Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN (TOR)

PROGRAM PENGELOLAAN BARANG BAHAN BERBAHAYA (B3)


RUMKIT TK. II dr. SOEPRAOEN TA. 2015

I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat sosio-ekonomis mempunyai
fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam
kegiatannya rumah sakit menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya dan
beracun dan menghasilkan limbah B3, yaitu bersifat infeksius, radioaktif, korosif,
kemungkinan mudah terbakar dan meledak. Yang dimaksud bahan berbahaya di
rumah sakit adalah zat, bahan kimia dan biologi baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup
secara langsung maupun tidak langsung yang mempunyai sifat racun,
karsinogenik, mutagenic, dan iritasi/radiasi. Bahan tersebut diatas harus dikelola
sesuai dengan ketentuan standar atau lembaran data pengaman (LPD) atau
MSDS (Material Safety Data Sheet) yaitu yang berisi tentang sifat fisik, sifat
kimia, dari bahan berbahaya tersebut, jenis bahaya yang ditimbulkan secara
penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat
di dalam penanganan bahan berbahaya.
Bahan bahaya beracun tersebut dapat berpotensi untuk menimbulkan
bahaya besar baik terhadap kesehatan, keselamatan, maupun pencemaran
lingkungan. Untuk itu kita harus mengetahui bagaimana cara pengelolaan bahan
berbahaya tersebut agar tidak menimbulkan bahaya.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang digunakan di rumah sakit
bermacam karakteristiknya dimana bahan tersebut beresiko menyebabkan
kecelakaan dan bahaya bagi pengguna dan lingkungannya. Untuk itu perlu
dibuat program pengelolaan B3 agar resiko-resiko tersebut dapat diminimalisasi.
Dalam program tersebut harus mencantumkan pemberian penjelasan tentang
ancaman/bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan B3, cara
penanganan/penanggulangannya bila terjadi kecelakaan atau keracunan.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan limbah B3. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang
B3.

II. TUJUAN
Tujuan Umum :
Memberikan rasa aman kepada Karyawan, Dokter, Pasien, dan pengunjung
rumah sakit dari kemungkinan terjadi kontaminasi dengan Bahan Berbahaya dan
Beracun atau limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta mencegah
pencemaran lingkungan.

1
Tujuan Khusus :
1. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja
serta pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh bahan berbahaya
beracun di tempat kerja.
2. Mengurangi dampak kecelakaan dan kesehatan kerja yang
diakibatkan oleh kontaminasi bahan beracun dan berbahaya (B3).
3. Memberikan pengetahuan akan tempat penyimpanan bahan beracun
dan berbahaya yang benar.
4. Pegawai yang bekerja dengan bahan berbahaya beracun mengetahui
kandungan zat dari bahan berbahaya beracun yang ada, cara
menanganinya (handling) dan cara penaggulangan bila terkontaminasi
olehnya.

III. SASARAN
Pegawai yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan bahan berbahaya
beracun, yaitu pegawai :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Gizi (Penunjang Perawatan)
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Kamar Bedah
6. UGD
7. Urdal
8. IPAL
9. Radiologi
10. Laboratorium
11. Penunjang Umum

IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


1. Identifikasi Limbah B3.
a. Menentukan atau memilah limbah Rumah sakit yang termasuk dalam
limbah B3 sebagaimana ditentukan dalam PP No 74 tahun 2001.
b. Memisahkan limbah B3 dengan limbah non B3 untuk dimasukan ke
dalam kantong plastik sesuai ketentuan yang berlaku yaitu untuk limbah B3
dengan kantong kuning dan non B3 menggunakan kantong hitam.
c. Memberikan label limbah sesuai dengan kategorinya. Sebagaimana
ditentukan dalam Permenkes 1204 tahun 2004.
d. Labelilisasi limbah padat medis berdasarkan kategori limbah

2
2. Inventarisasi dan pemberian label bahan berbahaya dan beracun
Untuk menentukan bahan berbahaya yang digunakan di Rumah Sakit Tk.II
dr.Soepraoen mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No 74 tahun 2001 tentang Bahan
Berbahaya dan Beracun serta Permenkes RI No.472 /MENKES/PER/V/1999 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya dengan klasifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3) terdiri
dari :
a. Corrosive (Korosif)
b. Oksidizing (oksidator)
c. Flammabel (mudah menyala)
d. Toxic (beracun)
e. Dangerous of environment (berbahaya bagi lingkungan)
f. Irritant (iritasi)
g. Explosive (mudah meledak)
h. Karsinogenik

Identifikasi bahan berbahaya dapat dilakukan dengan mengecek ada


tidaknya label/simbol pada kemasan sesuai dengan gambar 3.1. Setelah identifikasi
bahan berbahaya, dilakukan inventarisasi instalasi / unit kerja yang menggunakan
bahan berbahaya. Adapun instalasi / unit kerja yang menggunakan bahan
berbahaya di Rumah Sakit Tk.II dr.Soepraoen

3. Penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun

Dalam penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang


diperhatikan adalah sifat –sifat dari bahan tersebut dan reaksi akibat interaksi bahan
dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi selama dalam proses penyimpanan
interaksi bahan dengan lingkungan, interaksi bahan dengan wadah, interaksi bahan
dengan bahan.

a. Penyimpanan bahan mudah terbakar (flammabel)


1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauh dari sumber api
3) Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

b. Penyimpanan bahan mudah meledak (eksplosive)


1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup

3
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Hindarkan tumbukan/benturan mekanis

c. Penyimpanan bahan oksidator


1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
d. Penyimpanan bahan reaktif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Sediakan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry Powder)

e. Penyimpanan bahan beracun


1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi
3) Sediakan alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja

f. Penyimpanan bahan korosif


1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan beracun
3) Wadah tertutup dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja

g. Penyimpanan gas bertekanan


1) Disimpan tegak dan terikat
2) Disimpan pada ruangan dingin dan tidak terkena matahari langsung
3) Jauh dari sumber api/panas
4) Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-
kran.
4. Penanganan tumpahan limbah B3
Penanganan tumpahan limbah infeksius.
1) Petugas menggunakan Alat Pelindung diri ( sarung tangan, masker
dan sepatu boot )
2) Gunakan adsorbent kain /koran bekas untuk menyerap dan
membersihkan tumpahan limbah infeksius.

4
3) Masukan kain /koran bekas yang telah digunakan ke plastik kuning.
4) Basahi lantai yang terkena tumpahan dengan desinfektan / larutan
chlorine 60 % selama 5 menit
5) Bersihkan APD yang digunakan dengan air yang mengandung
chlorine.
6) Bilas APD dengan air mengalir.
5. Pengumpulan Limbah B3
a. Limbah B3 dari sumber dipisahkan dengan kemasan /wadah plastik
kuning untuk limbah infeksius, wadah safety box untuk limbah infeksius
tajam, wadah dirigen/drum untuk B3 cair..
b. Dari sumber limbah B3 dikumpulkan dan diangkut dengan trolley
tertutup (BIN) ke Tempat Pengumpulan Sementara limbah B3.
c. Pengangkutan ke Tempat pengumpulan Sementara limbah B3
menggunakan jalur terpisah agar tidak terjadi tidak kontak dengan
pasien dan pengunjung sehingga dapat dihindari resiko infeksi
nosokomial.
6. Alat Pelindung Diri Penangananan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya
Beracun (B3)

Bahan dan limbah bahan Beracun Berbahaya berpotensi menimbulkan kecelakaan


dan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan UU Depnaker RI No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, maka setiap rumah sakit harus menyediakan peralatan pelindung diri
yang digunakan secara benar disertai prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara
dalam kondisi layak pakai. Pimpinan RS menetapkan secara tertulis jenis dan jumlah alat
pelindung diri yang harus ada dirumah sakit, dimana dan pada saat apa dipergunakan
serta siapa yang mempergunakan alat pelindung diri tersebut.

Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi / unit kerja cukup
banyak jenisnya, diantaranya :
a. Masker
b. Sepatu boot
c. Sarung tangan
d. Kaca mata, goegel
e. Helmet
f. Ear muff/Ear plug

5
g. Clemek,apron
h. Jas lab
i. Baju operasi
Tiap instalasi / unit kerja yang yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

V. Pelaksanaan Kegiatan
Jenis Kegiatan : Identifikasi B3 di Rumah Sakit
Waktu : Januari – Februari 2015
Tempat : Rumkit Tk. II dr. Soepraoen
Metode : Survey

Jenis Kegiatan : Pengecekan label/simbol B3 di kemasan & tempat


penyimpanan
Waktu : Januari - November 2015
Tempat : Rumkit Tk. II dr. Soepraoen
Metode : Survey

Jenis Kegiatan : Sosialisasi penggunaan APD dan pengangkutan limbah


B3
Waktu : Januari - November 2015
Tempat : Rumkit Tk. II dr. Soepraoen
Metode : Sosialisasi

Jenis Kegiatan : Sosialisasi tumpahan B3


Waktu : Januari - Desember 2015
Tempat : Rumkit Tk. II dr. Soepraoen
Metode : Sosialisasi

VI. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Evaluasi oleh Tim K3RS dibantu oleh tim yang dilakukan setelah kegiatan
selesai dan tindak lanjut dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Kepala Rumkit Tk. II dr. Soepraoen.

VII. BIAYA
Dibebankan ke anggaran rutin rumah sakit.

6
VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

JADWAL PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


RUMAH SAKIT TK.II DR.SOEPRAOEN
TAHUN 2015

Tahun 2015
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Identifikasi B3 di Rumah Sakit X X
2 Penyusunan pedoman dan SPO X
Pengecekan label/simbol B3 di
3 kemasan & tempat penyimpanan X X X X
Pemasangan label/symbol di
4 X X X X
lemari dan MSDS
Pengecekan penanganan dan
5 X X X X X X X X X X X X
penyimpanan B3
Sosialisasi penggunaan APD dan
6 X X X X X X
pengangkutan limbah B3
Sosialisasi Penanganan terhadap
7 X X X X X X X X X X X X
tumpahan limbah B3

IX. PELAKSANA
Pelaksananya adalah Tim K3RS dan Seluruh unit terkait

Demikian Kerangka Acuan Pengelolaan Barang Bahan Berbahaya (B3) di Rumah


Sakit Tk. II dr. Soepraoen sebagai acaun dalam pelaksanaan.

Mengetahui, Malang, Januari 2015


Kepala Rumah Sakit dr. Soepraoen Ketua Tim K3RS

dr. Paskah Saragih


dr. Erick Rusli
Kolonel Ckm NRP. 1910000330460 PNS III/c NIP. 197703182008121001

Anda mungkin juga menyukai