Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN PASIEN RESIKO TINGGI

No. Dokumen : 084/SOP/UKP/CKG/2018

No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2015
: 1/4
Halaman

PUSKESMAS dr. Rita Wedya Astuti


KECAMATAN CAKUNG NIP.197407032006042024

Proses memberikan pelayanan klinis kepada pasien dengan penyakit yang

1. Pengertian bisa menimbulkan kematian ataupun pasien dengan yang bisa menularkan
penyakit baik kepada petugas maupun pasien lainnya
Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah untuk penanganan pasien
2. Tujuan
resiko tinggi
SK Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung No.20 Tahun 2015 tentang
3. Kebijakan Kebijakan Layanan Klinis di Puskesmas kecamatan Cakung

1. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan


masyarakat
4. Referensi
2. Panduan Kewaspadaan Universal

5. Prosedur/ Untuk kasus penyakit menular melalui udara :


Langkah-langkah
1. Petugas menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri, jika
ruangan tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah
dikonfirmasi secara terpisah di dalam ruangan.
2. Jika memungkinkan upayakan ruangan tersebut dialiri udara
bertekanan negative dengan 6-12 pergantian udara per jam dan
system pembuangan udara keluar atau menggunakan saringan
udara partikulasi efisiensi tinggi (filter HEPA) yang termonitor
sebelum masuk ke dalam sirkulasi udara lain di Puskesmas
3. Jaga pintu tertutup setiap saat
4. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang
sesuai
Pertimbangan pada saat penempatan pasien :
1. Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luas terhadap
lingkungan, misalnya luka lebar dengan cairan yang merembes
keluar, diare
2. Kamar terpisah dengan pintu tertutup, misalnya luka dengan infeksi
kuman gram negative
3. Kamar terpisah dengan ventilasi dibuang keluar dengan exhaust ke
area tidak ada orang lalu Lalang : TBC
4. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan
(anak, gangguan mental)
5. Bila kamar terpisah tidak memungkinkan, dapat dilakukan system
kohorting. Bila pasien infeksi dicampur dengan non infeksius,
petugas dan pengunjung menjaga kewaspadaan untuk mencegah
transmisi infeksius
Transport Pasien Infeksius :
1. Transport pada psien infeksius harus dibatasi bila perlu saja
2. Bila mikroba pasien virulen, hal yang perlu diperhatikan :
a. Pasien dipakaikan APD (masker)
b. Petugas diarea tujuan harus diingatkan akan kedatangan pasien
sehingga dapat menjalankan kewaspadaan berdasarkan
transmisi yang sesuai
c. Pasien diberi iformasi untuk dilibatkan kewaspadaan yang tidak
terjadi pada orang lain
3. Pada pasien dengan diagnose SARS atau flu burung :
a. Jangan ijinkan mereka meninggalkan tempat isolasi kecuali untuk
pelayanan kesehatan pentingpindahkan pasien melalui alur yang
dapat mengurangi kemunkinan terpajannya staf, pasien lain atau
pengunjung
b. Bila memungkinkan, pasien memakai masker bedah. Petugas
kesehatan menggunakan masker, gaun pelindung dan sarung
tangan
Untuk kasus penyakit menular melalui udara :
1. Petugas menempatkan pasien dalam satu ruangan tersendiri, jika
ruangan tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah
dikonfirmasi secara terpisah di dalam ruangan.
2. Jika memungkinkan upayakan ruangan tersebut dialiri udara
bertekanan negative dengan 6-12 pergantian udara per jam dan
system pembuangan udara keluar atau menggunakan saringan
udara partikulasi efisiensi tinggi (filter HEPA) yang termonitor
sebelum masuk ke dalam sirkulasi udara lain di Puskesmas
3. Jaga pintu tertutup setiap saat
4. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang
sesuai
Pertimbangan pada saat penempatan pasien :
1. Kamar terpisah bila dimungkinkan kontaminasi luas terhadap
lingkungan, misalnya luka lebar dengan cairan yang merembes
keluar, diare
2. Kamar terpisah dengan pintu tertutup, misalnya luka dengan infeksi
kuman gram negative
3. Kamar terpisah dengan ventilasi dibuang keluar dengan exhaust ke
area tidak ada orang lalu Lalang : TBC
4. Kamar terpisah bila pasien kurang mampu menjaga kebersihan
(anak, gangguan mental)
5. Bila kamar terpisah tidak memungkinkan, dapat dilakukan system
kohorting. Bila pasien infeksi dicampur dengan non infeksius,
petugas dan pengunjung menjaga kewaspadaan untuk mencegah
transmisi infeksius
Pemindahan Pasien :
1. Batasi pergerakan dan transportasi pasien dari ruangan isolasi hanya
untuk kepentingan penting
2. Lakukan hanya jika perlu, beritahu tempat yang akan menerima
sesegera mungkin sebelum pasien tiba
3. Gunakan masker dan gaun pada pasien jika perlu dipindahkan
ruangan
4. Semua petugas menggunakan APD
5. Semua permukaan yang kontak dengan pasien baik
ruangan/ambulans harus dibersihkan dengan desinfektan
Pemulangan pasien :
1. Upaya pencegahan infeksi harus dilakukan sampai batas waktu
masa penularan
2. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien yang
dicurigai terkena penyakit menular melalui udara harus diisolasi
dalam rumah selama pasien tersebut mengalami gejala sampai batas
waktu penularan atau sampai diagnoae alternative dibuat atau hasil
uji diagnosa menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi dengan
penyakit tersebut. Keluarga harus diajarkan cara menjaga kebersihan
diri, pencegahan dan pengendalian infeksi serta perlindungan diri
3. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus
diajarkan tentang tindakan pencegahan yang perlu dilakukan, sesuai
dengan cara penularan infeksi yang dideritapasien
4. Pembersihan dan desinfeksi ruangan yang benar harus dilakukan
setealh pemulangan pasien
Pemulasaraan Jenazah :
1. Petugas menggunakan APD lengkap
2. Jenazah harus terbungkus dalam kantong jenazah yang tidak
mungkin tembus sebelum dipindahkan ke kamar jenazah
3. Segera pindahkan kekamar jenazah setelah meninggal
4. Jika keluarga ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melihat sebelum
jenazah dimasukkan ke dalam kantong jkenazah dengan
menggunakan APD
5. Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang
penanganan khusus bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit
menular. Sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya harus
diperhatikan
6. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet
7. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil khusus
8. Jenazah sebaiknya tidak boleh lebih dari 4 jam disemayamkan di
pemulasaraan jenazah

6. Diagram Alir -
7. Unit terkait BPU, MTBS, RB, Laboratorium, Farmasi, Pelayanan 24 Jam, Ruang tindakan,
Poli Lansia,BG, Poli Paru, Poli Kusta

8. Rekaman Historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Berlaku


Perubahan
1. Tujuan Sesuai dengan judul 6 Juni 2018
Mencegah
kematian,kecacatan
ataupun komplikasi

2. Kebijakan SK Kepala Puskesmas


SK Kepala puskesmas No.20 Tahun 2018
No.818 Tahun 2015 tentang Kebijakan
tentang Penanganan Layanan klinis
Gawat Darurat dan
Resiko Tinggi

3. Referensi Permenkes No.75


Permenkes No.46 Tahun tahun 2014 tentang
2015 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan
di Fasilitas Tingkat Masyarakat
pertama Panduan
Kewaspadaan
Universal

Anda mungkin juga menyukai