Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi
1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai :
a. Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya.
b. Bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya sangat berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau
lingkungan.
2. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan mahluk hidup lainnya
3. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
4. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
5. Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) adalah suatu berkas
data yang mengandung informasi mengenai sifat-sifat suatu bahan. Lembar data ini
bertujuan memberikan informasi kepada para pekerja dan personel gawat darurat
mengenai informasi penanganan suatu bahan dengan aman. Lembar data ini
memberikan informasi data seperti titik leleh, titik didih, titik nyala, toksisitas, efek
kesehatan, perawatan pertama, reaktivitas, cara penyimpanan, cara pembuangan,
peralatan pelindung yang diperlukan, dan prosedur penanganan tumpahan bahan.
Format lembar data ini berbeda-beda bergantung pada persyaratan tiap-tiap negara.
6. Kontaminasi adalah Proses terkenanya bahan pada manusia karena tertumpah,
terpecik, tercium atau tertelan dan tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup.
7. Pengelolaan B3 adalah Kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
8. Penanggulangan B3 adalah Upaya pengamanan terhadap B3 mulai dari pembuatan
sampai pembuangan limbah agar tidak terjadi iritasi,korosi, keracunan, kebakaran,
ledakan, gangguan kesehatan, cacat, kematian, kerusakan harta benda dan
lingkungan hidup.
9. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan;

1
10. Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain;
11. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan limbah B3;
12. Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah
dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu
kegiatan;
13. Penghasil limbah B3 adalah orang yang usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan
limbah B3;
14. Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil
dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun
limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara;
15. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil
limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada
pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3;
16. Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil
dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/ atau dari pengolah ke
pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun
limbah B3;
17. Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan/atau
penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga
aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia;
1.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Jenis B3 dan Limbah B3


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diklasifikasikan sebagai :
1. Mudah meledak (explosive) yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25ºC,
760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
2. Pengoksidasi (oxidizing) yaitu bahan yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi
adalah bahan yang waktu pembakaran bahan tersebut sama atau lebih pendek dari
waktu pembakaran senyawa standar (ammonium persulfat untuk bahan padat dan
asam nitrat untuk bahan cair).
3. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable) adalah B3 baik berupa padatan
maupun cairan yang memiliki titik nyala dibawah 0ºC dan titik didih lebih rendah atau
sama dengan 35ºC
4. Sangat mudah menyala (flammable) yaitu B3 baik berupa padatan maupun cairan
yang memiliki titik nyala dibawah 0ºC – 21ºC.
5. Mudah menyala (flammable) yaitu bahan yang mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut :
a. Bahan berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih 60°C (140º F) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg.
b. Berupa padatan yang bukan berupa cairan, pada temperatur dan tekanan standar
(25ºC, 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menurus dalam 10 detik.
Selain itu, suatu bahan padatan diklasi fikasikan B3 mudah terbakar apabila
pengujian dengan Seta Closed-Cup Flash Point Test diperoleh titik nyala kurang
dari 40ºC.
6. Amat sangat beracun (extremely toxic); B3 yang bersifat amat sangat beracun bagi
manusia akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam
tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut

3
7. Sangat beracun (higly toxic); yaitu B3 yang bersifat sangat beracun bagi manusia akan
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, kulit atau mulut.
8. Beracun (moderately toxic); yaitu B3 yang bersifat beracun bagi manusia akan
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan, kulit atau mulut.
Tingkatan racun B3 diatas dikelompokkan sebagai berikut :
9. Berbahaya (harmful) yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
10. Korosif (corrosive) yaitu bahan yang bersifat mempunyai sifat antara lain :
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature 55ºC
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
11. Bersifat iritasi (irritant) yaitu bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan peradangan.
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) . Bahaya yang ditimbulkan
oleh suatu bahan seperti merusak ozone (misal CFC), persistem di lingkungan (misal
PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.
13. Kasinogenik (carcinogenik) yaitu bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat
merusak jaringan tubuh.
14. Tetratogenik (tetranogenic) adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio.
15. Mutagenik (mutagenic) adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genetika.

4
Jenis B3 yang dipergunakan di rumah sakit, lokasi penyimpanan, pengguna dan syarat penyimpanannya adalah sebagai berikut :
SIFAT
LOKASI NAMA BAHAN NAMA
NO. PENGGUNA BAHAN SYARAT TEMPAT PEYIMPANAN
PENYIMPANAN BERBAHAYA DAGANG
BERBAHAYA

1 Farmasi Formaldehid Reagen Rus Kamar Operasi Karsinogenik, Wadah tertutup baik, terlindung dair cahaya, suhu  20 C. Disimpan dalam
Eicker, Iritasi ruang yang bebas rokok. Wadah masih berbahaya walaupun isinya sudah
Formalin habis, karena masih mengandung residu.
2 Farmasi Etanol Alkohol Kamar Operasi, Mudah Simpan dalam tempat tertutup, terlindung dari cahaya. Jangan menekan,
IGD, Poli, terbakar, Iritasi memotong, mengelas, mengamplas, mengebor, menggerinda tempat
Bangsal, penyimpanan. Jauhkan panas, nyala api, percikan api dan benda elektrik atau
Laboratorium sumber yang menimbulkan api. Dapat menimbulkan ledakan.
3 Farmasi Hidrogen Perhidrol IGD, Bangsal, Korosif, Iritasi, Simpan ditempat yang sejuk ( 35 C), berventilasi baik, tempat yang gelap,
Peroksida OK Oksidator, terpisah dari bahan yang mudah terbakar, bahan reduktor, basa kuat dan
Reduktor bahan organik. Jangan menyimpan pada rak kayu atau di lantai. Stok harus
mengalami perputaran. Wadah harus berventilasi, tapi cek secara berkala
wadah yang mengembung dapat menyebabkan ledakan dari tekanan.
Lindungi wadah dari kerusakan fisik, kontaminasi, panas dan inkompatibilitas.
Kontaminasi dari berbagai sumber (debu, logam) dapat menyebabkan
dekomposisi cepat dengan sejumlah besar gas oksigen dan tekanan tinggi.
Bilaslah wadah yang kosong dengan air bersih. Kaca, polyethylen, stainles
steel dan aluminium adalah bahan yang direkomendasikan sebagai tempat
penyimpanan. Wadah penyimpanan masih dapat berbahaya bila sudah
kosong karena masih meninggalkan residu (uap, cairan).
4 Farmasi Dichloroethyl eter Chorethyl IGD, Poli Gigi, Racun Simpan ditempat yang sejuk dan kering, dalam wadah yang tertutup rapat.
OK
5 Farmasi, Logistik Klorin Clax, Clax Inst. Cuci, IGD, Racun, Iritasi Pisahkan dari bahan yang mudah terbakar. Simpah dalam tempat tertutup

5
active, Clax OK, Bangsal baik, yang sejuk dan berventilasi baik.
Hamix, Clax
sour, Presept
6 Logistik Kaporit Kaporit Sanitasi/IPAL Racun, Iritasi Tutup rapat, simpan di tempat yang kering dan sejuk dan berventilasi baik.
7 Logistik Pestisida Baygon Bangsal Racun Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan kering.
Pisahkan dari makanan dan bahan makanan dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak
8 Gizi Propilen / Propane LPG Gizi, Bangsal, Mudah Letakkan tabung dengan benar (berdiri) dan pastikan tidak jatuh, di tempat
OK, Poli terbakar dan yang sejuk, kering dan berventilasi baik dan tersedia pintu darurat, jauh dari
meledak daerah yang mudah terbakar. Peralatan listrik tahan terhadap percikan bunga
api/ ledakan. Tabung yang sudah kosong dapat berisi residu yang dapat
terbakar. Lindungi dari kerusakan fisik. Jangan menjatuhkan/ menggulingkan/
menggeser tabung. Temperatur tabung tidak boleh melebihi 120  F. Gunakan
sistem “masuk lebih dahulu, keluar lebih dahulu (first in first out)”
9 PS Asetilen Asetilen IPS Gas Simpan di tempat yang berventilasi baik, jauh dari oksigen dan tabung yang
bertekanan berisi gas tidak mudah terbakar yang dikompresi. Letakkan tabung dalam
mudah keadaan berdiri tegak. Gas mudah terbakar. Hindari goncangan yang tiba-
terbakar tiba dan semua sumber yang dapat menimbulkan api. Jangan disimpan dekat
dengan wadah yang berisi  60 % tembaga. Asetilen basah dan amonia
dapat bereaksi menyebabkan ledakan asetilen.
10 Gudang Oksigen Oksigen (O2) Oksigen (O2) Bangsal, IGD, Mudah Simpan di tempat yang sejuk dan kering, berventilasi baik. Tabung harus
OK meledak ,Oksi diletakkan berdiri dan dipastikan tidak jatuh atau terguling. Jauhkan dari
dator sumber api dan dilarang merokok di ruang penyimpanan.
11 Laboratorium Asam Klorida Asam Klorida Laboratorium Korosif, Simpan dalam wdah tertutup, simpan di tempat yang sejuk dan dingin,
Beracun, berventilasi baik. Linfungi dari kerusakan fisik dan dari pembekuan. Wadah
Iritasi dari bahan ini kemungkinan masih berbahaya walaupun bahan sudah habis

6
karena tertinggalnya residu (uap, cairan).
12 Laboratorium Asam Nitrat Asam Nitrat Laboratorium Oksidator, Simpan dalam wadah tertutup, simpah di tempat yang sejuk dan dingin,
Korosif, berventilasi baik. Lindungi dari kerusakan fisik dan dari pembekuan. Wadah
Berracun dari bahan ini kemungkinan masih berbahaya walaupun disimpan dan sudah
habis Karen tertinggalnya residu (uap, cairan)
13 Laboratorium Asam Asetat Asam Asetat Laboratorium Iritatif, Korosif, Simpan dalam tempat tertutup rapat, jauhkan wadah dari bahan yang
Beracun menimbulkan panas, percikan api, nyala api dan bahan oksidator kuat.
14 Laboratorium Phenol Reagen Laboratorium Racun, Korosif Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, jauhkan dari sumber api.
Cholestrol dan Lindungi dari kerusakan fisik. Simpan terpisah dari bahan yang mudah
Ureum, Lisol, terbakar dan jauh dari cahaya langsung.
Creolin

7
Adapun jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit adalah sebagai
berikut:
1. Limbah umum: sejenis limbah yang tidak membutuhkan penanganan spesial atau tidak
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
2. Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai
binatang, darah dan cairan tubuh.
3. Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap organ tubuh dalam
pelacakan atau lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis.
4. Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan maupun gas.
5. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung mikroorganisme
patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit.
6. Benda-benda tajam digunakan dalam kegiatan rumah sakit. Benda tajam
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik.
7. Limbah farmasi (obat-obatan): produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan
kimiawi.
8. Limbah sitotoksik: bahan yang terkontaminasi obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.

B. Persyaratan Penyimpanan B3
Prosedur penyimpanan B3 merupakan hal yang mutlak harus diketahui untuk mencegah
bahaya dari bahan tersebut. Persyaratan tempat menyimpan B3 adalah:
1. Tempat penyimpanan tidak untuk aktifitas
2. Dekat dengan hidrant / safety shower
3. Ruang cukup luas dapat melindungi mutu produk
4. Menjamin keamanan produk
5. Menjamin keamanan petugas
6. Ada rambu / tanda, denah lokasi, jalur evakuasi
7. Bahan tidak diletakkan di lantai (letakkan di atas palet, rak, lemari)
8. Sumber listrik sejauh mungkin
9. Ada alat pengukur suhu dan kelembaban
10. Alat deteksi kebakaran, APAR
11. Ada APD

8
C. Pelabelan B3
Pengelolaan B3 yang mencakup kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan/ atau membuang B3 harus dilakukan secara baik dan
benar, sehingga penggunaan dan penanganan B3 tersebut akan aman bagi pengguna dan
tidak mencemari lingkungan dan membahayakan makhlukhidup lainya.
Salah satu hal penting dalam pengelolaan B3 adalah pemberian simbol dan label.
Pemberian simbol dan label sangat penting untuk mengidentifikasi sekaligus
mengklasifikasikan B3, yang nantinya akan sangat berguna sebagai informasi penting
dalam pengelolaannya.
Identifikasi yang digunakan untuk penandaan B3 terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu simbol dan
label.
1. Simbol
a. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna merah
(lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan
ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar symbol

Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut
bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat yang dapat berpendar
(fluorenscence).
b. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10
(sepuluh) jenis simbol yang dipergunakanyaitu:
1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive), sebagaimana
gambar 1.

9
Gambar 1 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat
mudah meledak (explosive).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar bom meledak (explosive/ exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC,
760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi
kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing), sebagaimana
gambar 2.

Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


pengoksidasi (oxidizing).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau
menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama
bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa
udara.
3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar 3.

Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


mudah menyala (flammable).

10
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena
kontak dengan udara pada temperature ambien;
b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0ºC dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35ºC;
f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0ºC –21ºC;
g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada
titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60ºC (140ºF) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar(25ºC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash
Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40ºC;
i) Aerosol yang mudah menyala;
j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k) Peroksida organik.

4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana gambar 4.

Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat


beracun (toxic)

11
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit
yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
kulit atau mulut.Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50
(amat sangat beracun, sangat beracun danberacun); dan/atau
b) Sifat bahaya toksisitas akut.
5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana
gambar 5.

Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat


berbahaya (harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai
tingkat tertentu.

6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana gambar 6.

Gambar 6 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi


(irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;

12
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit;
dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius
pada mata.
7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar
7.

Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat


korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari
2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 10-20
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55ºC;
dan/atau
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untukB3 yang bersifat basa.
8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for
environment), sebagaimana gambar 8.

Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya


bagi lingkungan (dangerous for the
environment).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna
putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau

13
menyebabkan kematian pada ikan atauo rganisme aquatic lainnya atau
bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya
CFC =Chloro fluoro carbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Poly
chlorinated Biphenyls).
9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik
(carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana gambar 9.

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat


karsinogenik, teratogenik dan mutagenik
(carcinogenic, tetragenic, mutagenic).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar
menyerupai bintang segi enamberwarna putih pada dada. Simbol ini
menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio;
c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genetica;
d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f) gangguan saluran pernafasan.
10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas), sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas


bertekanan.

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan

14
bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak
bilatabung dipanaskan/ terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran.
c. Jenis Limbah B3
JENIS LIMBAH SIMBOL KEMASAN
1) Limbah Infeksius Padat Kantong plastik
Limbah padat yang memiliki sifat infeksius paling atau kontainer
besar dari kegiatan yang berasal dari aktifitas
kegiatan pengobatan yang memungkinkan
penularan penyakit jika mengalami kontak dengan
limbah tersebut dengan media penularan bakteri,
virus, parasit dan jamur seperti verban bekas
pakai, bekas infuse, pembalut, pampers, transfuse
set dll.
2) Limbah Infeksius Tajam Safety box
Limbah padat yang memiliki sifat infeksius karena
memiliki bentuk tajam yang dapat melikai dan
memotong pada kegiatan terapi dan pengobatan
yang memungkinkan penularan penyakit media
menular bakteri, virus, parasit dan jamur seperti
spuit bekas, jarum suntik bekas, pisau bekas,
pecahan botol/ampul obat.
3) Limbah Patologi Kantong plastik
Limbah jaringan tubuh yang meliputi organ, atau kontainer
anggota badan, darah, dan cairan tubuh. Biasanya
dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi
seperti plasenta, jaringan, potongan tubuh.
4) Limbah Farmasi Kantong plastik
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan yang
dilakukan difarmasi seperti obat kadaluarsa, sisa
kemasan dan kontainer obat, peralatan yang
terkontaminasi bahan farmasi, sisa obat.
5) Limbah Bahan Kimia Kantong plastik
Limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan
kimia dalam tindakan medis, veterinary,

15
laboratorium, proses sterilisasi atau riset.
6) Limbah Logam Berat Kontainer plastik
Limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi seperti thermometer merkuri pecah,
hygmomanometer merkuri pecah
7) Limbah Tabung/ Kontainer Bertekanan Kantong Plastik
Limbah tabung gas (kontainer bertekanan)
8) Limbah Sitotoksis Kantong Plastik
Bahan yang terkontaminasi oleh obat sitotoksik atau kontainer
selama peracikan, pengangkutan atau tindakan plastik
terapi sitotoksik
9) Limbah Radiologi Kantong plastik
Limbah yang dihasilkan dari proses pencetakan atau kontainer
foto yaitu cairan Fixer dan developer plastik
d. Ketentuan pemasangan symbol
1) Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air
dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
b) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikemasnya atau diwadahinya;
c) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
d) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
berbahaya danberacun; dan
e) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali
untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”.
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3.
Simbol yang dipasang pada kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan
klasifikasi B3 yang diangkutnya;

16
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau
bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas,
atau platlogam) serta menggunakan bahan warna simbol yang dapat
berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat
terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan dari
sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada tempat penyimpanan kemasan B3, mudah penggunaannya dan
tahan lama. Simbol juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap
air,goresan dan bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas, atau plat logam);
b) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3
yang tidak terhalang;
c) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang
disimpannya; dan
d) Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x25 cm atau lebih
besar, sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20
meter.
2. Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label
berfungsi untuk memberikan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta
kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak
mudah terlepas dari kemasannya.
a. Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan
yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan

17
warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, seperti gambar di
bawah ini.

b. Pengisian label B3.


Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudahterhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
minimal sebagai berikut :
No Jenis Informasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/ Nama Bahan Kimia.
Komposisi, No. CAS/No UN; Komposisi atau formulasi bahan kimia.
Produsen Informasi lengkap mengenai penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3
3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau “awas sesuai dengan
tingkat resiko.
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih detil sesuai dengan
- klasifikasi B3 klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan Misal: sangat mudah menyala, sangat beracun,
- lingkungan karsinogenik, dan lain-lain.
5 Informasi penanganan Prosedur penanganan kecelakaan dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa
Tujuan penggunaan
Jumlah dan isi kemasan atau kontainer
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai pemasok
c. Pemasangan label B3.
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat
dengan jelas. Label ini juga harus dipasang padawadah yang akan dimasukkan ke
dalam kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan simbol dan label
padakemasan/wadah, seperti gambar berikut ini:

18
D. Distribusi B3
Distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan/ menyalurkan
barang/ jasa dari produsen kepada konsumen. Tetapi dalam konteks ini yang dimaksud
distribusi B3 adalah penyaluran barang dari gudang penyimpanan kepada bagian/ unit
yang membutuhkan barang tersebut.
E. Penanganan paparan B3
Salah satu risiko dalam pengelolaan B3 adalah risiko terpapar B3. Oleh karena paparan B3
dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada pekerja maka prosedur
penanganannya perlu diatur dan dilaksanakan dengan baik. Penanganan paparan B3
harus dilakukan dengan baik untuk mencegah dampak lebih lanjut akibat paparan tersebut
baik bagi kesehatan pekerja maupun pencemaran terhadap lingkungan.
F. Penanganan Tumpahan
Risiko lain yang dapat muncul terkait pengelolaan B3 adalah adanya tumpahan B3.
Tumpahan B3 selain dapat menyebabkan rusak dan tercemarnya lingkungan juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerja. Prosedur penangan tumpahan dilakukan
untuk meminimalisir potensi terjadinya tumpahan tersebut.
Penanganan tumpahan dapat dilakukan dengan menggunakan spill kit (peralatan yang
dipergunakan untuk menangani tumpahan) ataupun dilakukan rekayasa teknis terkait
tempat penyimpanan B3 tersebut.
G. Pengelolaan limbah B3 (mengacu panduan pengelolaan limbah)
Pengelolaan limbah B3 dilakukan supaya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup
yang diakibatkan oleh limbah B3 dapat dicegah dan ditanggulangi 

19
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana Pengadaan dan Penyimpanan B3


Pengadaan merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan, dalam hal ini B3. Pengadaan B3
haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan K3 supaya tetap tercipta keamanan di
lingkungan kerja. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pengadaan B3 adalah antara
lain :
1. Penyedia B3 haruslah terdaftar sebagai penyalur B3.
2. B3 yang dikirim haruslah dilampiri dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet - MSDS)
3. Adanya pencatatan tentang penerimaan, penyaluran dan penggunaan.
Merujuk pada ketiga hal tersebut di atas, maka tata laksana pengadaan dan penyimpanan
B3 di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Proses pengadaan B3 dilakukan sesuai dengan prosedur pengadaan barang di rumah
sakit.
2. Bagian pengadaan memastikan bahwa penyedia B3 memiliki ijin sebagai penyalur B3.
4. Bagian logistik/ Instalasi farmasi memastikan bahwa B3 yang diterima atau dikirim oleh
penyedia B3 dilampiri dengan B3 yang dikirim haruslah dilampiri dengan Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet - MSDS)
5. B3 yang sudah diterima kemudian disimpan di gudang dilakukan pencatatan sesuai
dengan form yang telah disediakan oleh Unit K3RS di gudang penyimpanan. Kriteria
penyimpanan B3 ditentukan sesuai dengan ketentuan umum yang telah dijelaskan
pada bagian ruang lingkup dari panduan ini.
6. Pencatatan juga dilakukan pada saat dilakukan penyaluran dan penggunaan B3
tersebut.

B. Tata Laksana Distribusi B3


Setelah B3 diterima dari penyedia dan disimpan di gudang penyimpanan, maka tata
laksana distribusi B3 di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Proses penyaluran dan penggunaan B3 di bagian/ unit yang membutuhkan mengacu
kepada prosedur permintaan barang dari bagian/ unit.
2. Setelah proses permintaan barang tersebut dilakukan maka dilakukan penyaluran
kepada bagian yang membutuhkan. Pada proses penyaluran ini dilakukan pencatatan

20
kembali mengenai penyaluran dan penggunaan B3 di rumah sakit. Form pencatatan
disediakan di gudang penyimpanan oleh bagian K3RS.

C. Tata Laksana Pelabelan B3


Pada saat pelaksanaan penyaluran dan penggunaan B3 kepada bagian/ unit yang
memerlukan, maka dalam hal terjadi pemindahan materi ke wadah yang baru diperlukan
pemasangan label pada wadah baru tersebut sesuai dengan jenis B3 yang diminta untuk
keselamatan penggunaan. Unit K3 RS bertanggung jawab untuk pembuatan dan
pemasangan label ke wadah baru tersebut. Aturan pelabelan mengacu kepada ketentuan
pelabelan yang diatur pada panduan pengelolaan B3 ini.

D. Tata Laksana Penanganan paparan B3


Dalam hal terjadi paparan B3 kepada petugas yang melayani penyaluran B3 ke bagian/ unit
yang membutuhkan atau kepada petugas pengguna B3 tersebut, maka dilakukan beberapa
hal, yaitu :
1. Penangan pada petugas yang mengalami B3 haruslah mengacu kepada petunjuk
penanganan paparan B3 yang tercantum dalam LDKB B3 tersebut. Oleh karena itu
ketersediaan LDKB dan pemahaman tentang LDKB tersebut perlu diketahui oleh
petugas supaya ketika terjadi paparan petugas tahu apa yang dilakukan untuk
menangani hal tersebut.
2. Dilakukan pelaporan kepada Unit K3 RS ketika terjadi paparan. Pelaporan dilakukan
dengan mengisi form pelaporan kejadian yang disediakan oleh Unit K3RS. Unit K3 RS
kemudian meneruskan laporan tersebut kepada direktur.
3. Dalam hal terjadi dampak lanjutan dari paparan B3 tersebut, maka akan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut kesehatan petugas yang terpapar B3 tersebut.

E. Tata Laksana Penanganan tumpahan


Dalam hal terjadi tumpahan B3 baik pada saat penerimaan bahan, penyaluran dan
penggunaan B3 maka diperlukan penanganan untuk tumpahan tersebut. Penanganan
tumpahan tersebut menggunakan Spill Kit. Spill kit adalah kit atau seperangkat alat yang
digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan bahan bahan berbahaya seperti bahan
kimia, bahan infeksius, logam berat atau minyak agar tidak membahayakan penghuni dan
lingkungan sekitarnya.

21
F. Tata Laksana Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Tujuan pengelolaan B3 adalah
untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Pengelolaan limbah B3 di rumah sakit
mengacu pada panduan pengelolaan limbah RS Sri Pamela.

22
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form Pencatatan Penerimaan B3


2. Form Pencaatan Distribusi dan Penggunaan B3
3. Form pencatatan log book limbah B3
4. Bukti manifest pengelolaan limbah B3
5. Form Laporan Kejadian Terpapar B3
6.

23
BAB V
PENUTUP

Panduan pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan pedoman umum K-3 yang berlaku di Rumah Sakit Sri Pamela,
banyak hal yang belum tercakup dalam pedoman ini baik secara teknis maupun secara teoritis,
oleh karena itu perlu penyempurnaan secara terus menerus dan berkelanjutan untuk mencapai
keadaan yang aman bagi pasien pengunjung dan karyawan. Semua yang belum diatur dalam
pedoman ini akan diatur dalam bentuk revisi.

Tebing Tinggi, 5 Januari 2016


Direktur Utama RS Sri Pamela

dr. Nina Zuliani, MARS

24
PANDUAN

PENGELOLAAN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(B3)

Disusun Oleh :
RS SRI PAMELA
Jalan Jendral Sudirman No. 299 Tebing Tinggi Kode Pos 20615 Sumatra Utara
Telepon : (0621) 24748, Faksimile : (0621) 23987
Email : spmedikanusantara@gmail.com

25
26

Anda mungkin juga menyukai