A. Pendahuluan
Dalam rangka mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan-bahan dan
limbah berbahaya di rumah sakit, perlu dibuat rencana untuk melakukan inventarisasi,
penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan-bahan berbahaya serta pengendalian dan
pembuangan bahan-bahan dan limbah berbahaya. B3 dan limbah B3 tersebut meliputi
bahan-bahan kimia, kemoterapi, bahan-bahan dan limbah radioaktif, gas dan uap berbahaya
serta limbah medis dan infeksius.
1. Latar belakang
Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun,karsinogenik,teratogenik,
mutagenic, korosif dan iritasi.
Agar selalu tercipta lingkungan yang aman dan tidak menimbulkan dampak negative
terhadap pekerja, pasien, pengunjung dan lingkungan, maka pemanfaatan B3 perlu
dikendalikan.
Pengendalian B3 harus dilakukan secara komprehensif mulai saat perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pengelolaan/pemanfaatan maupun pengelolaan
limbahnya, agar tidak menimbulkan dampak kepada petugas yang berupa penyakit akibat
kerja atau kecelakaan kerja maupun kerusakan pada lingkungan hidup dan SDM yang ada
pada lingkungan tersebut.
2. Dasar Hukum
a. Undang - Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
b. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
3. Kebijakan
Kebijakan Kebijakan Manajemen Rumah Sakit Umum Dr. Harjono S. Ponorogo untuk
selalu memberikan prioritas yang menyangkut aspek kesehatan dan keselamatan kerja
dalam semua kegiatan Rumah Sakit.
Garis besar kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
- Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
- Rumah Sakit mendukung memberikan perlindungan pada seluruh orang dan benda
yang berada dalam lingkungan rumah sakit.
- Setiap pengadaan bahan B3 harus mengupayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
serta pencegahan pencemaran lingkungan.
- Setiap pengendalian B3 harus mengupayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
serta pencegahan pencemaran lingkungan.
- Penanganan kecelakaan bahan kimia sesuai dengan prosedur bahan.
4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar selalu tercipta lingkungan yang aman dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap pekerja, pasien, pengunjung dan lingkungan.
b. Tujuan Khusus
Mengendalikan B3 secara komprehensif mulai saat perencanaan kebutuhan,
pengadaan,penyimpanan,pengelolaan/pemanfaatan maupun pengelolaan limbahnya.
5. Ruang lingkup
Ruang lingkup dan penanggung jawab pengelolaan B3 di RSUD Dr.Harjono S
Ponorogo merupakan layanan yang dilakukan oleh Unit K3, berkoordinasi dengan
Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium Klinik, Instalasi Forensik, Instalasi
Penyehatan Lingkungan, Instalasi Pemeliharaan Sarana dan satuan kerja lain yang
menggunakan B3. Tanggung jawab masing-masing Instalasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pengadaan B3
a. Setiap Instalasi/ satuan kerja di seluruh yang mengajukan pengadaan B3 wajib
melaporkan permohonan B3 tersebut ke unit K3
b. Setiap penerimaan B3 dari vendor Unit Layanan Penerimaan Barang dan Jasa (ULP
RS) wajib melaporkan ke unit K3
No Jenis B3 Simbol
1.
Mudah Meledak
(Explosive)
2.
Reaktif
Beracun (toxic)
9.
Berbahaya (hamful)
13.
Karsinogenik
(carsinogenic)
Teratogenik (teratogenic)
Mutagenik (mutagenic)
3. Pendistribusian B3
Pendistribusian harus disertai berita acara penerimaan yang meliputi :
- Jenis B3
- Jumlah
- Tanggal penyerahan
- Penerima dan satuan kerja
4. Pemanfaatan B3
- Pemanfaatan B3 harus selalu memperhatikan Lembar Data Pengaman dan
memasang label B3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
pencemaran terhadap lingkungan kerja.
- Lembar Data Pengaman harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan
dibaca untuk memudahkan tindakan pengamanan apabila diperlukan.
- Setiap bahan berbahaya yang diedarkan harus diberi wadah dan kemasan dengan
baik serta aman.
- Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandaan yang meliputi nama
sediaan atau nama dagang, nama bahan aktif, isi/ berat/ netto, kalimat peringatan
atau simbol bahaya, petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
- Penandaan tersebut harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti tidak mudah lepas
dan luntur baik karena pengaruh sinar maupun cuaca.
-