BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai
bidang maka produksi, distribusi dan penggunaan bahan berbahaya semakin
meningkat jumlahnya maupun jenisnya.
Penggunaan bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan
penangananya dapat menimbulkan ancaman atau bahaya terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.
Salah satu upaya untuk menghindarkan atau mengurangi resiko bahan berbahaya
dilakukan melalui pemberian informasi yang benar tentang Bahan Berbahaya
Beracun ( B3 ) dan cara penanganannya.
Dasar hukum
- Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tantang Kesehatan
- Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Peraturan pemerintah RI Nomor 74 tahun 2001 tantang Pengelolaan Bahan
Berbahaya Beracun
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 472/MENKES/PER/V/1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
- Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
II. Pengertian
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga
kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap
lingk. hidup,kesehatan manusia,&makluk hidup lainnya.
4. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan Klasifikasi B3.
5. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.
1 K3 RS.DIAN HARAPAN
III. Klasifikasi B3
Yang termasuk klasifikasi bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang mempunyai
sifat :
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoxidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
d. Sangat mudah menyala (highly flammable)
e. Mudah menyala (flammable)
f. Amat sangat beracun (extremely toxics)
g. Sangat beracun (highly toxics)
h. Beracun (moderately toxics)
i. Berbahaya (harmful)
j. Korosif (corrosive)
k. Bersifat iritasi (irritant)
l. Bebbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
m. Karsinogenik (carcinogenic)
n. Teratogenik (teratogenic)
o. Mutagenik (mutagenic)
2 K3 RS.DIAN HARAPAN
V. Pengaruh B3 terhadap kesehatan
i. Menyebabkan iritasi yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia
dengan bagian-bagian tubuh tertentu seperti kulit, mata atau saluran pernafasan.
ii. Menimbulkan alergi, nampak sebagai bintik-bintik merah kecil atau gelembung
berisi cairan atau gangguan pernafasan berupa batuk-batuk, nafas tersumbat dan
nafas pendek.
iii. Menyebabkan sulit bernafas, seperti tercekik atau aspiksia karena kekurangan
oksigen akibat diikat oleh gas inert seperti nitrogen dan karbondioksida.
iv. Menimbulkan keracunan sistemik, bahan kimia yang dapat mempengaruhi
bagian-bagian tubuh, diantaranya merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-
lain.
v. Menyebabkan kanker, akibat paparan jangka panjang bahan kimia, sehingga
merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor
ganas.
vi. Menyebabkan kerusakan/kelainan janin ditandai kelahiran dalam keadaan cacat
atau kemandulan.
vii. Menyebabkan pneumokoniosis yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang, akibatnya
penderita mengalami nafas pendek.
viii. Menyebabkan efek bius (narkotik) yaitu bahan kimia, mengganggu sistem syaraf
pusat menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian.
3 K3 RS.DIAN HARAPAN
1. identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-ciri dan
karakteristiknya.
2. Evaluasi, untuk menentukan langkah-lagkah atau tindakan yang diperlukan sesuai
sifat dan karakteristiknya dari bahan atau instalasi yang ditangani sekaligus
memprediksi resiko yang mungkin terjadi apabila kecelakaan terjadi.
3. Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan evaluasi yang dilakukan
meliputi :
b. pengendalian operasional seperti eliminasi, subsitusi, ventilasi, penggunaan alat
pelindung diri yang sesuai dan menjaga hygiene perorangan.
c.Pengendalian organisasi administrasi, seperti pemasangan label, penyediaan lembar
data kesehatan bahan (MSDS) pembuatan prosedur kerja, pengaturan tata ruang,
pematauan rutin serta pendidikan dan latihan.
d. Inpeksi dan pemeliharaan sarana, prosedur dan proses kerja yang aman.
e. Pembatasan keberadaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja sesuai dengan
jumlah ambang batasnya.
4 K3 RS.DIAN HARAPAN
PROSEDUR PENGADAAN B3
1. Setiap jenis Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3) yang akan diadakan,
didistribusikan atau diedarkan harus terdaftar pada Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan di sertai tanda bukti
pendaftaran.
2. Wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan ( MSDS )
3. Diberikan Simbol dan Label
4. Setiap Bahan Berbahaya dan Beracun harus diberi wadah dan dikemas
dengan baik serta aman.
5. Pada wadah harus dicantumkan Penandaan :
- Nama sediaan / Nama dagang
- Nama Bahan Aktif
- Isi / Berat Netto
- Kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya, petunjuk pertolongan
pertama pada kecelakaan
- Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak mudah lepas
dan luntur.
6. B3 ditempatkan, disimpan dan diberikan simbol dan label dan dilengkapi
sistem tanggap darurat.
5 K3 RS.DIAN HARAPAN