Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

RSU St. Madyang PALOPO


A. PENDAHULUAN
Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini mulai
disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan yang
B. PENGERTIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya;
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3

C. RUANG LINGKUP
1. Penggunaan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit
2. Penyimpanan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit
3. Penanganan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit
4. Identifikasi Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit
5. Pengelolaan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit
6. Pemasangan Label Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit

D. TATA LAKSANA
1. Penggunaan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit
a. Bahan cair yang mudah terbakar
1) Jenis bahan
 Alcohol 96%
 Brand Spiritus
2) Dampak Bahaya
 Karena sifatnya mudah terbakar maka dapat menimbulkan kebakaran
 Bila kena luka akan terasa panas
3) Bahan Berbahaya ini digunakan hampir diseluruh bagian tindakan untuk
desinfektan
b. Bahan korosif dan pengoksidasi
1) Jenis bahan
 Hydrogen peroksida 50%
 Asam Clorida (HCL)
2) Dampak Bahaya
 Menyebabkan iritasi dan gatal dikulit dan mata bila terkena bahan ini.
 Bila terhirup akan menyebabkan sesak nafas
3) Bahan Berbahaya ini digunakan di IGD
c. Bahan Pembius
1) Jenis bahan
 Halothane
 Etran
 Isofluran
2) Dampak Bahaya
 Menimbulkan mual, muntah dan menggigil
 Menekan kardiovaskuler dan menurunkan tekanan darah
 Menimbulkan kerusakan hati
 Dapat menyebabkan Hepatitis
3) Bahan Berbahaya ini digunakan di Kamar Operasi
d. Bahan Korosive
1) Jenis bahan
 Natrium Hipoklorit
 Fixer
 Defelover
2) Dampak Bahaya
 Apabila kontak langsung dapat menimbulkan iritasi mata dan kulit
 Dapat merusak warna pakaian
3) Bahan Berbahaya ini digunakan di Laundry
e. Bahan Mudah Terbakar dan Meledak
1) Jenis bahan
 Oksigen
 LPG
2) Dampak Bahaya
 Jika terkena panas yang tinggi bias meledak
 Jika terkena api dengan mudah menyebabkan kebakaran
3) Bahan Berbahaya ini digunakan di Instalasi gizi, IGD, ICU, Perawatan Bayi,
Perawatan Anak, Kamar Operasi dan Kamar Bersalin.
f. Bahan Radiasi
1) Jenis alat
 Alat X-Ray Convensional
 Alat X-Ray Dental (Gigi)
 Lampu UV
2) Dampak Bahaya
 Jangka pendek dapat mengakibatkan lemah, letih, dan lesu
 Jangka panjang dapat merusak kelainan genetic, kulit, mata dan
menyebabkan kematian jika terpapar radiasi yang berlebihan.
 Pencahayaan terhadap radiasi UV dapat menyebabkan kulit terbakar dan
beberapa bentuk kanker kulit dan intensitas tinggi sinar UV dapat pula
berbahaya bagi mata
3) Bahan Berbahaya ini digunakan di Radiologi, Klinik Gigi dan Mulut serta di
kamar operasi.

2. Penyimpanan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit


a. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
b. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi
bahaya sendiri yang tercantum pada MSDS
c. Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
 Nama bahan
 Tanda bahaya
 Tanda peringatan (symbol bahaya)
 Bobot dan volume bahan
d. Adakan supervisi untuk pengawasan bahan beracun dan berbahaya yang
tersimpan dan pastikan dalam keadaan aman

3. Penanganan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit


a. Penanganan berdasarkan personil
 Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau disimpan.
 Baca petunjuk pada kemasan
 Letakkan bahan sesuai ketentuan
 Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan sesuai petunjuk
 Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan
 Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di lokasi yang sama
 Jangan menyimpan bahan yang melebihi pandangan mata
 Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan penempatan
bahan, hindari terjadinya tumpahan/kebocoran
 Laporkan segera jika terjadi kebocoran bahan kimia atau gas
 Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang menimbulkan
bahaya / kecelakaan atau nyaris kecelakaan melalui formulir yang telah
disediakan dan alur yang telah ditetapkan.
b. Penanganan berdasarkan lokasi
Daerah-daerah yang berisiko ( laboratorium, radiologi, farmasi dan tempat
penyimpanan ) , penggunaan dan pengelolaan B3 yang ada di Rumah Sakit harus
ditetapkan sebagai daerah berbahaya, serta dibuat dalam denah Rumah Sakit dan
disebarluaskan / disosialisasikan kepada seluruh penghuni Rumah Sakit.
c. Penanganan Administratif
Disetiap tempat penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda
sesuai potensi bahaya yang ada, dan lokasi tersebut tersedia SPO untuk menangani
B3 antara lain :
 Cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi.
 Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan
 Cara penanganan B3 dan lain-lain.

4. Identifikasi Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit


Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu :
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi :
 Limbah B3 dari sumber spesifik;
 Limabah B3 dari sumber tidak spesifik
 Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan dengan :
 Mudah meledak;
 Pengoksidasi;
 Sangat mudah sekali menyala;
 Sangat mudah menyala;
 Mudah menyala;
 Amat sangat beracun;
 Beracun;
 Berbahaya;
 Korosif;
 Bersifat iritasi;
 Berbahaya bagi lingkungan

5. Pengelolaan Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit


Alur pengelolaan limbah padat B3 (medis).
a. Wadah yang ada dimasing-masing ruangan diambil tiap hari atau 2/3
penuh dikumpulkan dalam dua shift, shift 1 dilakukan pada pukul 06.00-09.00
dan shift 2 dilakukan pada pukul 12.00-15.00 oleh petugas.
b. Pengumpulan yang dilakukan mengikuti rute yang sudah ditentukan.
c. Trolly yang digunakan adalah trolly khusus untuk limbah padat b3 (medis).
d. Kontainer yang kotor langsung dicuci kemudian diganti dengan plastik yang baru.
e. Trolly yang berisi limbah padat b3 (medis) langsung menuju tempat
penyimpanan sementara untuk bisa dikirim ke pihak rekanan dalam mengelola
limbah.
f. Gudang penyimpanan limbah padat b3 (medis) yang telah terisi limbah padat
b3 (medis) sebelum dikirim ke pihak rekanan ditutup rapat dan dikunci oleh
petugas yang berwenang.
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan.
a. Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti : sarung tangan,
masker, helm dan sepatu kerja setiap akan memulai melakukan tugas.
b. Pengambilan limbah padat B3 (medis) dilakukan tiap hari.
c. Pembersihan kontainer dilakukan tiap hari beserta trollynya.
d. Petugas yang tidak mengenakan alat pelindung diri harus mendapat peringatan
atau sangsi yang tegas
e. Pengawasan pelaksana harian meliputi :
 Pengawasan pengambilan limbah padat B3 (medis).
 Pengawasan pembersihan alat.
 Pengawasan gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis).
 Pengawasan pemakaian alat pelindung diri.

6. Pemasangan Label Bahan dan Barang Berbahaya di Rumah Sakit


a. Simbol pada kemasan limbah
 Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik limbah yang
dikemasnya.
 Jika suatu limbah memiliki karakteristik lebih dari satu, maka simbol yang
dipasang adalah simbol dari karakteristik yang dominan, Ukuran minimum
yang dipasang adalah 10 cm x 10 cm atau lebih besar,sesuai dengan ukuran
kemasan yang digunakan.
 Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan atau bahan kimia yang
mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik,kertas atau pelat logam)dan
harus melekat kuat pada permukaan kemasannya.
 Dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan
mudah dilihat.
 Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa limbah B3.
 Kemasan yang telah dibersihkan dari limbah B3 dan akan dipergunakan
kembali .
b. Simbol pada kendaraan pengangkut limbah B3
 Jenis simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan
karakteristik limbah yang diangkutnya.
 Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran boks pengangkut yang ditandainya.
 Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air hujanatau bahan
kimiayang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas atau pelat
logam) yang menggunakan bahan warna simbol yang dapat berpendar
(fluorescence).
 Dipasang di setiap sisi boks pengangkut dan di bagian muka kendaraan serta
harus dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter.
 Simbol tidak boleh dilepas atau diganti dengan simbol lain sebelum muatan
limbah B3 dikeluarkan serta kendaraan telah dibersihkan dari sisa limbahB3
yang tertinggal.
c. Simbol pada tempat penyimpanan limbah B3
 Simbol dipasang pada setiap pintu tempat penyimpanan limbah B3
dan bagian luar dinding yang tidak terhalang.
 Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik-karakteristik
limbah yang disimpannya.
 Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm ataulebih besar,
sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter.

Anda mungkin juga menyukai