden Tidak langsung

Pengukuran darah secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

Auskultasi atau palpasi dengan auskultasi adalah teknik yang paling banyak

digunakan ( Diana et al , 2017).

a. Auskultasi

Lingkungan yang terbaik untuk pengukuran tekanan darah adalah

ruangan yang tenang dengan suhu yang nyaman. Posisi duduk lebih baik

dibandingkan berdiri atau berbaring. Pada sebagian besar kasus, nilai tekanan

darahpada ketiga posisi tersebut tidak jauh berbeda.

b. Palpasi

Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung melalui palpasi

berguna untuk klien dengan pulpasi arteri yang terlalu lemahdan tidak

menimbulkan suara korotkoff.

2.2.6 Langkah-langkah Mengukur Tekanan Darah

Pasien diminta duduk dengan lengan diletakkan diatas meja. Petugas

medis lalu mengarahkan pasien meletakkan lengan ke lorong alat

spignomanometer, dengan posisi sikut agak menekan kelandasan alat, setelah

lengan pasien diposisi benar, petugas menekan tombol pada alat, hingga bunyi

bib, pasien diharapkan tenang selama pengukuran tekanan darah berlangsung.

Kemudian alat pengukuran tekanan darah melakukan proses pengukuran tekanan

darah hingga seluruh parameter yang ingin diukur (tekanan darah sistolik, tekanan

darah diastolik, Mean arterial pressure, dan nadi).

2.3 Hipertensi Dalam Kehamilan


16

2.3.1 Definisi

Hipertensi dalam kehamilan adalah terjadinya peningkatan tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.

Signifikasi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi

dalam kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan,

semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis (Haidar, 2019).

Risiko seseorang terkena tekanan darah tinggi sangat tinggi jika ada

riwayat keluarga atau pewarisan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi sering

ditemukan pada kembar identik (satu telur), jika salah satunya memiliki tekanan

darah tinggi. Riwayat keluarga merupakan masalah predisposisi terjadinya

hipertensi. Jika salah satu orang tua memiliki riwayat hipertensi, maka mereka

berpeluang 25% mengalami tekanan darah tinggi selama hidupnya (Triyanto,

201 ).

2.3.2. Tanda dan Gejala Hipertensi (Diana et al, 2017) :

a. Gejala subjektif (gajala yang dapat dirasakan oleh penderita) diantaranya

adalah:

1) Sakit kepala.
2) Sakit pada ulu hati.
3) Gangguan penglihatan bahkan dapat menjadi kebutaan.
b. Gejala objektif (gejala yang tidak dapat dirasakan pnderita, tetapi

ditunjukkan berdasarkan pada pemeriksaan) diantaranya adalah:

1) Kenaikan tekanan darah, gejala ini adalah gejala paling awal muncul.
17

2) Terjadinya pembengkakan atau odema. Pembengkakan ini biasanya

terjadi pada jari tangan dan mata yang biasanya menetap dan sering

diikuti dengan penambahan berat badan.

3) Terjadinya peningkatan kadar protein dalam urine atau proteinuria.

2.3.3. Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg.

Dibagi menjadi ringan-sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110

mmHg) (Malha et al, 2018). Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan

menjadi (Haidar, 2019).

a. Pre-eklampsia dan Eklampsia

Pre-eklampsia dan eklampsia Pre-eklampsia adalah sindrom kehamilan

(>20 minggu), hipertensi (= 1 0/90 protein (>/hari), 25% kehamilan dan 1215%

kematian ibu (Malha et al, 2018) Preeklamsia juga dapat disertai dengan sakit

kepala, perubahan visual, nyeri epigastrium, dan dispnea. Ada pun tanda gejala

yang ditimbulkan yaitu: (Rukiah, 2014).

1. Pre-eklamsia

Tanda gejalanya adalah Usia kehamilan lebih dari 20 minggu,

Proteinuria lebih dari 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam, Proteinuria melebihi 1g/l

dalam 2x pengambilan urin dengan kateter dalam waktu 6 jam dan Kenaikan BB

yang melebihi 500gr/ minggu, 2000gr/ bulan.

Pre-eklamsi ada 2 menurut (Diana et al, 2017) :

a. Pre eklamsia ringan


18

Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/ atau edema setelah umur

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Tanda-tanda klinis pre eklamsi ringan meliputi:

1. Peningkatan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih, tekanan darah

diastolik 15 mmHg atau lebih tinggi dari tekanan darah sebelum hamil

pada 20 minggu atau lebih, atau tekanan darah tinggi. kurang dari 160

mmHg, diastolik dari 190 mmHg menjadi kurang dari 110 mmHg.

2. Kuantifikasi kuantitatif proteinuria 0,3 g/liter dalam 2 jam atau secara

kualitatif positif 2

3. Edema tulang anterior, dinding perut, edema, wajah atau lengan.

b. Pre Eklamsi Berat

komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110

mmHg atau lebih, dengan proteinuria dan edema pada usia kehamilan 20 minggu

atau lebih.

Gejala nya adalah :

1. 160 mmHg ≥ tekanan darah sistolik

2. 110 mmHg ≥ tekanan darah diastolik

3. Tingginya kadar enzim hati/ ikterus

4. Trombosit <100> 3g/liter

5. Oliguria < 400 ml/ 24 jam

6. Proteinuria > 3g/ liter.

7. Nyeri epigastrium.

8. Skotoma dan gangguan penglihatan lainnya atau nyeri hebat di dahi.


19

9. Perdarahan retina.

2. Eklamsia

Gejala sama dengan pre-eklamsia ditambah dengan adanya kejang atau

konvulsi. Konvulsi dapat muncul didahului gangguan neurologis konfulsi terjadi

akibat efek serebral berat pre-eklamsi.

b. Hipertensi Kronis

Peningkatan tekanan darah pada hipertensi kronis terjadi sebelum

minggu ke-20 kehamilan, dapat bertahan lama sampai lebih dari 12 minggu pasca

persalinan (Haidar, 2019). Menurut Rukiah, tahun 2014, Hipertensi kronis

ditandai dengan :

1). Menderita hipertensi sebelum hamil atau usia kehamilan sebelum 20


minggu
2). Tekanan darah lebih melebihi 140/90 mmHg
3). Tidak ada proteinuria d. Kadar asam urat serum normal
4). Menetap sampai masa nifas hari ke – 24
c. Hipertensi kronis yang disertai pre-eklampsia

Pre-eklamsia hipertensi kronik ditandai dengan peningkatan sistolik 30

mmhg, peningkatan diastolic 20 mmhg, udem disertai dengan proteinuria (Rukiah,

2014).

Angka kejadian hipertensi kronis pada kehamilan yang disertai pre

eklampsia sebesar 25%. Sedangkan bila tanpa hipertensi kronis angka kejadian

preeklampsia hanya 5%. Hipertensi yang disertai preeklampsia biasanya muncul

antara minggu 2 26 kehamilan berakibat kelahiran preterm dan bayi lebih kecil

dari normal (IUGR) (Haidar, 2019).


20

d. Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu

kehamilan tanpa proteinuria. Kelahiran dapat berjalan normal walaupun tekanan

darahnya tinggi. Penyebabnya belum jelas, tetapi merupakan indikasi

terbentuknya hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan

dilakukan tindakan pencegahan (Haidar, 2019).

Wanita dengan hipertensi gestasional biasanya mengalami tekanan

darah tinggi setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak

adanya protein yang berlebihan dalam urine, atau tandatanda lain dari kerusakan

organ. Beberapa wanita hamil dengan hipertensi gestasional akhirnya darah

tingginya berkembang menjadi preeklamsia (Diana, et al 2017).

2.4. Proteinuria

2.4.1 Defenisi
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, N, O

dan N. Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk

membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber

energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan lemak. Sedangkan urine

adalah bahan buangan tubuh yang berupa cairan yang dikeluarkan melalui sistem

urogenital yang terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme

(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik (Hartono, 2016).

Proteinuria adalah adanya protein di dalam urin manusia yang melebihi

nilai normalnya yaitu lebih dari 150 mg/2 jam atau pada anak anak lebih dari 1

0mg/m². Beberapa protein terdeteksi selama urinalisis rutin, tidak ada gejala atau

bisa menjadi gejala awal dan bisa menjadi bukti penyakit ginjal yang serius.
21

Dalam keadaan normal, meskipun sejumlah besar protein atau beberapa gram

protein plasma melewati nefron setiap hari, hanya sejumlah kecil yang muncul

dalam urin. Hal ini dikarenakan 2 faktor utama yang berperan, yaitu (Sudoyo,

2015).

1. Filtrasi glomerulus

2. Reabsorbsi protein tubulus

Melakukan pemeriksaan urinalisis adalah suatu upaya analisa yang

dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit pada sistem urinarius baik yang

disebabkan oleh kelainan fungsi ginjal maupun kelainan pada struktur ginjal. Pada

pemeriksaan dengan menggunakan sampel urine, sangat diperlukan sebagai

bagian dari membantu proses pengobatan klinik.

Protein dalam urine akan diuraikan untuk menjadi asam amino oleh

enzim esterase yang selanjutnya akan diubah menjadi asam amino kemudian asam

amino di ubah menjadi sebuah pirufat dan asetil KoA. Gugus amino akan dilepas

dari asam amino untuk dibawa ke hati lalu di ubah menjadi amonia (NH3) dan

selanjutnya dibuang melalui urine (Putro et al., 2019).

2.4.2 Hubungan Proteinuria pada Ibu Hamil

Selama kehamilan, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus

meningkat dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Tekanan darah tinggi

selama kehamilan menyebabkan penurunan perfusi ginjal dan laju filtrasi

glomerulus dalam berbagai cara, menyebabkan keluarnya protein dengan berat

molekul tinggi dari glomeruli, menyebabkan ekskresi protein urin (proteinuria)

(Makhfiroh et al, 2017).


22

2.4.3 Metode Pemeriksaan Proteinuria

Protein dapat mengindikasikan urine yang terkontaminasi, infeksi atau

adanya penyakit, ginjal karena adanya sejumlah kecil albumin dan globulin dalam

urine, untuk mendeteksi jumlah protein yang lebih besar di perlukan urine pagi,

Karena spesimen urin ini telah disimpan dalam kandung kemih selama kurang

lebih 8 jam, spesimen ideal untuk menguji zat yang memerlukan konsentrasi atau

inkubasi untuk deteksi (misalnya, nitrit, protein) dan untuk mengkonfirmasi

proteinuria postural atau ortostatik. Elemen yang terbentuk seperti sel darah putih,

sel darah merah, dan gips lebih stabil dalam spesimen urin asam pekat ini. Selain

itu, spesimen ini sering lebih disukai untuk studi sitologi karena jumlah sel epitel

yang ada dapat menjadi signifikan (Brunzel, 2018).

Pemeriksaan protein urine di lakukan dengan 2 cara (Gandasoebrata R,

2014) :

a. Semi Kuantitatif

1. Metode Asam Sulfosalisil

Metode asam sulfosalisil memiliki sensistifitas pemeriksaan 5- 10

mg/dl. Kelebihan pada metode asam sulfosalisil pemeriksaan ini sangat peka

karena adanya protein dalam konsentrasi 0,002% dapat di nyatakan, apabila hasil

testnya negatif tidak perlu lagi memikirkan kemungkinan adanya protein urin.

Kekurangannya pada pemeriksaan ini membutuhkan waku yang relatif lama.

Prinsip dari pemeriksaan asam sulfosalicil adalah adanya protein dalam urine

dapat dinyatakan dengan penambahan asam sulfosalicil untuk mendekatkan ke 2


23

titik isoelektris protein, dimana kekeruhan yang timbul dinilai secara semi

kuantitatif.

Prosedur pemeriksaan protein urine dengan asam sulfosalicil 20% yaitu :


Alat :

a. Tabung reaksi

b. Spritus

c. Penjepit tabung

Bahan:

a. Asam sulfosalicil 20%.

b. Urin.

Cara kerja:

a. Siapkan 2 tabung reksi.

b. Isi tabung 1 dengan urin sebanyak 2 ml.

c. Isi tabung 2 dengan urin sebanyak 2 ml dan tambahkan 8 tetes

asam sulfosalicil.

d. Panaskan di atas api bunsen hingga mendidih.

e. Dinginkan 1-3 menit.

f. Amati dengan membandingkan pada tabung 1.

g. Jika tabung 1 dan 2 sama protein negatif.

h. Jika tabung 2 tampak keruh protein positif.

Metode evaluasi :

a. Negatif (-): tidak ada kekeruhan sama sekali

b. Positif +1/1+: ada sedikit kekeruhan tanpa butiran


24

c. Positif++/2+: kekeruhan mudah terlihat dan butiran kekeruhan terlihat

d. Positif +++/3+: urin keruh kekeruhan berkeping-keping

e. Positif ++++/4+: urin sangat keruh kekeruhan dengan bercak besar, kental dan

padat.

2. Pemeriksaan protein urin metode asam asetat 6 %


` Pemeriksaan protein urin metode rebus dengan asam asetat 6 %

memiliki kelebihan yang cukup sensitif karena protein sebanyak 0,00 % protein

dapat dinyatakan dengan metode ini, namun terdapat kekurangan yaitu apabila

urine encer mempunyai berat jenis rendah tidak dapat di periksa menggunakan

metode ini karena menyebabkan hasil negatif palsu.

Prosedur pemeriksaan protein urin dengan asam asetat 6% :


Alat :
a. Tabung reaksi
b. Api spiritus

c. Penjepit tabung

d. Korek api
Bahan :
a. Asam asetat 6%.

b. Urine

Cara kerja :

a. Masukkan urin ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml

b. Panaskan urin di atas nyala api dengan menggunakan penjepit tabung sampai

mendidih.

c. Tetesi dengan asam asetat 1-3 tetes.


25

d. biarkan selama 1-3 menit.

e. Jika kekeruhan hilang protein dalam urin negatif

f. Jika kekeruhan tetap ada diindikasikan sebagai positif

Penilaiannya :
a. Negatif (-): tidak ada kekeruhan sama sekali

b. Positif +/1+: agak keruh tanpa butiran

c. Positif++/2+: kekeruhan terlihat dengan butiran

d. Positif +++/3+: urine keruh kekeruhan berkeping-keping

e. Positif ++++/4+: urin sangat keruh kekeruhan dengan bercak besar, kental dan

padat. .

3. Pemeriksaan protein dengan Carik celup


Pemeriksaan protein dengan Carik celup Pemeriksaan protein urin

dengan carik celup ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor

suhu dan cahaya matahari maka carik celup harus disimpan dengan baik. Carik

celup berupa secarik kertas plastik yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu

sampai sembilan kertas isap atau bahan peyerap lain yang masingmasing

mengandung reagenreagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin ada

dalam urin. Adanya dan banyaknya zat yang dicari ditandai oleh perubahan warna

tertentu pada bagian yang mengandung reagen spesifik.

Metode carik celup ini hanya sensitif pada albumin saja, globulin dan

Protein Bence jones tidak dapat di nyatakan oleh carik

Prosedur pemeriksaan dengan cari celup :

a. Siapkan urin yang akan diperiksa

b. Kocok urin tersebut supaya urin dengan sedimen bisa tercampur


26

c. Celupkan carik ke dalam urin.

d. Hilangkan kelebihan urin yang melekat pada carik

e. Amati perubahan warna yang terjadi

f. Bandingkan dengan standart warna yang ada pada standar kartrid reagen.

b. Kuantitatif

1. Metode Esbach

Pada cara Esbach tidak menggunakan serbuk batu apung dan hasil

penetapan baru boleh di baca setelah 12-24 jam.

2. Metode Esbach Modifikasi Tsuchiya

Modifikasi Tsichiya menggunakan serbuk batu apung dan hasil

penentapan di baca setelah 1 jam (Gandasoebrata, 2014).

2.5 Kerangka Teori

IBU HAMIL DIPERIKSA TEKANAN


DARAH NORMAL DAN DIATAS NORMAL

Pemeriksaan Protein Urine

Metode Metode pemanasan asam Metode rebus


Dipstck Acetat Glasial lainnya asam
sulfosalisil

Tidak ada
Ada
Kekeruhan
Kekeruhan

Positif Negatif

Positif 1 Positif 2 Positif 3 Positif 4


27

Tabel 2.2 Metodhe Pemeriksaan

Keterangan :
Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

2.6 Hipotesis

Adanya hubungan tekanan darah dengan proteinuria pada ibu hamil.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian observasional dengan desain penelitian pendekatan

cross sectional.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium UPT Puskesmas

Sawah. pada bulan Juni tahun 2021 sampai Februari tahun 2022.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua Ibu hamil

yang melakukan pemeriksaan kehamilan di UPT Puskesmas Sawah.

3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memenuhi

kriteria inklusi sebanyak 37 orang di UPT Puskesmas Sawah Tahun 2021. Selama

bulan juli sampai desember 2021.

3.3.3. Besar Sampel


Sesuai dengan tujuan peneliti ingin mengetahui hubungan tekanan

darah dengan proteinuria pada ibu hamil. Besaran sampel dalam penelitian ini

diperoleh dengan menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 37 sampel,

dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel, karena jumlah

sampel penelitian kurang dari 50 sampel.

28
29

3.4. Kriteria Sampel


3.4.1 Kriteria Inklusi
1. Ibu hamil dengan tekanan darah normal dan diatas normal (≥140/90

mmHg)

2. ibu hamil yang diperiksa protein urin nya.

3.4.2 Kriteria eksklusi

1. Ibu hamil yang memiliki kadar Hb rendah

2. Ibu hamil yang memiliki hasil pemeriksaan tekan darah dibawah

normal.

3.5 Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling yaitu semua sampel yang masuk dalam kriteria inklusi.

Untuk penetapan sampel penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

tekanan darah pada ibu hamil jika didapatkan hasil tekanan darah normal dan

diatas normal, kemudian dilanjutkan pemeriksaan proteinuria.

3.6 Bahan Dan Alat Penelitian

3.6.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah urin dan reagen asam

acetat 6 %, tisu, pot sampel, korek api.

3.6.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah : Tensi meter ordinal digital, tabung reaksi,

rak tabung, pipet tetes, lampu spritus.

3.7 Variabel Penelitian


30

3.7.1 Variabel Independen

Variable independen adalah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan

tekanan darah normal dan diatas normal.

3.7.2 Variabel Dependen


Variable dependen adalah kadar proteinuria pada ibu hamil.
3.8 Defenisi Operasional
Table 3.1 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala


Ukur Ukur
Tekanan Darah : Mengukur Tensi meter Tekanan Ordinal
Adalah tekanan yang tekanan Lembar darah
digunakan untuk darah chek lish normal
mengedarkan darah dengan 120/80
dipembuluh darah dalam ordinal mmHg
tubuh. Yang terdiri dari digital dan
tekanan darah sistolic dan tekanan
tekanan darah diastolic. darah
diatas
normal
≥140/90
mmHg.

Protein Urin : Semi Lampu Negatif Orinal


Proteinuria adalah kuantitatif sepritus dan tidak
protein yang terdapat pemanasan Tabung terjadi
dalam urine, dengan reaksi kekeruhan
pada ibu hamil yang asam acetat (jernih)
memiliki tekanan darah 6% 1+
diatas normal kekeruhan
(≥140/90 mmHg) ringan
tanpa
butir-butir
(0,01-0,05
%)
2+
kekeruhan
dapat
31

dilihat
disetai
dengan
butir-butir
(0,05-
0,2%).
3+
kekeruhan
jelas dan
berkeping
keping
(0,2-
0,5%).
4+ urine
sangat
keruh
berkeping-
keping
dan
menggum
pal (lebih
dari 0,5%)

3.9 Pengumpulan, Pengolahan Dan Analisa Data


3.9.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data ibu hamil yang

berkunjung ke puskesmas dan telah memeriksakan tekanan darahnya, sehingga

didapatkan hasil tekanan darah normal dengan rentang 110/70-120/80 mmHg dan

diatas normal ≥ 140/90 mmHg., kemudian dilakukan pemeriksaan protein urine.

Data hasil pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan protein urin diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel, menggunakan SPSS, dianalisis secara statistik

dengan menggunakan uji chi-Square

Jenis Dan Cara Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.
Data primer
32

1. Tekanan darah Ibu hamil mmHg.

Pengumpulan data tekanan darah ibu hamil melalui pengukuran tekanan

darah dengan menggunakan tensi meter ordinal digital dibantu oleh

seorang perawat, (Ns. Andina Renggawuni, S.Kep). dan tujuannya

disesuaikan dengan keperluan peneliti di UPT Puskesmas Sawah.

2. Protein urine ibu hamil

Pengumpulan data protein urin ibu hamil diperoleh setelah didapatkan

hadil pengukuran darah ibu hamil dengan tekan darah normal dan diatas

normal, kemudian dilakukan pemeriksaan protein urine menggunakan

metodhe semi kuantitatif dengan pemanasan asam acetat 6%. terhadap ibu

hamil yang datang di UPT Puskesmas Sawah.

Data Sekunder
Data sekunder meliputi gambaran data identitas dari ibu hamil terdiri dari

nama, umur, dan nomor rekam medik, serta data riwayat penyakit yang

dialami ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah.

3.9.2. Pengolahan Data

a. Variabel tekanan darah pada ibu hamil dikategorikan yaitu Score :

(0) jika ibu hamil dengan tekanan darah normal.

(1) jika ibu hamil dengan tekanan darah diatas normal.

b. Variabel kadar protein urin pada ibu hamil dikategorikan yaitu Score :

(0) jika hasil protein untuk negatif

(1) jika hasil protein positif +/1+

(2) jika hasil protein positif ++/2+


33

3.9.3 Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

masing- masing variabel yaitu tekanan darah ibu hamil pada variabel independen

dan prtotein urine ibu hamil pada variabel dependen.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan tekanan darah

dengan proteinuria pada ibu hamil. Karna data ini adalah merupakan data

kategorik maka tidak dilakukan uji normalitas data, dilakukan uji Chi-square.

3.10. Prosedur Penelitian

3.10.1 Persiapan Pemeriksaan Tekanan Darah Ibu Hamil

Pasien diminta duduk dengan lengan diletakkan diatas meja. Petugas

medis lalu mengarahkan lengan pasien untuk masuk ke lorong alat

spignomanometer, dengan posisi sikut agak menekan kelandasan alat, setelah

lengan pasien diposisi benar, petugas menekan tombol pada alat, hingga bunyi

bib, pasien diharapkan tenang selama pengukuran tekanan darah berlangsung.

Kemudian alat pengukuran tekanan darah melakukan proses pengukuran tekanan

darah hingga seluruh parameter yang ingin diukur (tekanan darah sistolik, tekanan

darah diastolik, Mean arterial pressure, dan nadi).

3.10.2. Persiapan Pemeriksaan Proteinuria Ibu Hamil

Wadah urine untuk menampung harus bersih dan kering. Wadah urine

terbaik adalah gelas bermulut lebar, yang dapat ditutup rapat. Urine yang

digunakan sebagai sampel adalah urine pagi. Wadah urine harus diberi etiket yaitu
34

mencakup identitas pasien seperti nama, umur dan nomor registrasi pemeriksaan

protein urin

Siapkan alat dan bahan yang digunakan, sediakan tabung reaksi,

kemudian masukkan urine kedalam tabung reaksi sebanyak 2-3 ml, kemudian

dipanaskan diatas api bunsen dengan posisi dimiringkan sampai mendidih, jika

terjadi kekeruhan diteteskan larutan asam acetat 6% sebanyak 2-3 tetes, jika

kekeruhannya hilang protein disebabkan oleh calsium fosfat, dan calsium carbonat

yang ditandai dengan pembentukan gas, jika kekeruhan tetap terjadi, urine

dipanaskan kembali dan dilakukan penilaian terhadap tingkat kekeruhannya

(Gandasoebrata, 2014).

3.10.3. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Proteinuria Berdasarkan Kekeruhan

Positif (+) : Kekeruhan ringan tanpa butir butir (kadar protein kira
kira 0,01-0,05 %)
Positif (++) : Kekeruhan dapat dilihat dan tanpak butir- butir (kadar
protein 0,05-0,2%)
Positif (+++) : Urine tampak keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping
(kadar protein 0,2-0,5%)
Positif (++++) : Urine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping
besar atau bergumpal-gumpal ataupun memadat
( >0,5%) jika terdapat lebih dari 3% protein akan
terjadi bekuan.
Negatif (-) : Tidak terdapat kekeruhan sedikit juga (urine jernih)
35

3.11. Kerangka Operasional Penelitian

POPULASI
BERDASARKAN
KRITERIA INKLUSI
SAMPEL

PROTEIN URINE

ANALISIS STATISTIK

Gambar 3.1 Alur Penelitian


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karateristik Umum Responden

Telah dilakukan penelitian observasional dengan desain Cross Sectional

pada Ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah. Jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 37 orang, yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

Dilakukannya pemeriksaan Tekanan darah dan proteinuria pada ibu hamil.

Penelitian dilapangan dilakukan dari tanggal Juni sampai dengan februari 2022.

Karakteristik responden secara umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Umur, Tekanan


Darah, Pada Ibu Hamil

Mean ±SD MIN MAK F %


Umur 32 6,857 22 41 37 100
Sistol 136 15,40884 120 160 37 100
Diastol 89 8,88963 80 110 37 100

Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa rerata umur 32 tahun ± 6,857 tahun, dengan umur

maksimal 41 tahun dan umur minimal 22 tahun dengan jumlah frekuensi 37 orang

dan persennya 100 %, rerata sistol 136, ± 15,40884 mmHg, serta rerata diastol

89 ± 8,88963 mmHg. Nilai tertinggi sistol 160 mmHg dan nilai terendah sistol

120 mmHg. Nilai tertinggi diastol 110 mmHg dan nilai terendah diastol 80

mmHg.

36
37

Tabel 4.2 Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan Tekanan darah


Berdasarkan Normal dan Hipertensi Pada Ibu Hamil

f (%)
Normal 20 54,1
Hipertensi 17 45,9
Jumlah 37 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 dari 37 responden penelitian diperoleh 17

(45,9%) responden Tekanan darah diatas normal (hipertensi). dan 20 (54,1%)

responden dengan tekanan darah normal.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan proteinuria


Berdasarkan Negatif, Positif 1, Positif 2 Pada Ibu Hamil

f (%)
Negatif 20 54,1
Postif 1 8 21,6
Positif 2 9 24,3
Jumlah 37 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 dari 37 responden diperoleh 9 (24,3%) responden

protein urine positif ++/2+, 8 (21,6%) responden protein urine positif+/1+, 20

(54,1%) responden protein urin (-)/Negatif.

4.1.2 Hubungan Tekanan Darah dengan Proteinuria

Untuk melihat hubungan antara kedua ketegori (tekanan darah dan

protein urin) dilakukan uji chi-square.

Tabel 4.4 Hubungan Tekanan Darah dengan proteinuria Pada Ibu Hamil
38

Protein Tekanan darah Total P value


urin Normal Hipertensi
n % n % n %
Negatif 20 100,0 0 ,0 20 100,0 ,000
Positif 1 0 ,0 8 100,0 8 100,0
Positif 2 0 ,0 9 100,0 9 100,0
Jumlah 20 54,1 17 45,9 37 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 Hasil analisis hubungan antara protein urin dengan

tekanan darah diperoleh bahwa sebanyak 9 (100%) ibu hamil protein urine positif

++/2+ yang mengalami hipertensi, sedangkan 8 (100%) ibu hamil protein urine

positif +/1+ yang mengalami hipertensi. Berdasarkan Hasil uji statistik

(chi_square) dapat disimpulkan ada nya hubungan yang signifikan antara tekanan

darah terhadap proteinuria pada ibu hamil, diperoleh nilai signifikansi 0,000

(<0,05).
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan Umur, Tekanan Darah,

Pada Ibu Hamil

Pada penelitian ini terdapat rata-rata umur ibu hamil adalah 32 tahun

dengan Rerata Tekanan darah sistol 136 ± 15,40884 mmHg, umur paling

minimum 22 tahun dengan tekanan darah terendah sistol 120 mmHg, nilai

terendah diastol 80 mmHg dan umur paling besar 41 tahun tekanan darah nilai

tertinggi sistol 160 mmHg, dan nilai terendah diastol 110 mmHg.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wayan dan Yoga (2016)

mengenai kadar protein urin pada ibu hamil trisemester II dan III yang

menyatakan bahwa, kejadian hipertensi pada masa kehamilan lebih banyak pada

umur >35 tahun. Hal ini disebabkan oleh usia ibu lebih dari 35 tahun, dalam tubuh

telah terjadi perubahan-perubahan akibat penuaan organ-organ. Dengan begitu,

kemungkinan untuk mendapat penyakit-penyakit dalam masa kehamilan yang

berhubungan dengan umur akan meningkat, seperti penyakit darah tinggi

(hipertensi), dan keracunan kehamilan (pre-eklampsia/eklampsia).

5.1.2 Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan Tekanan darah Berdasarkan

Normal dan Hipertensi Pada Ibu Hamil

Pada penelitian ini terdapat rata-rata 20 (54,1%) responden dengan hasil

tekanan darah normal , sedangkan rata-rata 17 (45,9%) responden diperoleh hasil

dengan tekanan darah hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Angelo,

39
40

et al 2018) Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah diperoleh sebanyak 37

subjek (94,87%) memiliki tekanan darah normal dan 2 subjek (5,13%) memiliki

tekanan darah tinggi (hipertensi)

5.1.3 Distribusi Responden Hasil Pemeriksaan Proteinuria Berdasarkan

Negatif, Positif 1, Positif 2 Pada Ibu Hamil

Pada penelitian ini terdapat rata-rata kadar protein urine negatif

sebanyak 20 (54,1%) responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ni’mah pada ibu hamil trimester III di Rumah Bersalin

Mattiro Baji Gowa dimana sebagian besar subjek (87,8%) dengan hasil protein

dalam urin negatif. Sedangkan kadar protein urine positif 1 diperoleh 8 (21,6%)

responden, dan kadar protein urine positif 2 sebanyak 9 (24,3%) responden.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Riska terhadap hasil tes

protein urin pada ibu hamil trimester II di Poasia Medical Center Kota Kendari,

13 (38,2%).Ibu hamil trimester II di Poasia Medical Center positif protein dalam

urin dan 21 (61,8%) wanita hamil pada trimester ketiga kehamilan negatif untuk

protein urin. Dari 13 responden positif protein urin tersebut dapat dikelompokkan

menjadi 6 (17,6 %) sampel positif (1), 7 (20,59%) sampel positif (2) dan 21

(61,77%) sampel negatif protein dalam urin 5.1. Hubungan antara tekanan darah

dengan proteinuria pada ibu hamil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan antara tekanan darah rata-rata dengan kadar proteinuria.

5.1.4 Hubungan Tekanan Darah dengan proteinuria Pada Ibu Hamil

Evaluasi hubungan, p = 0,000 berdasarkan uji chi-square, ditemukan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah dan konsentrasi protein
41

urin. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mutiara tahun 2018, hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

proteinuria dengan hipertensi dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,05) (Mutiara et

al., n.d, 2018).


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dilihat dari hasil penelitian yang ditemukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tekanan darah sistol 120 mmHg/ diastol 80 mmHg, dan Tekanan darah

sistol 160 mmHg/diastol 110 mmHg, dengan nilai rata rata sistol 136, ±

15,40884 mmHg dan nilai rata rata diastol 89 ± 8,88963 mmHg.

2. Tekanan darah normal diperoleh 20 (54,1%) dan tekanan darah diatas

normal diperoleh 17 (45,9%).

3. Terdapat nya hubungan signifikan antara hubungan tekanan darah dengan

proteinuria pada ibu hamil

6.2. Saran

1. Diharapkan ibu hamil mengontrol tekanan darah nya agar mengetahui akan

bahaya tingginya tekanan darah pada masa kehamilan yang disertai dengan

proteinuria.

2. Ibu hamil diharapkan untuk selalu melakukan kunjungan rutin peemriksaan

selama kehamilannya dengan minimal kunjungan 4 kali selama hamil di

fasilitas kesehatan yang terdekat dengan tempat tinggal ibu.

3. segera mungkin dilakukan pemeriksaan proteinuria pada ibu hamil guna

mendeteksi dini adanya preeklamsia, sehingga ibu hamil yang berisiko

mengalami preeklamsia lebih cepat mendapat penanganan lebih lanjut.

42
DAFTAR PUSTAKA

Alatas Haidar. 2019.“Hipertensi Dalam Kehamilan. Seminar Nasional Penyakit


Tidak Menular Penyebab Kematian Maternal “, 2(2), 27–51.
http://kebidanan.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/MATERI
-1-DR.dr_.Haidar.pdf. Diakses pada tanggal 14 oktober 2021

Angelo P. Pangulimang Stefana, H. M. Kaligis, Michaela E. Paruntu. 2018.


Gambaran Kadar Protein Urin pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah
Sakit Robert Wolter Mongisidi Manado. Jurnal e-Biomedik
(eBm),Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2018. Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Diakses pada tanggal 01 februari 2022.

Anggorowati., Widiasih, R., Nasution,S.S. 2020. Asuhan Keperawatan Maternitas


Antepartum. Jakarta: EGC.

Brunzel, 2018. Fundamentals of Urine & Body Fluid Analysis Description: Fourth
edition. | St. Louis, Missouri : Elsevier, [2018] University of Minnesota
Medical Center Minneapolis, Minnesota.

Dewi, S.K. 2012. Faktor faktor Resiko yang Berkaitan dengan Prevalensi kurang
tidur Kronis pada mahasiswa diDaerah Istimewa Jogjakarta.
Diana, S., & Mafticha, E. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.
Penerbit CV Kekata Group.
Evayanti, Yulistiana. 2015. Hubungan pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami
pada Ibu Hamil terhadap keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
di Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/550 .
Diakese pada tanggal 25 mei 2021.
Hartono, Arief. 2016. Dampak Proteinuria pada Anak. Lampung. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1072 .
Diakses pada tanggal 25 mei 2021
Haryani Suprapto Ira, 2014. Menu Ampuh Atasi Hipertensi. Yogyakarta.

Junaedi., Sufrida Yulianti., Mira Gustia Rinata S.Si.,M.Si., 2013. Hipertensi


Kandas Berkat Herbal. Jakarta: Fmedia

43
Laila, Millatul 2019.  Hubungan Tekanan Darah Dengan Kadar Protein Urine Pada Ibu
Hamil Trimester III di Puskesmas Klampis Bangkalan Madura.
http://repository.unusa.ac.id/5299/. Diakses pada tanggal 25 mei 2021

Laporan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. (SDKI)


https://eprints.latbangdjogja.web.id/15/1/SDKI%20DIY%202017%20all.pdf .
Diakses pada tanggal 25 mei 2021.

Luh Putu Yoga Arsani, Wayan Merta, Cok Dewi Widhya HS 2017. Kadar Protein
Urin Pada Ibu Hamil Trimester II dan III di Puskesmas II Denpasar
Barat. Meditory | ISSN Online : 2549-1520, ISSN Cetak : 2338 – 1159,
Vol. 5, No.1, Juni 2017 Hlm. 31 – 44, http://ejournal.poltekkes-
denpasar.ac.id. Diakses pada tanggal 01 Februari 2022.
Makhfiroh et al. 2017. Pemeriksaan protein urin pada ibu hamil trimester II
sebagai skrining preeklamsia (studi di puskesmas cukir jombang). Insan
Cendekia, 14(1),
Miftahul, Khairoh, dkk 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: CV.
Jagad Publishing

Mutiara, B., Amirus, K., Aryastuti, N., Wulandari, R., Sudirahayu, I., 2017. Studi,
P., Masyarakat, K., Malahayati, U., & Lampung, B. (n.d.). Analisis
Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Tekanan Darah Dan Protein Urine
Pada Ibu Dengan Preeklamsia Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JKMK/article/view/1567

Ni’mah M. Gambaran kadar hemoglobin dan protein pada ibu hamil trimester III
di Rumah Sakit Bersalin Gowa [Skripsi]. Makassar: Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Negeri Alauddin; 2017.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6846/1/MUFTIHATUN%20NI
%E2%80%99MAH.pdf. Diakses pada tanggal 01 februari 2022.

Novianti R 2018. Gambaran Hasil Pemeriksaan Protein Urine pada Ibu hamil
Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan
Analis Kesehatan. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/456/ diakses pada
tanggal 01 februari 2022

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 . Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia Website: http://www.kemkes.go.id diakses 14 Oktober 2021

Profil Kesehatan Provinsi Riau. 2019. Angka Kematian Ibu Propinsi Riau,
website : www.dinkes.riau.go.id

44
Putro, A., Santoso, R., Laila, M., Studi, P., Kesehatan, D.-I., & Kesehatan, F.
2019. Hubungan Leukosit Dengan Protein Urine Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Puskesmas Klampis Bangkalan Madura.
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/MTPHJ/artic . Diakses pada tanggal
25 mei 2021
Rukiah, Y. Yulianti, L. 2014.”Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi”. jakarta : CV. Trans Info Media.
Subrata G.Penuntun Laboratorium Klinik..Jakarta: Dian Rakyat; 2014 cetakan ke
13
Supriyanto, W. 2015. Sehat dan Bugar Saat Hamil & Melahirkan Panduan Praktis
Untuk Calon Ibu. Yogyakarta. Cakrawala Ilmu.

Sudoyo, A. W. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta:
InternaPublishing.

Triyanto, Endang., 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yulistiana, Evayanti 2015. ’Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami


Pada Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care
(Anc)” Di Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2015.

45
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden di UPT Puskesmas Sawah
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah benar mahasiswa Diploma
IV Sarjana Terapan Kesehatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis
Indonesia.
Nama : Salmiati
NIM : 2010263148

Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tekanan darah


dengan Proteinuria pada Ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah ”. Penelitian ini
tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi ibu sebagai responden.
Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika ibu tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka
tidak ada ancaman bagi ibu. Jika bapak/ibu menyetujui, maka saya mohon
kesediaan ibu untuk menandatangani lembar persetujuan saya dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediaan ibu sebagai responden, saya mengucapkan
terima kasih. Salam.

Peneliti

(SALMIATI)
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan tentang maksud, tujuan dan


manfaat penelitian, Saya yang bertanda tangan berikut ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam


penelitian yang dilakukan oleh saudari Salmi selaku Mahasiswa Diploma IV
Sarjana Terapan Kesehatan (TLM) pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Perintis Indonesia dengan judul “Hubungan Tekanan darah dengan
Proteinuria pada Ibu hamil di UPT Puskesmas Sawah”, dengan sukarela dan
tanpa paksaan dari siapapun.

Penelitian ini tidak akan merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi
saya dan keluarga saya, maka jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-
benarnya.

Demikian surat persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, …………… 2021

Responden

( …………………………. )
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL

PROSES PEMERIKSAAN PROTEINURIA IBU HAMIL


SAMPEL URINE YANG AKAN DIPERIKSA

Hasil Positif 1 ( kekeruhan ringan tanpa butir- butir)


Lampiran 8

OUT PUT UNIVARIAT

Frequencies

[DataSet1] D:\spss chisquare.sav

Statistics

umur sistol diastol


N Valid 37 37 37
Missing 0 0 0
Mean 32,24 136,1081 89,4054
Std. Deviation 6,857 15,40884 8,88963
Minimum 22 120,00 80,00
Maximum 41 160,00 110,00

Frequency Table

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 22 1 2,7 2,7 2,7
23 2 5,4 5,4 8,1
24 2 5,4 5,4 13,5
25 4 10,8 10,8 24,3
26 3 8,1 8,1 32,4
27 3 8,1 8,1 40,5
29 1 2,7 2,7 43,2
30 2 5,4 5,4 48,6
31 1 2,7 2,7 51,4
32 1 2,7 2,7 54,1
36 1 2,7 2,7 56,8
37 1 2,7 2,7 59,5
38 3 8,1 8,1 67,6
39 4 10,8 10,8 78,4
40 5 13,5 13,5 91,9
41 3 8,1 8,1 100,0
Total 37 100,0 100,0
sistol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 120,00 9 24,3 24,3 24,3
121,00 1 2,7 2,7 27,0
122,00 1 2,7 2,7 29,7
123,00 1 2,7 2,7 32,4
124,00 1 2,7 2,7 35,1
125,00 4 10,8 10,8 45,9
127,00 1 2,7 2,7 48,6
128,00 2 5,4 5,4 54,1
140,00 1 2,7 2,7 56,8
143,00 1 2,7 2,7 59,5
148,00 2 5,4 5,4 64,9
149,00 1 2,7 2,7 67,6
150,00 3 8,1 8,1 75,7
152,00 2 5,4 5,4 81,1
155,00 2 5,4 5,4 86,5
156,00 1 2,7 2,7 89,2
158,00 2 5,4 5,4 94,6
159,00 1 2,7 2,7 97,3
160,00 1 2,7 2,7 100,0
Total 37 100,0 100,0

diastol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 80,00 8 21,6 21,6 21,6
82,00 3 8,1 8,1 29,7
83,00 2 5,4 5,4 35,1
84,00 1 2,7 2,7 37,8
85,00 5 13,5 13,5 51,4
86,00 1 2,7 2,7 54,1
90,00 3 8,1 8,1 62,2
92,00 1 2,7 2,7 64,9
93,00 1 2,7 2,7 67,6
95,00 2 5,4 5,4 73,0
98,00 2 5,4 5,4 78,4
100,00 6 16,2 16,2 94,6
110,00 2 5,4 5,4 100,0
Total 37 100,0 100,0
Out put univariat protein urine

Frequencies
[DataSet1] D:\spss chisquare.sav

Statistics

proteinurine
N Valid 37
Missing 0

proteinurine

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid negatif 20 54,1 54,1 54,1
positif 1 8 21,6 21,6 75,7
positif 2 9 24,3 24,3 100,0
Total 37 100,0 100,0

Out put univariat hipertensi

Frequencies
[DataSet1] D:\spss chisquare.sav

Statistics

HIPERTENSI
N Valid 37
Missing 0

HIPERTENSI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NORMAL 20 54,1 54,1 54,1
HIPERTENSI 17 45,9 45,9 100,0
Total 37 100,0 100,0
Lampiran 9
CROSSTABS
/TABLES=proteinurine BY HIPERTENSI
/FORMAT= AVALUE TABLES
/STATISTIC=CHISQ RISK
/CELLS= COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL .

Crosstabs
[DataSet1] D:\spss chisquare.sav

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
proteinurine *
37 100,0% 0 ,0% 37 100,0%
HIPERTENSI

proteinurine * HIPERTENSI Crosstabulation

HIPERTENSI
NORMAL HIPERTENSI Total
proteinurine negatif Count 20 0 20
% within proteinurine 100,0% ,0% 100,0%
positif 1 Count 0 8 8
% within proteinurine ,0% 100,0% 100,0%
positif 2 Count 0 9 9
% within proteinurine ,0% 100,0% 100,0%
Total Count 20 17 37
% within proteinurine 54,1% 45,9% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 37,000a 2 ,000
Likelihood Ratio 51,049 2 ,000
Linear-by-Linear
30,074 1 ,000
Association
N of Valid Cases 37
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3,68.
Risk Estimate

Value
Odds Ratio for a
proteinurine
(negatif / positif 1)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Anda mungkin juga menyukai