Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI RUMAH

SAKIT PARINDU

BAB I
DEFINISI

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
3. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
4. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan
penimbunan limbah B3.

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Rumah Sakit Parindu adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara perdana yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pengelolaan Rumah Sakit Parindu sebagai institusi
pelayanan publik harus dikelola secara aman dari pencemaran lingkungan Rumah Sakit
Parindu yang diakibatkan oleh bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3.
Sebagai institusi pelayanan publik yang memberikan jasa pelayanan kesehatan,
Rumah Sakit Parindu berkewajiban untuk mengupayakan keselamatan dan keamanan
seluruh penghuni. Agar dapat memberikan jasa pelayanan kesehatan secara maksimal,
mengamanakan dan mencegah pencemaran lingkungan, Rumah Sakit Parindu harus
dalam keadaan aman akibat dari penggunaan bahan berbahaya dan beracun.
Rumah Sakit Parindu menggunakan berbagai jenis bahan berbahaya dan beracun
dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan yang berpotensi menimbulkan berbagai
risiko. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi dampak dari kemungkinan risiko-risiko
tersebut, maka perlu dibuat panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sehingga memberikan rasa aman kepada
petugas dan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut maka pelu dibuat panduan pengelolaan B3 dan limbah B3
dengan tujuan:
1. Sebagai acuan di Rumah Sakit Parindu dalam pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun serta limbah B3 yang dihasilkan dalam pelayanan kesehatan.
2. Memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung dan karyawan Rumah
Sakit Parindu, serta mencegah pencemaran lingkungan dengan adanya bahan
berbahaya dan beracun
3. Meminimalisasi risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

Ruang lingkup panduan pengelolaan bahan dan limbah Bahan Berbahaya


Beracun (B3) di Rumah Sakit Umum Daerah Landak meliputi :
1. Identifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan limbah B3.
2. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
3. Pengelolaan limbah bahan berbahaya beracun (B3).
4. Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3
5. Penanganan tumpahan limbah B3 dan pelaporan insiden
6. Alat Pelindung Diri (APD) pada penanganan B3 dan limbah B3.
7. Pendokumentasian limbah B3.

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 2


BAB III
TATA LAKSANA

A. Identifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3

Untuk menentukan bahan berbahaya yang digunakan di Rumah Sakit Umum


Daerah Landak mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No 74 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun serta Permenkes RI No.
472/MENKES/PER/V/1999 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
Identifikasi B3 dilakukan dengan cara:
a. Inventarisasi jenis B3 di area Rumah Sakit Parindu
b. Inventarisasi sumber penghasil B3 dan limbah B3.
c. Pengecekan label/simbol pada kemasan.

Klasifikasi jenis B3 terdiri dari :


a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);

Sifat B3 dan limbah B3 dan Instalasi / unit kerja yang menghasilkan limbah B3 di
Rumah Sakit Parindu disajikan tabel 1.

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 3


Tabel 1
Sifat B3 dan limbah B3 dan instalasi/unit penghasil

Instalasi/unit penghasil B3 dan Jenis B3 dan limbah B3


No limbah B3
1 Ruang Operasi Infeksius
2 Radiologi Korosif, berbahaya terhadap
lingkungan
3 Laboratorium Infeksius, mudah terbakar
4 Perawatan Infeksius, mudah terbakar
5 Isolasi Infeksius
6 Hcu Infeksius
7 IGD dan poliklinik Infeksius, mudah terbakar.
9 Kesehatan Lingkungan Beracun, korosif, berbahaya
terhadap lingkungan
10 Gizi, laundry, gudang gas Mudah meledak, mudah terbakar

Mudah Meledak Padatan Mudah Menyala Cairan Mudah Terbakar

Beracun Korosif Berbahaya Terhadap

Lingkungan

Infeksius Reaktif

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 4


Setiap bahan berbahaya beracun yang digunakan akan menghasilkan limbah
Bahan Berbahaya Beracun (B3). Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan Rumah
Sakit Parindu, selain dihasilkan limbah B3 sesuai dengan bahan yang digunakan, juga
dihasilkan limbah B3 lain sebagai akibat dari pelayanan kesehatan. Jenis limbah B3 yang
dihasilkan di Rumah Sakit Parindu, sesuai Peraturan Pemerintah RI No.101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Kep.Menkes RI No.1204
tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Parindu diberi label
sesuai dengan Table 2

Tabel 2

Label limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) dalam wadah

N Kategori Warna wadah Wadah/kemasan Lambang


o

1 Radioaktif Merah/kuning Kantong Plastik

2 Infeksius Kuning Kantong Plastik

3 Infeksius tajam Kuning Kantong Plastik

4 Kimia Cair - Dirigen tertutup

Dirigen tertutup

Drum

Dirigen tertutup

B. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)


Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 5
1. Pengadaan B3

Pengadaan B3 dilakukan oleh distributor B3 yang telah memiliki ijin dari


Kementerian Lingkungan Hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam pengadaannya, distributor wajib menyertakan Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet – MSDS).

2. Penyimpanan B3

Penyimpanan B3 harus memperhatikan sifat – sifat dari bahan tersebut dan


reaksi akibat interaksi bahan dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi
selama dalam proses penyimpanan antara lain adalah interaksi bahan dengan
lingkungan, interaksi bahan dengan wadah, interaksi bahan dengan bahan.
a. Penyimpanan bahan mudah terbakar (flammabel)

1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin

2) Jauh dari sumber api

3) Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

b. Penyimpanan bahan mudah meledak (eksplosive)

1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup

2) Jauhkan dari sumber api / panas

3) Hindarkan tumbukan/benturan mekanis


c. Penyimpanan bahan oksidator
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup

2) Jauhkan dari sumber api / panas

3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor


d. Penyimpanan bahan reaktif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup

2) Jauhkan dari sumber api / panas

3) Sediakan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry
Powder)
e. Penyimpanan bahan beracun
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 6
2) Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi

3) Sediakan alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja

f. Penyimpanan bahan korosif

1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup

2) Disimpan terpisah dari bahan beracun

3) Wadah tertutup dan beretiket

4) Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja
g. Penyimpanan gas bertekanan

1) Disimpan tegak dan terikat

2) Disimpan pada ruangan dingin dan tidak terkena matahari langsung


3) Jauh dari sumber api/panas

4) Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak


kran-kran.

3. Penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Dalam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang harus
diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat dari bahan tersebut.
Gambar 3.1 berikut menggambarkan diagram dalam penanganan Bahan
Berbahaya Beracun (B3).

Gambar. 1 diagram penanganan bahan berbahaya beracun (B3)


Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 7
Sifat Kimia Sifat Bahaya

TD Gas
TL Cair
Tekanan Uap Padat
Suhu
Dekomposisi
Beratienis

a. Penanganan bahan beracun


Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang dilakukan
sebagai berikut :
1) Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam.
2) Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi.
3) Ruang kerja berventilasi.
4) 4) Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat.
b. Penanganan bahan korosif
Untuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis bahan ini
dilakukan dengan :
1) Menggunakan sarung tangan (gloves).
2) Pelindung muka (goggle).
3) Pelindung badan (jas lab).

a. b. c.

c. Penanganan bahan mudah terbakar (flammable)

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 8


Untuk mencegah bahaya kebakaran dalam penanganan bahan mudah terbakar,
cara yang dilakukan :
1) Pisahkan 3 unsur terjadinya kebakaran meliputi bahan mudah
terbakar O2 dan sumber panas.
2) Simpan bahan tersebut pada tempat dengan temperatur ruang dan
berventilasi cukup.
d. Penanganan bahan kimia reaktif
1) Penyimpanan jauhkan dari sinar matahari atau panas.
2) Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas.
3) Hindari benturan pada saat pengangkutan.
4) Penanganan harus menggunakan alat pelindung diri
(kacamata,pelindung muka dan badan, sarung tangan,).
5) Sediakan alat pemadam api ringan di tempat
penyimpanan/lokasi kerja.
e. Penanganan bahan iritasi
1) Kemasan mengggunakan bahan pvc/plastic.
2) Ruangan harus berventilasi cukup.
3) Penanganan harus menggunakan alata pelindung diri (sarung tangan,
masker).

C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

1. Pengumpulan Limbah B3
a. Limbah B3 dari sumber dipisahkan dengan kemasan /wadah plastik kuning
untuk limbah infeksius, wadah safety box untuk limbah infeksius tajam, wadah
dirigen/drum untuk B3 cair.
b. Dari sumber limbah B3 dikumpulkan dan diangkut dengan trolley tertutup
(BIN) ke Tempat Pengumpulan Sementara limbah B3.
c. Pengangkutan ke Tempat pengumpulan Sementara limbah B3 menggunakan
jalur terpisah agar tidak terjadi tidak kontak dengan pasien dan pengunjung
sehingga dapat dihindari risiko infeksi nosokomial. Trolley (Bin) pengangkutan
limbah B3 disajikan pada gambar 2

Gambar 2 Trolley / Bin limbah B3


Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 9
2. Penyimpanan Limbah B3
a. Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan
penimbangan dan dicatat di dalam log book/catatan limbah B3 untuk
mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.
b. Peyimpanan limbah B3 dipisahkan berdasarkan karakteristiknya:
1) Limbah B3 infeksius (padat dan benda tajam).
2) Limbah B3 Cair.
3) Limbah B3 Umum (accu bekas, bohlam/lampu, tinta, kaleng cat, oli bekas
dll).

Tempat penyimpanan limbah B3 dialasi agar lantai dapat dibersihkan setiap saat.
Petugas yang menimbang harus menandatangani catatan jumlah B3 di dalam
logbook/catatan produksi limbah B3.
Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki ventilasi yang baik, dilengkapi
dengan penerangan dan APAR. Gambar 4.2 menyajikan standar Tempat
Penampungan Sementara (TPS) limbah B3.

Gambar 3 Desain TPS Limbah B3


Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 10
3. Pembuangan Limbah B3
a. Pembuangan dan pemusnahan limbah B3 di Rumah Sakit Umum Daerah
Landak dilakukan oleh pihak ketiga yang telah memenuhi syarat dari
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan dituangkan dalam
perjanjian kerjasama. Frekuensi pengangkutan disesuaikan dengan produksi
limbah B3. Maksimal waktu penyimpanan sementara di lokasi Rumah Sakit
Umum Daerah Landak 30 hari dari ketentuan 90 hari. Rata – rata limbah B3
diangkut dari TPS limbah B3 ke tempat pemusnahan adalah 1 kali dalam 2
minggu.
b. Sebelum limbah B3 diangkut oleh pihak kedua, dilakukan penimbangan
disaksikan oleh petugas Rumah Sakit Umum Daerah Landak yang
bertanggung terhadap penanganan limbah B3.
c. Pihak kedua harus memberikan manifest tentang jumlah dan jenis
limbah B3 yang akan dimusnahkan kepada pihak Rumah Sakit Umum
Daerah Landak yang telah ditandatangani oleh pihak kedua.

D. Pengemasan, Pelabelan B3 dan Limbah B3


Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3 harus memenuhi hal-hal berikut ini:
 Kemasan B3 dan limbah wajib diberi simbol dan label yang sesuai.
 B3 dapat dikemas ulang dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan
dan keamanan.
 Simbol dan label B3 diberikan pada kemasan, tempat
penyimpanan, dan tempat pengumpulan B3 sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
 Simbol dan label yang mengalami kerusakan wajib diganti dengan yang baru.

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 11


E. Penanganan Tumpahan Limbah B3 dan Pelaporan Insiden
Penanganan tumpahan limbah B3 adalah tindakan gawat darurat terhadap
tumpahan limbah B3 yang tercecer di area instalasi yang menghasilkan limbah
B3, area Rumah Sakit Umum Daerah Landak dan Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) limbah B3. Jenis limbah B3 yang dihasilkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Landak terdiri dari limbah infeksius, limbah B3 cair (radiologi, laboratorium),
dan limbah B3 umum (accu bekas, lampu TL & Bohlam, tinta, dll).
Upaya penanganan tumpahan B3 agar berjalan efektif, perlu didukung dengan
penyediaan sarana spill kit tumpahan B3. Spill kit tersebut adalah seperangkat
perlengkapan penanganan tumpahan yang terdiri dari:
1. APD: Google, masker disposible, sarung tangan disposible, apron disposible.
2. Cairan: desinfektan dan handrub.
3. Peralatan: adsorben (kertas, kain majun, kantong plastik kuning, serokan + sapu
kecil, spuit).
Selain itu diperlukan cara penagananan tumpahan yang benar agar tidak terjadi
paparan terhadap petugas.
1. Penanganan tumpahan limbah B3
a. Penanganan tumpahan limbah infeksius.
1) Cuci tangan menggunakan handrub.
2) Petugas menggunakan Alat Pelindung diri (kacamata/google,
masker disposible, apron disposible, sarung tangan disposible, dan
sepatu kerja).
3) Gunakan adsorbent kain/koran bekas untuk menyerap dan
membersihkan tumpahan limbah infeksius.
4) Masukan kain/koran bekas yang telah digunakan ke plastik
kuning.
5) Basahi lantai yang terkena tumpahan dengan desinfektan/larutan
chlorine 0.05% selama 5 menit.
6) Bersihkan lantai dengan adsorbent kain/koran bekas untuk
menyerap dan membersihkan sisa desinfektan.
7) Lepas APD (sarung tangan disposible, masker disposible, apron
disposible) dan masukkan ke kantong plastik kuning.
8) Lepas APD kacamata/google dan bersihkan dengan desinfektan.
9) Buang plastik kuning ke tempat sampah infeksius.
10) Cuci tangan menggunakan handrub
11) Isi kembali spill kit.
12) Buat laporan kejadian tumpahan pada formulir pelaporan
13) Serahkan kepada Panitia K3 paling lama 2 x 24 jam

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 12


b. Penanganan tumpahan limbah B3 non infeksius
Penanganan tumpahan solar :
 Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (sarung tangan dan
sepatu boot).
 Lokalisir tumpahan solar dengan adsorbent pasir/serbuk
kayu/koran/kain bekas.
 Hindarkan semua material yang yang berpotensi menimbulkan
percikan/ nyala api.
 Masukkan adsorben pasir/serbuk kayu/koran/solar ke dalam kantong
plastik kuning/ember/drum.
 Bersihkan lantai yang terkena tumpahan solar dengan detergen
sampai lantai tidak licin.
2. Pelaporan insiden
3. Kontaminasi/paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya
dapat menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga
perlu pelaporan (accident report). Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian
pelaporan kecelakaan akibat kerja (SPO pelaporan kecelakaan akibat kerja di
Rumah Sakit Umum Daerah Landak. Laporan insiden dilaporkan dan
dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh panitia K3 kepada Direktur. Arahan
Direktur dijadikan petunjuk untuk meningkatkan/memperbaiki agar tidak
terjadi lagi insiden kecelakaan akibat kerja akibat kontaminasi baik bahan
maupun limbah berbahaya beracun.
Gambar 4 Alur pelaporan insiden

Tumapahan / Pencatatan
kontaminasi B3/ Kecelakaan Kecelakaan
accident report &
Limbah B3 akibat kerja akibat kerja
evaluasi oleh K3 RS

Pelaporan
data
accident
report: ke
Kepala RS

Arahan &
tindak lanjut
dari Direktur
RS

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 13


F. Alat Pelindung Diri Penanganan B3 dan Limbah B3
Bahan dan limbah bahan Berbahaya dan Beracun berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku tentang Keselamatan Kerja, maka Rumah
Sakit Parindu harus menyediakan peralatan pelindung diri yang digunakan secara
benar disertai prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam kondisi
layak pakai. Pimpinan RS menetapkan secara tertulis jenis dan jumlah alat
pelindung diri yang harus ada di Rumah Sakit Parindu, dimana dan pada saat
apa dipergunakan serta siapa yang mempergunakan alat pelindung diri tersebut.
Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi/unit kerja
cukup banyak jenisnya, diantaranya:
1. Masker
2. Sepupu boot
3. Sarung tangan diposable
4. Kaca mata / google
5. Apron disposable
6. Jas lab
7. Bajun operasi

Seluruh instalasi/unit kerja yang yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Jenis Alat
Pelindung Diri menurut tempat kerja disajikan pada tabel 3

Tabel 3

Jenis Alat Pelindug Diri (APD) Di Rumah Sakit Parindu


No Jenis APD Instalsi/Unit Risiko Bahaya Gambar

1 Masker Farmasi Debu

Perawatan Penularan penyakit


R.operasi
Laboratorium
Kesling

Pestisida

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 14


2 Sepatu Booth Kebersihan Terpeleset,tertusuk

Juru masak benda tajam,


kejatuhan benda

3 Sarung Perawat Iritasi kulit

tangan Laboratorium Penularan penyakit


Dokter Kesling

4 Kaca mata UPSRS Cahaya pijar las

R.Operasi Penularan kuman

5 Celemek Dapur Tumpahan minyak

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 15


6 Jas Laboratorium Percikan specimen

laboratorium lab

7 Baju operasi R.Operasi Percikan darah

Kontaminasi
kuman

8 Apron Radiologi Paparan sinar

radiasi

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 16


BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk menjamin keamanan dalam kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun) di Rumah Sakit Umum Parindu, maka perlu dilakukan
pendokumentasian terhadap berbagai tahapan pengelolaannya, mulai dari pengadaan
hingga pemusnahan B3.
A. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun.
Dokumentasi pengadaan akan kebutuhan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
Rumah Sakit Parindu dilaksanakan oleh petugas yang berwenang sesuai ketentuan
yang berlaku. Pengadaan B3 harus dilengkapi dokumen ijin/sertifikat dari
rekanan/suplier yang mengadakan B3.
B. Penyimpanan B3 dan Limbah B3
Dokumentasi penyimpanan B3 dan limbah B3 dilaksanakan oleh Panitia K3
Rumah Sakit dan petugas kesehatan lingkungan. Kegiatan pendokumentasian meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Pendokumentasian jumlah, jenis dan label/simbol B3 di seluruh
tempat penyimpanan B3.
2. Pendokumentasian Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet/MSDS) seluruh B3 di seluruh tempat penyimpanan B3.
3. Pencatatan jumlah limbah bahan berbahaya beracun yang disimpan dalam
TPS Limbah B3
4. Pencatatan jumlah limbah bahan berabahaya beracun yang akan
dimusnahkan oleh rekanan yang bersertifikasi.
5. Pendokumentasian perijinan terhadap penyimpanan sementara limbah B3
dari instansi yang berwenang.
C. Pemusnahan limbah B3
Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas kesehatan
lingkungan dibawah pengawasan Manajer Rumah Tangga. Kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1. Pendokumentasian perijinan terhadap rekanan yang bekerjasama dalam
pemusnahan limbah B3.
2. Pengarsipan manifest limbah B3 dari rekanan.
3. Pendokumentasian melalui sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari
rekanan.

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 17


BAB V
PENUTUP

Panduan ini disusun untuk dijadikan petunjuk/acuan dalam pengelolaan B3 dan


limbah B3 di Rumah Sakit Parindu sehingga dapat memberikan keselamatan dan
keamanan kepada pasien, dokter, staf dan pengunjung Rumah Sakit Parindu. Selain itu,
melalui pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan baik dan benar, maka pencemaran
lingkungan dari bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3 dapat dihindari.

Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Hal. 18

Anda mungkin juga menyukai