Anda di halaman 1dari 26

BAB I

DEFINISI

Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini
mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan yang terkandung
didalamnya dan menjadi mata rantai penyebab penyakit, selain itu juga dapat menjadi
sumber pencemaran lingkungan udara, air dan tanah.
Sampah rumah sakit dapat digolongkan berdasarkan jenis unit penghasil dan jenis
pengelolaannya, dan secara garis besar limbah rumah sakit digolongkan menjadi
sampah medis dan non medis.
Limbah medis Rumah Sakit termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan
beracun yang sangat penting untuk dikelola secara benar. Sebagian limbah medis
termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori
infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi,
dan masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah infeksius
merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada SDM
Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar pasien ataupun masyarakat di sekitar
lingkungan Rumah Sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien,
jarum suntik, darah, perban, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan
penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit
pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan berisiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan
rumah sakit antara lain: penyakit menular.
Limbah non medis dihasilkan oleh ruang administrasi, ruang gizi, ruang diklat, dan
lain-lain.
Semua limbah tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tidak
membahayakan manusia maupun lingkungan.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 1


BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai Rumah
Sakit Ibu dan Anak Azalia.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya
dan b e r a c u n peralatan, dan pekerja yang merupakan unsur dalam
melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia
1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup
panduan tentang :
1 Identifikasi B3
2 Pengadaan B3
3 Penyimpanan B3
4 Penanganan tumpahan B3
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit
6 Penanganan terpapar B3 pada mata
7 Pemasangan simbol dan label B3
8 Pembuangan limbah B3
2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. OK
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Pemeliharaan Sarana
6. Instalasi Sanitasi Lingkungan
7. TPS

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 2


BAB III
KEBIJAKAN

Kebijakan Manajemen Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia untuk selalu
memberikan prioritas yang menyangkut Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dalam semua kegiatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia.
Garis besar kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
b. Rumah Sakit mendukung memberikan perlindungan pada seluruh orang
dan benda yang berada dalam lingkungan rumah sakit.
c. Setiap pengendalian B3 harus harus mengupayakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta pencegahan pencemaran lingkungan.
d. Penanganan kecelakaan bahan kimia sesuai dengan prosedur bahan.
Kebijakan pengelolaan limbah berdasarkan regulasi yang ada yaitu :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815)
b. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161)
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/ SK/VII/2002 tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum;

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 3


BAB IV
TATA LAKSANA

A. Tatalaksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan berbahaya dan
beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan
B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3,
penanganan B3, dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan dan
terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan
meliputi fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Sesuai dengan SPO masing-masing.
1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan
beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah
termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan
Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb :
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 4
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti
dalam lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka
cara Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.

2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sebagai berikut :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa
oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa,
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari
obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia, dan gas medis dari penyedia
barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan
Barang/Jasa Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3


a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 5
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana
dan sesuai dengan rencana tata ruang
2) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah
B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
3) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem:
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh
alam & lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sebagai
berikut :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri)
agar tidak roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat
lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, tidak lembab, dan aman dari sumber panas
(listrik, api terbuka dan lain-lain)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada
atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbol atau label B3 (Label isi,
safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 6


c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, dan getaran
b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
(1) Suhu sejuk dan kering
(2) Hindari cahaya langsung matahari
(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
(4) Hindarkan kenaikan suhu
c) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
3) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya
gas medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa
tiupan angin kuat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan teknis B3 yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya
7) Penanggulangan kusus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, dan ada
korban maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai
dengan jenis dan tingkat bahaya
Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 7
d. Penyimpanan B3 Explosif
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar
dan teliti sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran,
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
e. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya
terhadap saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
f. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 8
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dengan faktor resiko bahaynya,
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan adinistrasi (perintah kerja , daftar B3 dan lain-lain)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan
SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggung jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja
terlebih hal yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja,
wadah sisa B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan tumpahan B3


a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan.
Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup
uap bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan
ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta
menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahan bahan
mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang
tumpah , sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko
tumpahan dan mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 9
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila
terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan
air, sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup
untuk penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan
kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya,
selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung
tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu
pelindung)
d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber
air terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian
yang terkontaminasi
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air
(bila mungkin air mengalir atau shower), lihat petunjuk gambar
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi
diri dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan
kimia yang melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan
tidak menghirupnya)
Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 10
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau
Instalasi Gawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih
jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
melalui Poli Pegawai
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya
pada Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi
dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata
dengan sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20
menit
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak
mengenai mata sebelahnya
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika
menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Instalasi Gawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah
Sakit melalui IGD
g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 11


6. Panduan pemasangan simbol dan label B3
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya
adalah tindakan pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada
pengelolaan B3 biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia
dalam wadah/ packingnya, demikian pula para pengguna di ruangan dari
barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat
penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat
penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak
dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan
keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan hidup, dan/ atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3.
4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3
dan dilengkapi penutup.
5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk
lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
b. Panduan Umum pemasangan Simbol
1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan
klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib
diberi simbol B3.
3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi
belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang
dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 12


Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar simbol


b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan
dan bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk
dipasang di kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun
harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis
simbol B3
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3
yang terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan,
yaitu :
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah
meledak(explosive), sebagaimana gambar (1).

Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah


meledak (explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded
bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan
yang pada suhu dan tekanan standar (25Oc, 760 mmHg) dapat

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 13


meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi
kimia dan/ atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.
(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),
sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada
lampiran :

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan
banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan
bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala


(flammable), sebagaimana gambar

Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


mudah menyala (flammable)

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 14


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperature ambien;
(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan
sumber nyala api;
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam
jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan
air atau udara lembab;
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC
dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 0C – 210C;
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/ atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 0C
(1400F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC
dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya
kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10
detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup
Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari
40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.

(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),


sebagaimana gambar (4).

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 15


Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50
(amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun);
(b) Sifat bahaya toksisitas akut.

(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),


sebagaimana gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya


(harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini
untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 16


ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalu inhalasi
ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),


sebagaimana gambar (6).

Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah
Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena
paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,
mengantuk atau pusing;
(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi
pada kulit;
(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat
menyebabkan iritasi serius pada mata
(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),
sebagaimana gambar (7).

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 17


Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif
(corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE
1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan
temperatur pengujian 55oC; dan/atau
(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat
asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang
bersifat basa.
(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for environment), sebagaimana gambar

Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for the environment)

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 18


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna
hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau
menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated
Biphenyls).
(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik
dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic),
sebagaimana

Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,


teratogenik dan mutagenik (carcinogenic,
tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna
hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna
putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka
pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat
menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 19


(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
(f) gangguan saluran pernafasan.
(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas
bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas


bertekanan
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah.Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna
hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan
yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila
tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran
c. Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan
terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan
simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari
sisa-sisa bahan berbahaya dan beracun; dan

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 20


d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya,
dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih
besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan
warna simbolyang dapat berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus
dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain
sebelum muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan
dibersihkan dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan
kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas,
atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan
B3 yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan
informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 21


harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah
terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan
dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah
panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta
garis tepi berwarna hitam, sebagaimana gambar
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 22


2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok

3) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh
pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana
gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 23


7. Panduan pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 Rumah Sakit Ibu dan Anak
Azalia dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan
pengolahan limbah B3 dari KLH.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah, kadaluarsa maupun sisa hasil
proses yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg
disiapkan atau tempat sampah khusus B3
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
Limbah sisa gas yang mudah terbakar harus diamankan
c. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dengan benar
d. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yang
sesuai. Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram,
dan sabaginya.
8. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada
pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh)
kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3
yang dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan
kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan
persetujuan Kepala instansi yang bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai
dengan bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah
B3

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 24


BAB V
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3,
penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3. Hal ini dilakukan
sebagai bukti bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia melakukan pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik.

Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 25


Panduan Pengelolaan Bahan B3 dan Limbahnya Hal. 26

Anda mungkin juga menyukai