Anda di halaman 1dari 13

KEPUTUSAN DIREKTUR

RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN KESEHATAN KERJA


NOMOR : / / /2017

DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

Menimbang : bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di RSUD dr.


Fauziah Bireuen yang optimal perlu ditetapkan Panduan
Kesehatan Kerja.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2002 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/Menkes//Per/III/2008
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, nomor :
Per.05/Men/1996, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3);
6. Surat Edaran Direktur Jendral Pelayanan Medik nomor HK:
00.06.6.01497 : Instruksi untuk membentuk PK3-RS di Rumah
Sakit.

i
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN
PANDUAN KESEHATAN KERJA DI RSUD dr. FAUZIAH
BIREUEN.
KEDUA : Memberlakukan Panduan Kesehatan Kerja di RSUD dr. Fauziah
Bireuen sebagaimana lampiran surat keputusan ini.
KETIGA : Panduan Kesehatan Kerja dikaji ulang minimal setiap 3 (tiga)
tahun sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan perkembangan yang ada.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian
hari ditemukan adanya kekeliruan akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : BIREUEN
PADA TANGGAL : 2017
DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

dr. MUKHTAR, MARS


Pembina Tk I, NIP. 19661122 20003 1002

ii
KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal maka RSUD
dr. Fauziah Bireuen menyusun Panduan Kesehatan Kerja. Buku Panduan Kesehatan Kerja
merupakan panduan dalam pelaksanaan kesehatan kerja di RSUD dr. Fauziah Bireuen. Untuk
penyempurnaan panduan ini diharapkan kritik dan saran semua pihak yang berguna bagi
perbaikannya.
Semoga buku panduan ini dapat mewujudkan lingkungan di RSUD dr. Fauziah
Bireuen yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

DITETAPKAN DI : BIREUEN
PADA TANGGAL : 2017
DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

dr. MUKHTAR, MARS


Pembina Tk I, NIP. 19661122 20003 1002

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................................. i
SK Direktur ................................................................................................................................ ii
Kata Pengantar........................................................................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 1
C. Landasan Hukum ................................................................................................ 2
BAB II DEFINISI .................................................................................................................... 3
BAB III RUANG LINGKUP .................................................................................................... 4
BAB IV TATA LAKSANA ..................................................................................................... 5
A. Pemeriksaan Kesehatan .......................................................................................... 5
B. Pemberian Vaksin Bagi Karyawan ........................................................................ 5
C. Pemberian Vitamin dan Makanan Tambahan ........................................................ 8
BAB V DOKUMENTASI ....................................................................................................... 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, dan penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologis dan psikologis.
Dengan berkembangnya konsep kesehatan pekerja diharapkan dapat memberikan
pengertian yang lebih luas dari kesehatan kerja, maka tidak hanya masalah kesehatan yang
berkaitan dengan pekerjaan, tetapi juga masalah kesehatan umum yang mempengaruhi
produktivitas kerja. Kegiatan di Rumah Sakit berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia,
biologi ergonomik, dan psikososial yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan
baik terhadap pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat di lingkungan Rumah Sakit,
dan dapat menurunkan citra Rumah Sakit.
Bahwa untuk mencegah dan mengurangi bahaya kesehatan dan keselamatan
khususnya terhadap pekerja perlu dilakukan upaya-upaya kesehatan dan keselamatan kerja
dengan menetapkan Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
RSUD dr. Fauziah Bireuen sehingga tercapai derajat kesehatan kerja dan produktivitas
kerja yang optimal.

B. Tujuan
Adapun tujuan kesehatan kerja di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan karyawan serta mengetahui secara dini bila terdapat
gangguan kesehatan pada karyawan RSUD dr. Fauziah Bireuen, secara khusus dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk analisa pola kesehatan karyawan, sehingga dapat dilakukan pengurangan risiko
gangguan kesehatan pada karyawan bila didapatkan pola penyebab terjadinya
gangguan kesehatan.
2. Sebagai rekomendasi dalam penerimaan calon karyawan RSUD dr. Fauziah Bireuen.
3. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2002 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/Menkes//Per/III/2008 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, nomor : Per.05/Men/1996,
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3);
6. Surat Edaran Direktur Jendral Pelayanan Medik nomor HK: 00.06.6.01497 : Instruksi
untuk membentuk PK3-RS di Rumah Sakit.
BAB II
DEFINISI

1. Kesehatan Kerja
Menurut WHO/ILO (1995), Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi
fisiologis dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
2. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja (Awal)
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja
diterima untuk melakukan pekerjaan, yang ditujukan agar tenaga kerja yang diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit
menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang akan
dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan
tenaga kerja lainnya yang dapat dijamin.
3. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang
dilakukan oleh dokter, yang dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawall mungkin yang perlu dikendalikan dengan
usaha-usaha pencegahan.
4. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga
kerja tertentu, yang dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.
BAB III
RUANG LINGKUP

1. Pemeriksaan Kesehatan Awal


Ditujukan untuk calon karyawan yang akan direkrut di RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai
dengan bidang kerja karyawan. Hal ini dilakukan selain sebagai seleksi kepada karyawan
sesuai dengan bidang kerja juga untuk perbandingan bila calon karyawan tersebut telah
menjadi karyawan dan ditemukan adanya gangguan kesehatan dalam pemeriksaan berkala
sehingga dapat didiagnosa termasuk gangguan kesehatannya akibat kerja (Penyakit
Akibat Kerja)
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Ditujukan untuk seluruh karyawan RSUD dr. Fauziah Bireuen yang sudah bekerja
ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk karyawan yang berhubungan dengan pelayanan, dilakukan 1 tahun sekali
b. Untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan, dilakukan 2
tahun sekali
c. Untuk petugas Gizi melakukan pemeriksaan swab rectal, swab tangan dan setiap 6
bulan
Pemeriksaan berkala dilakukan untuk mengetahui perkembangan kesehatan karyawan
selama bekerja di RSUD dr. Fauziah Bireuen. Dari hasil pemeriksaan dapat dilihat suatu
risiko penyebab suatu gangguan kesehatan, sehingga dapat meminimalkan risiko
tersebut.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan ditujukan untuk seseorang yang diduga terkena penyakit akibat kerja dan
memerlukan tindak lanjut.
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Pemeriksaan Kesehatan
Dibagi menjadi:
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal
- Bekerjasama dengan Sub Bagian Kepegawaian membuat standar pemeriksaan Uji
Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan Awal.
- Bekerjasama dengan Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
(Laboratorium, Radiologi, dll) untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan (MCU).
Pemeriksaan meliputi Pemeriksaan Visus dan Fisik, HBsAG dan Darah Lengkap,
BHCG (wanita), Urine Lengkap, Thorax Photo, EKG, Anal Swab (Gizi), Kerokan
Kuku (Gizi).
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
- Bekerja sama dengan Sub Bagian Kepegawaian membuat standar pemeriksaan uji
kesehatan berdasarkan unit kerja karyawan.
- Bekerjasama dengan Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
(Laboratorium, Radiologi, dll) untuk pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala.
Pemeriksaan disesuaikan dengan jenis dan unit kerja karyawan.
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
- Bekerja sama dengan Sub Bagian Kepegawaian membuat standar pemeriksaan uji
kesehatan khusus.
- Bekerjasama dengan Bidang Pelayanan Medis, Penunjang Medis (Laboratorium,
Radiologi, dll) dan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) untuk
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan
khusus dan secara insidential.

B. Pemberian Vaksin bagi Karyawan


Program pemberian vaksin bagi karyawan Dewasa yang berisiko terinfeksi Hepatitis
B: Individu yang terpapar darah atau produk darah dalam kerjanya, klien dan staff dari
institusi pendidikan manusia cacat, pasien hemodialisis, penerima konsentrat faktor VIII
atau IX, rumah tangga atau kontak seksual dengan individu yang teridentifikasi positif
HBsAg-nya, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi
Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat injeksi, homoseksual/biseksual aktif, individu
heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena PMS, fasilitas
penampungan korban narkoba, individu etnis kepulauan pasifik atau imigran/pengungsi
baru dimana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan 3-dosis dengan jadwal
0, 1 dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu
dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster).
Macam vaksin : Antigen virus inaktif
Efektivitas : 75-90%
Rute suntikan : i.m
1. Indikasi
Indikasi penggunaan vaksin pada orang dewasa didasarkan kepada riwayat paparan,
risiko penularan, usia lanjut, imunokompromais, pekerjaan, gaya hidup dan rencana
bepergian.
- Riwayat paparan : Tetanus toksoid, Rabies
- Risiko penularan : Influenza, Hepatitis A, Tifoid, MMR.
- Usia lanjut : Pneumokok, Influenza.
- Risiko pekerjaan : Hepatitis B, Rabies.
- Imunokompromais : Pneumokok, Influenza, Hepatitis B. Hemophilus influenzatipe
B.
- Rencana bepergian : Yellow fever, Japanese B encephalitis, Tifoid, Hepatitis A.
- Jemaah haji : Meningokok ACYW 135., Influenza
Indikasi imunisasi pada daftar ini dibuat lebih luas karena pada imunisasi dewasa belum
ada program yang dibiayai oleh pemerintah. Karena itu penggunaan indikasi ini perlu
mempertimbangkan keadaan individu yang akan diimunisasi. Untuk calon haji imunisasi
meningokok merupakan suatu keharusan, begitu juga imunisasi Yellow fever untuk
bepergian ke Afrika Selatan. Imunisasi pada usia lanjut perlu mendapat perhatian karena
data-data tentang manfaat imunisasi influenza dan pnemokok pada usia lanjut
menunjukkan bahwa imunisasi ini bermanfaat dan cost effective. Selain itu imunisasi
pada Heptitis B perlu mendapat perhatian karena tingginya risiko penularan Hepatitis B
di kalangan petugas kesehatan.
2. Manfaat
Manfaat vaksin yang digunakan pada orang dewasa di Indonesia datanya amat terbatas.
Data di negara maju menunjukkan bahwa efektivitas vaksin Hepatitis B dalam mencegah
penyakit 80% sampai 95%. Efektivitas ini menurun pada kelompok lanjut usia. Vaksin
influenza dapat menurunkan insidens influenza 70% sampai 90%.
Sedangkan efektivitas vaksin pnemokok 60% sampai 64%. Pada kelompok usia di atas 65
tahun efektivitas vaksin ini 44% sampai 61%. Vaksin campak akan menimbulkan imunitas
yang bertahan lama pada sekitar 95% orang yang divaksin. Jika vaksinasi diulang maka
imunitas akan timbul pada 90% nonresponder. Vaksin gondongan akan menurunkan
insidens penyakit 75% sampai 95% dan begitu pula rubella efektivitasnya hampir
menyamai campak. Vaksin tetanus jika digunakan secara benar dapat mencegah tetanus
100% dan vaksin difteri 85%.
3. Cakupan imunisasi dewasa
Meski manfaat imunisasi dewasa nyata namun cakupan imunisasi dewasa di negara maju
sekalipun masih rendah. Cakupan Hepatitis B berkisar antara 1% sampai 60% (rata-rata
10%). Antibodi terhadap tetanus yang adekuat hanya ditemukan pada 40% orang dewasa.
Rendahnya cakupan ini disebabkan oleh kepedulian petugas kesehatan yang belum
optimal, kurangnya pemahaman mengenai manfaat, pedoman yang beraneka ragam dan
rumit, layanan yang belum merata dan kurangnya dukungan pembiayaan. Namun demikian
dengan pemahaman yang baik mengenai manfaat imunisasi dewasa ini, negara berkembang
misalnya Kuba mampu menyelenggarakan imunisasi dewasa yang cakupannya cukup
tinggi. PAPDI perlu mendorong agar kegiatan imunisasi dewasa yang dimulai oleh profesi
dan masyarakat dapat menjadi program pemerintah.
4. Hepatitis B
Karyawan rumah sakit yang merupakan dewasa adalah populasi yang berisiko terinfeksi
Hepatitis B: Individu yang terpapar darah atau produk darah dalam kerjanya, klien dan staff
dari institusi pendidikan manusia cacat, pasien hemodialisis, penerima konsentrat faktor
VIII atau IX, rumah tangga atau kontak seksual dengan individu yang teridentifikasi positif
HBsAg-nya, individu yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat dimana infeksi
Hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat injeksi, homoseksual/biseksual aktif, individu
heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena PMS, fasilitas
penampungan korban narkoba, individu etnis kepulauan pasifik atau imigran/pengungsi
baru dimana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan 3-dosis dengan jadual
0, 1 dan 6 bulan.
Bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian
imuniasasi penguat (booster).
- Macam vaksin : Antigen virus inaktif
- Efektivitas : 75-90%
- Rute suntikan : i.m
Tatalaksana pemberian vaksinasi karyawan RSUD dr. Fauziah Bireuen:
- Vaksinasi hepatitis B diberikan pada karyawan setelah sebelumnya diketahui status
fungsi hati dan status antibodi Hepatitis B karyawan, dalam hal ini diperiksakan titer
anti HBs, titer HbsAg, dan SGOT dan SGPT.
- Adapun hasil pemeriksaan tersebut diketahui saat karyawan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala (Medical Check Up). Dan ketentuan pemeriksaan kesehatan berkala
karyawan RSUD dr. Fauziah Bireuen yang sudah bekerja ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk karyawan yang berhubungan dengan pelayanan, dilakukan 1 tahun sekali
(terlampir).
2) Untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan, dilakukan 2
tahun sekali (terlampir).
- Untuk pemberian vaksin digunakan nilai hasil titer anti HBs:
1) Nilai anti HBs non reaktif : Karyawan diberikan 3 dosis dengan jadwal 0, 1 dan 6
bulan.
2) Nilai anti HBs < 100 IU/L : Dilakukan pemberian imuniasasi penguat (booster)
3) Nilai anti HBs > 100 IU/L : Tidak dilakukan pemberian imunisasi.
- Daftar karyawan yang akan diberikan imunisasi 3 dosis maupun imunisasi penguat
(booster) dikeluarkan oleh Sub Bagian Kepegawaian berdasarkan hasil pemeriksaan
berkala karyawan yang diambil dari rekam medis elektronik (vesalius)
- Bekerjasama dengan Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis (Laboratorium,
Radiologi, dll) untuk pelaksanaan vaksin yang dikerjakan oleh Unit Medical Check Up
RSUD dr. Fauziah Bireuen.

Hasil dokumentasi pemeriksaan berkala karyawan yang menjadi dasar pemberian vaksinasi
Hepatitis B merupakan bagian dari rekam medis setiap karyawan. Bekerja sama dengan
Bidang Pelayanan Medis dan Instalasi Rekam Medis untuk pemantauan dan perlu atau
tidaknya bila setelah imunisasi terdapat respons yang baik maka tidak perlu dilakukan
pemberian imunisasi penguat (booster).

C. Pemberian Vitamin dan Makanan Tambahan


Pemberian vitamin dan makanan tambahan bagi karyawan sesuai dengan kebutuhan tubuh
pekerja secara insidential dan telah dilakukan penilaian oleh Komite K3 dan saran dari
Bidang Pelayanan Medis bahwa perlu diberikan vitamin dan makanan tambahan. Untuk
pendistribusian bekerjasama dengan Sub Bagian Kepegawaian, Farmasi, Unit Gizi, dan
Unit yang bersangkutan.
BAB V
DOKUMENTASI

1. Data pemeriksaan kesehatan pegawai/karyawan rumah sakit:


- Sebelum kerja
- Berkala
- Khusus
2. Data rekam medik pegawai/karyawan rumah sakit berkoordinasi dengan Instalasi Rekam
Medik

DITETAPKAN DI : BIREUEN
PADA TANGGAL : 2017
DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

dr. MUKHTAR, MARS


Pembina Tk I, NIP. 19661122 20003 1002

Anda mungkin juga menyukai