Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun menurut PP No 74 tahun 2001 tentang pengelolaan
B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
Sedangkan menurut OSHA (Ocupational Safety and Health Administration) adalah bahan yang karena
sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,
kerusakan properti dan lingkungan.Mengingat risiko dampak B3 bagi manusia, lingkungan, kesehatan
dan kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya, pemerintah telah melakukan pengaturan
pengelolaan B3, meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan hingga pembuangan
limbah B3.
Peraturan mengenai B3 antara lain :
 Peraturan Pemerintah RI No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
 Berbahaya dan Beracun Peraturan Pemerintah RI No.101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
 Bahan Berbahaya dan Beracun Permenkes No.472 tahun 1996 tentang Pengamanan Bahan
 Berbahaya bagi Kesehatan Permenkes No.66 Tahun 2016 tentang K3RS
 Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.14 Tahun 2013 tentang symbol dan label limbah B3
Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.56/Menlhk-setjen/2015 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
 Kepmenkes No.453 tahun 1983 tentang jenis dan klasifikasi B3
 Kepmenkes No.07 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 Kepmenaker No.187/1999 tentang penggolongan Bahan Berbahaya dan Beracun

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dalam menjalankan fungsi operasionalnya juga menggunakan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), dan menghasilkan dua limbah, baik itu limbah B3 infeksius, B3 non
infeksius maupun limbah radioaktif.
Kondisi tersebut disebabkan karena berbagai karakteristik dan jenis limbah, dan berpotensi
menghasilkan dampak yang digolongkan sebagai limbah yang mengandung B3.

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup lainnya. Rumah sakit merupakan salah satu
pengguna terbanyak Bahan Berbahaya dan Beracun, sehingga perlu dikelola dengan baik dan sesuai
standar peraturan yang berlaku. Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian, ternyata memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Dampak yang
dimaksud di atas diantaranya penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3), ditemukannya limbah
bahan kimia yang semakin meningkat dan tersebar luas. Apabila hal tersebut tidak dikelola dengan baik,
maka dapat menimbulkan kerugian terhadap kesehatan manusia, mahluk hidup dan lingkungan hidup.
Kerugian tersebut dapat berupa pencemaran udara, tanah, air dan laut. Oleh karenanya perlu upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan petugas rumah
sakit akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit2 .Salah satu bentuk
penyehatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengelola dan mengawasi B3 serta limbah medis yang
dihasilkan di setiap rumah sakit. Baik rumah sakit sebagai sebuah lembaga yang berususan dengan
masalah kesehatan manusia, maupun lembaga atau organisasi lain seperti industri, pasar ataupun
perkantoran pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih serius meningkatkan efektivitas
pengawasan lingkungan untuk mengetahui tingkat ketaatannya terhadap ketentuan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup dalam menjamin kelestarian fungsi lingkungan dari hasil kegiatan
yang dilakukan.

2
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Tujuan Umum
1. Memberikan keamanan dan kenyamanan kepada karyawan,dokter,pasien dan pengunjung
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional serta mencegah pencemaran lingkungan
2. Meminimalisasi risiko penyakit dan kecelakaan kerja akibat B3
3. Memberikan informasi kepada pengguna B3 tentang bahaya B3 yang digunakan

Tujuan Khusus
1. Meminimalkan risiko yang dapat ditimbulkan oleh bahan berbahaya dan beracun
2. Tersedianya update daftar identifikasi B3 yang digunakan di RS. Pusat Otak Nasional
3. Tersedianya update daftar identifikasi LB3 yang dihasilkan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
4. Terlaksananya penanganan B3 dan LB3 yang aman di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
5. Tersedianya prosedur dan data pelaporan insiden terkait B3 dan LB3

3
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Program Manajemen B3 dan Limbah B3 Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dilakukan dengan melalui
kegiatan pokok dan rincian kegiatan sebagai berikut:
A. Identifikasi B3
1. Area Identifikasi B3 :
 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Inap
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Laboratorium
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Radio Terapi
 Instalasi Radio Diagnostik
 Instalasi Prosedur Diagnostik
 Instalasi CSSD dan Laundry
 Instalasi Gizi dan Tata Boga
 Instalasi Pemeliharaan dan Sarana Rumah Sakit

2. Identifikasi Bahan Berbahaya dan Limbah B3 yang dipakai, meliputi :


Area pengguna bahan berbahaya dan beracun
 Nama bahan Berbahaya dan Limbah B3
 Bentuk bahan
 Simbol dan label B3
 Sifat B3
 Ketersediaan MSDS
 Cara pengemasan
 Cara penyimpanan
 Ketersediaan SPO
 Penanganan B3
 Ketersediaan Spill Kit
 Kesesuaian Daftar B3 dengan isi lemari B3

4
3. Identifikasi Limbah B3, meliputi :
a. Limbah infeksius, yaitu : Limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus, parasit, atau
jamur). Contoh : kultur laboratorium; materi atau alat kesehatan habis pakai yang tersentuh
pasien yang terinfeksi; jaringan; organ; bagian tubuh, cairan tubuh, bahan yang terkontaminasi
cairan tubuh, darah dan komponen darah, dan limbah dari kamar jenazah.
b. Limbah laboratorium, Limbah perbekalan Farmasi ( limbah obat-obat berbahaya ), yaitu : limbah
yang dihasilkan dari kegiatan farmasi, termasuk obat, vaksin, dan serum yang sudah kadaluarsa,
tumpah, dan terkontaminasi
c. Limbah kimia berbahaya, yaitu : limbah yang mengandung bahan kimia. Contoh reagent
kadaluarsa, solven kadaluarsa, dan desinfektan kadaluarsa.
d. Limbah dengan kandungan metal berat, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan di rumah sakit
yang memakai alat/bahan mengandung logam berat, contohnya pada tensimeter,
baterai,termometer Wadah bertekanan, yaitu wadah yang memiliki tekanan tinggi, contohnya
tabung gas anestesi, kaleng aerosol, oksigen dalam bentuk gas atau cair
e. Limbah jarum suntik dan benda tajam, yaitu : limbah berbentuk tajam yang dapat menyebabkan
luka iris atau luka tusuk, contoh jarum suntik bekas, jarum infus, ampul obat, scapel
f. Limbah sitotoksik/ genotoksik, yaitu : limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik
atau bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk pelayanan
kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh dan/atau menghambat
pertumbuhan sel hidup
g. Limbah Radiologi, yaitu : limbah yang mengandung/terkontaminasi dengan bahan radioaktif.
Atau limbah sisa radio isotop atau bahan-bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
sebagai hasil dari tindakan radiasi.

B. Membuat daftar inventarisasi B3, limbah B3 dan MSDS di area pengguna B3 yang meliputi :
 Nama Bahan Berbahaya dan Beracun
 Simbol B3
 Area pengguna B3
 Ketersediaan Spill Kit
 Ketersediaan Alat Pelindung Diri
 Ketersediaan Lembar Data Keselamatan
 Jumlah bahan / limbah

C. Pemasangan simbol-simbol dan label B3 pada setiap tempat penyimpanan B3 dan limbah B3 :
 Setiap B3 wajib diberikan simbol dan label B3 sesuai dengan karakteristiknya
 Simbol dan label B3 dilengkapi dengan data asal/sumber B3, nama dan jumlah limbah B3

5
 Pelabelan dan identitas B3 serta limbah B3 radiologi dan pengobatan nuklir diperlakukan
dengan mengikuti persyaratan radiasi yang telah dilakukan untk mencegah terjadinya paparan
radiasi terhadap petugas dan lingkungan di sekitarnya

D. Melengkapi area pengguna B3 dengan APD, spill kit dan peralatan keamanan (eyewasher/shower):
 Peralatan Keamanan :
 Eye Washer di area Laboratorium, Unit Laundry, TPS dan CSSD
 Alat Pelindung Diri berupa :
 Pelindung badan/apron
 Pelindung mulut/masker
 Pelindung kepala/hair cap
 Pelindung mata/kacamata goggle
 Pelindung kaki/safety shoes
 Pelindung tangan/sarung tangan karet
 Spill Kit berupa :
 Perangkat Tumpahan B3 Infeksius / Biohazard berupa :
 Celemek / Apron
 Kacamata
 Masker
 Sarung Tangan karet
 Tissue / paper towel/ Koran atau kain bekas
 Plastik medis warna kuning
 Desinfektan
 Dustpan

 Perangkat Tumpahan B3 Kimia berupa :


 Celemek / Apron
 Masker
 Kacamata
 Sarung tangan karet
 Tissue / paper towel
 Silikagel / arang aktif/bantalan penyerap
 Plastik limbah warna hitam/coklat
 Dustpan Perangkat Tumpahan Mercury
 Kantong plastik zip lock
 Apron / celemek

6
 Sarung tangan karet / latex
 Masker
 Spuit besar tanpa jarum
 Senter
 Arang aktif / silikagel
 Wadah/kontainer plastik dengan penutup untuk wadah tumpahan merkuri
 Dustpan

E. Pemantauan B3 dan Limbah B3


Berkoordinasi dengan bagian pengadaan dan pengguna B3 dalam hal memantau penggunaan B3
melalui pemantauan B3 dan pemantauan limbah B3 ke setiap satker pengguna B3 yang meliputi :
 Area pengguna B3
 Nama / jenis B3 dan limbah B3
 Simbol / label B3
 Ketersediaan daftar B3
 Cara penyimpanan
 Ketersediaan Spill Kit
 Ketersediaan Alat Pelindung Diri
 Ketersediaan Lembar Data Keselamatan / SDS/ MSDS

F. Pelaporan kejadian tumpahan/paparan B3 dan limbah B3


Dilakukan melalui standar prosedur alur pelaporan penanganan kejadian tumpahan B3 dan
limbah B3 yang terjadi di area rumah sakit yang meliputi :
 Lokasi kejadian tumpahan
 Tanggal kejadian tumpahan
 Waktu kejadian tumpahan
 Nama tumpahan bahan
 Jumlah materi yang tumpah
 Riwayat kejadian
 Tindakan yang dilakukan dan siapa yang melakukan penanganan
 Instruksi dan saran

G. Pembuangan Limbah yang aman dan memadai, yaitu :


Lakukan pengemasan limbah sesuai jenisnya
 Limbah infeksius

7
 Kumpulkan pada kantong dan kontainer/wadah khusus untuk limbah infeksius yang ditandai
dengan warna kantong plastik kuning dan lambang Biohazard
 Setelah kontainer/wadah limbah infeksius terisi 2 /3 penuh, maka harus segera dilakukan
penggantian kantong plastik kuning dengan yang baru
 Limbah benda tajam
 Kumpulkan benda tajam pada kontainer/wadah khusus limbah benda tajam (safety box) yang
anti bocor dan anti tusuk (puncture proof), setelah safety box terisi 2 /3 penuh, maka harus
segera dilakukan penggantian dengan safety box yang baru
 Limbah radiasi
 Limbah dikumpulkan di tempat khusus yang tertutup rapat, disimpan di tempat yang aman
sampai waktu paruh habis, perlakuan selanjutnya sama dengan limbah infeksius atau benda
tajam
 Limbah sitotoksik
 Kumpulkan limbah sitotoksik dalam kontainer/wadah khusus limbah sitotoksik dengan
menggunakan warna kantong plastik ungu dan lambang sitotoksik
 Limbah kimia dan Farmasi
 Limbah dikumpulkan pada wadah khusus yang dilapisi kantong plastik kuning
 Limbah bahan kimia harus dikemas dalam kontainer resisten bahan kimia, identitas bahan kimia
harus dijelaskan pada label kontainernya.
 Limbah bahan kimia berbahaya yang berbeda jenisnya tidak boleh disatukan.
 Limbah B3 non infeksius
 Kumpulkan limbah B3 non infeksius pada kardus atau wadah yang tertutup rapat dan tidak
mudah rusak.
 Limbah yang mengandung logam berat berkonsentrasi tinggi misal kadmium dan merkuri
(contoh batu baterai, lampu TL) harus dikumpulkan secara terpisah
 Limbah dikumpulkan setiap hari dengan frekuensi pengangkutan 3 kali perhari (pagi, siang dan
malam) ke Tempat Penampungan Sementara (TPS)
 Kantong limbah harus dilengkapi dengan label yang sudah diisi lengkap nama pengirim, waktu,
asal limbah dan jenis limbah.
 Petugas kebersihan segera mengganti kantong dan container dengan kantong dan kontainer
baru dari jenis yang sama.
 Persediaan kantong dan kontainer baru harus siap tersedia disemua lokasi yang menghasilkan
limbah.

8
Pengangkutan/ Transportasi
 Petugas pelaksana : Operator cleaning service
 APD : Baju kerja + apron, topi/ helm, sepatu, sarung tangan,masker, kacamata
 Petugas kebersihan mengambil limbah yang dikemas dalam kantong plastik dari tempat sampah
dan melakukan pelabelan pada plastik sampah meliputi : asal sampah, nama pengirim, hari/tanggal,
jam pengisian, dan jenis sampah (B3 dan non B3).
 Sampah kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS) dengan menggunakan trolly
yang berbeda untuk mengangkut yang dibawa ke Trolly sampah (wheeled bin) yang digunakan
harus dibeda
 Petugas kebersihan membawa trolly sampah ke TPS melalui lift barang dengan menggunakan trolly
tertutup Bersihkan trolly pengangkut limbah setiap hari.

Penampungan Limbah
 Petugas mengecek kemasan dan label.
 Jika label dan kemasan sesuai dan label lengkap, petugas Daur Ulang akan melakukan
penimbangan dan mencatat berat.
 Jika label dan kemasan tidak sesuai dan label tidak lengkap, petugas Daur Ulang Limbah akan
menolak dan petugas kebersihan harus memperbaiki dan melengkapi kemasan.
 Petugas Daur Ulang Limbah menyimpan limbah di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sesuai
dengan jenis limbahnya :
a) Limbah umum (plastik hitam) disimpan di TPS limbah domestik/ nonmedis
b) Limbah B3 medis disimpan di TPS limbah medis.
c) Limbah B3 non medis (kemasan khusus) disimpan di TPS limbah B3
d) Setiap jenis limbah B3 diberi label

I. Pemanfaatan Limbah melalui 3R (Reduse, Reuse, Recycle)


- Petugas Daur Ulang Limbah melakukan pemilahan limbah Non B3 di TPS.
- Pemilahan meliputi upaya Reduce, Reuse, Recycle.
- Hasil pemilahan diserahkan ke perusahaan pengumpul atau pengolah limbah daur ulang yang
memiliki izin dari instansi yang berwenang.

J. Pemusnahan Limbah B3
 Petugas Kesling melakukan penanganan terhadap limbah B3 berkerjasama dengan pihak ke 3
yang bergerak di bidang pengelolaan limbah dan memiliki izin dari instansi yang berwenang.

9
Pada saat limbah B3 diambil pihak ke-3, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional menerima manifest
dari pihak ke-3 berupa lembar ke 2, 3 dan lembar ke 7 setelah limbah diolah.
 Petugas Kesehatan Lingkungan membuat neraca limbah B3. Neraca Limbah B3 dilaporkan 3
(tiga) bulan sekali ke pihak berwenang (KLH, Gubernur / Walikota / Bupati).
 Petugas Kesling mendokumentasikan semua yang terkait dengan pembuangan dan pemusnahan
limbah B3.

K. Sosialisasi dan Edukasi kepada pengguna mengenai B3 dan limbah B3


Peningkatan pengetahuan yang diberikan kepada staff dilakukan dengan kegiatan edukasi dan
demonstrasi oleh individu meliputi staff, outsoursing dan kelompok pengguna B3 melalui sosialisasi
pengelolaan B3 dan demonstrasi cara penggunaaan spill kit.

10
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Pelaksanakan kegiatan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab dari Instalasi Kesehatan
Lingkungan-Keselamatan dan Kesehatan Kerja (IKL-K3) berkoordinasi dengan satuan kerja terkait, yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data dan identifikasi B3 yang ada di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
2. Rapat koordinasi terkait dengan pengelolaan B3 dan limbah B3
3. Bersurat dengan unit terkait yang memiliki dokumen perizinan terkait B3 dan limbah B3
4. Melengkapi spill kit di area satuan kerja pengguna B3
5. Melakukan investigasi dan pelaporan bila terjadi tumpahan bahan berbahaya
6. Melakukan sosialisasi dan simulasi cara penanganan tumpahan bahan berbahaya
7. Pemantauan ke area yang terkait B3 dan limbah B3 secara berkala

A. Tanggung jawab individu


Kepala satuan kerja harus memastikan kepatuhan semua staf dalam menggunakan, menyimpan,
maupun membuang B3 dan LB3 di satuan kerjanya. Instalasi Kesehatan Lingkungan-Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (IKL-K3) harus melakukan monitoring kepatuhan pengelolaan B3 maupun LB3 di seluruh
area rumah sakit termasuk kontraktor, vendor, dan tenant yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional. Jika terjadi kesalahan program yang teridentifikasi, lakukan :
 Perbaikan langsung (correction)
 Identifikasi akar masalah dan tindakan perbaikan (corrective action)
 Monitor efektifitas dari tindakan perbaikan
 Dokumentasikan dalam formulir PPS

Secara detail tanggungjawa masing-masing jabatan adalah sebagai berikut :


1. Direktur Utama
 Menetapkan kebijakan organisasi peraturan dan pelaksanaan terkait Bahan Berbahaya di RS.
Pusat Otak Nasional
 Menetapkan, mensupport dan menjamin Manajemen Plan Bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya.
 Menetapkan waktu pelaksanaan evaluasi program dan memberikan tanggapan rekomendasi
dan tindak lanjutnya.
 Memastikan keamanan bahan berbahaya dan dan limbah bahan berbahaya di Rumah Sakit
Pusat Otak Nasional

11
2. Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
 Mengevaluasi Manajemen Plan Bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Mereview kriteria dan daftar bahan berbahaya sesuai peraturan dan hukum yang berlaku untuk
identifikasi dan evaluasi bahan berbahaya yang digunakan di satuan kerja.

3. Kepala Instalasi Kesehatan lingkungan dan K3


 Membuat rencana kerja pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya
 Memastikan semua karyawan, pasien, pengunjung dan pihak ketigamemahami kebijakan terkait
bahan berbahaya.
 Menyiapkan laporan KAK dan PAK akibat bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Memastikan dilakukan identifikasi terhadap aspek bahan berbahaya dan memastikan tingkat
pentingnya serta mekanisme pengendaliannya.
 Berkoordinasi dengan Penanggung Jawab Gedung mengenai monitoring dan evaluasi serta
insiden terkait pengelolaan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Menyiapkan, mensosialisasikan dan mendistribusikan Material Safety Data Sheet (MSDS)
seluruh bahan berbahaya yang digunakan di rumah sakit
 Mengidentifikasi risiko dan potensi bahaya
 Memberikan pendidikan dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
kepada seluruh satuan kerja rumah sakit.
 Melakukan investigasi sederhana atau root cause analysis (RCA) insiden bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Bertanggung jawab terhadap pengelolaan termasuk keamanan limbah bahan berbahaya yang
ada di rumah sakit
 Memastikan penggunaan, penerapan MSDS bahan berbahaya di setiap satuan kerja
 Menyimpan sementara obat rusak dan kadaluarsa (terutama obat kanker) sebelum dilakukan
pemusnahan oleh Tim BMN
 Monitoring kepatuhan penyimpanan bahan berbahaya di seluruh satuan kerja pengguna
 Membuat perencanaan kebutuhan Spill Kit di seluruh satuan kerja pengguna
 Mengkoordinir pendistribusian container limbah B3 keseluruh penghasil limbah B3

4. Kepala Instalasi Laundry


 Membuat perencanaan kebutuhan bahan berbahaya dan mengajukan ke unit layanan
pengadaan Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Laundry sesuai prosedur
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spill kit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya

12
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Laundry terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungandan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI setiap ada KAK dan PAK di Instalasi Laundry untuk segera
diberikan pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya untuk staff di Instalasi Laundry.

5. Kepala Instalasi Farmasi


 Membuat dan mengajukan perencanaan kebutuhan bahan berbahaya di Instalasi Farmasi
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Farmasi sesuai prosedur
 Mendistribusikan bahan berbahaya ke seluruh satuan kerja yang membutuhkan sesuai prosedur
 Memastikan adanya SDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Farmasi terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3 Berkoordinasi dengan Poli karyawan atau IGD setiap ada
KAK dan PAK di Instalasi Farmasi untuk segera diberikan pertolongan
 Mengirimkan obat rusak dan kadaluarsa (terutama obat kanker) ke TPS LB3 sebelum dilakukan
pemusnahan oleh Tim BMN
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya untuk staff di Instalasi Farmasi.

6. Kepala Instalasi Patologi Klinik


 Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Laboratorium sesuai prosedur
 Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman
 Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke Instalasi
Farmasi.
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya.

13
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Laboratorium terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing

7. Kepala Instalasi Laboratorium


 Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Laboratorium sesuai prosedur
 Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman
 Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke Instalasi
Farmasi.
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya.
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Laboratorium terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing

8. Kepala Instalasi Radiologi


 Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Radiologi sesuai prosedur
 Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman
 Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke Instalasi
Farmasi.
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya

14
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya.
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Radiologi terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing.

9. Kepala Instalasi Rawat Inap


 Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Radiologi sesuai prosedur
 Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman
 Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke Instalasi
Farmasi.
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya.
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Rawat Inap terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing.

10. Kepala Instalasi Rawat Jalan


 Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Radiologi sesuai prosedur
 Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman
 Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke Instalasi
Farmasi.

15
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya.
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi Rawat Jalan terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada
Instalasi Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing.

11. Kepala IPSRS


 Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait pengelolaan bahan berbahaya dan
limbah bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Instalasi Radiologi sesuai prosedur
 Memastikan sarana, lingkungan dan aktivitas kerja dalam kondisi aman
 Membuat perencanaan dan melakukan permintaan kebutuhan bahan berbahaya ke Instalasi
Farmasi.
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit apabila terjadi
tumpahan bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya.
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Instalasi IPSRS terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada Instalasi
Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/IGD/PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK untuk segera diberikan
pertolongan

 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing.

12. Kepala Bagian Umum


 Mengkaji perencanaan kebutuhan bahan berbahaya yang dibuat oleh vendor kebersihan dan
Sub Bag Rumah Tangga
 Mengusulkan wadah limbah bahan berbahaya non infeksius, lemari B3, dan pallet ke Direktur
Umum dan Operasional

16
 Mendistribusikan wadah limbah bahan berbahaya non infeksius, lemari B3, dan pallet kesatuan
kerja pengguna bahan berbahaya
 Memastikan pengelolaan bahan berbahaya di Bagian Umum sesuai prosedur
 Memastikan adanya MSDS dari bahan berbahaya yang dipergunakan dan spillkit bila terjadi
tumpahan bahan dan limbah berbahaya
 Mengirimkan limbah bahan berbahaya ke TPS Limbah B3 untuk proses selanjutnya
 Membuat laporan setiap adanya insiden (KAK dan PAK) termasuk tumpahan dan potensial
bahaya di Bagian Umum terkait bahan berbahaya dan limbah bahan berbahaya kepada Instalasi
Kesehatan Lingkungan dan K3
 Berkoordinasi dengan SDM/ IGD/ PPI/K3 setiap ada KAK dan PAK di Bagian Umum untuk segera
diberikan pertolongan
 Mampu memberikan briefing dan training terkait bahan berbahaya dan limbah bahan
berbahaya di area masing-masing

13. Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian


Bertanggungjawab mengadakan pendidikan dan pelatihan bahan dan limbah berbahaya bagi
staff berkoordinasi dengan Tim K3, Tim PPI, Instalasi Kesling dan K3, IPSRS dan Instalasi Farmasi.

14. Unit Layanan Pengadaan


Bertanggungjawab terhadap pengadaan bahan berbahaya dan Spill Kit di rumah sakit sesuai
prosedur dan ketentuan hukum/peraturan/perundangan yang berlaku.

15. Tim Penerima Barang


Bertanggung jawab atas pemeriksaan dan kelengkapan persyaratan penerimaan bahan
berbahaya di rumah sakit sesuai prosedur.

16.Tim Pemusnahan Barang Rusak dan Kadaluarsa


Bertanggung jawab terhadap pemusnahan bahan dan limbah berbahaya yang kadaluarsa dan
rusak di rumah sakit sesuai peraturan perundangan yang berlaku

17.Semua Staff yang bekerja dengan bahan dan limbah berbahaya:


Menerapkan pengelolaan/penanganaan (penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan)
bahan dan limbah berbahaya disatuan kerja masing-masing yang sesuai prosedur
Melaporkan setiap KAK dan PAK yang terjadi kepal Instalasi atau Kepala ruangan untuk segera ditolong
dan dibuat laporan kejadian.

17
18. Pihak ketiga/Vendor/ Tenant
Mematuhi perjanjian kerjasama yang dibuat dengan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mengenai
kerjasama yang dilakukan terkait pengelolaan bahan dan limbah berbahaya.

B.Strategi pelaksanaan program B3 yang digunakan dan LB3 yang dihasilkan di Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional terdiri dari :
1. Bahan infeksius dan limbah infeksius
2. Obat kemoterapi dan limbah sitotoksik
3. Bahan radioaktif dan limbah radioaktif
4. Bahan kimia dan limbah kimia
5. Limbah patologi dan anatomi
6. Limbah farmasi
7. Limbah kontainer bertekanan
8. Limbah logam berat
9. Limbah benda tajam

Garis besar strategi program yang diterapkan :


- Setiap satuan kerja pengguna B3 dan penghasil LB3 memiliki daftar inventori yang selalu
diperbaharui setiap tahun atau setiap ada penambahan maupun penggantian jenis B3
- Penggunaan B3 harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada lembar data pengaman/ safety
data sheet.
- Setiap unit kerja hanya diperkenankan menyimpan B3 dalam jumlah kecil untuk penggunaan
maksimal selama 2 minggu.
- Simbol dan label harus terpasang pada setiap tempat penyimpanan dan wadah B3 serta limbah B3
- Melengkapi area pengguna B3 dengan APD, spill kit dan peralatan keamanan ( eyewasher/safety
shower )
- Berkoordinasi dengan bagian pengadaan dan pengguna dalam hal memantau pengadaan maupun
penggunaan B3
- Pelaporan kejadian tumpahan/paparan B3 dan limbah B3 yang terjadi di area rumah sakit
- Pembuangan limbah yang aman dan memadai
- Sosialisasi dan Edukasi kepada pengguna mengenai B3 dan limbah B3
- Mengadakan pelatihan pengelolaan B3 dan penanggulangan kontaminasi/insiden B3

C. Alat Pelindung Diri (APD) :


- Pelindung badan/apron
- Pelindung mulut/masker

18
- Pelindung kepala/hair cap
- Pelindung mata/kacamata goggle
- Pelindung kaki/safety shoes
- Pelindung tangan/sarung tangan karet

D. Spill kit :
Perangkat Tumpahan B3 Infeksius / Biohazard berupa :
- Celemek / Apron
- Kacamata
- Masker
- Sarung Tangan karet
- Tissue / paper towel/ Koran atau kain bekas
- Plastik medis warna kuning
- Desinfektan
- Dustpan

Perangkat Tumpahan B3 Kimia berupa :


- Celemek / Apron
- Masker
- Kacamata
- Sarung tangan karet, untuk bahan kimia korosif sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan
khusus tahan bahan kimia seperti : sarung tangan nitrile.
- Tissue / paper towel
- Silikagel / arang aktif/bantalan penyerap
- Plastik limbah warna hitam/coklat
- Dustpan

Perangkat Tumpahan Mercury :


- Kantong plastik zip lock
- Apron / celemek
- Sarung tangan karet / latex
- Masker
- Spuit besar tanpa jarum
- Senter
- Arang aktif / silikagel
- Wadah/kontainer plastik dengan penutup untuk wadah tumpahan merkuri

19
- Dustpan

Perangkat Tumpahan Citotoksik


- Apron / celemek
- Masker
- Sarung tangan karet / latex
- Kantong plastic sampah ungu
- Handuk basah / kassa / paper towel
- Detergent
- Paper towel / tissue gulung
- Dustpan

E. Peralatan Keamanan :
Eye Washer di area Laboratorium Instalasi Laboratorium, Instalasi Laundry, TPS, CSSD

F. Penggunaan material berbahaya secara tepat


- Penggunaan material berbahaya berdasarkan sifat, konsentrasi dan jumlah yang disesuaikan dengan
kebutuhan pemakaian B3 digunakan sesuai dengan klasifikasinya
- Tidak mencemari lingkungan hidup baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya

G. Penanganan material berbahaya secara tepat


- Kenali dengan apa kita bekerja atau apa yang kita hasilkan dari pekerjaan kita untuk memastikan
kita memperlakukan dengan benar
- Bekerja menggunakan APD yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pekerjaan dan B3 yang
digunakan
- Lengkapi B3 yang digunakan dengan identitas label dan simbol yang sesuai dengan karakteristik
bahan untuk menghindari salah penggunaan
- Penempatan limbah B3 yang dihasilkan disesuaikan dengan jenis limbah menurut persyaratan
yang telah ditentukan yaitu: warna kantong plastik/ kontainer kuning dengan symbol biohazard
untuk limbah biologis dan infeksius warna kantong plastik/kontainer kuning dengan symbol
radiasi untuk limbah radioaktif warna kantong plastik/kontainer kuning dengan symbol
sitotoksik untuk limbah kemoterapi warna kantong plastik/kontainer coklat untuk limbah kimia

20
kadaluarsa, tumpahan atau sisa kemasan dan limbah farmasi warna kantong plastik hitam untuk
limbah domestic, safety box untuk limbah benda tajam dan jarum suntik
- Lengkapi limbah B3 dengan identitas label dan simbol yang sesuai dengan karakteristik LB3
mengacu pada peraturan Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.14 Tahun 2013 tentang
simbol dan label limbah B3 untuk LB3 non infeksius, dan Permen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No.P.56/Menlhk-setjen/2015 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun fasyankes untuk penggunaan simbo limbah infeksius di lingkungan internal RS.
- Limbah B3 yang dihasilkan hanya boleh diolah oleh pihak yang memang sudah mendapatkan ijin
dari Kementerian Lingkungan Hidup ( KLH )
- Melaporkan kinerja pengelolaan limbah B3 minimal setiap 3 bulan ke instansi yang ditunjuk
Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.14 Tahun 2013 tentang simbol dan label limbah
B3

H. Penyimpanan material berbahaya secara tepat


- B3 disimpan pada tempat yang terpisah dan dirancang sesuai dengan karakteristik
- Dapat menampung jumlah B3 yang akan disimpan
- Memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan perlindungan linkungan
- Untuk limbah B3 disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3, menggunakan wadah berwarna
yang berbeda-beda sesuai karakteristik limbah B3, diberi simbol dan label B3 serta dilengkapi
dengan data asal/sumber B3, nama dan jumlah limbah B3
- Waktu penyimpanan LB3 di tempat penyimpanan sementara adalah :
 2 hari pada temperatur lebih besar dari 0°C atau 90 hari pada temperatur sama dengan atau
lebih kecil dari 0°C sejak limbah B3 dihasilkan, yaitu limbah dengan karakteristik infeksius,
benda tajam dan limbah patologis.
 90 hari untuk limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg/hari atau lebih ; atau 180 hari untuk
limbah B3 kategori 1 yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari, yaitu limbah bahan kimia
kadaluwarsa, tumpahan atau sisa kemasan, limbah radioaktif, farmasi, sitotoksik, peralatan
medis yang memiliki kandung logam berat tinggi dan tabung gas atau kontainer bertekanan

I. Pemindahan atau pemusnahan material berbahaya secara tepat


Pemindahan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan yaitu petugas kebersihan (
operator cleaning service ) yang telah menggunakan APD mengumpulkan kemasan limbah yang telah
diberi label identitas yang meliputi asal sampah, nama pengirim, hari/tanggal, jam pengisian, jenis
limbah dan jenis limbah dari tempat sampah/container limbah yang ada di area yang akan dibersihkan
kemudian dimasukkan ke dalam trolly pengangkut limbah tertutup ( wheel Bin ) kemudian dibawa ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS) melalui lift barang. Trolly tersebut dibersihkan/didekontaminasi

21
setiap hari setelah selesai melakukan kegiatan pengangkutan material limbah.
Pemusnahan/penghancuran dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ke-3 yang bergerak di bidang
pengelolaan limbah dan memiliki izin dari instansi yang berwenang. Pada saat limbah B3 diambil dari
pihak ke-3, rumah sakit akan diberikan manifest oleh pihak ke-3 kemudian petugas sanitarian akan
membuat neraca limbah B3 yang kemudian dilaporkan setiap triwulan ke pihak berwenang (
KLH/Gubernur/Walikota/Bupati)

J. Persyaratan minimal peralatan untuk menangani material berbahaya


Salah satu persyaratan minimal peralatan untuk menangani material berbahaya dalam program
Manajemen B3 yang sesuai dengan Kebijakan Permenkes No.66 Tahun 2016 tentang K3RS dan
Kepmenkes No.453.Menkes/per/XI/1983 tentang jenis dan klasifikasi B3 adalah ketersediaan Spill Kit di
setiap satuan kerja yang menggunakan B3. Ketersediaan peralatan untuk membersihkan tumpahan dan
paparan material berbahaya ( Spill Kit ) di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional meliputi:
- Perangkat Tumpahan B3 Infeksius / Biohazard
- Perangkat Tumpahan B3 Kimia
- Perangkat Tumpahan Merkuri
- Perangkat Tumpahan Sitotoksik

Dalam Spill Kit juga dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri bagi personil/petugas yang menangani pada
saat terjadi tumpahan, meliputi :
- Pelindung badan/apron
- Pelindung mulut/masker
- Pelindung kepala/hair cap
- Pelindung mata/kacamata goggle
- Pelindung kaki/safety shoes
- Pelindung tangan/sarung tangan karet
- Spill Kit di setiap satuan kerja diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan diketahui oleh
semua pegawai yang bekerja di area tersebut sehingga bila terjadi tumpahan B3 dapat segera
diatasi.

Penanganan tumpahan B3 :
1. Tumpahan Infeksius :
a. Setelah dilakukan penanganan tumpahan bahan infeksius sesuai dengan SPO Penanganan Tumpahan
B3 dan Limbah B3 kemudian limbah infeksius dimasukkan dalam kantong plastik kuning dan diberi label
kuning bertuliskan “biohazard" atau “Limbah Medis”

22
b. Limbah yang telah diberi identitas diangkut menggunakan troley khusus limbah infeksius, dibawa ke
tempat penampungan sementara di rumah sakit untuk dimusnahkan.
c. Kejadian Tumpahan B3 dilaporkan dilengkapi dengan pengisian Formulir Kejadian Tumpahan B3 dan
Limbah B3 (FRM/IKL.103 Rev.02)

2. Tumpahan Bahan Berbahaya Kimia :


a. Setelah dilakukan penanganan tumpahan bahan kimiasesuai dengan SPO Penanganan Tumpahan B3
dan Limbah B3, kemudian limbah bahan kimia dimasukkan dalam kantong plastik kuning dan diberi label
b. Limbah yang telah diberi identitas diangkut menggunakan troley limbah dan dibawa ke tempat
penampungan sementara di rumah sakit untuk dimusnahkan.
c. Kejadian Tumpahan B3 dilaporkan dilengkapi dengan pengisian Formulir Kejadian Tumpahan B3 dan
Limbah B3

3. Tumpahan Mercury/Hg
a. Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar merkuri tidak
berikatan dengan logam mulia dengan langkah langkah sebagai berikut:
b. Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi paparan atau
kontaminasi
c. Isolasi area yang terkontaminasi Merkuri dan matikan system ventilasi dalam ruangan untuk
menghindari penyebaran merkuri. Setelah dilakukan penanganan tumpahan bahan Mercury/Hg
sesuai dengan SPO Penanganan Tumpahan B3 dan Limbah B3 kemudian limbah dimasukkan
dalam wadah plastik ziplock tersendiri dan amankan serta diberi label bertuliskan “ Awas
Berbahaya Merkuri “
d. Limbah yang telah diberi identitas diangkut menggunakan troley limbah dan dibawa ke tempat
penampungan sementara di rumah sakit untuk dimusnahkan.
e. Kejadian Tumpahan B3 dilaporkan dilengkapi dengan pengisian Formulir Kejadian Tumpahan B3
dan Limbah B3

4. Tumpahan Bahan Sitotoksik :


a. Setelah dilakukan penanganan tumpahan bahan kimia sesuai dengan SPO Penanganan
Tumpahan B3 dan Limbah B3 ) kemudian limbah bahan sitotoksik dimasukkan ke dalam plastic
warna ungu dan diberi label “Obat Sitostatika” atau “Cytotoxic” .
b. Limbah obat sitostatika dibawa ketempat penampungan sementara di rumah sakit
menggunakan troley khusus limbah infeksius untuk dimusnahkan di insinerator.
c. Limbah cair bahan sitostastika tidak boleh langsung dibuang ke saluran air tetapi harus
ditampung dahulu, dikumpulkan baru dikirim ke penampungan sementara untuk dimusnahkan.

23
d. Kejadian Tumpahan B3 dilaporkan dilengkapi dengan pengisian Formulir Kejadian Tumpahan B3
dan Limbah B3

5. Tumpahan Bahan Radioaktif :


Tumpahan bahan radio aktif harus dibersihkan dengan segera. Hal ini untuk mencegah penyebaran
kontaminasi dan dalam kasus gama dan “hard” beta emitter untuk menghilangkan paparan yang tidak
diperlukan terhadap penetrasi radiasi pengion. Tumpahan kecil (area diskrit kecil, aktivitas< 250μCi)
a. Tumpahan cair : Sarung tangan ganda.
- Letakkan beberapa lembar tissue pada tumpahan (jangan membersihkan daerah sekitar
tumpahan karena akan menyebabkan penyebaran kontaminasi).
- Angkat/ambil tissue dengan penjepit dan buanglah pada tempat sampah radioaktif.
- Bekerja dengan cepat, tetapi hati-hati, untuk menghindari paparan radiasi pengion.
- Ulangi langkah tersebut hingga permukaan paparan mongering
- Pemantauan untuk mengkonfirmasikan daerah yang telah didekontaminasi dilakukan oleh
petugas yang berwenang ( PPR / Petugas Proteksi Radiasi )
b. Tumpahan padat :
- Tutupi daerah paparan dengan tissue basah.
- Lakukan prosedur penanganan seperti pada penanganan tumpahan cair.

Material Safety Data Sheet (MSDS)


Setiap pengadaan B3 harus dilengkapi dengan lembar data pengaman. Lembar Data Pengaman
(Safety Data Sheet) harus tersedia di setiap ruang pengguna dan penyimpanan B3 sesuai dengan jenis B3
yang digunakan dan dipahami oleh seluruh staf. Pelabelan material dan limbah berbahaya secara tepat
termasuk persyaratan khusus untuk laboratorium, radiologi, pengobatan nuklir.
- Setiap B3 wajib diberikan simbol dan label B3 sesuai dengan karakteristiknya
- Simbol dan label B3 dilengkapi dengan data asal/sumber B3,nama dan jumlah limbah B3
- Pelabelan dan identitas B3 serta limbah B3 radiologi dan pengobatan nuklir diperlakukan dengan
mengikuti persyaratan radiasi yang telah dilakukan untk mencegah terjadinya paparan radiasi
terhadap petugas dan lingkungan di sekitarnya.

Penanganan insiden
- Bila terjadi insiden/paparan dilakukan identifikasi jenis B3 yang menyebabkan insiden/paparan
- Mengamankan/mengisolasi tempat terjadinya insiden dan bila terdapat korban maka dilakukan
pertolongan pertama untuk untuk ditangani lebih lanjut
- Bila insiden sudah dapat ditanggulangi oleh petugas internal rumah sakit kemudiandilakukan
pengisian formulir penanganan insiden/ceceran dan tumpahan B3

24
- Penanggung jawab di tempat kejadian insiden membuat laporan kejadian dan dilaporkan kepada
unit K3
- Tim K3 akan melakukan investigasi insiden dan melaporkan insiden kepada Direktur, Sub Komite
MFK dan KMKP
- Bila insiden tidak dapat ditangani oleh internal rs maka segera melaporkan insiden/paparan dan
atau keadaan darurat kepada aparat pemerintah kabupaten/kota setempat agar dapat diambil
langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan - Memberikan informasi, bantuan dan melakukan
evakuasi terhadap pasien, petugas dan pengunjung di sekitar kejadian Surveilans untuk memastikan
kepatuhan pengelolaan B3 dan LB3
- Berkoordinasi dengan bagian pengadaan dan pengguna B3 dalam hal memantau penggunaan B3
dan pemantauan limbah B3 melalui ronde keselamatan menggunakan check list ke setiap satker
pengguna B3 yang meliputi :
- Area pengguna B3
- Nama / jenis B3 danlimbah B3
- Simbol / label B3 - Ketersediaandaftar B3
- Cara penyimpanan
- Ketersediaan Spill Kit
- Ketersediaan Alat Pelindung Diri
- Ketersediaan Lembar Data Keselamatan
- Jumlahpenyimpanandanpemakaian B3
- Evaluasi periodik
- Checklist sebagai bagian alat monitoring keselamatan Identifikasi lisensi,surat izin,atau persyaratan
regulasi lainnya dalam menyimpan material berbahaya serta pembuangannya

Dalam pelaksanaan kegiatan penyimpanan dan pembuangan limbah material berbahaya harus
dilengkapi dengan izin Pengelolaan Limbah B3 secara tertulis kepada menteri dengan memenuhi
persyaratan yang meliputi :
- Salinan izin lingkungan
- Salinan persetujuan pelaksanaan uji coba pengolahan limbah B3
- Identitas pemohon
- Akta pendirian badan hukum
- Dokumen pelaksanaan hasil uji coba pengolahan limbah B3
- Dokumen mengenai nama,sumber,karakteristik dan jumlah limbah B3 yang akan diolah
- Dokumen mengenai tempat penyimpanan limbah B3 yang sesuai dengan ketentuan
- Dokumen mengenai pengemasan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku

25
- Dokumen mengenai desain, teknologi, metode, proses, kapasitas dan/atau fasilitas pengolahan
limbah B3 sesuai dengan yang tercantum dalam persetujuan permohonan pelaksanaan uji coba
pengolahan limbah B3
- Dokumen mengenai nama dan jumlah bahan baku dan/atau bahan penolong berupa B3
untukcampuran pengolahan limbah B3
- Prosedur Pengolahan Limbah B3
- Bukti kepemilikan atas dana Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup dan dana Penjaminan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup
- Dokumen lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Program pelatihan/ pendidikan


Pelatihan Manajemen B3 dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
pegawai dalam melakukan pengelolaan B3 pada setiap kegiatan yang menggunakan B3:
- Training Hazardous Material & Hazardous Waste Management
- Pelatihan dan simulasi penanganan tumpahan B3 Monitoring data (pengukuran) untuk perbaikan
program material berbahaya
- Monitoring pengukuran dilakukan dengan mengukur pencapaian target melalui indikator mutu yang
dilaporkan setiap bulan kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
- Struktur dan proses pembuatan laporan dibuat dengan mengumpulkan data dari setiap kegiatan
program dan pemantaua-pemantauan yang dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan
setiap bulan untuk selanjutnya dilaporkan kepada Direksi, panitia MFK serta Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien
- Alur atau integrasi data dan analisis untuk komite perbaikan mutu dilakukan dengan membuat
analisa dan evaluasi terhadap indikator mutu dari program FMS yang belum mencapai target setelah
melakukan koreksi perbaikan dan tindakan korektif dan selanjutnya membuat Program Perbaikan
Strategis dengan melampirkan bukti kegiatan perbaikan untuk dilaporkan kepada Komite Mutu
Evaluasi rutin rencana program
- Kegiatan pemantauan pembuangan limbah B3 dievaluasi oleh Tim Kesling dan dilaporkan setiap
bulan
- Pencatatan dilakukan pada setiap kegiatan pemantauan di lapangan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan setiap bulan
- Pelaporan dilakukan setiap bulan, triwulan dan semester setiap tahun
- Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dengan target yang telah
ditetapkan.

26
Pengelolaan Limbah B3
I. BAHAN INFEKSIUS DAN LIMBAH INFEKSIUS
Pengelolaan bahan dan limbah infeksius mengacu pada pedoman pelayanan Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi yang dikeluarkan oleh Komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Rumah Sakit
Pusat Otak Nasional.
Bahan infeksius terdapat di laboratorium. Penghasil limbah infeksius adalah unit kerja yang memberikan
pelayanan medis dan penunjang medis seperti Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Gawat Darurat,
Pelayanan Darah, Bedah Sentral, Rawat Intensif, dan Pemulasaran Jenazah, dan laboratorium
Penanganan/ handling Bahan infeksius dalam bentuk kultur atau sampel dikelola di laboratorium
menggunakan biosafety cabinet.
Alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pekerja : pakaian pelindung, sarung tangan, masker.
Prinsip umum dalam penanganan bahan infeksius di laboratorium:
- Spesimen infeksius harus diberi label dengan benar
- Gunakan mikro pipet
- Hindari terjadinya tumpahan, atau penularan melalui aerosols dan droplets
- Batasi penggunaan jarum suntik dan gunakan dengan hati-hati
- Gunakan APD yang sesuai, dan pastikan melepasnya pada saat keluar area laboratorium
- Cuci tangan setelah melakukan aktifitas, melepaskan sarung tangan, atau setelah kontak
- Dekontaminasi semua area permukaan sebelum dan sesudah digunakan, dan sesegera mungkin jika
terjadi tumpahan
- Tidak diperbolehkan makan, minum, menyimpan makanan atau berdandan di area laboratorium.
- Semua wadah atau cawan yang digunakan untuk material infeksius harus di tempatkan pada plastik
kuning dengan lambang biohazard dan di sterilkan menggunakan autoclave sebelum dikirim ke TPS
limbah medis Untuk limbah infeksius, dibuang di kontainer limbah infeksius yang telah dilapisi plastik
kuning dengan lambang biohazard + label, dan diperlakukan sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah
padat (lampiran 2). Asal limbah : Nama pengirim : Waktu pengiriman :

II. OBAT KEMOTERAPI DAN LIMBAH SITOTOKSIK


Petugas yang melakukan penanganan obat kanker harus menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan
standar terdiri dari : baju pelindung (gawn), faceshield mask, penutup kepala, sarung tangan, dan sepatu
khusus. Untuk limbah sitotoksik, dibuang di kontainer limbah sitotoksik yang telah dilapisi plastik ungu
dengan lambang sitotoksik + label, dan diperlakukan sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah padat

27
BAB VI
SASARAN

A. SASARAN :
Karyawan, pasien dan pengunjung /penghuni di RS. Pusat Otak Nasional
B. TARGET :
Terpenuhinya data jenis B3 dan MSDS dari seluruh lokasi penyimpanan B3 di area Rumah Sakit Pusat
Otak Nasional
1. Penanganan, penyimpanan, penggunaan dan pembuangan bahan dan limbah B3 :
- Penanganan B3 dan limbah B3 berjalan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
- Terdokumentasinya produksi limbah B3 RSPON setiap bulan
- Tersedianya tempat penyimpanan/lemari B3 di area pengguna B3 serta pelaksanaan
penyimpanan B3 yang sesuai dengan karakteristik B3
- Tersedianya tempat pembuangan Limbah B3 di area pengguna B3
- Proses kegiatan pengangkutan dan pembuangan limbah B3 yang benar dan aman
2. Perijinan B3 :
- Dilakukan kerjasama pemusnahan limbah B3 dengan pihak ke III
- Pelaporan dan investigasi tumpahan, paparan dan insiden B3
- Tersedianya data tumpahan, paparan dan insiden B3 pada setiap kejadian dan dilaporkan setiap
bulan
3. Perlindungan terhadap paparan B3 :
- Terpenuhinya standar Alat Pelindung Diri/APD di seluruh area Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
- Dilakukan kalibrasi Alat-alat yang dapat berisiko terjadinya paparan radiasi di area Radiologi
- Tercapainya tingkat radiasi yang aman di area Radiologi
- Terpenuhinya keamanan petugas radiografer terhadap paparan radiasi
- Tersedianya APD di seluruh area Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang berisiko B3
- Tersedianya Spill Kit B3 yang memenuhi persyaratan pada seluruh area berisiko B3
- Tersedianya eyewasher / safety shower dekontaminasi B3 di TPS, Laboratorium, Laundry dan
TPS
4. Pemasangan label/simbol B3 di tempat penyimpanan/penggunaan B3 :
- Tersedianya simbol/label B3 di RS Pusat Otak Nasional
- Terpasangnya simbol/label B3 pada seluruh B3 dan Limbah B3 serta area yang berisiko

28
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pengelolaan B3 dan limbah B3 dilakukan meliputi :


1. Pengelolaan dan pembuangan limbah domestik, limbah padat, limbah cair dan limbah gas, serta
limbah radioaktif setiap bulan.
2. Pengumpulan data dan pemantauan B3 setiap bulan
3. Investigasi dan pelaporan bila terjadi tumpahan bahan berbahaya setiap bulan
4. Sosialisasi cara penanganan tumpahan bahan berbahaya ( spill ) setiap bulan
5. Pemantauan area yang terkait B3 dan limbah B3 setiap bulan

Jadwal kegiatan program


No KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1. Pengelolaan B3 dan
pembuangan limbah B3
2. Pengumpulan data
kebutuhan B3
3 Investigasi dan
pelaporan bila terjadi
tumpahan bahan
berbahaya
4 Pelatihan cara
penanganan tumpahan
bahan berbahaya (spill
)
5 Pemantauan area
terkait B3 dan limbah
B3

29
KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan program penanganan B3 dan limbah B3 secara keseluruhan dilakukan dengan
menganalisa laporan kegiatan bulanan dan semester dengan membandingkan hasil yang telah dicapai
dengan target yang ditetapkan.

SURVEILANS UNTUK MEMASTIKAN KEPATUHAN PROSES YANG DIDEFINISIKAN


1. Evaluasi periodik melalui ronde keselamatan menggunakan checklist
2. Checklist sebagai bagian alat monitoring keselamatan
3. Melaporkan kepada Direksi dan Komite Mutu
4. Identifikasi lisensi,surat izin,atau persyaratan regulasi lainnya dalam menyimpan material berbahaya
serta pembuangannya

MONITORING DATA (PENGUKURAN) UNTUK PERBAIKAN PROGRAM MATERIAL BERBAHAYA


a. Monitoring pengukuran dilakukan dengan mengukur pencapaian target melalui indikator mutu yang
dilaporkan setiap bulan kepada Komite Mutu

b. Struktur dan proses pembuatan laporan dibuat dengan mengumpulkan data dari setiap kegiatan
program dan pemantaua-pemantauan yang dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan
setiap bulan untuk selanjutnya dilaporkan kepada Direksi, panitia MFK dan Komite Mutu
c. Alur atau integrasi data dan analisis untuk komite perbaikan mutu dilakukan dengan membuat
analisa dan evaluasi terhadap indikator mutu dari program MFK yang belum mencapai target setelah
melakukan koreksi perbaikan dan tindakan korektif dan selanjutnya membuat Program Perbaikan
Strategis dengan melampirkan bukti kegiatan perbaikan untuk dilaporkan kepada Komite Mutu

PROGRAM PENDIDIKAN/PELATIHAN
Pelatihan Manajemen B3 dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
pegawai dalam melakukan pengelolaan B3 pada setiap kegiatan yang menggunakan B3 Program
Pelatihan K3 dilakukan minimal 1 Kali dalam setahun dengan materi sebagai berikut :
a. Materi Pelatihan K3RS :
1. Kebijakan LK3 RS
2. Sistem Tanggap Darurat Kebakaran dan Bencana
3. K3 pada sarana dan prasarana RS
4. Pengelolaan dan penanganan B3 serta limbahnya
5. Respon Emergensi b. Materi

30
Pelatihan Bahan Berbahaya dan MSDS
1. Teori Bahan & limbah berbahaya, kebijakan direksi tentang pengelolaan bahan dan limbah
berbahaya & peraturan perundang-undangan yang terkait.
2. Dampak dari Bahan dan limbah berbahaya.
3. Simbol dan tanda bahan berbahaya.
4. Prosedur2 terkait pengelolaan bahan berbahaya.
5. Emergency Response System dan Komunikasi dari Bahan dan limbah berbahaya.
6. Penggunaan APD pada pengelolaan Bahan dan limbah berbahaya.
7. MSDS dan penerapannya.
8. Penggunaan Spills Kit
9. Sistem monitoring dan pelaporan.

31
BAB VIII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan dilakukan melalui :


1. Kegiatan pemantauan pembuangan limbah B3 dievaluasi oleh Tim Kesling dan dilaporkan setiap
bulan
2. Pencatatan dilakukan pada setiap kegiatan pemantauan di lapangan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan setiap bulan
3. Evaluasi pelaporan insiden/kontaminasi B3 dibuat oleh Tim K3 RS dan dilaporkan kepada panitia
MFK
4. Pelaporan dilakukan setiap bulan, triwulan dan semester setiap tahun
5. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dengan target yang telah
ditetapkan.

32
BAB IX
PENUTUP

Program ini ditetapkan sebagai pegangan bagi seluruh satuan kerja dalam hal pengelolaan B3
danLimbah B3 di Ruamh Sakit Pusat Otak Nasional. Keberhasilan pelaksanaan pengelolaan B3
danLimbah B3 di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional tidak dapat terlepas dari peran serta seluruh
karyawan dan komitmen manajemen.

33

Anda mungkin juga menyukai