Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN LIMBAH B3

TAHUN 2023

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA BERENCANA KABUPATEN BENGKAYANG
PUSKESMAS SIDING

1
BAB I
DEFINISI

1. Lingkungan Puskesmas Siding adalah semua area di dalam dan di luar gedung
yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Puskesmas Siding sebagai batas
wilayah dan area Puskesmas Siding.
2. Masyarakat rumah sakit adalah semua orang yang berada di dalam area rumah
sakit tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan
masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko
obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium,
dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah
bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak
langsung menggunakan bahan berbahaya beracun
5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya;
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan sarana angkutan;
12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan
sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.

2
13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai
peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan
kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit
14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak
15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen
dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan
eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran.
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai
yang karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara
yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai
kelengkapan laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja,
exhaust fan, dan sebagainya.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai Puskesmas Siding.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan
kegiatandengan menggunakan bahan kimia
1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup
panduan tentang :
a. Identifikasi B3
b. Pengadaan B3
c. Penyimpanan B3
d. Penanganan tumpahan B3
e. Penanganan terpapar B3 pada kulit
f. Penanganan terpapar B3 pada mata
g. Pemasangan simbol dan label B3
h. Pembuangan limbah B3
2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
a. Instalasi Farmasi
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Rawat Darurat
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rawat Jalan
f. Radiologi
g. Instalasi Pemeliharaan Sarana
h. Instalasi Sanitasi Lingkungan
i. Gudang

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. TATALAKSANA
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan
berbahaya dan beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3,
pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan
B3, penanganan B3, dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan
dan terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.

B. TATALAKSANA KELOLA B3
Tatalaksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan
meliputi fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan
beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah
termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan
Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb :
- Mudah meledak (explosive);

5
- Pengoksidasi (oxidizing);
- Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
- Sangat mudah menyala (highly flammable);
- Mudah menyala (flammable);
- Amat sangat beracun (extremely toxic);
- Sangat beracun (highly toxic);
- Beracun (moderately toxic);
- Berbahaya (harmful);
- Korosif (corrosive);
- Bersifat iritasi (irritant);
- Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
- Karsinogenik (carcinogenic);
- Teratogenik (teratogenic);
- Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti
dalam lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka
cara Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
- mudah meledak;
- mudah terbakar;
- bersifat reaktif;
- beracun;
- menyebabkan infeksi; dan
- bersifat korosif.
2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa
oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APB Barang termasuk didalamnya adalah
Perbekalan Farmasi)

6
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari
obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis
dari penyedia barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan
farmasi sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan
Barang/Jasa Puskesmas Siding.
3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3
a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
- Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana
dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
- Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
- Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan
lainnya;
b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300
m;
d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
- Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah
B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
- Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan Umum B3

7
- Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam
& lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
- Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb:
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar
tidak roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat
lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas
(listrik, api terbuka dll)
- Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan
danKeselamatan)
- Sarana K3 disiapkan dan digunakan
- Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
- Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd
atasan.
- Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi,
safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama
c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
- Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal
petir
b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
 Suhu sejuk dan kering
 Hindari cahaya langsung matahari

8
 Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
 Hindarkan kenaikan suhu
c) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
d) Tata penyimpanan
 Wadah disimpan pada posisi tegak
 Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
 Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
 Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
 Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
e) Kesiapan penanggulangan
 Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya
gas Medik
 Tersedia alat pemadam kebakaran
 Tersedia P3K dan antidotum
 Tersedia alat komunikasi
f) Lokasi
 Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa
tiupan angin kuat
 Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
g) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya
h) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
i) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban
langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
d. Penyimpanan B3 Explosif
- Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti
sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
- Kondisi ruangan

9
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal
petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
e. Penyimpanan B3 Gas Mampat
- Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
& akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
- Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal
petir
 Pengaturan suhu / panas / cahaya
o suhu sejuk dan kering
o hindari cahaya langsung matahari
o hindarkan instalasi litrik, sumber panas
o Hindarkan kenaikan suhu
 Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
f. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
- Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
- Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)

10
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
- Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
g. Penyimpanan B3 Beracun
- Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
- Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci
4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
- Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
- Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
- Peralatan kerja harus layak pakai
- Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
- Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan
SPO
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggung jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja
terlebih hal yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah
sisa B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

11
5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila
terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau
merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil
menunggu pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama
yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) . Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan
kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada
petugas, sarana dan lingkungan rumah sakit

c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :


- Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang
disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
- Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan semenjak ia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju
ke tempat pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari
tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa
ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2
x 24 jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan
pekerjaan.
- Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidak
normalan psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan
atau fungsi.
- Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau
berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk
melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas–batas yang
dianggap normal untuk manusia.
- Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai
akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau

12
mencegah orangitu untuk melakukan perannya yang normal untuk
ukuran orang itu.
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
- Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat
B3.
- Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima
laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat
akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-
langkah penanggulangan yang diperlukan.
- Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban
setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat;
dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar;
yang diakibatkan oleh B3.
6. Panduan penanganan tumpahan B3
a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan.
Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap
bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika
bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan
kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :

13
- Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah
, sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
- Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
- Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan.
- Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
- Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
- Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan
yang bersifat asam dan
- Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
- Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila
terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
- Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan
air, sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
- Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
- Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup
untuk penanganan lebih lanjut
- Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman
- Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan
kimia.
- Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya,
selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung
tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu
pelindung)
6.1 Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
a. Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut
b. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air terdekat
dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang terkontaminasi

14
c. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk gambar
d. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
e. Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang
melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya
f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit melalui
Poli Pegawai
h. Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

6.2 Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


a. Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, bila Terkena Mata :
- Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan
posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi
- Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit
- Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai mata
sebelahnya
- Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata
- Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
- Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Unit Rawat Darurat bila
memerlukan pertolongan medis lebih jauh
- Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
7. Panduan pemasangan simbol dan label B3
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya
adalah tindakan pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada
pengelolaan B3 biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia
dalam wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di ruaangan dari

15
barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat
penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat
penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat
dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan
keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
- Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
- Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
- Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3.
- Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat
B3 dan dilengkapi penutup.
- Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk
lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

b. Panduan Umum pemasangan Simbol


- Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya
dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
- Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib
diberi simbol B3.
- Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah
ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang
dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

16
Gambar A: bentuk dasar simbol

b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan
dan bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk
dipasang dikendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun
harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis
simbol B3
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang
terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu :
 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),
sebagaimana gambar (1).

Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak


(explosive).

Warna dasar orange dengan garis tepi tebal berwarna hitam.


Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb)
berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat
meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia
dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan

17
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.
 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),
sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada
lampiran :

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan
banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan
bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar

18
Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah
menyala (flammable)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
o Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperature ambien;
o Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan
sumber nyala api;
o Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
o Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam
jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan
air atau udara lembab;
o Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 oC
dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 oC;
o Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21 oC;
o Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 oC
(140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
o Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25 oC
dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya
kebakaran melalui gesekan, penyerapan uaair atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10
detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash
Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40 oC;
o Aerosol yang mudah menyala;
o Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
o Peroksida organik.

19
 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),
sebagaimanagambar (4).

Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tipis berwarna hitam.
Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
o Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan
tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat
beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau
o Sifat bahaya toksisitas akut.

 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),


sebagaimana gambar (5).

20
Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun
gas yang jika terjadi kontak atau melalu inhalasi ataupun oral
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat
tertentu.

 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana


gambar (6).

Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tipid berwarna hitam


Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
o Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
o Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena
paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi
pernafasan,mengantuk atau pusing;
o Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi
pada kulit; dan/atau
o Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata

21
 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),
sebagaimana gambar (7).

Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
o Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
o Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE
1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur
pengujian 55oC; dan/atau
o Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat
asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang
bersifat basa.

 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for environment), sebagaimana gambar (8).

Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for the environment)

22
Warna dasar orange dengan garis tepi tebal berwarna hitam.
Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna
hitam serta ikan. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan
kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan
atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat
ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls).

 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik


dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic),
sebagaimana gambar (9)

Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,


teratogenikdan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna
hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna
putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka
pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat
menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
o karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;

23
o teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
o mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
o toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
o toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
o gangguan saluran pernafasan.

 Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas


bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan

 Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.


Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam.
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu
bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran

c. Ketentuan pemasangan simbol


Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan
terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;

24
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol
lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa
bahan berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”
- Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya,
dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih
besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan
plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan warna
simbolyang dapat berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus
dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan
dari sisa B3 yang tertinggal.

- Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.


Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan

25
kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas,
atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalanG
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang
produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca,
jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari
kemasannya.
- Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan
dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah
panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta
garis tepi berwarna hitam
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi Nama B3/Nama Dagang Nama B3,
Komposisi, No CAS/No UN, Produsen, Informasi Tindakan
Penanganan, Pernyataan Bahaya, Identitas Pemasok Klasifikasi
B3, Fisik, Kesehatan dan Lingkungan
- Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3.
- Pemasangan label B3.
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.

8. Panduan pembuangan limbah B3


Limbah B3 yang terdapat di dalam TPS LB3 RSUD Kabupaten Bengkayang
diolah oleh pihak ketiga.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :

26
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah, kadaluarsa maupun sisa hasil proses
yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau
tempat sampah khusus B3
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
Untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan
aman tidak lebih ambang
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.
Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb
9. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
a. Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling
lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum dilakukan pembakaran.
b. Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram
per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum dilakukan pengolahan
dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung jawab.
c. Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan
bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3

27
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun


wajib melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3,
penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3.. Hal ini dilakukan sebagai
bukti bahwa Puskesmas Siding melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
dengan baik.

28
BAB V
PENUTUP

Buku panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan Puskesmas Siding


melakukan penanganan B3 yang diperlukan dalam pelayanan medis dan limbah B3
yang dikeluarkan akibat dari proses pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No.: 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan atau peraturan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) agar tidak
menjadi sumber polusi dan penularan penyakit sehingga dapat memberikan
perlindungan bagi kesehatan, keselamatan manusia serta perlindungan kelestarian
lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini
sekaligus bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi
petugas yang ada di lingkungan Puskesmas Siding.

29

Anda mungkin juga menyukai