Anda di halaman 1dari 15

(KOP SURAT)

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KENARI GRAHA MEDIKA
NOMOR : HK. . / RSIA-KGM/DIR /…../20..

TENTANG

PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RSIA KENARI GRAHA MEDIKA,

Menimbang : a. bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi
terhadap keselamatan dan kemanan sumber daya manusia, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit;
b. bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
perlu diselenggarakan keselamatan dan keamanan agar terciptanya
kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat dan nyaman;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur tentang Panduan
Keselamatan dan Kemanan Fasilitas

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun
2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSIA KENARI GRAHA MEDIKA TENTANG


PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

Pasal 1

1. Peraturan Direktur ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi staf


rumah sakit dalam mengelola keselamat dan keamanan fasilitas
-2-

2. Setiap orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit harus


terjamin bahwa bangunan, prasarana, lingkungan, properti, teknologi
medis dan informasi, peralatan dan sistem tidak menimbulkan risiko
fisik bagi pasien keluarga, staf dan pengunjung

Pasal 2

Fasilitas adalah : alat-alat atau kelengkapan yang digunakan dalam bekerja


terdiri dari :
1. Sarana meliputi bangunan gedung.
2. Sistem utilitas/pendukung bangunan gedung meliputi : jaringan listrik,
air,
3. Peralatan Medis : peralatan yang digunakan khusus untuk tindakan
medis.
4. Peralatan Non Medis adalah : peralatan lain selain yang termasuk
dalam sistem utilitas
Pasal 3

Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan untuk mencegah


terjadinya kecelakaan dan cidera serta mempertahankan kondisi yang
aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, dan pengunjung.
Pasal 4

Pelaksanaan pengelolaan keamanan dan keselamatan fasilitas dilakukan


oleh unit keamanan rumah sakit dan diawasi oleh komite K3RS

Pasal 5

Rumah sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan


keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf.

Pasal 6

Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan akan
diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bogor
Pada tanggal ...................
DIREKTUR,

dr. EVY FEBRINA NURPENI, MARS, FISQua


LAMPIRAN
-3-

PERATURAN DIREKTUR
NOMOR HK.01.01/RSIA-
KGM/DIR/---/--/----
TENTANG PANDUAN KESELAMATAN
DAN KEAMANAN FASILITAS

BAB I
DEFINISI

A. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman/ground,


peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan Rumah Sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien, pengunjung serta
masyarakat sekitar.
B. keamanan adalah suatu kondisi yang melindungi properti milik Rumah Sakit, sumber
daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit dari bahaya pengrusakan dan kehilangan atau akses serta
penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
C. CCTV (Closed Circuit Television) dapat diartikan sebagai suatu perangkat kamera video
digital dan digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor
D. Ronde lingkungan adalah upaya melakukan identifikasi dengan cara berkeliling ke unit-
unit di RSIA Kenari Graha Medika sambil melakukan pencatatan terhadap jenis
bahaya/risiko yang ditemukan
E.

BAB II
-4-

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan pengelolaan keselamatan dan keamanan sebagai berikut :


A. Keselamatan Fasilitas :
1. Pengelolaan Risiko keselamatan secara komprehensif
2. Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan dan cedera,
penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta mempertahankan kondisi
aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung
3. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan

B. Keamanan Fasilitas :
A. Pemberian identitas (badge nama sementara atau tetap) pada pasien, staf, pekerja
kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga (penunggu pasien) atau pengunjung
(pengunjung diluar jam besuk dan tamu RS)
B. Pemeriksaan dan Pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan secara berkala
C. Pemantauan yang dilakukan petugas keamanan dan atau memasang kamera sistem
CCTV
D. Perlindungan semua individu yang berada di lingkungan rumah sakit terhadap
kekerasan, kejahatan dan ancaman
E. Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik pribadi
maupun rumah sakit

BAB III
-5-

TATA LAKSANA

KESELAMATAN

A. Pengelolaan risiko keselamatan dan keamanan di Rumah Saki dilakukan seperti berikut :

Identifikasi risiko (risk identification) adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk


mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian, baik
pada manusia, barang atau pun proses pelayanan. Cara yang secara teratur dilakukan di
RSIA Kenari Graha Medika untuk mengidentifikasi risiko adalah dengan melakukan
inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.
1. Inspeksi Fasilitas adalah suatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan
fungsi fasilitas-fasilitas rumah sakit yang disesuaikan dengan sistem atau standar
yang berlaku. Inspeksi dilakukan oleh:
a. Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis dan keamanan
1) Petugas keamanan untuk memantau terkait keamanan dan keselamatan
bangunan, fasilitas, mebeuler dan peralatan di lingkungan rumah sakit.
2) Petugas Instalasi Pemeliharaan Bangunan untuk bangunan, proyek
konstruksi, renovasi, dan peralatan non-medis.
3) Petugas Instalasi Pemeliharaan Peralatan Medis untuk peralatan medis.
4) Petugas Bagian Kesehatan Lingkungan untuk memantau parameter-
parameter lingkungan, dan lain-lain. Inspeksi dilakukan secara reguler sesuai
dengan jadwal kerja di masingmasing unit/bagian/intalasi terkait (pada
umumnya sebulan sekali).
Hasil pemeriksaan didokumentasikan pada logbook pemeriksaan setiap
bangunan/alat. Pelaporan dilakukan kepada kepala unit/bagian/intalasi baik
harian ataupun bulanan tergantung dari tingkat urgenitas kerusakan yang
ditemukan. Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber
daya yang tersedia.
b. Eksternal oleh petugas dari dinas/badan pemerintahan terkait, seperti Dinas
Kebakaran untuk fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran, petugas
Dinas Kesehatan untuk kesehatan lingkungan. Frekuensi pengecekan
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Hasil pengecekan eksternal
dilaporkan oleh petugas unit terkait kepada Manajer Penunjang Non Medik.
Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang
tersedia.
2. Ronde Lingkungan
a. Pengertian
1) Ronde lingkungan adalah upaya melakukan identifikasi dengan cara
berkeliling ke unit-unit di RSIA Kenari Graha Medika sambil melakukan
pencatatan terhadap jenis bahaya/risiko yang ditemukan.
2) Pelaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar mengenai jenis-
jenis bahaya yang perlu diidentifikasi sehingga proses tersebut berjalan
dengan baik dan menghasilkan data yang akurat.
3) Hasil ronde harus ditindak lanjuti dengan melakukan pengukuran terhadap
bahaya-bahaya yang diidentifikasi oleh tenaga yang lebih ahli, dan dengan
peralatan yang memadai.
b. Lokasi dan Pelaksanaan
-6-

1) Seluruh unit atau area harus dilakukan ronde lingkungan. Ronde lingkungan
dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan (terlampir), dilaksanakan
oleh tim yang beranggotakan minimal:
a) Tim/Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
b) Manajer Penunjang Non Medis atau yang mewakili
c) Manajer dan kepala unit untuk area yang akan dikunjungi
d) PPI
2) Bahaya atau risiko yang teridentifiasi di dokumentasikan dalam checklist
ronde lingkungan
3) Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda, diperlukan
checklist tambahan yang dapat membantu keperluan inspeksi dari
masingmasing fasilitas.
Hasil analisa dituangkan kedalam form persetujuan pelaksanaan proyek
konstruksi dan renovasi. Selain itu, pada saat pelaksanaan proyek, dilakukan
kegiatan inspeksi untuk memastikan kesesuaian dengan ketentuan keamanan
dan keselamatan

B. Penyediaan fasilitas pendukung yang aman sebagai berikut :

Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas pendukung


yang aman dengan tujuan mencegah kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan
risiko, serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung;
1. Tersedianya air bersih yang aman dengan jumlah yang cukup bagi pasien,
pengunjung, staf rumah sakit setiap harinya
2. Terjaminnya sistem kelistrikan yang aman bagi seluruh penghuni rumah sakit baik
pasien maupun staf rumah sakit
3. Tersedianya area parkir yang memadai dan penatalaksanaan area parkir khusus
untuk pengunjung/pasien dan pegawai rumah sakit demi mengurangi resiko
kehilangan/pencurian kendaraan

Langkah-Langkah Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit

1. Identifikasi dan penilaian risiko yang komprehensif menyangkut keselamatan (lantai


licin, terjebak lift, lift anjlok, dan lain-lain) dan keamanan (pencurian, penculikan bayi,
kerusuhan, dan lain-lain)
2. Pemetaan area berisiko terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan di Rumah
Sakit.
3. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan lain pada kejadian tidak aman :
a. Menghilangkan kondisi yang tidak standar, contohnya:
1) Tidak cukup batas pengaman atau pagar
2) Tidak cukup atau benar alat pelindung diri
3) Alat atau material rusak
4) Tempat kerja atau gerakan terbatas
5) Bahaya kebakaran atau peledakan
6) Lingkungan kerja, bahaya gas, uap, asap dan lain-lain
7) Bising, radiasi, suhu ekstrim
8) Kurangnya penerangan
9) Kurang ventilasi
-7-

b. Menghilangkan tindakan yang tidak standar, contohnya:


1) Operasikan mesin atau alat tanpa ijin
2) Operasikan tidak sesuai SOP, misalnya kecepatan
3) Lalai mengingatkan
4) Lalai mengamankan
5) Melepas atau membuat pengaman alat tidak berfungsi
6) Memakai alat yang rusak atau tidak semestinya
7) Lalai memakai APD
8) Tidak sesuai dalam meletakkan/mengangkat/ mengambil posisi
9) Merawat peralatan yang sedang beroperasi
10) Bercanda
11) Dalam pengaruh alkohol atau narkoba

c. Mengurangi unsur kesalahan oleh manusia, contohnya:


1) Tidak cukup kemampuan fisik atau mental
2) Stres fisik atau mental
3) Kurang pengetahuan (tidak memahami SOP)
4) Kurang keterampilan
5) Motivasi yang salah

d. Mengurangi unsur kesalahan dari pekerjaan, contohnya:


1) Tidak cukup kepemimpinan atau pengawasan
2) Tidak cukup engineering
3) Tidak cukup pembelian
4) Tidak cukup perawatan
5) Rusak atau aus (wear and tear)
6) Salah penggunaan

e. Mengurangi unsur kesalahan dari pengendalian, contohnya:


1) Program tidak sesuai atau cukup (kurang pengawasan dan pengarahan)
2) Standar program tidak cukup atau spesifik
3) Pelaksanaan program tidak sesuai standar

f. Sosialisasi enam unsur keamanan, meliputi sarana, lingkungan, tempat,


prosedur, tindakan dan anggaran

g. Memastikan prinsip kewaspadaan standar :


1) Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.
2) Cara kerja aman, dengan selalu berpedoman pada Standar Operasional
Prosedur (SOP), serta dilindungi oleh peraturan-peraturan yang ada.
3) Pengelolaan lingkungan untuk selalu menyesuaikan dengan lingkup
pekerjaan yang dilakukan, dengan substitusi, eliminasi dan administrasi.
4) Penempatan pasien yang tepat, dengan pemberian pengaman tempat tidur
yang cukup, pegangan khusus pada kamar mandi, dengan tujuan
menghindari pasien jatuh (patient safety).
5) Pencegahan kecelakaan dan cidera, dengan pemberian atau penempatan
tanda-tanda bahaya atau risiko yang jelas di setiap sudut Rumah Sakit, agar
-8-

memudahkan pasien, staf dan pengunjung mendapatkan pelayanan yang


diharapkan.
6) Pemeliharaan kondisi yang aman, dengan mensosialisasikan kode-kode yang
disepakati dan harus dipahami oleh seluruh pekerja, untuk menjamin
keamanan Rumah Sakit, sebagai contoh :
a) Kode merah untuk bahaya kebakaran
b) Kode biru untuk serangan jantung atau kondisi tidak sadar
c) Kode pink untuk penculikan bayi

h. Menginspeksi semua bangunan perawatan pasien dan memiliki rencana untuk


mengurangi risiko yang sudah jelas dan menciptakan fasilitas fisik yang aman
bagi pasien, keluarga pasien, staf dan pengunjung.
i. Melakukan dokumentasi pemeriksaan fasilitas fisiknya yang terbaru, akurat
terhadap fasilitas fisiknya.
j. Melakukan pengkajian keselamatan dan keamanan selama terdapat proyek
konstruksi dan renovasi serta penerapan strategi-strategi untuk mengurangi
risiko.
k. Melakukan pemantauan dan pengamanan area-area yang diidentifikasi berisiko
keamanan.
l. Memastikan semua staf, pegawai pihak ketiga, dan vendor sudah diidentifikasi.
m. Memberikan tanda pengenal sementara selama di area Rumah Sakit.
n. Semua area berisiko tinggi keamanan dan area-area yang terbatas sudah
diidentifikasi, didokumentasi dan dipantau serta terjaga keamanannya. Contohnya
ruang bayi, ICU, utililitas, dan lain-lain.
o. Rencana dan anggaran Rumah Sakit disusun dengan memperhatikan kebutuhan
yang menunjang aspek keselamatan dan keamanan.
p. Rencana dan anggaran Rumah Sakit disusun untuk perbaikan atau penggantian
sistem, bangunan, atau komponen-komponen yang diperlukan agar fasilitas
dapat beroperasi dengan selamat, aman, dan efektif secara berkesinambungan.
q. Pimpinan Rumah Sakit menerapkan anggaran sumber daya yang sudah
ditetapkan untuk menyediakan fasilitas yang selamat dan aman sesuai dengan
rencana-rencana yang sudah disetujui.
r. Memastikan perlindungan setiap orang yang ada di Rumah Sakit terhadap
kerugian pribadi dan dari kehilangan atau kerusakan properti.
s. Mengelola, memelihara dan mensertifikasi sarana, prasarana dan peralatan
Rumah Sakit, terutama penyediaan listrik, air, pembuangan limbah, ventilasi dan
pengelolaan gas medik

C. Pemeriksaan Fasilitas dan Lingkungan

1. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan oleh unit keamanan :


-9-

Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan oleh unit keamanan dilakukan 2 kali dalam 1
shift, petugas keamanan mengisi formulir laporan kegiatan patroli, dilaporkan kepada
kepala security dan melakukan kordinasi dan unit IPSRS dan komite K3RS.
Laporan rekapan hasil patroli dikumpulkan setiap bulan dan dibuat laporan bulanan
security dikumpulkan kepada kepala bagian.

2. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan oleh komite K3RS :


Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan oleh komite K3RS dilakukan minimal 1 bulan
sekali dengan mengisi formulir laporan ronde fasilitas dan dilaporkan kepada direktur
setiap bulan untuk menjadi pertimbangan anggaran untuk perbaikan fasilitas dan
bangunan.

KEAMANAN

A. Pemberian identitas :

Pemberian identitas (badge nama sementara atau tetap) pada pasien, staf, pekerja
kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga (penunggu pasien) atau pengunjung
(pengunjung diluar jam besuk dan tamu RS) sesuai dengan regulasi rumah sakit :
A. Identitas tetap diberikan kepada karyawan tetap, karyawan kontrak dan karyawan
magang. Identitas tetap diberikan oleh SDM kepada karyawan saat karyawan masuk
bekerja di RSIA Kenari Graha Medika
B. Identitas sementara diberikan kepada petugas tenant/penyewa lahan, keluarga
(pengunggu pasien) atau pengunjung (pengunjung diluar jam besuk dan tamu RS).
Identitas sementara diberikan dari unit keamanan kepada keluarga (penunggu
pasien), pengunjung diluar jam besuk dan tamu RS yang di tukar dengan identitas
pribadi

B. Pemeriksaan dan Pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan secara berkala

1. Pemeriksaan dan Pemantauan keamanan oleh unit keamanan :


Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan oleh unit keamanan dilakukan 2 kali dalam 1
shift, petugas keamanan mengisi formulir laporan kegiatan patroli, dilaporkan kepada
kepala security dan melakukan kordinasi dan unit IPSRS dan komite K3RS.
Laporan rekapan hasil patroli dikumpulkan setiap bulan dan dibuat laporan bulanan
security dikumpulkan kepada kepala bagian.
2. Pemeriksaan dan Pemantauan keamanan oleh komite K3RS :
Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan oleh komite K3RS dilakukan minimal 1 bulan
sekali dengan mengisi formulir laporan ronde fasilitas dan dilaporkan kepada direktur
setiap bulan untuk menjadi pertimbangan anggaran untuk perbaikan fasilitas dan
bangunan.

C. Pemantauan yang dilakukan petugas keamanan dan atau memasang kamera sistem
CCTV.
-10-

Melakukan monitoring dengan memasang kamera CCTV pada daerah terbatas seperti:
1. Ruang bayi dan kamar operasi serta daerah yang berisiko lainnya seperti ruang anak,
lanjut usia, dan kelompok pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau
memberi tanda minta bantuan bila terjadi bahaya. Namun, harus diingat pemasangan
kamera CCTV tidak diperbolehkan di ruang pasien dan tetap harus memperhatikan
hak privasi pasien. Pengecualian untuk pasien jiwa yang gaduh gelisah maka
pemasangan dapat di kamar pasien, tetapi hanya dipantau di nurse station tidak di
security.
2. Monitoring dapat dilakukan dengan memasang kamera sistem CCTV yang dapat
dipantau di ruang petugas keamanan yang tertutup dan tidak bisa diakses oleh
semua orang. Saat ini pemantauan CCTV dilakukan diruangan IT karena ruangan
jaga petugas keamanan belum memadai dan terbuka dan dapat diakses oleh semua
orang. c. Monitoring melalui pemasangan kamera CCTV juga diperlukan untuk
daerah terpencil atau terisolasi, area parking, dan area lainnya yang sering terjadi
kehilangan di rumah sakit
3. Area berisiko keamanan di RSIA Kenari Graha Medika sebagai berikut :
Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka rumah sakit
menetapkan beberapa area yang masuk dalam kategori berisiko tinggi dalam hal
perlakuan dari sisi keamanan dan prosedur penempatan anggota. Pihak Satpam dan
K3 akan selalu mengadakan evaluasi terhadap area yang berisiko tersebut
berdasarkan atas data kejadian/laporan kejadian dan hasil evaluasi dan informasi
lainnya

a. Area Berisiko Tinggi Keamanan


1) IGD
2) Perinatologi/ruang bayi
3) Pendaftaran
4) Kasir
5) Ruang rekam medik
6) Kamar operasi
7) Poliklinik
8) Instalasi Farmasi dan Logistik
9) Ruang server
10) IPSRS
11) Kantin
12) Parkiran10
13) Mushola
14) Ruang sekretariat

b. Area Berisiko Tinggi Keselamatan


1) Radiologi (alat kesehatan)
2) Laboratorium (alat kesehatan)
3) Kamar Bedah (alat kesehatan)
4) IGD (alat kesehatan)
5) ICU (alat kesehatan)
6) Ruang perawatan anak
7) Ruang perawatan pasien rentan

c. Area Berisiko Tinggi Kebakaran


-11-

1) Instalasi Gizi
2) Laundry dan CSSU
3) Radiologi
4) Laboratorium
5) Kamar bedah
6) Genset
7) Ruang panel listrik
8) Ruang gas medis
9) Logistik
10) TPS
d. Area Berisiko Tinggi Tumpahan B3
1) Laboratorium
2) TPS B3
3) Logistik

e. Area Berisiko Tinggi Kegagalan Utilitas


1) Listrik
a) Area Pasien
 ICU,
 IGD
 Ruang Operasi
 CSSU
 Kamar Isolasi
 Radiologi
 Poliklinik
 Kamar Pemulihan
 Laboratorium
 Sistem Call Perawat
b) Area Non Pasien
 Server IT
 Pusat CCTV
 Personal Computer bagian keuangan
 Control Alarm Bangunan, Sistem Paging dan Sound Sistem
 Kulkas Obat
 Sistem Kebakaran termasuk smoke detector
2) Air
a) Area Pasien
 ICU
 Ruang Operasi
 CSSU
 Kamar Isolasi
 Rawat Jalan
 Ruang Recovey
 Laboratorium
 Kamar Perawatan
 Kamar kebidanan dan bersalin
 Kamar Bayi
-12-

b) Area Non Pasien


 Instalasi Gizi
 Roof Tank
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengan
sebagian dilakukan penambahan fasilitas kamera CCTV, kegiatan patroli selama 24
jam, kegiatan monitoring.

D. Perlindungan semua individu yang berada di lingkungan rumah sakit terhadap


kekerasan, kejahatan dan ancaman
Berikut ini adalah daftar kelompok pasien beresiko mengalami kekerasa fisik yang
harus mendapat perlindungan sesuai kebijakan yang berlaku di RSIA Kenari Graha
Medika :

No Kelompok Tindakan Pencegahan


1 Bayi dan Ruang bayi selalu dalam kondisi tertutup dan
terkunci
Penghalang tempat tidur harus selalu
dipasang
Pasien bayi yang dipulangkan harus diantar
oleh petugas atau bidan sampai ke pintu
pembatas rawat inap
Bayi baru lahir yang diserahkan kepada
keluarga, harus menggunakan formulir serah
terima bayi baru lahir
2 Manula Setiap ruangan harus tersedianya tombol
darurat
Harus selalu di tunggu oleh satu orang
sesuai ketentuan rumah sakit
Menyediakan alat bantu gerak misalnya :
tongkat, tripot, kursi roda
3 Penyandang cacat Menyediakan alat bantu gerak di setiap
ruangan sesuai kebutuhan pasien
4 Tidak sadarkan diri (Koma) Di tempakan di dalam rauangan khusus
Penunggu pasien berada di luar ruangan
5 Korban kriminal Ditempatkan di tempat tidak mudah diakses
olah banyak orang

1. Akses Keluar Masuk


a. Akses IGD diawasi oleh Satpam selama 24 jam dan dilengkapi oleh CCTV
dan petugas patroli.
b. Area yang berisiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa
pemasangan alat kamera CCTV dan patroli rutin.
c. Petugas Satpam akan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk
yang masuk wajib mengenakan kartu ID (hal ini dilaporkan pada logbook).
-13-

d. Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari SDI atau


Humas dan Kominfo kemudian akan diteruskan kepada petugas Satpam.
e. Setiap media yang akan melakukan peliputan harus
menghubungi/mendatangi petugas Satpam yang selanjutnya akan diarahkan
kepada Humas untuk mendapatkan izin dari pihak terkait.
f. Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum atau
pengacara pasien yang akan datang ke area rumah sakit diarahkan ke
Supervisor Hukum dan Relasi. Aparat penegak hukum diarahkan untuk
menghubungi Satuan Pengamanan RSIA Kenari Graha Medika saat
melakukan aktifitas di area rumah sakit.
2. Alur Kendaraan
a. Satpam yang bertugas memonitoring di area IGD selalu memastikan bahwa
alur kendaraan yang masuk maupun yang melintas di depan area pintu
masuk IGD berjalan dengan lancar. Petugas wajib memantau kondisi lalu
lintas sekitar IGD segera tanggap dan cepat mengarahkan Ambulance yang
datang maupun kendaraan darurat yang menuju ke IGD. Petugas harus
selalu siaga selama 24 jam.
b. Petugas Satpam secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban
terhadap pejalan kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area IGD agar
tidak menghalangi jalur kendaraan dan mobilitas kegiatan bantuan medis di
area IGD
c. Pemblokiran akses/jalan luar rumah sakit dapat dilakukan oleh pihak Satpam
dengan terlebih dahulu mendapat perintah dan izin dari Manajemen RS.
Pemblokiran area luar dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak
pengelola wilayah.

3. Prosedur Darurat
a. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil (lift macet), situasi
penyanderaan, ancaman bom dan penculikan bayi, harus segera
menghubungi Posko Satpam. Petugas akan segera melakukan tindakan
cepat dan tepat sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.
b. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap
tindakan penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal
gedung berdasarkan kepada kebijakan dan SPO Penanggulangan Keadaan
Darurat dan Bencana.
c. Semua informasi mengenai dokumen klinis pasien adalah rahasia dan tidak
boleh diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media.
d. Komandan Satpam maupun Pelaksana Satpam selalu berkoordinasi dengan
Subbad Kerumahtanggaan untuk memberikan pemberitahuan mengenai
kondisi darurat dapat melalui telepon ruangan maupun handphone atau
dengan system alarm. Hal ini mencakup situasi seperti ancaman bom,
insiden penyanderaan, penembakan atau penculikan bayi.

4. Penculikan Bayi Atau Anak


a. Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas Satpam akan melakukan
penjagaan disetiap pintu keluar dan masuk serta melakukan pengamatan
terhadap setiap orang yang keluar masuk area rumah sakit. Dan selalu
berkoordinasi dengan petugas keamanan yang berada di CCTV.
-14-

b. Petugas operator akan melakukan panggilan handphone apabila terjadi


keadaan darurat sesuai dengan SPO yang berlaku.
c. Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpa
melalui izin, serta setiap media yang akan melakukan peliputan harus
menghubungi Humas/Kominfo untuk mendapatkan izin dari petugas Satpam
terlebih dahulu.
d. Petugas yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akan
melakukan sensus dan pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan tidak
disentuh agar tidak merusak barang bukti.
e. Petugas Satpam akan berkoordinasi dengan Polsek terdekat bila terjadi
penculikan anak dan bayi.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Daftar pengunjung rumah sakit di luar jam besuk


2. Daftar tamu rumah sakit
3. Formulir laporan patroli unit keamanan
4. Formulir laporan ronde fasilitas
5. Formulir berita acara insiden
6. Checklist ancaman bom
7. Berita acara pintu tidak terkunci
8. Berita acara serah terima pintu tidak terkunci
9. Laporan (kehilangan /penemuan) anak / manula
10. Laporan korban kecopetan / penodongan/pencurian
11. Laporan penangkapan pelaku kejahatan
-15-

BAB V
PENUTUP

Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas tahun 2022 ini merupakan acuan dalam
melaksanakan pelayanan terhadap semua kegiatan keselamatan di lingkungan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan prima dan berkesinambungan yang bekerja sama dengan antar unit-unit lain
yang saling berhubungan. Semoga dengan panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas dapat
berjalan dengan arah dan tujuan yang jelas dengan hasil yang lebih baik dan meningkat dan
bermanfaat bagi semua yang ada di lingkungan sekitar rumah sakit

DIREKTUR,

dr. EVY FEBRINA NURPENI, MARS, FISQUa

Anda mungkin juga menyukai