Anda di halaman 1dari 18

Jln. KH. Ahmad Dahlan No.

17 Selong, Lombok Timur


BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit Islam Namira berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
kerja setiap pasien,karyawan dan pengunjung serta lingkungan RS, memenuhi
peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan RS , menciptakan
tempat kerja yang aman , sehat dari pencemaran lingkungan, serta mencegah dan
mengantisipasi terjadinya potensi kecelakaan kerja, Ancaman bom, Kebakaran dan
Kegawatdaruratan dengan tujuan peningkatan efisiensi dan produktifvitas kerja secara
bersinambungan.

Komitmen tersebut difasilitasi dengan dibentuknya Tim K3RS yang bertanggung


jawab untuk merencanakan, mengkoordinasi, memonitor dan mengevaluasi program-
program terkait K3 di Rumah Sakit Islam Namira serta mengimplementasikannya melalui
pelatihan K3 kepada karyawan. Tim K3RS berwenang untuk melakukan indentifikasi
bahaya dan analisa resiko K3 yang ada d lingkungan Rumah Sakit Islam Namira serta
memberikan rekomendasi perbaikan dan/atau improvement agar kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang aman dan sehat tercapai.

Rumah Sakit Islam Namira adalah rumah sakit islam kelas D. Penyelenggaraan
program K3RS pada standar yang telah ditetapkan dan memenuhi peraturan
perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan RS sehingga , menciptakan
tempat kerja yang aman , sehat dari pencemaran lingkungan, serta mencegah dan
mengantisipasi terjadinya potensi kecelakaan kerja di Rumah Sakit Islam Namira.
BAB II
LATAR BELAKANG

Rumah sakit mempunyai program untuk memberikan keselamatan dan


keamanan bagi fasilitas fisik, termasuk memonitor dan mengamankan area yang
teridentifikasi sebagai resiko keamanan. Program tersebut memastikan bahwa
semua staf, pengunjung dan pedagang/vendor dapat diidentifikasi, dan semua area
yang berisiko keamanannya dimonitor dan dijaga keamanannya. Program tersebut
efektif untuk mencegah cedera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung. Program tersebut meliputi keselamatan dan
keamanan selama pembangunan dan renovasi. Pimpinan memanfaatkan sumber
daya sesuai rencana yang disetujui. Bila terdapat badan independen dalam fasilitas
pelayanan pasien akan disurvei, rumah sakit memastikan bahwa badan tersebut
mematuhi program keselamatan.

1. Kebijakan Pengolahaan Material B3 dan Limbah/ Sampah

Rumah Sakit Islam Namira berupaya seoptimal mungkin untuk melaksanakan


pengolahaan terhadap material B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun ) serta
limbah/Sampah yang berada di lingkungan RS melalui :
a. Melakukan pemakaian APD setiap petugas yang bertugas memisah dan
mengangkut limbah B3.
b. Pemakaian APD telah mengikuti prosedur yang ditentukan pemerintah.
c. Melakukan Indentifikasi dan pendataan terhadap seluruh bahan kimia
terutama yang tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang
digunakan di Rumah Sakit Islam Namira di lokasi pengunaannya dan
mempunyai daftar terbaru / mutakhir dari bahan berbahaya tersebut di rumah
sakit.
d. Melakukan rencana untuk penanganan penyimpanan dan penggunaan yang
aman disusun dan diimplementasikan/ diterapkan.
e. Melakukan pelaporan dan infestigasi dari tumpahan, paparan (eksposure)
dan insiden lainnya disusun dan diterapkan.
f. Melakukan rencana penanganan limbah yang benar didalam rumah sakit
dari pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan
hukum disusun dan diterapkan.
g. Melakukan review terhadap hasil indentifikasi dan pendataan bahan kimia
secara berkala.
h. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3
dilengkapi dengan simbol dan label sesuai ketentuan peraturan perundangan
yang berlaku.
i. Memastikan bahwa setiap bahan kimia terutama yang tergolong B3
dilengkapi dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) termasuk jika
terdapat pengadaan/pembelian bahan kimia yang baru.
j. Memastikan pelaksanaan pemantauan/inspeksi terhadap kondisi kemasan
pada saat penerimaan dan penyimpangan untuk setiap bahan kimia
terutama yang tergolong B3.
k. Memastikan bahwa penyimpangan bahan kimia terutama yang tergolong B3
sesuai dengan sifat bahayanya.
l. Memastikan bahwa MSDS ( Material Safety Data Sheet) untuk setiap bahan
kimia terutama yang tergolong B3 tersedia di setiap area yang mengunakan
dan/atau menyimpan bahan tersebut.
m. Memastikan bahwa masing-masing penguna termasuk penanggung jawab di
area penyimpanan bahan kimia, memahami isi , maksud,tujuan dan
kegunaan dari MSDS untuk setiap bahan.
n. Memastikan bahwa jika terdapat tumpahan bahan kimia terutama yang
tergolong B3 ditangani sesuai standar yang berlaku dan rencana untuk alat
dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan, ada tumpahan
dan paparan disusun dan diterapkan.
o. Melakukan penilaian terdapat limbah/sampah yang ada di area Rumah Sakit
Islam Namira menjadi limbah B3 , sampah umum non infeksius ( organik &
non organik), sampah klinis/infeksius , sampah benda tajam . limbah/sampah
sitotoksik, limbah cair.
p. Melakukan pengolahan untuk limbah medis dengan proses insenerasi dan
penyimpanan sementara untuk limbah B3 di TPS limbah B3.
q. Melakukan pengolahan untuk limbah cair dengan mengunakan IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah ).
r. Melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap proses pengolahaan
limbah yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Namira serta melaksanakan
evakuasinya.
s. Melakukan rencana untuk mendokumentasikan persyaratan, meliputi setiap
izin, lisensi, atau ketentuan persyaratan lainnya disusun dan diterapkan.
t. Adanya keamanan bagian dari program k3 rumah sakit dan dilaporkan
sekurang-kurangnya sekali setahun dan bila ada kejadian/insiden
u. Pelaksanaan pengamanan radiasi dengan prosedur atau pearalatan khusus
untuk mengurangi risiko ( seperti Apron Timah, Film Badge radiasi yang
sejenis
v. Staff radiologi diberi orientasi dan pelatihan tentang prosedur praktik
keselamatandan untuk prosedur baru dan bahan berbahaya
w. Memastikan bila terdapat unit independen dalam fasilitas pelayanan pasien
yang akan disurvei, rumah sakit memastikan bahwa unittersebut mematuhi
rencana penanganan bahan berbahaya.

2. Kebijakan Manajemen Kegawat darurat/Kewaspadaan Bencana & Kebakaran.

Rumah Sakit Islam Namira berupaya seoptimal mungkin untuk pengolahaan


kondisi gawat darurat/bencana/kejadian luar biasa serta kebakaran melalui :

a. Melaksanakan indentifikasi potensi kedaruratan dan kebakaran, serta


mengidentifikasi kemungkinan terjadinya bencana internal dan eksternal,
seperti keadaandaruratan dalam masyarakat, wabah dan bencana alam atau
bencana lainnya, serta terjadinya kejadian wabah yang menimbulkan
terjadinya risiko yang signifikan.
b. Menyediakan Infrastuktur yang dibutuhkan untuk penanganan kedaruratan
dan kebakaran.
c. Mendapat Tim Tanggap Darurat termasuk tugas dan tanggung jawab serta
kompetisi yang di butuhkan apabila ada Ancaman Bom lewat telpon
d. Menetapkan rencana/prosedur penanggulangan kedaruratan dan kebakaran
yang meliputi pencegahan, deteksi dini/Early Warning, penghentian
(Supresi), pemadaman, evakuasi, mitigasi, sampai dengan penaganan
pasca bencana/kedaruratan dan kebakaran.
e. Melakukan uji coba/simulasi secara berkala untuk setiap potensi
kedaruratan/bencana dan kebakaran termasuk menguji setiap instrastruktur
yang terkait dengan deteksi dini/early warning dan penghentikan ( supresi)
serta mendokumentasikan pelaksanaan uji coba/simulasi tersebut.
f. Melaksanakan pelatihan ataupun edukasi secara berkala kepada seluruh
Staff Rumah Sakit Islam Namira dan penghuninya mengenai Kesiapan
menghadapi Kedaruratan/Bencana dan Kebakaran.
g. Merencanakan program untuk memastikan seluruh penghuni rumah sakit
aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan lain yang bukan kebakaran.
h. Melaksanakan program secara terus menerus dan komprehensif untuk
memastikan bahwa seluruh ruang rawat pasien dan tempat kerja staf
termasuk dalam program.
i. Bila terdapat badan independen di fasilitas pelayanan pasien yang akan
disurvei, rumah sakit memastikan bahwa badan tersebut mematuhi rencana
pengamanan kebakaran.
j. Melaksanakan system deteksi kebakaran dan pemadaman diinspeksi dan
diuji coba, serta dipelihara, yang frekuensinya ditetapkan oleh rumah sakit.
k. Melatih staf untuk berpartisifasi dalam perencanaan pengamanan kebakaran
dan asap.
l. Semua staf berpartisifasi sekurang-kurangnya setahun sekali dalam rencana
penangan kebakaran dan asap.
m. Staf dapat memeragakan cara membawa pasien ke tempat yang aman.
n. Melakukan pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan dan sistem
didokumentasikan.
o. Staf dapat menjelaskan atau memperagakan peran mereka dalam
menghadapi kebakaran.
p. Staf dapat menjelaskan atau memperagakan tindakan untuk meghilangkan,
mengurangi/meminimalisir atau melaporkan tentang keselamatan, keamanan
dan resiko lainnya.
q. Staf dapat menjelaskan dan memperagakan tindakan, kewaspadaan,
prosedur dan partisipasi dalam penyimpanan, penanganan dan pembuangan
limbah gas medis, bahan limbah berbahaya dan berkaitan dengan
kedaruratan.
r. Staf dapat menjelaskan dan memperagakan prosedur dan peran mereka
dalam penanganan kedaruratan dan bencana internal dan external
(community).
s. Staf dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis dan sisitenm utiliti sesuai
ketentuan pekerjaaan.
t. Staf dilatih untuk memelihara peralatan medis dan sistim utility sesuai
ketentuan pekerjaan.
3. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok

Sesuai Instruksi Menteri Kesehatan RI No:84/MENKES/INS/II/2002 Tentang


Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Saran Kesehatan. Menetapkan
Kebijakan bahwa seluruh Area Rumah Sakit Islam Namira adalah Kawasan Tanpa
Rokok. Pemberlakukan ketentuan ini berlaku untuk di dalam Area Rumah Sakit
meliputi halaman Parkir, Ruangan Terbuka hijau, Fasiltas umum , Gudang/Instalasi.
Rumah sakit membuat prosedur untuk melarang merokok, prosedur tersebut
berlaku bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf. Prosedur tersebut telah
diimplementasikan.
Penerapan Kebijakan ini dilakukan dengan cara :
a. Penetapan gugus tugas pengawasan Kawasan Tanda Rokok.
b. Pembuatan & Pemasangan tanda/petunjuk/peringatan larangan Merokok.
c. Monitoring/Inspeksi untuk melihat kesesesuaian dari Kebijakan ini di
Lapangan.

4. Kebijakan Manajemen Fasilitas Fisik RS & Peralatan Medis

Rumah Sakit Islam Namira berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan


pengelolaan terhadap fasilitas fisik rumah sakit dan peralatan medis melalui:
a) Pelaksanaan identifikasi dan pendataan terhadap seluruh fasilitas fisik dan
peralatan medis yang dimiliki oleh RSI Namira
b) Pelaksanaan upaya pemeliharaan, pemantauan/inspeksi dan pengukuran
terhadap kondisi setiap fasilitas fisik dan peralatan medis yang dimiliki oleh RSI
Namira termasuk memastikan status kalibrasi dari setiap peralatan medis;
c) Pelaksanaan tindakan perbaikan untuk setiap fasilitas fisik dan peralatan medis
yang mengalami kerusakan.
d) Jika terdapat upaya perbaikan maupun proses konstruksi untuk fasilitas fisik RS
yang melibatkan pihak ke-3 (seperti kontraktor), maka harus dipastikan bahwa
setiap pihak ke-3 (kontraktor) yang bekerja di area RSI Namira mengetahui dan
mengikuti peraturan RS terkait Standart Infektion Control dan juga K3,
menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan,
menginformasikan kepada penanggung jawab K3 RS jika terdapat material B3
yang digunakan saat bekerja, serta memastikan penyediaan shield selama
proses pekerjaan konstruksi

BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Umum
a. Melakukan penetapan kebijakan K3RS yang ditetapkan secara tertulis
dengan Keputusan Kepala atau Direktur Rumah Sakit dan disosialisasikan
ke seluruh SDM Rumah Sakit.

B. Tujuan Khusus
1. Melakukan Pelaksanaan K3RS meliputi :
a. Manajemen risiko K3RS
b. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
c. Pelayanan Kesehatan Kerja
d. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja
e. Pencegahan dan pengendalian kebakaran
f. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja
g. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan
h. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
2. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS antara lain :
a. Dilakukan oleh sumber daya manusia di bidang K3RS yang ditugaskan
oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
b. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dilaksanakan melalui
pemeriksaaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3 Rumah
Sakit.
c. Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki sumber daya manusia di bidang
K3RS untuk melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS dapat
menggunakan jasa pihak lain.
d. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS digunakan untuk melakukan
tindakan perbaikan.
3. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS dilakukan antara lain :
a. Untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 Rumah
Sakit.
b. Peninjauan dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan rencana, dan pemantauan dan evaluasi.
c. Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kinerja K3RS.
d. Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai
dalam setiap tahun.

BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan Pokok
1. Kegiatan Tim;
2. Ketenagaan;
3. Pendidikan dan pelatihan;
4. Mutu K3RS;
5. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit;
6. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

B. Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Tim
a. Melaksanakan pertemuan rutin setiap bulan, triwulan dan insidentil dengan Tim
K3RS;
b. Melakukan pelaksanaan K3RS yang meliputi :
 Manajemen risiko K3RS
 Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit
 Pelayanan Kesehatan Kerja
 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Pencegahan dan pengendalian kebakaran
 Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan
dan Kesehatan Kerja
 Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan
 kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana

c. Melakukan Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS sehingga menjamin


kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 Rumah Sakit.
d. Hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kinerja K3RS yang dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam
setiap tahun.

2. Ketenagaan
a. Menambah tenaga yang sudah terlatih dibidang K3
b. Menambah tenaga administrasi;
c. Melakukan evaluasi rutin kinerjaTim K3RS;
d. Memberi motivasi kerja kepada Tim K3RS;
e. Meningkatkan keterampilan Tim K3RS.

3. Pendidikan dan Pelatihan


Mengajukan tenaga di Tim K3 untuk mengikuti pelatihan:
Pembinaan/pengembangan kompetensi petugas K3 dilakukan melalui pelatihan.Tujuan
pendidikan dan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk
melakukan tugas-tugas terkait pengelolaan K3 RS dan efisiensi kerja.
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi petugas K3 dilaksanakan melalui:
a) Inhousetraining, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh Rumah
Sakit Islam Namira, meliputi:
• Pelatihan penggunaan APAR, CODE RED, pengenalan alat baru.
• Pelatihan Karakter dan Service Excellent.
b) Eksternal training, yaitu program pelatihan di luar rumah sakit yang diikuti
sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan dalam
a. melaksanakan tugas-tugas terkait pengelolaan K3 RS
b. pelatihan ahli K3 umum
c. pelatihan SMK3 Hiperkes
4. Mutu K3RS
a. Laporan kinerja masing-masing sasaran mutu yang telah ditetapkan.
b. Laporan kinerja mutu pelayanan yang ditetapkan.

5. Keselamatan dan Keamanan


a. Program keselamatan dan keamanan dengan upaya pengendalian dan pencegahan
lain pada kejadian tidak aman , Bekerja sesuai dengan SPO sehingga meminimalisier
resiko terjadinya kecelakaan kerja.
b. Program keselamatan dan keamanan dengan upaya keamanan, semua staf
c. Melakukan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada seluruh
karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflat, poster, penyuluhan dan lain - lain
d. Keterampilan tambahan terkait code red dan code blue

6. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


a. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan dan vaksinasi bagi
seluruh petugas RSI Namira
b. Monitoring sarana dan prasarana yang berhubungan dengan K3
c. Monitoring penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Kegiatan unit
a. Melakukan rapat rutin setiap bulan, triwulan, dan insidentil;
b. Manajemen Risiko : identifikasi potensi bahaya kesehatan yang terpajan pada
pekerja, pasien, pengantar dan pengunjung
c. Keselamatan dan keamanan : Bekerja sesuai SPO, APD,code red dan code blue
d. Pelayanan Kesehatan Kerja : Mengumpulkan data kesehatan / rekam medic/
riwayat vaksinasi, Pembinaan mental dan rohani, Pojok ASI, Pemeriksaan kesehatan
calon pegawai, Vaksinasi hepatitis B, Tatalaksana penyakit menular & tidak menular,
Tatalaksana penyakit akibat kerja (PAK), Tatalaksana kecelakaan akibat kerja (KAK)
e. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja : Mengidentifikasi jenis, lokasi, dan jumlah semua Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-
ciri dan karakteristiknya. Lemari Bahan Berbahaya dan Beracun; Penyiram badan
(body wash);Pencuci mata (eyewasher);Alat Pelindung Diri (APD);Rambu dan Simbol
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);Spill Kit. Menetapkan dan menerapkan secara
aman bagi petugas dalam penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan- bahan
dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
f. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran : Inventarisasi dan pengecekan
sarana proteksi kebakaran pasif dan aktif, Pembuatan stiker/ pamflet Larangan
merokok, Inventaris jumlah, cara pemakaian Alat pemadam api ringan, Simulasi
penanganan kebakaran.
g. Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja : Inspeksi terhadap kegiatan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan semua
komponen-komponen system utilitas yang beroperasi meliputi Air bersih dan listrik;
Tata udara, gas medis, sistim kunci, sistim perpipaan limbah, lift, boiler dan lain lain
berfungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
Inspeksi terhadap pemeliharaan promotif dan pemeliharaan terencana pada
peralatan medis dengan memastikan tersedianya daftar inventaris seluruh
peralatan medis;
i. Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana : Menyusun
pedoman tanggap darurat atau bencana, Simulasi kondisi darurat atau bencana
berdasarkan penilaian analisa risiko kerentanan bencana dilakukan terhadap keadaan
tertentu.
j. Pendidikan dan Pelatihan : Pendidikan dan pelatihan K3RS untuk anggota Tim
K3RS, Sosialisasi K3RS bagi SDM RS

2. Ketenagaan
a. Menganalisa jumlah tenaga K3RS dalam tim yang dibutuhkan;
b. Mengevaluasi kinerja tenaga ;
c. Meningkatkan keterampilan kerja tenaga di Tim K3RS.
3. Pendidikan dan pelatihan
a. Mengidentifikasi jenis pelatihan, workshop dan seminar yang harus diikuti oleh
SDM di Tim K3RS;
b. Mengajukan jenis pelatihan, workshop, dan seminar ke bagian diklat Rumah
Sakit.
4. Mutu pelayanan unit
a. Mengisi form indikator mutu K3RS;
b. Merekap data indikator mutu K3RS setiap bulan;
c. Membuat laporan analisa mutu K3RS setiap 3 bulan;
d. Melaporkan hasil analisa data mutu K3RS unit ke komite PMKP.
5. Keselamatan dan keamanan
a. Melakukan sosialisasi keselamatan dan keamanan kerja kepada seluruh
karyawan dalam bentuk pelatihan, leaflat, poster, penyuluhan dan lain - lain
d. Melakukan pelaksanaan upaya pengendalian dan pencegahan lain pada kejadian
tidak aman , Bekerja sesuai dengan SPO sehingga meminimalisier resiko terjadinya
kecelakaan kerja.
6. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Mendata petugas SDM untuk diperiksakan kesehatan secara berkala.

BAB VI
SASARAN
1. Terlaksananya monitoring dan evaluasi indikator mutu K3RS;
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya kegiatan Tim K3RS di
Rumah Sakit Islam Namira;
Semua Tim anggota K3RS telah mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
dalam melaksanakan tugas-tugas terkait pengelolaan K3 RS yaitu ,pelatihan ahli K3 umum dan
pelatihan SMK3 Hiperkes;
3. Semua petugas di Rumah Sakit Islam Namira telah mendapatkan pemeriksaan
kesehatan berkala;
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN RINCIAN ANGGARAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan program kerja Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Islam Namira tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
TAHUN 2019 Penanggung Rincian
NO KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jawab Anggaran
1. Kegiatan unit :
a. Melakukan rapat rutin setiap Rp 100.000 x 12
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Ka. Ruang IBS
bulan = Rp 1.200.000
b. Melakukan rapat rutin setiap Rp 100.000 x 4 =
√ √ √ √ Ka. Ruang IBS
3 bulan Rp 400.000
c. Melakukan rapat rutin Ka. Ruang IBS
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
insidentil
d. Membuat jadwal perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Ka. Ruang IBS
e. Pembersihan unit setiap Rp 10.000 x 8 x
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Ka. Ruang IBS
minggu 12 = Rp 960.000
f. Mengajukan pengadaan
√ Rp 571.260.000
alat / instrument operasi
g. Mengajukan pengadaan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rp 1.792.283
BHP setiap bulan
2. Ketenagaan
a. Menganalisa jumlah tenaga
yang dibutuhkan
b. Mengevaluasi kinerja tenaga
c. Meningkatkan keterampilan
kerja tenaga di instalasi
bedah sentral
3. Pendidikan dan pelatihan
TAHUN 2019 Penanggung Rincian
NO KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jawab Anggaran
a. Pelatihan dasar 4 hari kamar Rp 4.500.000 x 2
Diklat
bedah = Rp 9.000.000
b. Pelatihan 3 bulan kamar
Diklat Rp 8.000.000
bedah
c. Pelatihan perawat mata Diklat Rp 8.000.000
d. Pelatihan manajemen kamar
Diklat Rp 5.200.000
bedah
e. Pelatihan managemen
sterilisasi dan desinfeksi Diklat
kamar bedah;
f. Pertemuan ilmiah perawat Rp 3.000.000 x 3
Diklat
kamar bedah; = Rp 9.000.000
g. Seminar keperawatan kamar Rp 150.000 x 3 x
Diklat
bedah. = Rp 1.350.000
4 Mutu pelayanan unit
a. Mengisi form indikator mutu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
unit
b. Merekap data indikator mutu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
unit setiap bulan
c. Membuat laporan analisa
√ √ √ √
mutu setiap 3 bulan
d. Melaporkan hasil analisa
data mutu unit ke komite √ √ √ √
PMKP
5 Keselamatan pasien
a. Melakukan penandaan lokasi
operasi dan mengisi di form
TAHUN 2019 Penanggung Rincian
NO KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jawab Anggaran
penandaan lokasi operasi
b. Melakukan pelaksanaan
surgical safety checklist dan Ka. Ruang IBS
mengisi di form SSCL
Keselamatan dan kesehatan
6 kerja (K3)

Total Anggaran Rp. 616.162.283


BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal kegiatan yang
dilakukan setiap bulannya yang dibuat oleh Ketua K3RS berkoordinasi dengan PPI
kemudian disampaikan kepada Direktur. Jika ada kekurangan atau penyimpangan dari
jadwal yang dibuat bisa segera diperbaiki tanpa mengganggu program kegatan unit
yang lainnya.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan setiap bulannya akan dipakai sebagai acuan
dalam membuat program kegiatan di tahun berikutnya.

B. Pelaporan Kegiatan
1. Laporan kegiatan setiap bulan dilaporkan ke Direktur ;
2. Laporan analisa mutu indikator unit akan dilaporkan ke komite PMKP setiap 3 buan
sekali;
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan dan Pelaporan


1. Semua pencatatan mutu indikator disimpan di Tim K3RS baik data mentah
ataupun data yang sudah dianalisa;
2. Pelaporan kegiatan rutin unit kerja dibuat setiap bulannya dan diserahkan
ke Direktur;
3. Semua data mutu K3RS dilaporkan ke Komite PMKP setiap bulan dan
dilakukan analisa setiap 3 bulan;
4. Pelaporan tertulis tentang evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut
dilakukan oleh Ketua K3RS tiap setahun sekali pada awal bulan tahun berikutnya.

B. Evaluasi Program
Evaluasi kegiatan Tim K3RS dievaluasi oleh Ketua K3RS setiap bulan dan dievaluasi
oeh Direktur setiap 3 bulan.
BAB X
PENUTUP

Dengan dibuatnya program kerja K3RS yang mengacu pada Program Kerja
Rumah Sakit Islam Namira dan menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan mutu K3RS
di Rumah Sakit Islam Namira umumnya dan Tim K3RS pada khususnya.
Semoga program kerja ini dapat memberikan masukkan kepada Direktur Rumah
Sakit Islam Namira sehingga terjadi suatu umpan balik yang harmonis antara Direktur
Rumah Sakit Islam Namira dengan Tim K3RS.

Anda mungkin juga menyukai