Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN

BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN


LIMBAHNYA

RSU KASIH INSANI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
Karunia, serta Taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan panduan B3 dan
Limbahnya ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami sangat berharap panduan ini dapat berguna untuk pelayanan di RSU Kasih Insani.
Harapan kami semoga panduan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi panduan agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam panduan ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan panduan
ini.

Tim Penyusun

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 2


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
SK KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN B3 DAN LIMBAHNYA
KATA PENGANTAR
BAB I DEFENISI ....................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................................ 3
2.1. Bahan Berbahaya dan Beracun ............................................................................... 3
2.2. Limbah Berbahaya dan Beracun ............................................................................. 10

BAB III TATA LAKSANA ......................................................................................... 14


3.1. Bahan Berbahaya dan Beracun ............................................................................... 14
3.2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun .................................................................. 18
3.3. Penggunaan Alat Pelindung Diri ............................................................................. 22

BAB IV DOKUMENTASI........................................................................................... 24
4.1. Pencatatan Dan Pelaporan Limbah B3 .................................................................... 24

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 3


BAB I
DEFINISI

1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat membahayakan kesehatan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup serta
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup sekitarnya.
2. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
4. Pemanfaatan adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan atau penggunaan
kembali (reuse)dan atau daur ulang(recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3
menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan
kesehatan manusia
5. Pengangkutan adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil dan atau
pengumpul dan atau dari pemanfaat dan atau dari pengolahan ke pengumpul dan atau ke
pemanfaat dan atau ke pengolah dan atau ke penimbun
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
7. Pengelolaan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah penanganan limbah
padat B3 (medis) yang dimulai dari pewadaahan dan pengumpulan hingga pengolahan
dan penimbunan atau pemusnahan.
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya.
9. Pengolahan adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk
menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya dan atau sifat racun
10. Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3
dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan atau
pengolah dan atau penimbun limbah B3
11. Pengurangan adalah kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi
sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan
12. Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan
atau pengumpul dan atau pemanfaat dan atau pengolah dan atau penimbun limbah B3
dengan maksud menyimpan sementara
13. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya.
14. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3
15. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Sedangkan menurut PP No 74 tahun
2001, B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau membhayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
16. Pengelolaan limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah penanganan limbah
padat B3 (medis) yang dimulai dari pewadaahan dan pengumpulan hingga pengolahan
dan penimbunan atau pemusnahan.

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 4


17. Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan
atau pengumpul dan atau pemanfaat dan atau pengolah dan atau penimbun limbah B3
dengan maksud menyimpan sementara
18. Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3
dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan atau
pengolah dan atau penimbun limbah B3
19. Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3
dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan atau
pengolah dan atau penimbun limbah B3
20. Pengangkutan adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil dan atau
pengumpul dan atau dari pemanfaat dan atau dari pengolahan ke pengumpul dan atau ke
pemanfaat dan atau ke pengolah dan atau ke penimbun
21. Pemanfaatan adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan atau penggunaan
kembali (reuse)dan atau daur ulang(recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3
menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan
kesehatan manusia
22. Pengolahan adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk
menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya dan atau sifat racun

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 5


BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, meliputi:
2.1.1 Identifikasi dan klasifikasi B3
Identifikasi bahan berbahaya dan beracun meliputi jenis, jumlah dan lokasi semua
bahan berbahaya dan beracun untuk mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya. Jenis bahan
berbahaya dan beracun sesuai dengan nama dagang dan/atau bahan kimia dari B3 tersebut.
Bahan berbahaya dan beracun dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Mudah meledak (explosive)
Bahan berbahaya dan beracun yang mudah meledak adalah bahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan di sekitarnya.
2) Pengoksidasi (oxidizing)
Pengoksidasi adalah bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasi sehingga terjadi
reaksi oksidasi, mengakibatkan reaksi keluar panas (eksotermis).
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
Bahan berbahaya dan beracun yang sangat mudah sekali menyala adalah bahan
berbahaya dan beracun baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala di
bawah 0C dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35C.
4) Sangat mudah menyala (Highly flammable)
Bahan berbahaya dan beracun yang sangat mudah menyala adalah bahan berbahaya dan
beracun baik berupa padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala 0C -21C.
5) Mudah menyala (flammable)
Bahan berbahaya dan beracun yang mudah menyala mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut:
a. Berupa cairan
Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60C (140F) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760mmHg.
b. Berupa padatan
Bahan berbahaya dan beracun yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan
standar (25C, 760mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar
dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik.
6) Amat sangat beracun (extremely toxic)
Bahan yang bersifat racun bagi manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Tingkatan
racun B3 dikelompokkan berdasarkan derajat LD50 (mg/kg):
a. Amat sangat beracun (extremely toxic) <1
b. Sangat beracun (Highly toxic) 1-50
c. Beracun (moderately tpxic) 51-500
d. Agak beracun (slightly toxic) 501-5.000
e. Praktis tidak beracun (practically non-toxic) 5001-15.000
f. Relatif tidak berbahaya (relatively harmless) >15.000

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 6


7) Sangat beracun (highly toxic)
8) Beracun (toxic)
9) Berbahaya (harmful)
Bahan berbahaya adalah bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu.
10) Iritasi (irritant)
Bahan yang bersifat iritasi adalah bahan yang dapat mengakibatkan peradangan pada
kulit dan selaput lendir.
11) Korosif (corrosive)
Bahan berbahaya dan beracun yang bersifat korosif mempunyai sifat antara lain:
a. Menyebabkam iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55C
c. Mempunyai pH 2 untuk B3 bersifat asam dan 12,5 untuk yang bersifat basa.
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environtment)
Bahan berbahaya bagi lingkungan adalah bahan yang dapat merusak lingkungan seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC = chlorofluorocarbon).
13) Karsinogenik (carcinogenic)
Karsinogenik adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
14) Teratogenik (teratogenic)
Teratogenik adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio.
15) Mutagenik (mutagenic)
Mutagenik adalah sifat bahan yang dapat menyebabkan perubahan kromosom yang
berarti dapat mengubah genetika.
16) Bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas)
Bahan berbahaya gas bertekanan yaitu bahan bertekanan tinggi dan dapat meledak bila
tabung dipanaskan / terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.

2.1.2 Simbol
2.1.2.1 Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah ketupat
berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat berwarna merah. Simbol yang dipasang
pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Simbol harus dibuat dari bahan yang
tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang akan mengenainya.

Bentuk Dasar Simbol


2.1.2.2 Jenis Simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukkan klasifikasi B3. Berikut merupakan
jenis simbol B3.

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 7


No. Klasifikasi Simbol Keterangan
1. Mudah meledak Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang pada suhu dan tekanan standar
(25C, 760 mmHg) dapat meledak
dan menimbulkan kebakaran atau
melalui reaksi kimia dan/atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dnegan cepat
 Simbol berupa dapat merusak lingkungan di
gambar bom sekitarnya
meledak
berwarna hitam

2. Pengoksidasi Simbol ini menunjukkan suatu bahan


yang dapat melepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketika bereaksi
dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan-bahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara
 Simbol berupa
bola api
berwarna hitam
yang menyala
3. Mudah menyala Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Dapat menjadi panas atau
meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada
temperatur ambien
 Simbol berupa b. Padatan yang mudah terbakar
gambar nyala api karena kontak dengan sumber
berwarna putih nyala api
dan hitam. c. Gas yang mudah terbakar pada
suhu dan tekanan normal
d. Mengeluarkan gas yang sangat
mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur
atau kontak dengan air atau udara
lembab
e. Padatan atau cairan yang
memiliki titik nyala di bawah 0C
dan titik didih lebih rendah atau
sama dengan 35C
f. Padatan atau cairan yang
memiliki titik nyala 0C-21C
g. Cairan yang mengandung alkohol

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 8


kurang dari 24% volume dan/atau
pada titik nyala tidak lebih dari
60C akan menyala apabila
kontak dengan api, percikan api
atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760mmHg
h. Padatan yang pada temperatur
dan tekanan standar dengan
mudah menyebabkan terjadinya
kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air atau
perubahan melalui gesekan,
penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan
dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang
terus menerus dalam 10 detik.
Padatan yang hasil pengujian
“Seta Closed Cup Flash Point
Test” -nya menunjukkan titik
nyala kurang dari 40C
i. Aerosol yang mudah menyala
j. Padatan atau cairan piroforik;
dan/atau
k. Peroksida organik
4. Beracun Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Sifat racun bagi manusia yang
dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius
apabila masuk ke dalam tubuh
 Simbol berupa melalui pernafasan, kulit atau
gambar mulut. Penentuan tingkat sifat
tengkorak dan racun ini didasarkan atas uji LD50
tulang bersilang (amat sangan beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut
5. Berbahaya Simbol ini menunjukkan suatu bahan
baik berupa padatan, cairan ataupun
gas yang jika terjadi kontak atau
melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.

 Simbol berupa
gambar silang
berwarna hitam

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 9


6. Iritasi Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Padatan ataupun cairan yan jika
terjadi kontak secara langsung
dan/atau menerus dengan kulit
atau selaput lendir dapat
 Simbol berupa menyebabkan iritasi atau
gambar tanda peradangan
seru berwarna b. Toksisitas sistemik pada organ
hitam target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi
pernafasan, sanat mengantuk atau
pusing
c. Sensitasi pada kulit yang dapat
menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
d. Iritasi/ kerusakan parah pada mata
yang dapat menyebabkan iritasi
serius pada mata
7. Korosif Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar(
pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan
pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi
 Simbol terdiri
>6,35mm/tahun dengan
dari 2 gambar
yang tertesi temperatur pengujian 55C;
cairan korosif dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang
dari 2 untuk B3 bersifat aman dan
sama atau lebih besar dari 12,5
untuk B3 yang bersifat basa
8. Berbahaya bagi Simbol ini untuk menunjukkan suatu
lingkungan bahan yang dapat menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan. Bahan
kimia ini dapat merusak atau
menyebakan kematian pada ikan atau
organisme akuatik lainnya atau
bahaya lain yang dapat ditimbulkan,
 Simbol berupa speerti merusak lapisan ozon
gambar pohon (misalnya CFC), peristen di
dan media lingkungan (misalnya PCBs=
lingkungan Polychlorinated Biphenyls)
berwarna hitam
serta ikan

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 10


berwarna putih
9. Karsinogenik, Simbol ini menunjukkan paparan
teratogenik dan jangka pendek, jangka panjang atau
mutagenik berulang dengan bahan ini dapat
menyebabkan efek kesehatan sebagai
berikut:
a. Karsinogenik
b. Teratogenik
 Simbol berupa c. Mutagenik
gambar kepala d. Toksisitas sistemik terhadap organ
dan dada manusia sasaran spesifik
berwarna hitam e. Toksisitas terhadap sistem
dengan gambar reproduksi; dan/atau
menyerupai f. Gangguan saluran pernafasan
bintang segi
enam berwarna
putih pada dada
10. Bahaya lain berupa Simbol ini menunjukkan bahaya gas
gas bertekanan bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dan dapat meledak
bila tabun dipanaskan/terkena panas
atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran

 Simbol berupa
ganbar tabung
gas silinder
berwarna hitam

2.1.2.3 Ketentuan pemasangan simbol


1) Simbol pada kemasan B3 harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada
kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan terhadap
tumpahan isi kemasan B3
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang dikemasnya
atau diwadahinya
c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan
mudah dilihat
d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum
kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan berbahaya dan beracun;
dan
e. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali untuk
mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”
2) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan mengikuti
ketentuan sebagai berikut:

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 11


a. Simbol B3 berupa stiker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada tempat
penyimpanan kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol terbuat
dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang mungkin
mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam)
b. Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3 yang tidak
terhalang
c. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang disimpannya;dan
d. Ukuran minimum simbol yang dipasang adalag 25cmx25cm atau lebih besar;
sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter.

2.1.3 Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain identifikasi dan
jenis B3. Penggunaan label B3 dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi
untuk memberikan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label
harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari
kemasannya.
2.1.3.1 Bentuk, warna, dan ukuran
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang
digunakan, warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam.
2.1.3.2 Pengisian label B3
Label B3 diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label dicantumkan informasi seperti nama B3,
komposisi, imformasi produsen, simbol, klasifikasi B3, tanggal kaaluarsa, jumlah dan isi
kemasan.
2.1.3.3 Pemasangan label B3
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat dengan
jelas.

2.2 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


A. Macam - macam limbah b3
Macam limbah padat B3 (medis) yang dimusnahkan oleh Pihak Ketiga di RSU Bunda
Thamrin adalah :
1) Limbah padat tajam yang sudah diketahui infeksius atau mengandung bakteri yang
berbahaya
2) Limbah padat atau benda yang telah kontak dengan cairan tubuh pasien atau
pengobatan pasien
3) Jaringan tubuh dan specimen laboratorium
4) Limbah padat B3 yang bersifat toksik

B. Karakteristik limbah
Berikut ini adalah karakteristik limbah B3 berdasarkan peraturan pemerintah No.8 tahun
1999 limbah B3 antara lain:
1) Mudah Meledak : adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standart (25 derajat
celcius, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
2) Mudah Terbakar : limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 12


 Berupa cairan yang mengandung alcohol kurang dari 24% volume dan atau pada
titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg
 Bukan berupa cairan, yang pada temperature dan tekanan standart dapat mudah
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan
kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang
terus menerus.
 Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar
 Merupakan limbah yang pengoksidasi
3) Bersifat Reaktif : yang dimaksud dengan reaktif adalah yang mempunyai salah satu
sifat sebagai berikut :
 Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan
 Dapat bereaksi hebat dengan air
 Apabila bercampur air dapat berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas,
uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia
dan lingkungan
 Limbah sianida, sulfide, atau amoniak pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi
kesehatan manusia dan lingkungan
4) Beracun : limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk
kedalam tubuh melalui pernafasan , kulit, atau mulut
5) Infeksius : limbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman
penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena mengandung kuman
penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja/staff rumah sakit
dan pasien/pengunjung di rumah sakit
6) Bersifat Korosif : limbah yang memiliki dari salah satu sifat sebagai berikut :
 Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
 Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja dengan laju korosi lebih
besar dari 6,35 min/tahun dengan temperature 550 C.
 Mempunyai pH sama atau kurang dari dua untuk limbah bersifat asam dan sama
atau lebih besar dari12,5 untuk yang bersifat basa
C. Jenis limbah
Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi :
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun jenis limbah menurut sumbernya terdiri atas :
1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik : yaitu B3 yang berasal bukan dari proses
utamanya tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi,
pelarutan kerak, pengemasan, dll
2) Limbah B3 dari sumber spesifik: yaitu B3 bahan awal, produk atau sisa proses suatu
industry atau kegiatan tertentu
3) Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
sampah atau limbah infeksius dan non infeksius baik padat maupun cair. Bentuk limbah
infeksius bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 13


1. Limbah benda tajam
Adalah limbah yang memiliki permukaan/ sudut yang tajam, sisi, ujung atau bagian
menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah, pecahan ampul dan
jarum set infus. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan
cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio
aktif. Limbah ini dibuang ke safety box
2. Limbah infeksius
Adalah Limbah yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien Limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota
badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau
otopsi.limbah ini ditempatkan pada plastik berwarna kuning
3. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik atau
obat-obatan kemoterapi. Limbah ini dibuang pada plastik berwarna ungu
4. Limbah radioaktif
Adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dibuang pada plastik berwarna cokelat
Sedangkan Limbah non infeksius adalah limbah yang tidak terkontaminasi dengan darah
atau cairan tubuh pasien. Limbah non infeksius ini bisa berasal dari kantor/administrasi
kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol) sampah dari ruang pasien, sisa
makanan buangan, sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur
dan lain-lain). Limbah ini dibuang pada plastik berwarna hitam
D. Efek limbah terhadap kesehatan manusia
1) Efek Akut:
a) Kerusakan Saraf
b) Kerusakan Sistem Pencernaan
c) Kerusakan sistem kardio vaskuler
d) Kerusakan sistem pernafasan
e) Penyakit kulit
f) Kematian
2) Efek Kronis:
a) Efek karsinogenik( pendorong terjadinya kanker)
b) Efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh)
c) Efek teratogenik(pendorong terjadinya cacat bawaan)
d) Kerusakan sistem

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 14


BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Bahan Berbahaya dan Beracun


Tata laksana bahan berbahaya dan beracun meliputi:
3.1.1 Identifikasi dan Inventarisasi B3 di RSU Kasih Insani
DAFTAR BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUANGAN
No Ruangan B3 Wadah Jumlah Pemakaian/hari(Lt)
1 IGD Betadine botol 10 Secukupnya
Alkohol 70% botol 1 Secukupnya
2 Kamar Bedah Alkohol 70% botol 20 Secukupnya
Betadine botol 10 Secukupnya
Scrub clort-4 derigen 1 Secukupnya
Formalin 10% ltr 4 Secukupnya
Virublast derigen 1 Secukupnya
Surface cleaner derigen 1 Secukupnya
Soda Lime derigen 2 Secukupnya
H2O2 ml 60 Secukupnya
Presep pot 1 Secukupnya
3 CSSD Virublast derigen 5 Secukupnya
Scrub clort-4 derigen 1 Secukupnya
Surface cleaner derigen 4 Secukupnya
4 Kamar Bersalin Betadine botol 6 Secukupnya
5 Lantai 2 Alkohol 70% botol kecil 1 Secukupnya
6 Lantai 3 Betadine botol sedang 1 Secukupnya
7 Laboratorium
Alkohol 96% Botol Secukupnya
Alkohol 70% Botol Secukupnya
Spiritus Botol Secukupnya
Metilen Blue Botol Secukupnya
Isopropyl Alcohol Botol Secukupnya
Antiseptichandrub Botol Secukupnya
Asam cuka Botol Secukupnya
Xylol Botol Secukupnya
Giemsa Botol Secukupnya
Toluene Botol Secukupnya
Iodine Botol Secukupnya
8 ICU Alkohol 70% botol Secukupnya
Betadine botol Secukupnya
Surface cleaner botol Secukupnya
Oxygen bleach
9 Laundry
Liquid derigen Secukupnya

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 15


Detergen Liquid
Aroma derigen Secukupnya
Softener derigen Secukupnya
Chlorine Bleach
liquid derigen Secukupnya
Alkali Liquid derigen Secukupnya
Sour Liquid derigen Secukupnya
10 Gizi Sabun Cuci Piring kemasan Secukupnya
Wipol Secukupnya
11 Poliklinik Gigi H2O2 3% botol Secukupnya
Alkohol 96% botol Secukupnya
Dispo Ice botol Secukupnya
Minyak hand
piece botol Secukupnya
NaOCl 3% botol Secukupnya

3.1.2 Penyimpanan, Penanganan dan Penggunaan B3


a. Penyimpanan
1. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
Lingkungan
a. Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b. Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c. Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b. Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
c. Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
d. Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan
3. Sarana K3 disiapkan dan digunakan
4. Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
5. Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.
6. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety, resiko
bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama yg aman, tidak lembab,
dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)
b. Penanganan B3
Dalam Penangan B3 harus memiliki,
1. MSDS yang mana MSDS ini merupakan informasi penting dalam penangan
B3
2. Tindakan P3K dengan menyediakan kotak P3K
3. Tindakan penanggulang kebakaran dengan menyediakan APAR
4. Tindakan penanggulangan tumpahan dengan menggunakan SPILL KIT
5. Tindakan penanggulangan terkena mata dengan menyediakan Eye Washer.
6. Tindakan penanggulangan terkena tangan dengan menyediakan Wastafel

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 16


7. Sarana pendukung lainya adalah, Penerangan yang memadai, sirkulasi
udara/Exhausfan.
c. Penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
- Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahayanya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
- Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
- Peralatan kerja harus layak pakai
- Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
- Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal
yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
f. mengisi formulir laporan tumpahan, paparan /pajanan B3.
3.2 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Tata laksana bahan berbahaya dan beracun meliputi:
3.2.1 Inventarisasi limbah B3
DAFTAR DAN LOKASI LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUANGAN
No Jenis Limbah Lokasi
1. Limbah Infeksius : limbah yang terkontaminasi dengan darah Nurse Station
atau cairan tubuh pasien. Laboratorium
Contoh: IGD
 Perban/kassa OK
 Masker VK
 Kapas/alkohol swab Poliklinik
 Sarung tangan
 Hypafix
 Kantong daran kosong
 Urine bag
 Gudel
 Stik KGD
 Kateter
 Selang O2
2. Limbah Benda Tajam: Limbah yang memiliki Nurse Station
permukaan/ujung yang tajam dan dapat melukai tubuh. Laboratorium
Contoh: IGD
 Pencahan Ampul OK
 Nald/Jarum suntik VK
 Infus set Poliklinik
 Pisau cukur bedah
 Pecahan kaca
 Pipet Pasteur

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 17


 Perlengkapan intravena
 Hipodermik
 Kaca Objek mikroskop
3. Limbah Cair : semua air buangan termasuk tinja yang berasal Ruangan
dari kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung Gizi
mikoroorganisme bahan beracun, dan radio aktif serta darah Laundry
yang berbahaya bagi kesehatan ( Depkes RI, 2006). Laboratorium
Penanganannya melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Toilet
Limbah)
4. Limbah Farmasi: limbah Obat-oabatan yang kadaluarsa Farmasi

5. Limbah sitotoksik: bahan yang terkontaminasi obat sitotoksik Tidak ada


selama percikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik
6. Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang Tidak ada
terkontaminasi dengan radionuklisida dan dihasilkan dari
analisis in-viro terhadap organ tubuh dalam pelacakan atau
lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis.

3.2.2 Penanganan/Pewadaan Limbah B3


Limbah B3 adalah bahan-bahan yang mengandung mikrorganisme hidup seperti virus,
bakteri, jamur yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia .
Tujuan:
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
2. Untuk memudahkan pengangkutan dan pengelolaan limbah B3
Prosedur:
1. Pewadahan
a. Pewadahan limbah padat infeksius dikelompokkan menjadi :
- Limbah medis infeksius
Pewadahan limbah padat infekius diruangan perawatan dan instalasi, dimasukan
ketempat sampah infeksius yang tertutup dilapisi kantong plastik kuning.
- Limbah medis benda tajam
Perwadahan limbah pada infeksius benda tajam diruangan perwatan dan instalasi
dimasukan kedalam kardus persegi panjang (safety box) dengan ukuran yang telah
ditentukan, dan ketebalan tertentu diberi label infeksius berwarna kuning.
b. Pewadahan limbah padat non infeksius :
Pewadahan limbah Padat non infeksius diruangan perawatan dan instalasi di
masukkan ketempat sampah tertutup dilapisi kantong plastik hitam.
Adapun simbol-simbol yang diberikan pada wadah limbah infeksius adalah sebagai
berikut:
Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategori
Warna
No Kontainer/
Kategori Lambang Kategori
. Kantong
Plastik
1 Radioaktif Merah Kantong boks timbal
dengan symbol radioaktif

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 18


2 Sangat Infeksius Kuning Kantong plastik kuat,
antibocor, atau kontainer
yang dapat disterilisasi
dengan otoklaf
3 Limbah Kuning Kantong plastik kuat dan
Infeksius, antibocor, atau container
patologi dan
anatomi
4 Sitotoksis Ungu Kontainer plastik kuat dan
antibocor

5 Limbah kimia Coklat - Kantong plastic atau


dan container
farmasi

2. Pengumpulan
a. Limbah padat infeksius dan limbah benda tajam.
Limbah padat infeksius dan limbah padat benda tajam dari ruang perawatan dan
instalasi setelah penuh atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah
segera diangkat supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang
pengganggu,sebelumnya kantong plastik kuning diikat kuat terlebih dahulu,tidak
boleh dibuka ikatannya sampai ketempat penyimpanan sementara (TPS B3). Alat
pengangkut limbah B3 menggunakan troly khusus tertutup, dan bertuliskan
INFEKSIUS.
b. Limbah padat non infeksius
Limbah padat non infeksius (sampah) indoor dan outdoor dikumpulkan dikantong
plastic hitam dan diikat setelah penuh,. Sampah segera diangkut agar tidak menjadi
perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu.
3.2.3 Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh
penghasil, pengumpul, pemanfaat, pengelolaan dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara.
Limbah B3 harus disimpan secara tepat, bilamana ingin dicegah kemungkinan bahaya
- bahayanya. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 tersebut belum dapat
diolah dengan segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah
terlepasnya limbah B3 kelingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan
lingkungan dapat dihindarkan.untuk meningkatkan pengamanannya, maka sebelum
dilakukukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat keragaman
karateristik limbah, maka dalam pengemasannya perlu pula diatur tata cara yang tepat
sehingga limbah dapat disimpan dengan aman.
Tempat Penyimpanan Limbah Sementara (TPS B3) di Rumah Sakit Umum Kasih
Insani yang dilengkapi dengan fasilitas seperti : Alat Pemadam Api Ringan (APAR), wastafel,
alat pelindung diri (APD), kotak P3K dan spill kit.
Limbah yang di simpan di TPS B3 kemudian diserahkan kepada pihak ketiga yang
disertai dokumen atau manifest limbah. Pengangkutan dilakukan dengan mobil khusus.
Pengangkut limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah
B3.

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 19


3.2.3 Pembuangan Limbah B3 dengan Pihak Ketiga
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS B3 RSU Kasih Insani dikirim ke pihak ketiga
yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3. Dalam pembuangan
limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan bukti dokumen pembuangan limbah B3
berupa manifest limbah B3.
3.3 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
APD yang umum digunakan masker, kacamata pelindung, apron, sarung tangan,
penutup kepala, pelindung kaki.Tempat penyimpanan APD ada di ruangan sanitasi yang tidak
jauh dari lokasi Tempat penyimpanan sementara (TPS B3)
Tujuan:
Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan dari kemungkinan
transmisi material infeksius.

3.4 Penanganan Tumpahan, Paparan/Pajanan B3 dan Limbahnya


Penanganan tumpahan, paparan/pajanan adalah prosedur kerja yang dilakukan
terhadap petugas yang terkena tumpahan, paparan/pajanan B3 dan limbahnya.

Prosedur:
A. Penangan Tumpahan B3 dan Limbahnya.
1. Petugas memasang rambu atau tanda di area tumpahan B3 & Limbanya
2. Petugas mengambil Spill Kit
3. Petugas menggunakan APD sesuai kebutuhan
4. Apabila tumpahan bahan kimia B3 dalam bentuk cair dan juga limbahnya dalam
bentu cair maka dapat menggunakan bahan inret atau absorben untuk menyerap
cairan.
5. Apabila tumpahan bahan kimia B3 dalam bentuk serbuk maka dapat menggunakan
kain flannel basah untuk mengikat tumpahan.
6. Petugas mengambil inret atau kain yang digunakan untuk menyerap atau mengikat
tumpahan dan kemudian dimasukkan dalam plastik kuning dan dimasukkan
kewadah limbah infeksius.
7. Petugas mengepel seluruh area yang terkena tumpahan dengan larutan desinfektan.
8. Petugas mengisi formulir tumpahan B3 & Limbahnya dan melapor ke Tim
PPI/K3RS
B. Penangan Paparan/Pajanan
1. Petugas yang tertusuk jarum suntik tidak boleh panik.
2. Petugas yang tertusuk jarum suntik segera membilas daerah tusukan dengan air
mengalir selama tiga menit tanpa melakukan pemijatan lalu beri cairan antiseptik
3. Petugas yang tertusuk jarum suntik melapor ke kepala unit masing – masing dan
mengisi formulir laporan insiden tertusuk jarum/ terpapar cairan tubuh
4. Petugas yang tertusuk jarum suntik segera memeriksakan diri ke IGD dengan
membawa formulir yang telah di isi.
5. Petugas yang tertusuk jarum suntik melapor ke Tim PPI/K3RS
6. Tim PPI dan K3RS menentukan status pasien untuk tindakan selanjutnya.

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 20


BAB IV
DOKUMENTASI

4.1 Pencatatan dan Pelaporan Limbah B3


Pencatatan untuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) RSU Kasih Insani
dilakukan dengan menggunakan log book neraca limbah B3, yang menjelaskan keluar
masuknya limbah beserta keterangan jumlahnya. Hasil dari pencatatan log book di muat
kedalam laporan bulanan unit sanitasi.

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 21


FORMULIR LAPORAN TUMPAHAN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) & LIMBAHNYA
1. DATA PELAPOR
Nama :
Nik :
Divisi/Unit :
2. RINCIAN KEJADIAN
Hari/Tanggal : .......................... Jam : ....................
Lokasi Kejadian : .........................................................
Jenis Tumpahan : .........................................................
Apakah tumpahan mengenai seseorang :
 Ya, Sebutkan identitas petugas yang terpapar :
Nama :
Nik :
Divisi/Unit :
 Tidak
Kronologi Kejadian :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Tindakan yang dilakukan setelah kejadian :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Pembuat Laporan Penerima Laporan
Unit Unit
Paraf Paraf
Tanggal Lapor Tanggal Terima

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 22


ALAMAT :
NO.TELEPHONE :
TRANSPORTER :

MASUK LIMBAH B3 KE TEMPAT PENYIMPANAN KELUAR LIMBAH B3 KE PIHAK KE TIGA SISA


Jenis Jlh.Limbah Bukti Sisa LB3
Tanggal Sumber Maksimal Tanggal Jumlah Tujuan
No Limbah B3 B3 Nomor di TPS
Masuk Limbah B3 Penyimpanan Keluar Limbah B3 Penyerahan
Masuk Masuk(kg) Dokumen (kg)

Panduan Pengelolaan B3 dan Limbahnya 23

Anda mungkin juga menyukai