Anda di halaman 1dari 40

1

PANGKALAN TNI AU ISWAHJUDI Lampiran


RSAU dr.EFRAM HARSANA Kep. Kepala RSAU dr. Efram Harsana
Nomor Kep / 637 /III/ 2016
Tanggal 09 Maret 2016

PEDOMAN PENGELOLAAN B3
RSAU dr. EFRAM HARSANA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit merupakan sebuah institusi yang menyediakan pelayanan


kesehatan bagi masyarakat. Dalam menunjang kegiatan pelayanan kesehatan
tersebut banyak menggunakan bahan –bahan yang sifatnya berbahaya dan
beracun bagi pasien, keluarga, pengunjung, staff rumah sakit dan lingkungan
sekitar rumah sakit itu sendiri, sehingga sangat perlu untuk dikelola dengan baik
meliputi penanganan, penyimpanan, penggunaan serta pembuangannya agar
aman bagi penghuni dan lingkungan rumah sakit RSAU dr.Efram Harsana Lanud
Iswahjudi.
Bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian B3 tersebut sangat bervariasi dari
bahan yang bersifat mudah terbakar, korosif, iritatif, mudah meledak, beracun,
karsinogen, sitotoksik dan masih banyak lagi.Sehingga sangat perlu dikelola secara
tepat agar tidak membahayakan penghuni dan lingkungan rumah sakit.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Menyiapakan agar RSAU dr.Efram Harsana Lanud Iswahjudi dapat
menerapkan pengeloaan B3 yang aman,sehingga dapat melindungi tenaga
kesehatan dan masyarakat dari bahaya B3 yang mungkin timbul
2. Tujuan Khusus
Memberikan info tentang Penanganan, Penyimpanan, Penggunaan serta
Pembuangan B3 yang dilakukan dalam upaya untuk menekan terjadinya resiko
kecelakaan dan resiko kontaminasi yang disebabkan oleh bahan dan limbah
B3 hasil kegiatan Rumah Sakit Angkatan Udara dr.Efram Harsana.

C. SASARAN
2

1. Bahan Berbahaya Beracun yang ada disemua bagian Rumah Sakit terinventaris
dari nama dan jenisnya serta upto date, agar memudahkan pengecekannya.
2. Pengelolaan yang tepat terhadap B3, baik penanganan, penyimpanan,
penggunaan dan pembuangannya.
3

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai RSAU dr.Efram
Harsana Lanud Iswahjudi.
B. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya d a n
b e r a c u n peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan
kegiatan dengan menggunakan bahan kimia
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup
panduan tentang :
a. Identifikasi B3
b. Pengadaan B3
c. Penyimpanan B3
d. Penanganan tumpahan B3
e. Penanganan terpapar B3 pada kulit
f. Penanganan terpapar B3 pada mata
g. Pemasangan simbol dan label B3
h. Pembuangan limbah B3
2. Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan Limbah
B3
Ruangan-ruangan antara lain :
a. Instalasi Farmasi
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Rawat Darurat
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rawat Jalan
f. Radiologi
g. Instalasi Pemeliharaan Sarana
h. Instalasi Sanitasi Lingkungan
i. Gudang

BAB III
TATA LAKSANA

A. Tatalaksana
Pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah pedoman B3
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan
berbahaya dan beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3,
4

pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan


B3, penanganan B3, dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan
dan terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan
Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi


fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

(Lihat SPO masing masing kegiatan )

1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam
daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 /
Tahun 2001 , sbb :
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
5

15) Mutagenik (mutagenic).


b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara
Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
1) Mudah meledak;
2) Mudah terbakar;
3) Bersifat reaktif;
4) Beracun;
5) Infeksius; dan
6) Bersifat korosif.
7) Berbahaya terhadap lingkungan

2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APB Barang termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi)
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat,
bahan bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari
penyedia barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa RSAU
dr.Efram Harsana Lanud Iswahjudi.

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3


a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di
luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
6

3) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:


a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan
lainnya;
b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
4) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3
dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
5) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik,
api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
7

6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan


dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety,
resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama

1. Penyimpanan B3 golongan gas Medis

Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


2. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
3. Kondisi ruangan
1. Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal
petir
2. Pengaturan suhu/panas/ cahaya
a) Suhu sejuk dan kering
b) Hindari cahaya langsung matahari
c) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
d) Hindarkan kenaikan suhu
3. Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal
4. Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas
Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
8

a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa


tiupan angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung
dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya

5. Penyimpanan B3 Explosif

1) Pewadahan dan penandaan


Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti
sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,
tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
c. Penyimpanan B3 Gas Mampat
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar &
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering
(b) hindari cahaya langsung matahari
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(d) Hindarkan kenaikan suhu
9

(2) Pengaturan udara


Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
d. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
e. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
10

1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat


Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang
tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa
aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu
pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .
Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran
bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas ,
sarana dan lingkungan rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang
disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja
menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian
rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
11

5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai


akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau
mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran
orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima
laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat
B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap
orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan
atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.

6. Panduan penanganan tumpahan B3


a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tum pahan.
Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap
bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika
bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan
kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
12

1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,


sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
10)Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS).
11) Gunakan Spill Kit

c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3


1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan
kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan
Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung)
d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk gambar
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
13

5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri


dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang
melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi
Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
melalui Poli Pegawai
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi
dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak
mengenai mata sebelahnya
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika
menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan Instalasi
Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
melalui Poli Pegawai

g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower


14

7. Panduan pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah
tindakan pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3
biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam
wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di ruaangan dari barang tersebut,
dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat
penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat
dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan
keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3.
4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
b. Panduan Umum pemasangan Simbol
1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan
label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi
simbol B3.
3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk
belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal
berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan
disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada
kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal
berukuran 25 cm x 25 cm.
15

Gambar A: bentuk dasar simbol


b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang
terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu :
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),
sebagaimana gambar (1).

Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak


(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan
kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan
cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
16

(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),


sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada lampiran
:

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara.

(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),


sebagaimana gambar

Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah


menyala (flammable)
17

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperature ambien;
(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber
nyala api;
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau
udara lembab;
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF)
akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya
dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan
760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uaair atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran
yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian
”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala
kurang dari 40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.

(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana


gambar (4).
18

Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun
ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
(b) Sifat bahaya toksisitas akut.

(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),


sebagaimana gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika
19

terjadi kontak atau melalu inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan


bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana


gambar (6).

Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol
berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau
pusing;
(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata
(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana
gambar (7).
20

Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55oC; dan/atau
(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar (8).

Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta
ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang
21

dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini


dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan,
seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).
(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana

Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik


dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau
berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
(f) gangguan saluran pernafasan.
(10)Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas
bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).
22

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan
tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau
pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran
c. Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air
dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali
untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan
lama;
23

b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan
klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau
bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas,
atau plat logam) serta menggunakan bahan warna simbolyang dapat
berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat
terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan dari
sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat
logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang
produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas
terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar
24

b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tambahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3

2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
25

4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih


- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok
26

3) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan
dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan
simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label

8. Penanganan Bahan B3

Dalam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang harus
diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat dari bahaya tersebut.
Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang dilakukan
sebagai berikut :
1. Pemisahan Jenis B3
a. Mudah meledak
1) Potensi terbentuknya uap atau debu flammable di udara
2) Potensi sumber panas
3) Gelombang tekanan ledakan
b. Pengoksidasi
1) Pisahkan dengan bahan berbahaya lain yang mudah terbakar
2) Penyimpanan khusus di almari
c. Mudah Menyala
Untuk mencegah bahaya kebakaran dalam pananganan bahan mudah
terbakar, cara yang dilakukan :
1) Pisahkan 3 unsur terjadinya kebakaran meliputi bahan mudah
terbakar O2 dan sumber panas
2) Simpan bahan tersebut pada tempat dengan temperature ruang dan
berventilasi cukup
27

d. Beracun

Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang


dilakukan sebagai berikut :
1) Penanganan dalam ruang khusus atau almari asam
2) Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi
3) Ruang kerja berventilasi
4) Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat

e. Berbahaya

1) Identifikasi Lembar data keselamatan bahan berbahaya.


2) Petugas yang terpapar bahan berbahaya menggunakan APD (Alat
Pelindung diri).
f. Korosif
Untuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis bahan
ini dilakukan dengan :
1) Menggunakan sarung tangan (gloves)
2) Pelindung muka (google)
3) Pelindung badan (jas lab)
g. Bersifat iritan
Untuk menghindari paparan iritasi, cara penanganan yang dilakukan
sebagai berikut:
1) Kemasan menggunakan bahan pvc/plastic
2) Ruangan harus berventilasi cukup
3) Penanganan harus menggunakan alat pelindung diri (sarung
tangan)
h) Infeksius
Kantung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut
kode warnanya. Untuk jenis sampah padat di masukan ke dalam tempat
sampah medis, untuk sampah medis jenis tajam di masukan ke safety
box, dan untuk limbah cair berbahaya di masukkan ke dalam wadah
tertutup atau jerigen. Sedangkan untuk limbah cair infeksius (darah, urin
dan lain-lain) diolah didalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
28

9. Peyimpanan Bahan B3
Penyimpanan
Dalam penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang
diperhatikan adalah sifat-sifat dari bahan tersebut dan reaksi akibat interaksi bahan
dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi selama dalam proses penyimpanan,
interaksi bahan dengan lingkungan, interaksi bahan dengan wadah, interaksi bahan
dengan bahan.
a. Mudah meledak
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauhkan dari sumber api/panas
3) Hindarkan tumbukan / benturan mekanis
b. Pengoksidasi
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api/panas
3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor

c. Mudah Menyala
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauh dari sumber api
3) Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
d. Beracun
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
3) Sediakan alat pelindung diri, masker,sarung tangan dan pakaian kerja
e. Berbahaya
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Di tempatkan di TPS sesuai dengan jenis limbah bahan berbahaya antara
lain jenis padat, tajam dan cair.
f. Korosif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan beracun
3) Wadah tertutup dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian kerja
29

g. Bersifat iritan
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan berbahaya
3) Wadah tertutup (jerigen) dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian kerja
h. Infeksius

1) Disimpan terpisah antara sampah infeksius padat,botol infus,sampah


infeksisus dari material kaca, dan sampah infekius benda tajam.
2) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian kerja.

10. Panduan pembuangan limbah B3


Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RSM dikirim ke pihak ketiga yang
telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH.
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan
kedalam drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran
dengan spesi semen dan pasir.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses yg
tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau tempat
sampah khusus B3
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang. Untuk
zat2 logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan aman tidak
lebih ambang
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.
Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb .
11. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling
lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul
atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per
hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau
30

pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang
bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan
bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3

12. Lambang B3

14. Jenis B3 Yang da Di RSAU dr.Efram Harsana Lanud Iswahjudi

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
1. Instalasi Alkohol 70% Sangat mudah Harus disimpan di
R.Inap,R.Jalan menyala tempat terpisah dari
IBS,Lab PA tempat penyimpanan
Dan Lab PK, perbekalan farmasi
Gudang Obat, lain, mudah dilokalisir
Apotik,IGD, bila terjadi kebakaran,
Radiologi. tahan gempa dan
dilengkapi dengan
31

pemadam api.
2. Instalasi Atropin Mengiritasi mata, Harus disimpan di
Farmasi,IBS, kulit, pencernaan tempat yang
IGD dan pernapasan dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.
3. Instalasi Hydrogen Mengiritasi mata, Harus disimpan di
farmasi,IBS, peroxide 3% kulit, pencernaan tempat yang
Gudang Obat dan pernapasan dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.
4. IBS,Rawat Oksigen Mengoksidasi, jika Harus disimpan
kontak dengan ditempat yang sejuk
Inap,IGD
bahan yang dapat dan mendapat
menimbulkan api. petukaran udara yang
baik

5. IBS N2O Mengoksidasi, jika Harus disimpan


kontak dengan ditempat yang sejuk
bahan yang dapat dan mendapat
menimbulkan api. petukaran udara yang
baik

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
6. Instalasi Formalin Mengiritasi mata, Harus disimpan di
R.Inap (Formaldehyde pencernaan, kulit. tempat yang
R.Jupiter,IBS, solution 37%) Korosif bagi mata, dilengkapi dengan
Gudang obat, kulit, dan sumber air untuk
Lab PA
karsinogenik mencuci.
Harus disimpan di
tempat yang sejuk,
mendapat
pertukaran udara
yang baik, tidak
kena sinar matahari
langsung dan jauh
dari sumber panas
32

7. CSSD Alkazhyme Mengiritasi dan Harus disimpan di


korosif pada kulit tempat yang
dan mata dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.

8. Instalasi Hand Rub Mengiritasi kulit, Harus disimpan di


R.Inap, (Alkohol, mata dan tempat yang
R.Jalan,IBS, Klorhexidin,dan pernapasan dilengkapi dengan
Penunjang. Clorhexidinem) sumber air untuk
mencuci.

9. IBS (Instalasi Hillon Sangat mudah Harus disimpan di


Bedah (Methyl menyala tempat terpisah
Sentral) methacrylate dari tempat
Monomer) penyimpanan
perbekalan farmasi
lain, mudah
dilokalisir bila
terjadi kebakaran,
tahan gempa dan
dilengkapi dengan
pemadam api.
33

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
Laundry Nobla Powder Menyebabkan iritasi Harus disimpan di
kulit, iritasi serius tempat yang
pada mata, dapat dilengkapi dengan
sumber air untuk
pula mengiritasi
mencuci.
pernapasan.
Beracun bagi
kehidupan dalam
air untuk efek yang
lama.

Laundry Clax Actif 4 AP1 Korosif dan beracun Harus disimpan di


Clax Soft 5 CL 1 bagi kehidupan tempat yang
Clax Sonril Cone dalam air untuk dilengkapi dengan
(Bleach Klorin) efek yang lama. sumber air untuk
mencuci.

Laundry 4 FL 1 Berbahaya jika Harus disimpan di


tertelan, dan tempat yang
menyebabkan iritasi dilengkapi dengan
pada mata sumber air untuk
mencuci.

Laboratorium Xylol Sangat mudah Harus disimpan di


PA sekali menyala tempat terpisah dari
tempat
penyimpanan
perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir
bila terjadi
kebakaran, tahan
gempa dan
dilengkapi dengan
pemadam api.
Laboratorium Alkohol 90% Sangat mudah Harus disimpan di
PK menyala tempat terpisah dari
tempat
penyimpanan
perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir
bila terjadi
kebakaran, tahan
gempa dan
dilengkapi dengan
pemadam api.
34

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
Laboratorium Methanol Mengiritasi kulit, Harus disimpan di
PA mata, pencernaan tempat yang
dilengkapi dengan
dan pernapasan.
sumber air untuk
Teratogenik mencuci.
mungkin pada Harus disimpan di
tempat yang sejuk,
manusia.
mendapat
pertukaran udara
yang baik, tidak
kena sinar matahari
langsung dan jauh
dari sumber panas
Laboratorium Immersion Oil Berbahaya jika Harus disimpan di
PK (Benzyl Benzoate) ditelan, beracun tempat yang sejuk,
bagi organisme air mendapat
mungkin karena pertukaran udara
efek yang lama. yang baik, tidak
kena sinar matahari
langsung dan jauh
dari sumber panas
Laboratorium Sulfa Lyzer Mengiritasi kulit, Harus disimpan di
(Sodium Lauryl
mata, pencernaan tempat yang
Sulfat)
dan pernapasan dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.
Laboratorium Stromatolyser-  Irritant Harus disimpan di
4DS Dye tempat yang
 (Ethylene Glycol dilengkapi dengan
Methanol) sumber air untuk
mencuci.
IBS,R.Jupiter, Savlon  Mengiritasi mata Harus disimpan di
R.Neptunus tempat yang
dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.
35

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
IGD,IBS, Betadin  Mengiritasi mata Harus disimpan di
Instalasi tempat yang
R.Inap,dan
dilengkapi dengan
R.Jalan
sumber air untuk
mencuci.
Laboratorium  Hcl Mengiritasi kulit, Harus disimpan di
PA,
 H2O2 mata, pencernaan tempat yang
IBS
dan pernapasan dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.
Laboratorium EDTA (Serbuk Beracun dan Simpan bahan
PK dan Cair 10%) ditempat kering
Berbahya jika
bersuhu ruangan
ditelan. (200C) berventilasi
Resiko serius jika Hindarkan terkena
paparan matahari
terjadi kerusakan
langsung , Simpan
mata. bahan ditempat
. aman, mudah dicari
dan mudah diambil ,
Jauhkan dari dari
bahan yang sifatnya
flammable, korosif,
oksidator, explosive.
Laboratorium Na.Citrat 3,8% Berbahaya dalam Ruangan adalah
PK kasus pencernaan tempat yang sejuk,
dan pernapasan. mendapat
Berbahaya jika pertukaran udara
tertelan karena yang baik, tidak
menyebabkan rasa kena sinar matahari
tidak nyaman langsung dan jauh
dari sumber panas.
Laboratorium Parafin (padat) Sangat mudah Harus disimpan di
PA menyala tempat terpisah dari
tempat
penyimpanan
perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir
bila terjadi
kebakaran, tahan
gempa dan
dilengkapi dengan
pemadam api.

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
36

Laboratorium  NaHZ P04 Berbahaya dalam Ruangan adalah


PA  Na2(Serbuk) kasus pencernaan tempat yang sejuk,
 OG 6 dan pernapasan. mendapat
 EA 50 Berbahaya jika pertukaran udara
 EZ Mount tertelan karena yang baik, tidak
 Cat Giemsa menyebabkan rasa kena sinar matahari
 Hematoxillin tidak nyaman langsung dan jauh
Serbuk dari sumber panas.
Radiologi Developer  Dapat mengiritasi Harus disimpan di
Dan Gudang  (Diethylenetriamin saluran pernapasan. tempat yang
Obat e Pentaacetic Acid Berbahaya jika dilengkapi dengan
Na5 tertelan karena sumber air untuk
 Hydroquinone menyebabkan rasa mencuci.
 Pottasium tidak nyaman. Harus disimpan di
Carbonate Menyebabkan iritasi tempat yang sejuk,
Air) kulit dan paparan mendapat
yang lama pertukaran udara
menyebabkan iritasi yang baik, tidak
yang parah. kena sinar matahari
langsung dan jauh
dari sumber panas.
Radiologi Fixer  Mengiritasi mata Harus disimpan di
Dan Gudang  (Ammonium tempat yang
Obat
Thiosulphate dilengkapi dengan
Air) sumber air untuk
mencuci
Poli Gigi Arsen Berbahaya dalam Harus disimpan di
tempat yang
kasus pencernaan
dilengkapi dengan
dan pernapasan. sumber air untuk
mencuci.
Mengiritasi jika
Harus disimpan di
kontak dengan kulit, tempat yang sejuk,
mendapat
mata dan
pertukaran udara
pernapasan yang baik, tidak
kena sinar matahari
langsung dan jauh
dari sumber panas.
Poli Gigi Eugenol Dapat mengiritasi Harus disimpan di
jika kontak langsung tempat yang
dengan kulit, mata, dilengkapi dengan
pencernaan dan sumber air untuk
pernapasan. mencuci.
Cleaning SOS, Dapat mengiritasi Harus disimpan di
Servise Prostek,Cling jika kontak langsung tempat yang
dengan kulit, mata, dilengkapi dengan
pencernaan dan sumber air untuk
pernapasan. mencuci.
37

Cleaning Wipol Beracun dan Simpan bahan


Servise ditempat kering
Berbahya jika
bersuhu ruangan
ditelan. (200C) berventilasi
Resiko serius jika Hindarkan terkena
paparan matahari
terjadi kerusakan
langsung , Simpan
mata. bahan ditempat
. aman, mudah dicari
dan mudah diambil ,
Jauhkan dari dari
bahan yang sifatnya
flammable, korosif,
oksidator, explosive.
Cleaning Karbol Sangat mudah Harus disimpan di
Servise menyala dan korosif tempat terpisah dari
tempat
penyimpanan
perbekalan farmasi
lain, mudah
dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan
gempa dan
dilengkapi dengan
pemadam
api.Tersedia tempat
untuk mencuci.
Cleaning Kapur Barus Beracun Berbahya Simpan bahan
Servis ditempat kering
jika ditelan.
bersuhu ruangan
(200C) berventilasi
Hindarkan terkena
paparan matahari
langsung , Simpan
bahan ditempat
aman, mudah dicari
dan mudah diambil ,
Jauhkan dari dari
bahan yang sifatnya
flammable, korosif,
oksidator, explosive.
Bayclin Korosif dan Iritan Harus disimpan di
tempat yang
dilengkapi dengan
sumber air untuk
mencuci.
Harus disimpan di
tempat yang sejuk,
mendapat
pertukaran udara
yang baik, tidak
kena sinar matahari
langsung dan jauh
dari sumber panas
38

No Lokasi B3 Nama B3 Karateristik Simbol Standar


Penyimpanan
Dapur Gas LPG Mudah Terbakar Harus disimpan di
dan Meledak tempat terpisah dari
tempat
penyimpanan
perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir
bila terjadi
kebakaran, tahan
gempa dan
dilengkapi dengan
pemadam api.
Sanitasi Racun Serangga Beracun Berbahya Simpan bahan
ditempat kering
jika ditelan.
bersuhu ruangan
(200C) berventilasi
Hindarkan terkena
paparan matahari
langsung , Simpan
bahan ditempat
aman, mudah dicari
dan mudah diambil
Sanitasi Klorin Serbuk Beracun dan Iritan Simpan bahan
ditempat kering
bersuhu ruangan
(200C) berventilasi
Hindarkan terkena
paparan matahari
langsung , Simpan
bahan ditempat
aman, mudah dicari
dan mudah diambil

Sanitasi Abate Beracun Berbahya Simpan bahan


ditempat kering
jika ditelan.
bersuhu ruangan
(200C) berventilasi
Hindarkan terkena
paparan matahari
langsung , Simpan
bahan ditempat
aman, mudah dicari
dan mudah diambil
Instalasi Air Raksa Beracun Berbahya Simpan bahan
ditempat kering
R.Inap,R.Jalan, (di dalam jika ditelan.
bersuhu ruangan
IGD termometer dan (200C) berventilasi
Hindarkan terkena
alat tensi)
paparan matahari
langsung , Simpan
bahan ditempat
aman, mudah dicari
dan mudah diambil
39

BAB VI
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan,
penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3.. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
RSAU dr.Efram Harsana Lanud Iswahjudi melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun dengan baik.
40

BAB VIII
PENUTUP

Upaya pengelolaan B3 rumah sakit merupakan hal yang mutlak perlu diperhatikan
oleh rumah sakit, hal ini dimaksudkan agar mulai dari pengadaan, penyimpanan dan
penggunaan tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit bagi petugas
maupun pasien. Sehingga menunjang proses peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di RSAU dr.EFRAM HARSANA.
Demikianlah pedoman Pengelolaan B3 Rumah Sakit RSAU dr.EFRAM HARSANA
dibuat agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan pengelolaan limbah di rumah sakit.

Kepala RSAU dr. Efram Harsana,

dr. Iman Fatchurrohman W., Sp. B


Letkol Kes NRP 524330

Anda mungkin juga menyukai