A. DEFINISI
1. Lingkungan Klinik Panglima Sudirman adalah semua area didalam dan diluar gedung
yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Klinik Panglima Sudirman Kota Gresik
sesuai batas wilayah dan area Klinik Panglima Sudirman Kota Gresik.
2. Masyarakat Klinik adalah: semua orang yang berada di dalam area Klinik tanpa
terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,
Puskesmas, Klinik, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang
farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya,
antara lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan
Anak (BKIA).
4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak
langsung menggunakan bahan berbahaya beracun
5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya;
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;
11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan;
12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan
dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan
berupa iritasi dan peradangan kulit.
14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta
sering menimbulkan kebakaran.
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara yang
dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan
kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan
laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja, exhaust fan, dan
sebagainya.
B. RUANG LINGKUP
1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai Klinik Panglima Sudirman
Kota Gresik.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan
dengan menggunakan bahan kimia
a. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan
tentang :
1) Identifikasi B3
2) Pengadaan B3
3) Penyimpanan B3
1
4) Penanganan tumpahan B3
5) Penanganan terpapar B3 pada kulit
6) Penanganan terpapar B3 pada mata
7) Pemasangan simbol dan label B3
8) Pembuangan limbah B3
b. Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1) Poli Umum
2) Poli Gigi
3) Poli KIA
4) Unit Farmasi / Kamar Obat
2
C. TATA LAKSANA
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan berbahaya
dan beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3,
penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan B3,
dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga
proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang
telah memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku. Tata laksana kelola B3 adalah system
manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar
atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 ,
sbb :
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi
dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.
2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APB
Barang termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi)
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari penyedia barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
3
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa Puskesmas
Kedundung Kota Mojokerto.
4
c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
(1) Suhu sejuk dan kering
(2) Hindari cahaya langsung matahari
(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
(4) Hindarkan kenaikan suhu
c) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal
3) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas
Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa tiupan
angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung dsb
maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
d. Penyimpanan B3 Explosif
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadahan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti sesuai
dengan macam dan tingkat bahaya.
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,
tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan pemberitahuan
dilarang merokok
e. Penyimpanan B3 Gas Mampat
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar & akurat
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering
(b) hindari cahaya langsung matahari
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(d) Hindarkan kenaikan suhu
5
(2) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal
f. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran
dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas
isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
g. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor/ mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3
yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci
4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang tidak
aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
6
5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman
dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu pertolongan
dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum: pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dampak
dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia,
bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas, sarana dan lingkungan
rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan
oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju
rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa
sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas dengan
cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat
dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang
itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan
tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3
sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang
yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.
8
g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower
9
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive),
sebagaimana gambar (1).
10
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara
lembab;
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan titik
didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber
nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uaair atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup
Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.
(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana gambar
(4).
11
(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana gambar
(6).
12
Gambar (8): Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous
for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan
(misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).
(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana
(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas), sebagaimana gambar (10).
13
Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi
dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah
dan isinya dapat menyebabkan kebakaran
14
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang produsen B3,
identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak
mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar =
3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam,
sebagaimana gambar
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan
Gambar 6 a. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3
Label
D. DOKUMEN
Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan,
penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3.. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
Puskesmas Kedundung Kota Mojokerto melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun dengan baik.
16
Lampiran 1
17
Lampiran 2
LOKASI B3 DI KLINIK PANGLIMA SUDIRMAN KOTA GRESIK
18
5 Instalasi Farmasi, Poli Hibiscrub Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata dan pernapasan
Umum, Poli Gigi gluconate 4% b/v
setara dengan
Chlorhexidine
gluconate 2% b/v
19
10 Laboratorium Alkohol 70% Sangat mudah menyala
13 Laboratorium Immersion Oil Benzyl Benzoate Berbahaya jika ditelan, beracun bagi
organisme air mungkin karena efek
yang lama.
20
14 Poli Gigi Eugenol Dapat mengiritasi jika kontak langsung
dengan kulit, mata, pencernaan dan
pernapasan.
21
LAMPIRAN 3
LAPORAN DAFTAR B3 DI KLINIK PANGLIMA SUDIRMAN KOTA GRESIK DAN PENYIMPANANNYA
1 Instalasi Hydrogen Rak obat bagian bawah, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Farmasi peroxide 3% pemakaian obat luar, tersedia dengan sumber air untuk mencuci.
wastafel
Alkohol 70% Penyimpanan pada rak depan, Harus disimpan di tempat terpisah dari
OTC, tidak dipisahkan dengan tempat penyimpanan perbekalan farmasi
sediaan farmasi yang lain, jauh lain, mudah dilokalisir bila terjadi
dari Apar kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
Sangat mudah dengan pemadam api.
menyala
Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel dengan sumber air untuk mencuci.
Gudang Alkohol 70% Penyimpanan rak Depo farmasi di Harus disimpan di tempat terpisah dari
Logistik KO, terpisah dari obat dan alkes tempat penyimpanan perbekalan farmasi
yang lain. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Sangat mudah
menyala
22
Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel dengan sumber air untuk mencuci.
Hydrogen Rak obat Depo Farmasi di KO, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
peroxide 3% tersedia wastafel dengan sumber air untuk mencuci.
Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
suhu ruangan normal, ada mendapat petukaran udara yang baik
pertukaran udara yang baik
Ethylchloride Penyimpanan rak Depo farmasi di Harus disimpan di tempat terpisah dari
KO, terpisah dari obat dan alkes tempat penyimpanan perbekalan farmasi
yang lain. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
Mudah Menyala dengan pemadam api.
Detergent Alkali ( Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
9L) Limbah langsung diolah di IPAL dengan sumber air untuk mencuci.
Bleach Klorin Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
( 10 L ) dengan sumber air untuk mencuci.
3 Laundry
Softener ( 14 L ) Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.
4 Laboratorium Alkohol 95% Letak Apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
23
Wright’s stain Tersimpan terpisah dari reagen lab Harus disimpan di tempat terpisah dari
yang lain. Letak Apar tidak jauh tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
dari ruangan. mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
mendapat pertukaran udara yang baik,
tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas
Immersion Oil Ruangan adalah tempat yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
sejuk, mendapat pertukaran udara mendapat pertukaran udara yang baik,
yang baik, tidak kena sinar tidak kena sinar matahari langsung dan
matahari langsung dan jauh dari jauh dari sumber panas
sumber panas
Poli Gigi Eugenol Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.
Lysol Tersedia wastafel untuk mencuci Harus disimpan di tempat terpisah dari
5 House pada ruangan. Letak apar tidak tempat penyimpanan perbekalan farmasi
Keeping jauh dari ruangan. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
Sangat Mudah dengan pemadam api. Tersedia tempat
Menyala untuk mencuci.
24