NOMOR : Skep/820E/RSA/III/2022
TENTANG
PELAKSANAAN PASIEN RISIKO TINGGI
DIREKTUR RUMAH SAKIT AGUNG
Menimbang :
a) Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Agung, maka
diperlukan pelayanan untuk pasien dengan risiko tinggi karena umur, kondisi, atau
kebutuhan yang bersifat kritis.
b) Bahwa agar pelayanan dalam merujuk pasien risiko tinggi di Rumah Sakit Agung
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan kepala Rumah Sakit Agung
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan perujukan pasien risiko tinggi
Rumah Sakit Agung, dan
c) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan keptusan kepala Rumah Sakit Agung.
Meningat :
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Menetapkan :
1. Keputusan Kepala Runah Sakit Agung tentang pelayanan rujukan pasien dengan
risiko tinggi di Rumah Sakit Agung
2. Pelayanan perujukan pasien tinggi di rumah sakit agung sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
3. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan pasien emergensi di Rumah
Sakit Agung dilaksanakan oleh kepala bidang pelayanan medis Rumah Sakit Agung.
4. Keputusan ini berlaku sejak tanggan ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekelituan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1 juni 2022
Direktur Utama
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, Panduan Pelaksanaan Pasien Resiko Tinggi di RS Agung dapat disusun dan
diselesaikan. Tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih natas bantuan pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan ilmu dan pemikiran.
Kami berharap semoga buku panduan ini bisa menjadi pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, untuk dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi buku agar menjadi lebih baik
lagi.
Akhirnya kami harapkan semoga panduan pelaksanaan pasien resiko tinggi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
Masing – masing pemberi layanan kesehatan mempunyai peran yang jelas dalam
pelayanan pasien secara umum dan khusu. Peran tersebut dan ditentukan oleh regulasi. Untuk
pelayanan pasien khusus seperti pelayanan pada pasien dengan pasien beresiko juga
termasuk pelayanan kesehatan yang sangat diperhatikan.
Pelayanan pasien dengan resiko tinggi merupakan pelayanan pasien dengan peralatan
bantuan hidup dasar, penyakit menular atau imunosupressed, peralatan dialysis,
ketergantungan bantuan. Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat
secara optimal memberikan pelayanan dan peralatan sesuai standard dan pedoman yang
berlaku. Panduan ini disusun dalam rangka penyelenggaraan pelayanan pasien berisiko tinggi
yang berkualitas dan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien.
Rumah sakit juga menyediakan berbagai variasi pasien dengan berbagai variasi
kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa pasien yang digolongkan resiko tinggi karena
umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis. Anak dan lanjut usia umumnya dimasukan
dalam kelompok ini karna mereka sering tidak dapat menyampaikan pendapatnya, tidak
mengerti proses asuhan dan tidak dapat ikut member keputusan tentang asuhannya. Demikian
pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu memahami proses asuhan bila
asuhan harus diberikan secara cepat dan efesien.
Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat secara optimal
memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan menggunakan sumber daya, obat-obtan
dan peralatan sesuai standard an pedoman yang berlaku. Panduan ini disusun dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan pasien berisiko tinggi yang berkualitas dan mengedepankan
mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Pelayanan pasien dengan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menyebabkan
kejadian luar biasa
2. Pelayanan pada pasien rentan, pasien lansia (geriatric) misalnya anak-anak ataupun bayi
BAB III
PEMBAHASAN
C. Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran :
a. Pasien Rawat Jalan
i. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan
sampai tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila
diperlukan.
ii. Perawat poli umum, spesialos dan gigi wajib mendampingi pasien
untuk dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
b. Pasien Rawat Inap
i. Penempatan pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dengan
konter perawat
ii. Petugas kesehatan memastikan dan memasang pengaman tempat
tidur.
iii. Petugas kesehatan memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh
pasien dan dapat digunakan
iv. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau
pihak yang ditunjuk dan dipercaya.
D. Tata Laksana perlindungan terhadap penderita cacat:
1. petugas kesehatan penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien
penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu
serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang sampai proses
selesai dilakukan.
2. bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien
atau pihak lain yang ditunjuk sesuai dengan kecacatan yang disandang.
3. memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan memastikan
pasien dapat menggunakan bel tersebut.
4. petugas kesehatan memasangkan meamastikan pengaman tempat hidup
pasien.