Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PENANGANAN

BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


RS MARDI RAHAYU

KOMITE K3

RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS

JL. AKBP AGIL KUSUMADYA NO.110 KUDUS

(0291) 434707- 43470

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang banyak
menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun dalam menunjang
pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
agar tidak menimbulkan dampak yang membahayakan bagi pasien, karyawan maupun
lingkungan sekitar.

B. TUJUAN
Tujuan Umum
a. Adanya panduan untuk RS mengenai pengelolaan bahan B3 dan limbah B3
Tujuan Khusus
a. Untuk menghindari bahaya yang timbul bagi karyawan yang melakukan
penyimpanan B3 ataupun yang menggunakan B3
b. Membangun suatu proses penanganan yang terstandar bagi pengelolaan B3

C. DEFINISI
Bahan berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.

Kategori B3 :
 Memancarkan radiasi
 Mudah meledak
 Mudah menyala atau terbakar
 Oksidator
 Racun
 Korosif
 Karsinogenik
 Iritasi
 Teratogenik (menyebabkan gangguan pertumbuhan janin)
 Mutagenik

Bahan berbahaya  adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara

2
langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif dan iritasi.

Bahan beracun adalah Bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi
kesehatan dan jiwa manusia.

Limbah B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan/ atau
beracun yang karena sifat dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlanya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan/ atau mencemarkan lingkungan
hidup dan/ dapat membahayakan kesehatan manusia.

Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,


menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.

Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan


kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya

3
BAB II

RUANG LINGKUP KEGIATAN

Adapun ruang lingkup pengelolaan bahan dan limbah berbahaya adalah meliputi:
1. Identifikasi bahan kimia berbahaya dan beracun
2. Pengadaan bahan kimia berbahaya dan beracun
3. Penyimpanan bahan kimia berbahaya dan beracun
4. Pengamanan bahan kimia berbahaya dan beracun
5. Penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun
6. Pelabelan / simbol bahan kimia berbahaya dan beracun
7. Penanganan bila terkena bahan kimia berbahaya dan beracun
8. Penanganan limbah bahan kimia berbahaya dan beracun

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. Identifikasi Bahan kimia berbahaya dan beracun.


1. Komite K3 melakukan inventarisasi semua bahan kimia berbahaya dan beracun
yang ada di rumah sakit.
2. Komite K3 membuat denah distribusi tempat penyimpanan B3
3. Komite K3 melakukan identifikasi potensi bahaya yang dipunyai masing-masing
bahan kimia berbahaya dan beracun yang ada di rumah sakit
4. Komite K3 melakukan pemberian tanda bahaya sesuai dengan potensi bahaya
yang dipunyai oleh bahan kimia berbahaya dan beracun , tanda bahaya
diletakkan disekitar lokasi dan mudah terlihat.

B. Pengadaan bahan kimia berbahaya dan beracun


1. Pemesanan
a. Pemesanan Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun dapat dilakukan apabila
disertai surat pesanan yang ditandatangani oleh Kepala Bagian atau Kepala
Instalasi.
b. Pemesanan Bahan Berbahaya dan Beracun menggunakan Nota Pemesanan
yang terpisah dengan bahan yang tidak termasuk Bahan Berbahaya dan
Beracun.
c. Pemesanan harus disertai dengan motivasi/melampirkan data bahwa bahan
yang dipesan merupakan B3.
d. Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang terdaftar pada Balai
POM atau Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
e. Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama
dagang, nama kimia, jumlah yang dipesan, nama dan alamat distributor.
f. Setiap pemesanan bahan kimia berbahaya dan beracun yang pertama harus
mencantumkan pernyataan tertulis bahwa pihak distributor akan melampirkan
MSDS pada saat penyerahan B3.
g. Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.

2. Penyerahan Barang
a. Pada saat penyerahan B3, faktur pembelian harus mencantumkan dengan
jelas nama bahan, nama dagang, nama kimia, jumlah bahan, nama distributor,
dan nama pengimpor/ produsen.
b. Setiap B3 yang pertama kali diserahkan harus disertai dengan Lembar Data
Pengamanan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang berisi merk dagang,
rumus kimia, jenis B3, klasifikasi, teknik penyimpanan, dan tatacara
penanganan bila kecelakaan.
c. Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak

5
 Wadah kemasan tidak bocor
 Tidak berkarat
 Tidak Rusak
 Disertai dengan penandaan nama dagang, nama bahan, berat, yang sesuai
dengan yang tertera pada faktur pembelian.
d. Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda peringatan sesuai
dengan jenis dan bahannya, simbol bahaya dan petunjuk P3K yang harus
mudah dilihat
3. Bahan Berbahaya dan Beracun tidak dapat diterima apabila :
a. Dokumen tidak lengkap.
b. Sudah kadaluarsa.
c. Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok.
d. Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung kepada petugas penerimaan
dan pemeriksaan barang.
e. Penerima dan pemeriksa barang mencocokan jumlah dan jenis barang dengan
surat pesanan.
f. Penerima dan pemeriksa barang menyerahkan kepada petugas gudang disertai
tanda tangan pada berita acara penerimaan dan pemeriksaan barang oleh
petugas
g. Bahan berbahaya dan Beracun langsung ditempatkan pada ruangan/lemari
penyimpanan khusus B3.

C. Penyimpanan bahan kimia berbahaya dan beracun.


Lokasi penyimpanan bahan berbahaya adalah tempat untuk menyimpan bahan yaitu
bahan yang mempunyai curahan kausatik/bahan kimia yang banyak ,bahan yang
mudah terbakar,peralatan dengan tekanan yang tinggi,bahan radioaktif maupun
infeksius.
Persyaratan Umum Ruang Penyimpanan
1. Ruangan Penyimpanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi untuk mencegah akumulasi gas, lubang
angin dan dilengkapi penerangan yang mencukupi.
b. Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan, dengan memasang
lampu penerangan dengan tinggi minimal 1 meter di atas kemasan dan semua
saklar untuk ruang bahan mudah terbakar harus terpasang dari sisi luar.
c. Tersedia sarana pencucian yang dekat lokasi dan memadai misalnyawastafel
untuk membilas mata atau bagian tubuh lainnya yang terpapar bahan
berbahaya dan beracun.
d. Tersedia sistem pemadam kebakaran dan deteksi kebakaran yang sesuai
dengan luas ruang dan jenis bahan yang disimpan.
e. Tersedia pembangkit listrik cadangan yang berfungsi secara otomatik apabila
terjadi ganguan aliran listrik.
f. Tersedia Fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan dalam jumlah dan
jenis yang memadai.

6
g. Tersedia peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan agar memudahkan
komunikasi dengan Bagian lain.
h. Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban di setiap ruang penyimpanan bahan
berbahaya dan beracun.
i. Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung
karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada bahan-bahan kimia
yang tidal stabil.
j. Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dinyatakan sebagai
“restricted area” sehingga setiap orang yang tidak berkepentingan tidak
diperkenankan masuk.
k. Semua sistem pengamanan ruangan dan penyimpanan bahan kimia harus
diperiksa sekurang-kurangnya setiap bulan.
l. Setiap hasil pemeriksaan harus didokumentasikan, dilaporkan ke Komite K3
dan ditindaklanjuti.

2. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus mengikuti ketentuan sebagai


berikut:

a. Dilakukan dengan sistem blok, terdiri dari 2x2 kemasan sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan.

b. Jarak antar blok minimum 60 cm agar masih tersisa ruang untuk melakukan
pengawasan rutin.

c. Maksimum tumpukan 3 lapis, apabila lebih maka harus dengan memakai rak,
kecuali untuk bahan kimia yang disimpan dalam wadah botol, tidak
diperkenankan untuk disimpan bersusun.

d. Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang 1 meter dari atap.

e. Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan terpisah, tidak dalam 1
blok untuk menghindari terjadinya reaksi kimia yang membahayakan.

f. Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada kemungkinan tumpah ke


kemasan lain.

g. Label kemasan harus dapat terlihat dengan jelas.

Persyaratan Berdasarkan Jenis B3

 Bahan Beracun
 Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari bahan lain yang dapat bereaksi
 Tersedia alat pelindung diri

7
 Bahan Korosif
 Ruang penyimpanan maximum 25 C dan berventilasi
 Bahan disimpan dalam wadah tertutup dan berlabel
 Tersedia alat pelindung diri

 Bahan Mudah Terbakar


 Ruangan penyimpanan maximum 25 C dan berventilasi
 Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
 Hindari terjadinya loncatan bunga api listrik
 Tersedia alat pemadam kebakaran
 Penyimpanan harus dijauhkan dari bahan kimia oksidator
 Tersedia alat pelindung diri

 Bahan Mudah Meledak


 Ruangan penyimpanan maximum 25 C dan berventilasi
 Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
 Tersedia alat pemadam kebakaran
 Tempat penyimpanan tidak menimbulkan gesekan atau benturan mekanis
 Tersedia alat pelindung diri

 Bahan Oksidator
 Ruangan penyimpanan maximum 25 C dan berventilasi
 Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
 Hindari terjadinya loncatan api listrik
 Penyimpanan harus terpisah dengan bahan mudah terbakar atau bahan
pereduksi
 Tersedia alat pemadam kebakaran

 Bahan Reaktif
 Ruangan penyimpanan maximum 25 C dan berventilasi
 Ruangan/bahan harus jauh dari sumber api/panas
 Ruangan harus kedap air
 Tersedia alat pemadam kebakaran
 Tersedia alat pelindung diri

D. Pengamanan bahan kimia berbahaya dan beracun


1. Makan, minum atau merokok tidak diperkenankan apabila sedang bekerja dengan
bahan kimia berbahaya dan beracun.
2. Diupayakan dalam pengambilan bahan kimia tidak berlibihan,karena apabila
dikembalikan kedalam wadah semula,ini akan dapat menimbulkan suatu reaksi
8
kimia yang berbahaya. Harus diupayakan pengambilan bahan secara tepat tanpa
berlebihan.
3. Apabila sedang mengerjakan pencampuran bahan kimia, tidak diperkenankan
meninggalkan tempat sehingga proses pencampuran/ reaksi tidak diawasi.
4. Tidak diperkenankan mencicipi/ merasa bahan kimia jenis apapun. Apabila harus
mencium bahan kimia maka lakukan dengan sangat hati-hati dengan
mempergunakan ujung botol sehingga hanya sebagian kecil uap yang masuk ke
hidung.
5. Tidak diperkenankan menyimpan mantel, baju lapis, atau buku dalam ruang yang
berisi bahan kimia karena bisa terkontaminasi oleh bahan kimia.
 Setiap karyawan harus mengetahui lokasi dari Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), tempat pembilasan, dan mengetahui cara mempergunakan peralatan
tersebut.
 Setelah kejadian pemaparan, kecelakaan, kebakaran, peledakan atau adanya
tumpahan bahan, karyawan harus segera memberitahukan kepada Kepala
Bagiannya atau atasan langsung.

E. Penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun


1. Dalam menangani bahan kimia berbahaya dan beracun, setiap karyawan harus
menghindari terjadinya inhalasi bahan, penyerapan melalui kulit, tertelan melalui
mulut, atau kontak langsung dengan peralatan/ bahan .
2. Pengambilan bahan kimia cair dengan mempergunakan pipet,pipet yang disedot
dengan mulut tidak diperkenankan karena dapat menyebabkan tertelannya bahan
kimia tersebut.
3. Dalam menuang bahan kimia cair, tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru
yang sampai mengotori label bahan kimia berbahaya dan beracun.
4. Sebelum menuang bahan kimia, pekerja harus membaca dengan teliti label bahan
kimia. Apabila label sudah tidak jelas atau tidak ada maka tidak diperkenankan
mengambil bahan kimia dari kontener.
5. Apabila menuang bahan kimia cair dari kontener yang besar ke dalam gelas ukur
yang kecil maka gelas ukur harus ditahan agar cairan tidak tumpah.
6. Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan beracun harus
mempergunakan sarung tangan, gown, sepatu tertutup dan celana panjang, pekerja
tidak diperkenankan memakai celana pendek, baju lengan pendek dan sepatu yeng
terbuka, apabila bekerja dengan bahan kimia yang berbahaya dan beracun.

F. Pelabelan / symbol
Setiap kemasan atau tempat/wadah untuk penyimpanan, pengolahan,pengumpulan,
pemanfaatan limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik
dan jenis limbah B3.
Pelabelan bahan kimia berbahaya dan beracun mengacu pada kepada peraturan
menteri lingkungan hidup no 3 tahun 2008 tentang symbol dan label Bahan kimia
berbahaya dan beracun.

9
G. Penanganan bila terkena bahan kimia berbahaya dan beracun
1. Apabila terkena bahan berbahaya dimata maka lepaskan lensa kontak apabila
memakainya,kemudian basuh mata dengan air yang mengalir sebanyak –
banyaknya sedikitnya selama 15 menit.Upayakan tetap terus membuka mata
mata.Apabila mata merah atau bengkak maka carilah pertolongan medis segera
dengan membawa lembar data keselamatan bahan.
2. Apabila terkena bahan berbahaya dan beracun dikulit segera basuh dengan air
mengalir selam 15 menit dapat pula dengan memberi sabun disinfektan,tutupi luka
yang teriritasi dengan melunakkan, segera lepas baju atau pakian,sepatu dan cuci
peralatan sebelum digunakan kembali.apabila terjadi iritasi atau luka bakar dapat
memberikan krim anti bakteri untuk melunakkan luka dan segera cari pertolongan
medis dan bawa MSDS bahan tersebut.
3. Apabila menelan bahan berbahaya dan beracun dapat mengakibatkan luka bakar
dan korosi pada tenggorokan atau kerongkongan sehingga sakit saat menelan.
Jangan muntahkan apabila posisi masih sadar dan tidak disuruh oleh tenaga
medis,dapat pula memberikan minum 1-2 gelas air atau susu dan hindari pemanis
buatan pada orang yang sadar.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah,ikat
pinggang,dasi. Segera carilah pertolongan medis dan bawa MSDS bahan tersebut.
4. Apabila menghirup bahan berbahaya dan beracun segera keluar dari ruangan
mencari udara segar,dan apabila tidak bernafas dapat memberikan napas buatan
dari mulut ke mulut apabila tidak membahayakan,apabila sulit bernafas dapat
memberikan oksigen.Carilah pertolongan medis segera dengan membawa MSDS
bahan tersebut.

H. Pembuangan limbah
Limbah yang termasuk dalam kategori limbah B3 dalah :
1. Botol/Wadah bekas kemasan,bekas tumpahan,abu incinerator,bola lampu,abu
incinerator,obat kadaluarsa,batu baterai,dll.
2. Petugas yang menggunakan bahan kimia beracun dan berbahaya mengumpulkan
kedalam kantong plastik kuning
3. Petugas membawa ke TPS limbah B3 setiap hari .
4. Petugas TPS limbah B3 menimbang,mencatat pada neraca limbah, menyimpan
dan melaporkan kepada kepala sanitasi,serta memberi label pada wadah limabah
sesuai Permen LH No 3 Tahun 2008 Tentang symbol dan label B3.
5. Petugas TPS menghubungi pihak ketiga untuk mengangkut limbah setelah masa
simpan berakhir atau jika volume limbah sudah penuh.
6. Pihak ketiga menimbang limbah dan mencatat pada lembar manifest.
7. Petugas TPS B3 menandatanggani lembar manifest dan memastikan lembar
ketujuh manifest diterima.
8. Pihak ketiga membawa limbah ketempat pengolahan.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Kebijakan
1. Kebijakan Umum Rumah Sakit
2. Kebijakan Komite K3
B. Pedoman
1. Pedoman Pelayanan Komite K3
2. Pedoman Pengorganisasian Komite K3
C. Standar Prosedur Operasional
1. SPO pengadaan B3
2. SPO penerimaan B3 dari supplier
3. SPO penerimaan B3 dari gudang ke unit
4. SPO penyimpanan B3
5. SPO inventarisasi B3
6. SPO pembuangan limbah B3
7. SPO penanganan tumpahan B3
D. Sistem Pelaporan
1. Hal yang dilaporkan
a. Kejadian nyaris cedera (KNC)
b. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
c. Sentinel events
d. Indikator keselamatan pasien
2. Waktu pelaporan
a. Setiap terjadi KTD dilaporkan ke Tim PMKP dalam waktu 24 jam
b. Indikator keselamatan pasien dilaporkan setiap bulan ke Tim PMKP.

11
BAB V

PENUTUP

Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan dalam melakukan pengelolaan bahan
kimia berbahaya dan beracun yang aman dan mampu mengurangi resiko bahaya . Panduan
ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai
3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi, baik Akreditasi Nasional 2012
maupun standar Joint Commition International (JCI) .

12

Anda mungkin juga menyukai