Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PERTEMUAN EVALUASI SEMESTER KLINIK TENTANG


EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI PENGOBATAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

A. PENDAHULUAN

Terapi antiretroviral (ARV) telah terbukti secara bermakna menurunkan angka kematian dan
kesakitan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). (Pallela, 1998) Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu
dibutuhkan adherens yang merupakan bentuk sikap dan perilaku yang mempengaruhi seseorang untuk
patuh terhadap minum obat. Untuk mencapai keberhasilan virologi menurunkan jumlah virus sesuai target
yang diinginkan dibutuhkan tingkat adherens minimal 95%.(Patterson, 2000)Adherens yang buruk
meningkatkan risiko terjadinya mutasi virus dan resistensi obat ARV. (Fischel dan Paterson, 2000), dan
ada situasi di Indonesia akan meningkatkan kebutuhan obat lini selanjutnya.

Penelitian Kosasih, dkk yang dilakukan di Jakarta menemukan bahwa kenyamanan dan
efek samping obat merupakan faktor penentu utama adherens antiretroviral pada ODHA.
(Kosasih, 007) Efek samping obat antiretroviral merupakan kejadian yang cukup sering terjadi
pada pasien HIV dan umumnya terjadi dalam tiga bulan pertama setelah inisiasi ARV, walaupun
efek samping jangka panjang juga kerap didapati sesudahnya. Antiretroviral lini pertama yang
digunakan di Indonesia adalah kombinasi AZT/d4T dengan 3TC dan NVP/EFV. Efek samping
yang sudah pernah diteliti antara lain anemia AZT (20%; Karjadi, 2005), hipersensitivitas NVP
(27.6%; Yunihastuti, 2006), peningkatan enzim transaminase (20,8%; Yunihastuti, 2007) dan
neuropati d4T (22%; Suemarni, 2006). Namun, penelitian yang memantau berbagai efek samping
obat tersebut belum banyak dilakukan di Indonesia.

B. TUJUAN

 Mengetahui gambaran berbagai efek samping obat antiretroviral lini pertama yang terjadi
pada ODHA di Klinik VCT/CST Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar.
 Mengetahui hubungan efek samping obat antiretroviral lini pertama yang berbahaya
terhadap tingkat adherens pasien ODHA di Layanan Terpadu.
 Mengetahui berbagai derajat efek samping obat dengan tingkat adherens.
 Mengetahui berbagai jenis efek samping obat terhadap tingkat adherens.

C. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/tanggal : Kamis, 9 November 2017


Jam : 10.00 – selesai
Tempat : Klinik VCT/CST RSUD Kab. Karanganyar
D. PESERTA PELATIHAN

Jumlah peserta Pertemuan terdiri dari 18 peserta terdiri dari :


No Dinas/ Layanan Kesehatan/ Lembaga Jumlah

1 Ketua Tim HIV RSUD Kab. Karanganyar 1

2 Konselor 2

3 Register Repotr 2

4 Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) 2

5 Pasien HIV RSUD Kab. Karanganyar 10

F. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan

Jam Acara Pemateri


09.30-10.00 Registrasi -

Pembukaan
10.00-10.05 Konselor
Dan gambaran Umum efek samping

Pasien
Penyampaian efek samping dari pasien
10.05-12.00 Ketua tim HIV
dan evaluasi efeksamping

12.00 Penutup Masing-Masing Layanan

H. PEMBIAYAAN

Pertemuan pertemuan evaluasi semester klinik tentang efek samping dan komplikasi pengobatan dari
alokasi dana yang bersumber dari GF ATM.

I. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Ketua tim HIV di Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten
Karanganyar.

Demikian kerangka acuan kegiatan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.

Ketua TIM HIV


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar

dr. NUR HIDAYAT, Sp.PD


NIP. 19701222.201001.1.001
Notulen
Hasil Evaluasi Semester Klinik tentang Efek
Samping dan komplikasi pengobatan di RS

Hari/tanggal : Kamis, 9 November 2017


Tempat : Klinik VCT/CST
Keperluan : Evaluasi Semester Klinik tentang Efek Samping dan komplikasi
pengobatan di RS
Hasil kegiatan :
- Apakah ARV ini mempengaruhi tensi?
Pada dasarnya tensi seseorang dapat dipengaruhi dari beberapa factor antara lain usia, pola
hidup, aktifitas. Dari beberapa factor tersebut manusia akan mengalami penurunan fungsi
organ tubuh pada saat usia 50 tahun keatas, berbeda dengan usia produktif atau di usia 25-
49 tahun dimana organ tubuh masih berfungsi dengan bagus, serta pola makan dan pola
kebiasaan yang serba instan dan kurang nya aktifitas (Olah raga) dapat memicu timbulnya
penyakit dalam tubuh.
- Apakah ARV ada efek samping ke Mata? Semisal sering keluar airmata tanpa sebab
Sebenarnya untuk obat ARV efek sampingnya tidak sampai mempengaruhi indra
pengelihatan, mungkin untuk lebih jelasnya bisa konsultasi pada dokter spesialis mata
saja.
- Apakah efek samping ARV ( Neviral dan Duviral) selalu mengalami anemia?
ARV rejimen jenis Neviral dan Duviral memang efek samping anemia pada pasien,tetapi
tergantung dari pasien tersebut. Apabila memang pasien mengalami efeksamping tersebut
maka perlu pemantauan kembali hasil laborat dan diganti dengan rejimen obat yang lain
semisal Duviral dan Efaviren atau 3FDC.
- Untuk ARV dengan rejimen 3FDC, pasien dikasih cuma mendapatkan 2 rejimen yaitu
Tenofofir dan Efaviren saja, sedangkan lamivudin tdk dapat. Apakah nanti tidak masalah?
Pada dasarnya obat ARV tersebut adalah untuk menghambat pertumbuhan virus tersebut,
maka dengan 2 rejimen obat tersebut tidak menjadi masalah, karena kekosongan stok
Lamivudin di bulan kemarin, di bulan ini lamivudin sudah ada stok nya maka rejimen nya
akan tetap menjadi 3 macam yaitu Efaviren, tenofovir sama lamivudin.
- Untuk pemeriksaan dahak pada pasien HIV positif harus berkala?
Pemeriksaan dahak sebaiknya dilakukan pada saat seseorang didiagnosa HIV positif,
apabila hasilnya negative alangkah lebih baik dilakukan secara berkala dalam jangka
waktu 6 bulan sekali.

Ketua TIM HIV


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Karanganyar

dr. NUR HIDAYAT, Sp.PD


NIP. 19701222.201001.1.001

Anda mungkin juga menyukai