PUSKESMAS CIBAREGBEG
TAHUN 2017
ii
PEMERINTAH KABUPATEN KUPANG
PUSKESMAS CIBAREGBEG
KECAMATAN KUPANG TIMUR
Jl. Timor Raya Km. 32, Naibonat- Kode Pos 85362
E-mail : naibonatpuskesmas@gmail.com
Hotline Service : 081238978618
KEPUTUSAN
TENTANG
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3) INSTALASI
LABORATORIUM
Menimbang : 1. Bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalm puskesma ada yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta menghasilkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3);
2. Bahwa lingkungan hidup yang berada di puskesmas perlu dijaga
kelestariannya sehingga menunjang pelaksanaan kegiatan di
puskesmas serta sesuai dengan peraturan yang berlaku;
3. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan Peraturan
kepala puskesmas tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) di
Puskesmas Cibaregbeg.
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Naibonat
pada tanggal
KEPALA PUSKESMAS
CIBAREGBEG,
ADRIANA T. BETY,
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi .................................................................................................................. v
Lampiran I
BAB I
DEFINISI
1. Lingkungan Puskesmas Cibaregbeg adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Puskesmas Cibaregbeg sesuai batas wilayah dan
area Puskesmas Cibaregbeg.
2. Masyarakat Puskesmas Cibaregbeg adalah semua orang yang berada di dalam area
Puskesmas Cibaregbeg tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,
Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi,
pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat
dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya;
5. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan,menggunakan dan atau membuang B3
6. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 danatau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan
manusia, dan makhluk hidup lainnya;
7. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah danatau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
8. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
9. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
10. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan;
11. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
12. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan
dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan
berupa iritasi dan peradangan kulit.
13. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta sering
menimbulkan kebakaran.
14. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
15. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara yang
dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan gangguan
kesehatan yang berarti.
16. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan
laboratorium, misal Inkas, meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup manajemen ini meliputi Ruang Lingkup Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) serta Ruang lingkup sarana
kerja, sebagai tempat pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3).
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan tentang :
Identifikasi B3
Pengadaan B3
Penyimpanan B3
Penanganan tumpahan B3
Penanganan terpapar B3 pada kulit
Penanganan terpapar B3 pada mata
Pemasangan simbol dan label B3
Pembuangan limbah B3
2. Ruang lingkup Sarana Kerja/Tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3.
Ruangan-ruangan antara lain :
Instalasi Farmasi
Instalasi Laboratorium
Instalasi umum dan Sanitasi
BAB III
TATA LAKSANA
Tata Laksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah Panduan Pengelolaan Bahan
Berbahaya Dan Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun meliputi tata laksana
kelola yang terdiri dari fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan ,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(Lihat SPO masing masing )
Identifikasi B3
A. Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun dengan
melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar atau golongan
B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No. 74 / Tahun 2001, sebagai berikut:
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
B. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam lampiran
PP. No. 74 / Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi dilakukan
melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
a. mudah meledak;
b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.
Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu:
a. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Instalasi Laboratorium Puskesmas
Cibaregbeg terintegrasi langsung dan dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi.
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri alat kesehatan,
reagensia dari suplier resmi.
c. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pengadaan langsung dilakukan
terhadap pengadaan Reagensia sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengadaan reagensia.
D. Penyimpanan B3 Beracun
1. Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3
yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2. Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci
4. Penggunaan B3
A. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam penggunaan
B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja/protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan administrasi sudah siap (perintah kerja, daftar B3 dll)
B. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
C. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung jawab
dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih hal yang tidak aman
D. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3
hingga aman.
E. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut
5. Panduan penanganan B3
A. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman dan
tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu pertolongan dokter.
B. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum: pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dampak dan
Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan
kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas , sarana dan lingkungan rumah
sakit
C. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan
luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh suatu kejadian
atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan semenjak
meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat pekerjaannya, selama jam
kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui
jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam
waktu2x 24jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguanatau ketidaknormalan psikologik
dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas dengan
cara atau dalam batas – batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat dari
perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang itu untuk
melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
D. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib mengambil
langkah-langkah :
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat; dan
d. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan
tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3
sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang
yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk:
a. Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau
b. Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.
6. Penanganan tumpahan B3
A. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang
ditimbulkan antara lain: keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan
dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah
terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahan bahan
mikrobiologi).
B. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
a) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah, sifat kimia
dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui teknik aman
penanganannya.
b) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
d) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat
asam dan
g) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan
adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur .
i) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun
detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
j) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety
Data Sheet” (MSDS).
C. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
a) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan
lebih lanjut
b) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
d) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat
Pelindung Diri (APD) lainnya: masker dan sepatu pelindung)
D. Penanganan terpapar B3 pada kulit
a) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, Bila
Terkena Kulit dan Rambut
b) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air terdekat
dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang terkontaminasi
c) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila mungkin
air mengaliratau air pancuran atau shower), lihat petunjukg ambar
d) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
e) Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang melepas
uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Puskesmas
Gambar 1. Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol terdiri
dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi
Simbol
Label
TRIWULAN
No PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4
2 Instalasi Formalin Mengiritasi mata,
Laboratorium kulit, pencernaan.
Korosif bagi mata
dan kulit.
Karsinogenik
3 Laboratorium pengharum sangat mudah
ruangan dalam menyala
botol kaleng
NO LOKASI B3 KANDUNGAN SIMBOL KETERANGAN
4 Laboratorium Klorin Korosif dan beracun
bagi kehidupan
dalam air untuk efek
yang lama
5 Laboratorium Baygon Mudah menyala
6 Laboratorium Reagen Sodium hidroxide, asam pikrat Mengiritasi mata,
Creatinin kulit, pencernaan dan
pernapasan
10 Laboratorium Ceel pack Sodium chlorid, sodium tetraborate, Irritant, korosif bagi
EDTA mata dan kulit