DEFINISI
DEFENISI:
1. Bahan-bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang selama
pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanan dan
penggunaannya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu-debu,
kabut, uap-uap, gas-gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin
menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, mati lemas, keracunan
dan bahaya-bahaya lain, dalam jumlah yang memungkinkan menimbulkan
gangguan kesehatan orang yang bersangkutan dengannya atau
menyebabkan kerusakan pada barang-barang atau harta benda.
2. bahan-bahan beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relativekecil
berbahaya bagi kesehatan bahkan juga jiwa manusia.Bahan–bahan
demikian dipergunakan, diolah dan dipakai serta dihasilkan oleh pekerjaan
3. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah proses
pengadaan bahan berbahaya dan beracun yang dilaksanakan oleh
instalasi Farmasi Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
berdasarkan kebutuhan pengguna (user).
4. Material Safety Data Sheet atau lembar data pengamanan (MSDS/LDP)
adalah lembar petunjuk berisi informasi tentang fisika kimia dari bahan
berbahaya,jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan
khusus, yang berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan
bahan berbahaya. MSDSini dikeluarkan oleh pabrik atau supplier.
5. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah kegiatan
menyimpan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi dengan maksud
menjamin agar bahan-bahan tersebut tidakbereaksi dengan bahan-bahan
lain serta memenuhi syarat-syarat penyimpanan
6. Kontaminasi adalah proses tertumpahnya specimen bahan-bahan
berbahaya dan beracun kelingkungan yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja.
7. Penanggulangan adalah upaya penanganan suatu bahan-bahan
berbahaya dan beracunagar bahan-bahan tersebut tidak bereaksi dengan
bahan-bahan lain dan menjaga agar bahan-bahan tersebut tidak
menimbulkan bahaya.
8. Bahan Berbahaya Beracun( B3 ) menurut OSHA (Occupational Safety and
Health of The United State Government) adalah bahan yang karena sifat
kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada
kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.
BAB II
RUANG LINGKUP
B. Penerimaan
Penerimaan B3 harus sesuai dengan Surat Pesanan (SP) dengan
memperhatikan kualitas, kuantitas B3 yang diterima dan ketersediaan
MSDS. Apabila terdapat ketidaksesuaian baik dari segi kualitas,
kuantitias, ketersediaan MSDS maupun syarat yang sudah ditentukan
dalam pengadaan B3 maka petugas bagian penerimaan barang berhak
menolak/mengembalikan B3 tersebut.
1 Radiologi a. Fixer
b. Developer
2 Laboratorium a. Trigliyricerides A
b. Urea Bun – Uv A
c. Urea Bun – Uv B
d. Protein (Total) A
e. Glucosa A
f. Alakline Phospatase (Alp) – Amp A
g. Alakline Phospatase (Alp) – Amp A
h. Alt / Ast Komponen: B
i. Aspartate Aminotransferase (Ast
Got) A
D. Pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 merupakan kegiatan pemindahan lokasi limbah
dari lokasi pengumpulan / penyimpanan limbah ke lokasi pengolahan/
pemanfaatan limbah B3. Setiap pemindah tangaan limbah B3 antar pihak
atau lokasi harus disertai dengan dokumen limbah B3 yang diberikan
pada waktu penyerahan limbah. Dokumen limbah B3 terdiri dari 3 bagian,
yaitu bagian yang harus diisi oleh petugas limbah, bagian II di isi oleh
pihak pengangkut limbah B3 dan bagian III diisi oleh pihak pengumpul/
pengolah.
Dokumen limbah B3 tersebut merupakan alat pengawasan yang
ditetapkan untuk menghindari hal - hal yang tidak diingainkan dan juga
untuk mengetahui mata rantai perpindahan dan penyebaran limbah B3.
E. Pengolahan
Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah proses
untuk mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak
berbahaya atau tidak beracun lagi. Karena sifat bahaya yang di timbulkan
oleh B3 sangat tinggi, maka sebelum di bangunnya suatu pusat
pengolahan limbah B3, rumah sakit wajib membuat analisis dampak
lingkungan untuk menyelenggarakan kegiatan pengolahan tersebut.
F. Pendistribusian B3
Distribusi B3 dilakukan sesuai permintaan tiap unit kerja. Distribusi
dilakukan pada hari yang telah ditentukan sesuai kesepakatan dan harus
menyertakan MSDS selama proses distribusi dari gudang Logistik ke unit-
unit terkait.
N Simbol Keterangan
o
1 B3 Mudah
Meledak
Contoh :
Sulphur
Powder
2 mudah menyala
Contoh : Bensin
3 B3 Pengoksidasi
Contoh : Kaporit
4 B3 Karsinogenik,
Mutagenik &
Teratogenik
Contoh :
Formaline
5 B3 Beracun
Contoh :
Pestisida
6 B3 Korosif
Contoh : Asam
Sulfat
7 B3 Gas
Bertekanan
Contoh : LPG
8 B3 Berbahaya
Bagi
Lingkungan
Contoh :
Pelumas
9 B3 Iritan
Contoh : Asam
Format
1 B3 berbahaya
0. Contoh :
Steranios 2%
B. Labeling
Menurut peraturan yang digunakan di Indonesia, terdapat 3 jenis label
yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu:
1. Label identitas limbah: Berfungsi untuk memberikan informasi
tentang asal usul limbah, identitas limbah serta kuantifikasi limbah
dalam suatu kemasan limbah B3. Label identitas limbah berukuran
minimum 15 cm x 20 cm atau lebih besar, dengan warna dasar kuning
dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam, dan tulisan
“PERINGATAN !” dengan huruf yang lebih besar berwarna merahdiisi
dengan huruf cetak dengan jelas terbaca dan tidak mudah terhapus
serta dipasang pada setiap kemasan limbah B3 yang disimpan di
tempat penyimpanan, dengan mencantumkan antara lain: nama dan
alamat penghasil, jumlah dan jenis limbah serta tanggal pengisian.
Label identitas dipasang pada kemasan di sebelah atas simbol dan
harus terlihat dengan jelas.
2. Label untuk penandaan kemasan kosong:Bentuk dasar label sama
dengan bentuk dasar simbol dengan ukuran sisi minimal 10 x 10 cm2
dan tulisan “KOSONG” berwarna hitam ditengahnya. Label harus
dipasang pada kemasan bekas pengemasan limbah B3 yang telah
dikosongkan dan atau akan digunakan untuk mengemas limbah B3.
Petugas Limbah B3
Mencatat jenis dan
jumlah limbah
A. Penanganan B3
1. Paparan
a. Inhalasi/Terhirup
1) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera pindah ke udara
terbuka
2) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 mencari perhatian medis jika
ketidaknyamanan dirasakan terus menerus
b. Proses Tertelan
1) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 berusaha untuk tidak
dimuntahkan
2) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera minum air dalam
volum yang cukup besar, untuk mencairkan B3 yang tertelan
3) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 membilas mulut secara
meyeluruh
4) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera minum susu juka
tersedia
5) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera mencari perawatan
medis
c. Kontaminasi Kulit
1) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera mencuci kulit yang
terkontaminasi dengan sabun dan air
2) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera melepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan mencuci seperti diatas
3) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 mencari perhatian medis
jika terjadi iritasi setelah mencuci
d. Kontaminasi Mata
1) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 segera mencuci dan
membilas mata menggunakan air sambil mengangkat kelopak mata
2) Petugas/orang yang terkena/terpapar B3 mencari perhatian medis
segera
2. Tumpahan
a. Tumpahan B3 dan limbah B3
1) Petugas melakukan identifikasi jenis tumpahan baik dari segi
karakteristik tumpahan maupun wujud tumpahan (cair atau padat).
2) Petugas mempersiapkan alat pengendali tumpahan B3/spill kit.
3) Petugas mengenakan Alat Perlindungan Diri/APD sesuai dengan
Material Safety Data Sheet/MSDS.
4) Petugas segera menutup arah aliran tumpahan B3 dengan handuk
bekas.
5) Petugas membersihkan tumpahan dengan menyerap menggunakan
absorbent (kain majun).
6) Petugas menggunakan sapu dan sekop untuk mengambil tumpahan
yang telah di serap absorbent (kain majun) memasukkan ke dalam
kantong plastik warna kuning sebagai limbah B3.
7) Petugas sanitasi akan membawa kantong plastik warna kuning tersebut
ke TPS limbah B3.
8) Petugas melaporkan ke K3RSapabila terjadi tumpahan yang sangat
banyak dan berpotensi untuk mencemari lingkungan lebih luas.
9) Petugas K3RS melakukan penanganan sesuai dengan SPO
penanganan tumpahan B3/limbah B3 lanjutan.
10) Petugas membuat laporan insiden tumpahan.
b. Tumpahan Mercury
1) Petugas mempersiapkan Alat Pengendali Tumpahan Merkuri/ spillkit
merkuri.
2) Petugas mengenakan Alat Perlindungan Diri/APD sesuai dengan
Material Safety Data Sheet/MSDS merkuri.
3) Petugas melepaskan segala jenis perhiasan yang melekat pada diri
sendiri termasuk jam tangan, cincin, dan gelang.
4) Petugas mengambil tumpahan merkuri menggunakan syringe tanpa
jarum ukuran 10 cm dengan cara menyedot atau menggunakan
sepasang karbor ukuran 15cm x 20 cm.
5) Petugas memasukkan tumpahan merkuri ke dalam wadah yang berisi
air.
6) Petugas memasukkan wadah yang berisi air dan tumpahan merkuri ke
dalam plastik bening yang telah disiapkan.
7) Petugas membuang plastik bening yang mengandung wadah yang berisi
air dan tumpahan merkuri sebagai limbah B3 dan memasukkan ke dalam
kantong plastik warna kuning.
8) Petugas sanitasi akan membawa kantong plastik warna kuning tersebut
ke TPS limbah B3.
9) Petugas melaporkan ke K3RSapabila terjadi tumpahan yang sangat
banyak dan berpotensi untuk mencemari lingkungan lebih luas.
10)Petugas K3RS melakukan penanganan sesuai dengan SPO
penanganan tumpahan B3/limbah B3 lanjutan
11)Petugas membuat laporan insiden tumpahan
Personalia
Lakukan
Pencatatan dan
Pelaporan untuk
keperluan BPJS
Pelaporan
Mengisi formulir
laporan kecelakaan
kerja dalam waktu
2x24 jam
1. Pemasangan label B3
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan
dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.