1. Pendahuluaan
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang maka
produksi, distribusi dan penggunaan bahan berbahaya semakin meningkat jumlahnya
maupun jenisnya.
Penggunaan bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan penangananya
dapat menimbulkan ancaman atau bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Salah satu upaya untuk menghindarkan atau mengurangi resiko bahan berbahaya dilakukan
melalui pemberian informasi yang benar tentang Bahan Berbahaya Beracun ( B3 ) dan cara
penanganannya.
2. Dasar hukum
3. Pengertian
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat
dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan
atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk
menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak
negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan
makluk hidup lainnya.
4. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan Klasifikasi B3.
5. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3.
4. Klasifikasi B3
Yang termasuk klasifikasi bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat :
1. identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-ciri dan
karakteristiknya.
2. Evaluasi, untuk menentukan langkah-lagkah atau tindakan yang diperlukan sesuai
sifat dan karakteristiknya dari bahan atau instalasi yang ditangani sekaligus
memprediksi resiko yang mungkin terjadi apabila kecelakaan terjadi.
3. Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan evaluasi yang dilakukan
meliputi :
b. pengendalian operasional seperti eliminasi, subsitusi, ventilasi, penggunaan alat
pelindung diri yang sesuai dan menjaga hygiene perorangan.
c. Pengendalian organisasi administrasi, seperti pemasangan label, penyediaan
lembar data kesehatan bahan (MSDS) pembuatan prosedur kerja, pengaturan
tata ruang, pematauan rutin serta pendidikan dan latihan.
d. Inpeksi dan pemeliharaan sarana, prosedur dan proses kerja yang aman.
e. Pembatasan keberadaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja sesuai dengan
jumlah ambang batasnya.
Bila terjadi kecelakaan dan atau keadaan darurat yang diakibatkan Bahan Berbahaya dan
beracun, maka setipa orang yang melakukan kegiatan pengolahan B3 wajib:
1. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan.
2. Menginformasikan tentang adanya kecelakaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
kepada petugas tanggap darurat dengan mengaktifkan sistim tanggap darurat.
3. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan dan melakukan evakuasi bila diperlukan.
4. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah kota
setempat.
10.Ancaman Bahan Berbahaya dan Beracun
Adanya B3 di Rumah Sakit dapat menimbulkan bahaya bagi para penderita maupun
para pekerjanya, baik bagi para dokter, perawat, teknisi dan semua yang berkaitan
dengan pengelolaan rumah sakit maupun perawatan penderita.
Walaupun orang menyadari arti bahan-bahan beracun dan bahayanya, kecelakaan
bahan-bahan kimia (B3) terjadi semata-mata karena kurang hati-hati dan kurang
peduli terhadap bahan-bahan (B3) tersebut. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan
keracunan kronik akibat tumpahan-tumpahan, kebocoran tempat penyimpanan dan
ventilasi yang kurang baik. Bahan kimia yang mempunyai risiko mengakibatkan
gangguan kesehatan antara lain adalah gas zat-zat anestetik (halothan, nitrous oxide,
ethyl ether), formaldehid, etilen oksida, mercuri. Karakteristik bahan kimia, risiko
bahaya yang ditimbulkan, cara pengendaliannya serta ambang batas yang
diperkenankan dapat dilihat pada uraian berikut.