BERACUN (B3)
1
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
1. PENDAHULUAAN
2. DASAR HUKUM
3. PENGERTIAN
4. KLASIFIKASI B3
2
e. Mudah menyala (flammable)
f. Amat sangat beracun (extremely toxics)
g. Sangat beracun (highly toxics)
h. Beracun (moderately toxics)
i. Berbahaya (harmful)
j. Korosif (corrosive)
k. Bersifat iritasi (irritant)
l. Bebbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
m. Karsinogenik (carcinogenic)
n. Teratogenik (teratogenic)
o. Mutagenik (mutagenic)
i. Daya racun
Dinyatakan dengan satuan LD50 atau LC50 dimana makin kuat nilai LD50
atau LC50 bahan berbahaya beracun/kimia menunjukkan makin tinggi daya
racunya.
ii. Cara B3 masuk kedalam tubuh (route of entry) yaitu melalui saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan penyerapan melalui kulit. Diantara yang
sangat berbahaya adalah melalui saluran pernafasan karena tanpa disadari
bahan kimia akan masuk ke dalam tubuh bersama udara yang dihirup yang
diperkirakan sekitar 8,3 m2 selama 8 jam kerja dan sulit di keluarkan kembali
dari tubuh.
iii. Konsentrasi macam dan lama paparan B3 yaitu besar dosis yang berada di
udara atau yang kontak dengan bagian tubuh, kemudian lamanya paparan
terjadi apakah terus menerus atau terputus-putus menentukan jumlah dan
dosis yang masuk ke dalam tubuh.
i. menyebabkan iritasi yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak bahan
kimia dengan bagian-bagian tubuh tertentu seperti kulit, mata atau saluran
pernafasan.
3
iii. Menyebabkan sulit bernafas, seperti tercekik atau aspiksia karena
kekurangan oksigen akibat diikat oleh gas inert seperti nitrogen dan
karbondioksida.
viii. Menyebabkan efek bius (narkotik) yaitu bahan kimia, mengganggu sistem
syaraf pusat menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian.
4
Gambar :
1. identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-
ciri dan karakteristiknya.
Bila terjadi kecelakaan dan atau keadaan darurat yang diakibatkan Bahan
Berbahaya dan beracun, maka setipa orang yang melakukan kegiatan pengolahan
B3 wajib:
5
1. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan.
2. Menginformasikan tentang adanya kecelakaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) kepada petugas tanggap darurat dengan mengaktifkan sistim
tanggap darurat.
3. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan dan melakukan evakuasi bila diperlukan.
4. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
kota setempat.
5. Ancaman Bahan Berbahaya dan Beracun
10.1.1 HALOTAN
Nama lain/sinonim:
Alotano, Halothanum, Phthorothanum 2-Bromo-2-Chloro-1, 1, 1-
Trifluroethane.
Nama Dagang:
Fluopan, Fluthane, Halovis, Rhodialotan, Somothane.
Pengantar
Halotan adalah zat anastetika yang diberikan melalui inhalasi mempunyai
nilai konsentrasi alveolar minimum 0,75 % (MAC=Minimum Alveolar
Concentration). Tidak mudah terbakar dan tidak mudak meledak, bila
bercampur dengan oksigen pada tekanan atmosfir normal. Tidak
menimbulkan nekrosis pada jaringan.
Menekan pengeluaraan air liur, lendir, bronchial, dan sekresi lambung serta
dilatasi bronchiale.
Anestesi dipertahankan dengan konsentrasi 0,5-2 % V/V.
Menggigil dapat terjadi selama penyembuhan. Kegelisahan selama periode
ini adalah indikasi terhadap analgesia post operative.Relaxasi otot yang
cukup hanya dapat dicapai dengan anestesi yang dalam, sehingga relaxan
otot diberikan untuk meningkatkan relaxasi otot.
6
Absorpsi dan ekskresi
Halotan diabsorpsi pada inhalasi. Mempunyai kelarutan dalam darah, relatif
rendah dan tekanan arterial sangat lambat mencapai tekanan alviola. Halotan
mencapai jaringan vaskuler dalam konsentrasi mendekati konsentrasi di
dalam darah arterial. Lebih larut dalam lemak netral jaringan adipose
daripada dalam fospolipida sel-sel otak. Koefisien partisi darah-gas rendah
sampi dengan 80% halotan yang diberikan diekskresi tanpa diubah melalui
paru, 20% dimetabolisme oleh hati. Metabolik dalam urine berupa asam
trifluoro asetat Garam bromide dan chloride berdifusi melalui plasenta.
Pengukuran
TWA (Time Weighted Averege Exposure Limit dalam ACGI 1986-
1987):50ppm (400 mg/m3) selama 8 jam/hari kerja atau 40 jam/minggu kerja.
1. Efek kesehatan
Halotan menekan sistim kardiovaskuler dan menurunkan tekanan darah.
Tanda-tanda over dosis adalah bradikardi dan hipotensi.
Dapat menimbulkan mual, muntah dan menggigil. Aritmia jantung dan depresi
pernapasan dapat terjadi. Halotan meningkatkan sensifitas jantung pada
aktifitas beta-adrenergik. Dapat terjadi disfungsi hati, hepatitis, dan nekrosis
lebih sering terjadi pada penggunaan berulang. Dilaporkan pula telah terjadi
hiperpireksia maligna.
Penyalahgunaan
Dilaporkan 16 kasus penyalahgunaan anestetik modern. Halotan ditelan atau
disuntikkan secara itravena untuk bunuh diri dan dihirup untuk meningkatkan
perasaan (mood).
Dari 15 kasus penyalah gunaan halotan, 11 orang meninggal. 3 orang
petugas muda di rumah sakit meninggal, setelah menghirup halotan secara
gelap. Dari pengujian postmortem memperlihatkan udem paru pada 3 korban
dan kadar darah 0,36 %, 0,15 %, dan 0,5%. Kematian kemungkinan
disebabkan oleh aritmia jantung. Kasus hepatitis terjadi pada 3 petugas
Rumah sakit yang menghirup halotan secara gelap. Efek muncul
perlahan dan reversible pada 2 orang, sedangkan yang ketiga, yang
menghisap halotan selama I tahun dan mengkonsumsi 1,25 liter sebulan
sebelum kematian mengalami aritmia jantung.
2. Alergi
Terjadi alergi terhadap halotan, timbul jerawat pada perawat di bagian
anastetik.
7
karena meningkatkan risiko perdarahan postpartum sehingga efek
ergometri pada uterus berkurang.
- Bradikardi dan hipotensi dengan pemberiaan secara iv 200-300
mg atropine. Metoksamin diberikan pada hipotensi parah.
NAMA LAIN/SINONIM :
Azoto protossido, Dinitrogen monoxide, laughing gas, Nitrogen
monoxide, Nitrogenii monoxidum, Nitrogeni Oksidum, Nitogenium Oksidulum,
Oxide nitreux, Oxydum nitrosun, Protoxyde, Stick Oxidule.
Rumus Kimia : N2O
Nama Dagang : Entonox
PENGANTAR
Nitrogen oksida merupakan gas yang lebih berat dari udara, tak
berwarna atau hampir tak berwarna; menyokong pembakaran. Dikemas
dalam silinder logam bertekanan; seluruh silinder diberi warna biru; warna
dan symbol kimia dari gas distensile pada cat, pada bahu silinder dan di cap
secara jelas pada katup silinder.
Penyimpanan, silinder entonok (50% nitrogen oksida dan 50% oksigen) yang
dikirim pada musim panas harus diletakkan pada posisi horizontal pada 5
derajat atau lebih selama paling sedikit 24 jam sebelum digunakan,
sebagaimana gas yang tidak mengandung jumlah oksigen yang cukup. Jika
siliner telah dingin, dapat diletakkan pada posisi vertical. Nitrogen oksi adalah
anastetika yang diberikan secara inhalasi; merupakan anastetika lemah
dengan nilai konsentrasi alveolar minimum (MAC=Minimum Alveolar
Concetration) 110%; bersifat analgesik kuat, tetapi menghasilkan sedikit
relaksasi otot. Bila diberikan tanpa udara atau Nitrogen, Nitrogen oksida akan
menghasilkan anesthesia yang dalam selama 1 menit, tetapi terjadi tanda-
tanda hipoksia, karena itu dalam prakteknya prosedur ini tidak digunakan.
Induksi dapat dilakukan pada dosis 20 % oksigen dan dipertahankan sampai
dosis 50%. Biasanya digunakan sebagai penyokong anastetika lain. Nitrogen
oksida 59% dengan oksigen digunakan secara luas untuk analgesia terutama
pada pembedahan. Campuran nitrogen dengan udara, sekarang jarang
digunakan.
PENGUKURAN
TWA (time Weighted Average) konsentrasinya lebih besar dari 25
ppm
selama pemberian anestetika.
EFEK KESEHATAN
Komplikasi utama yang menyertai penggunaan nitrogen oksida adalah
bervariasi pada derajat hipoksia. Pemberian jangka panjang Nitrogen Oksida,
menimbulkan anemia megaloblastik pada penderita dan neuropati perifer.
8
Adanya risiko peningkatan tekanan dan volume rongga-rongga udara akibat
difusi nitrogen oksida. Sebagai limbah gas, batas pemajanan yang dianjurkan
oleh USA untuk nitrogen oksida adalah 25 ppm. Dampak lain terhadap
kesehatan menurunkan fertilitas pekerja wanita.
PENYALAHGUNAAN
Dari kuesioner kepada mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi
memperlihatkan bahwa sampai 20% telah mengalami penyalahgunaan
Nitrogen Oksida akibat keadaan social. Dari 524 responden hanya beberapa
individu dilaporkan mengalami sianosis, mual dan sinkop. Dilaporkan pula
adanya 2 penderita mengalami neuropati setelah penyalahgunaan Nitrogen
Oksida.
9
nitrogen oksida dikaitkan dengan tugas kerja, pemberiaan sendiri, atau
keduanya.
Gejala dini adalah biasanya baal atau kesemutan ditangan atau kaki. Gejala
berikutnya meliputi perasat “lermitte” baal pada tubuh, gangguan
keseimbangan tubuh, tak mampu berjalan sendiri, impotensi, kerusakan
sfingter, perubahan mental, disuria, gangguan rasa dan penciuman. 10
penderita telah berhenti bekerja. Gejala-gejala subakut disertai degenerasi
sumsum tulang tulang belakang, dan diperkirakan menggangu kerja vitamin
B12 pada sistim saraf. Pemberiaan kortikosteroid pada penderita tidak
memberikan pengaruh. Dilaporkan adanya peningkatan keluhan neurologi
pada dokter gigi yang bekerja dengan nitrogen oksida, gejalanya meliputi :
baal, kesemutan, dan atau kelemahan otot.
Juga ditemukan adanya nitrogen oksida pada petugas film. Terjadinya
pemajanan nitrogen oksida ditempat kerja, yang mengakibatkan penekanan
aktifitas B 12, yang ditemukan pada perubahan dalam sumsum tulang pada
kerusakan sintesis DNA (DEOXYRIBO NUCLEIC ACID). Pemajanan
Nitrogen Oksida pada bidan di rumah sakit pada 3 dari 4 rumah sakit, rata-
rata tidak lebih dari 100 ppm. Pada 1 rumah sakit rata-rata pemajanan 360
ppm, direduksi dengan faktor 2,5 ketika menggunakan “system cavenging
trial”. Petugas rumah sakit dan bidan di laboratorium berisiko terpapar
nitrogen oksida.
PENCEGAHAN
Anestesia hipoksia berbahaya dan nitrogen oksida harus selalu
diberikan dengan oksigen. Nitrogen Oksida berdifusi kedalam rongga-rongga
tubuh dan perhatian khusus harus diberikan kepada penderita berisiko
terhadap difusi dimana terjadi distensi abdominal, pneumothorax atau rongga
tubuh yang sama seperti pericardium atau peritoneum.
Perhatian khusus juga perlu diberikan kepada penderita selama atau setelah
ensephalografi udara untuk anesthesia jangka panjang dengan nitrogen
oksida, untuk mencegah difusi hipoksia dimana konsentrasi oksigen alveolar
dikurangi. Sebagai tambahan, campuran dengan bagian yang sama nitrogen
oksida dengan oksigen tidak boleh diberikan pada penderita cedera kepala,
gangguan kesedaran, kerusakan daerah pipi atau sakit dekompresi.
TANDA PERINGATAN
Awas racun berbahaya, lakukan sesuai petunjuk.
NAMA LAIN :
diethylether; ethoxyethane; ethyl oxide
Rumus Kimia : C2H5OC2H5
PENGERTIAN
Ethyl ether di dapat dari ethyl alcohol dengan cara proses asam sulfat
dan sebagai hasil sampingan dari produksi ethyl alcohol oleh hidrasi katalitik
dari ethylene. Sebagai suatu anestetik inhalasi yang pertama kali, ethyl ether
masih tetap digunakan secara intensif dengan penggunaannya saat ini.
10
EFEK KESEHATAN/GEJALA PEMAPARAN
Efek fisiologis utama adalah anesthesia. Pemaparan berulang yang
melampaui 400 ppm dapat menyebabkan iritasi hidung, nafsu makan hilang,
sakit kepala, pusing, dan diikuti dengan rasa mengantuk. Kontak berulang
terhadap kulit dapat menyebabakan kulit kering dan pecah-pecah. Gangguan
mental akibat pemaparan jangka panjang yang terus menerus mungkin
terjadi disamping timbulnya kerusakan ginjal.
PENGENDALIAN
a. Secara Legislatif
Peraturan pelaksanaan dan pedoman penggunaan ether di rumah sakit
terutama di ruang operasi dan ruang pemulihan dan keharusan
menggunakan alat pelindung perorangan (masker)
b. Secara Administratif
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi kerja. Pekerja
harus dalam kondisi sehat dan normal untuk mengurangi efek risiko
pemaparan.
c. Monitor konsentrasi gas diudara
Dengan melakukan sampling secara berkala, sistim ventilasi yang baik,
ubsitusi bahan penggunaan alat pelindung perorangan (masker), dan
pergunakan teknik kebocoran rendah (low leak technigue)
d. Dengan Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan berkala atau pemeriksaan khusus bagi yang terjadi efek
kesehatan
e. Dengan Penyuluhan Kesehatan
Semua petugas yang menangani atau berhubungan dengan ethyl ether harus
mempunyai MSDS (Material Safety Data Sheet) sehingga dapat mempelajari
bahaya-bahaya potensial, cara pencegahan dan pertolongan pertama bila
terjadi kecelakaan.
10.3. FORMALDEHID
Pengertian
Formaldehide atau formalin adalah bahan kimia yang sukar diawasi dan
dipantau. Zat ini digunakan oleh rumah sakit di ruang otopsi, di laboratorium
patologi bedah dan di bagian dialysis ginjal. Hasil studi dari Eropa
melaporkan bahwa konsentrasi yang bermakna dari formaldehid ditemukan
dalam incubator yang digunakan untuk bayi premature.
Sejauh ini, efek toksik dan iritan dari formaldehid merupakan masalah utama
dikalangan pekerja yang langsung terpapar terhadap zat tersebut. Data dari
berbagai laboratorium dan studi epidemiologis menunjukkan bahwa
formaldehid dapat menyebabkan kanker; sedangkan efek kesehatan lainya
terhadap manusia masih belum pasti.
11
Karakteristik Kimia dan Fisika
Formaldehid murni adalah sangat larut air, gas yang tidak berwarna dengan
bau yang menusuk dan merangsang. Biasanya dijual dalam bentuk larutan
alcohol, formaldehid tetap bertahan baunya dan mampu mengiritasi mata dan
selaput lender.
12
Pengukuran dan Evaluasi
Peralatan sampling : gas sampler
Peralatan analisa : gas Chromatography/ Mass Spectrophotometry
Standar OSHA : - 3 ppm TWA
-10 ppm ceiling (30 menit)
Rekomendasi NIOSH : 1 ppm ceiling (30 menit)
Pengendalian
a. Secara Legislatif
Peraturan pelaksana dan pedoman penggunaan formalon di rumah sakit
terutama di ruang otopsi, di laboratorium patologi anatomi dan bagian dialysis
ginjal
Keharusan penggunaan alat pelindung perorangan (masker), sarung tangan,
kaca mata pelindung)
b. Secara Administrasi
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi pekerja.
Pekerja harus dalam kondisi sehat dan normal untuk mengurangi efek risiko
pemaparan.
c. Secara teknis
Penataan ruang dan peralatan agar bisa menekan terjadinya pemaparan.
Penurunan risiko terhadap bahaya pekerjaan dapat dilakukan dengan
melakukan sampling udara secara periodic, penggunaan “fume hood”. Dalam
kegiatan tertentu sistem ventilasi yang baik, subsitusi bahan dan penggunaan
alat pelindung perorangan (masker, kacamata pelindung, sarung tangan).
Untuk keadaan darurat perlu disediakan “full-face respirator” bila terjadi
tumpahan formalin yang dapat menyebabkan pemaparan dalam konsentrasi
sangat tinggi.
10.4. MERKURI
Pengertian
13
Merkuri, logam cair berwarna putih-perak yang digunakan dalam
thermometer, adalah suatu neurotoksin yang paten, yang sapat
menyebabakan kerusakan otak yang berat pada janin yang sedang
berkembang dan tremor ringan serta gangguan keseimbangan emosi pada
orang dewasa yang terpapar.
Pemaparan terhadap merkuri dapat terjadi di bagian atau laboratorium
histology karena terjadinya tumpahan zat warana yang mengandung Hg,
klinik gigi, peralatan biomedis, dan di “central supply”. Perhatian khusus
ditujukan petugas wanita dalam usia reproduktif yang bekerja sebagai dokter
gigi atau perawat gigi yang mungkin terpapar terhadap uap merkuri pada saat
menyiapkan tambalan gigi yang mengandung amalgam logam merkuri.
Paparan ringan :
- Kehilangan daya ingat
- Tremor
- Ketidak stabilan emosi (gelisah,mudah marah)
- Insomnia
- Nafsu makan hilang/berkurang.
Paparan sedang :
- Gangguan mental dan motorik
- Kerusakan ginjal
- Abortus spontan dan komlikasi kehamilan lainnya
Paparan berat :
- Gangguan mental berat
14
Pengendalian
a. Secara legislatif
Peraturan dan pedoman untuk penggunaan bahan/senyawa yang
mengandung merkuri dan keharusan penggunaan alat pelindung perorangan.
b. Secara administratif
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi pekerja.
c. Secara Teknis
Penataan ruang dan peralatan agar bisa menekan terjadinya pemaparan.
Penurunan risiko terhadap bahaya pekerjaan dapat dilakukan dengan
melakukan sampling udara secara berkala, system ventilasi yang baik,
subsitusi bahan bila memungkinkan, penggunaan alat pelindung perorangan
(masker, sarung tangan), dan melakukan perubahan jadwal pekerjaan.
d. Dengan Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan berkala atau pemeriksaan khusus bagi yang terjadi
efek kesehatan.
e. Dengan Penyuluhan kesehatan
Semua petugas yang menangani atau berhubungan dengan merkuri dan
bahan-bahan yang mengandung merkuri harus mempunyai MSDS (Material
Safety Data Sheet) untuk dipelajari sebagai bahaya potensial, cara
penanggulangannya serta tindakan yang harus dilakukan dalam keadaan
darurat (misalnya kecelakaan tumpahan merkuri).
Pekerja yang bekerja dengan merkuri harus berhati-hati terhadap semua
persyaratan dan peraturan serta harus segera membersihkan tumpahan
merkuri. Pekerja wanita yang sedang hamil harus menghindari lingkungan
kerja dimana merkuri digunakan.
Pengertian
Ethylene oksida adalah zat kimia penting yang digunakan sebagai fumigant
dan zat untuk strerilisasi peralatan medik dan gigi. Ethylene oksida juga dapat
diemisikan selama pembakaran bahan organic dan dari proses biologic
alamiah. Ethylene oksida digunakan untuk mensterilisasikan instrument yang
tidak tahan atau akan rusak bila disterilisasi dengan system pemanasan.
15
kejang. Pemaparan berulang pada dosis agak tinggi juga menyebabkan
gejala yang sama. Kontak mata dan kulit terhadap larutan atau gas ethylene
oksida dapat menyebabkan terbakar. Pemaparan berulang terhadap gas
tersebut dapat menyebabkan katarak. Beberapa orang mengalami reaksi
alergik terhadap zat tersebut.
Pada percobaan hewan ethylene oksida menyebabkan berbagai bentuk
kanker. Bukti-bukti dari studi baik pada binatang maupun manusia
menunjukkan bahwa ethylene oksida dapat menyebabkan leukemia, kanker
lambung, tumor otak dan kemungkinan kanker payudara. Ethylene oksida
juga dapat menimbulkan kerusakan genetic pada beberapa percobaan,
termasuk pada bakteri, binatang pengerat dan monyet. Jadi tampaknya dapat
sebagai mutagen. Data terbatas yang ada pada manusia mendukung
kesimpulan tersebut.
Ethylene oksida mungkin pula dapat mempengaruhi janin dalam kandungan.
Zat tersebut menyebabkan kelainan bawaan pada tikus, mencit, dan kelinci
pada dosis yang tidak menyebabkan efek sakit pada induknya. Paparan
mungkin pula dapat meningkatkan risiko abortus spontan pada manusia.
16
dengan atau menangani ethylene oksida harus mempunyai Material Safety
Data sheet (MSDS) untuk mempelajari lebih lanjut tentang bahaya-bahaya
potensial dan cara-cara pencegahan yang ada.
PROSEDUR PENGADAAN B3
1. Setiap jenis Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3) yang akan diadakan,
didistribusikan atau diedarkan harus terdaftar pada Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan di sertai tanda bukti
pendaftaran.
2. Wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan ( MSDS )
3. Diberikan Simbol dan Label
4. Setiap Bahan Berbahaya dan Beracun harus diberi wadah dan dikemas
dengan baik serta aman.
5. Pada wadah harus dicantumkan Penandaan :
- Nama sediaan / Nama dagang
- Nama Bahan Aktif
- Isi / Berat Netto
- Kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya, petunjuk
pertolongan pertama pada kecelakaan
- Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak
mudah lepas dan luntur.
6. B3 ditempatkan, disimpan dan diberikan simbol dan label dan dilengkapi
sistem tanggap darurat.
17