DINAS KESEHATAN
A. PENDAHULUAN
Setiap sarana kesehatan wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja
sesuai dengan yang tercantum pada pasal 23 UU kesehatan No 36 tahun 2009
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.03/MEN/1982
tentang pelayanan kesehatan kerja, serta Peraturan Menteri Kesehatan No 52
Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Sedangkan untuk pelayanan keselamatan kerja, pada prinsip nya
berkaitan erat dengan kebijakan puskesmas terkait sarana, prasarana dan
peralatan kerja.
B. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Puskesmas mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing
berinteraksi dan bersinergi satu sama lain.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat ( UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7 ). Salah
satu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan adalah Puskesmas. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat maka keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Di
samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat
kesehatan. Puskesmas sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan
keselamatan kerja pegawainya. Di sisi lain Puskesmas harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber
daya manusia, kefarmasian, dan peralatan ( PMK No.75 Tahun 2014) Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebagai salah satu standar yang turut dinilai
dalam Akreditasi Puskesmas mempunyai kontribusi yang cukup mentukan status
akreditasi. Oleh karena itu Standar Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
harus diupayakan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Di Indonesia
berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung Kementerian Kesehatan tahun 1987-2016 terdapat 178 petugas medis
yang terkena HIV AIDS. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada tahun 1998
menunjukkan bahwa 85% suntikan imunisasi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan ternyata tidak aman (satu jarum dipakai berulang) dan 95% petugas
kesehatan mencoba ketajaman jarum dengan ujung jari. Selain itu dari hasil
penelitian Start dengan Quick Investigation of Quality yang melibatkan 136
Fasyankes dan 108 diantaranya adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), menunjukkan bahwa hampir semua petugas Puskesmas belum
memahami dan mengetahui tentang kewaspadaan standar
Berdasarkan data tersebut dirasa perlu untuk melaksanakan program
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
LIMBAH B3.
b. Melaksanakan identifikasi risiko
bahan dan limbah berbahaya (B3)
Karyawan
c. Melaksanakan pengendalian bahan BLUD Tim MFK
Puskesmas
dan limbah berbahaya (B3)
(Penanganan penyimpanan,
penggunaan dan pembuangan B3)
Keselamatan Dan
1 Keamanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Manajemen
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bencana
4 Proteksi Kebakaran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Peralatan Medis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Sistem Utilitas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √