Tentang
PANDUAN MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3) EDISI KEDUA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 PENGERTIAN
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makluk hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makluk hidup lainnya.
4. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan Klasifikasi B3.
5. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
1.3 KLASIFIKASI B3
Yang termasuk klasifikasi bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat :
b. Mudah meledak (explosive)
1
c. Pengoxidasi (oxidazing)
d. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
e. Sangat mudah menyala (highly flammable)
f. Mudah menyala (flammable)
g. Amat sangat beracun (extremely toxics)
h. Sangat beracun (highly toxics)
i. Beracun (moderately toxics)
j. Berbahaya (harmful)
k. Korosif (corrosive)
l. Bersifat iritasi (irritant)
m. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
n. Karsinogenik (carcinogenic)
o. Teratogenik (teratogenic)
p. Mutagenik (mutagenic)
2
Masing-masing individu mempunyai daya tahan yang berbeda-beda terhadap
pengaruh B3. Semestinya individu terhadap pengaruh bahan kimia tergantung
kepada umur, jenis kelamin, kondisi umum kesehatan dan lain-lain.
3
- Tata cara penanggulangan bahaya dan prosedur penggunaan yang benar dari
bahan.
- Tata cara penyimpanan bahan dan penggunaan yang aman dari bahan.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini hanya membahas tentang B3 yang digunakan di RSIA Puri Bunda Malang
dengan maksud untuk mencegah kejadian kecelakaan staf, pasien maupun pengunjung rumah
sakit.
5
BAB III
KEBIJAKAN
6
BAB IV
TATA LAKSANA
7
4.3 ANCAMAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Adanya B3 di Rumah Sakit dapat menimbulkan bahaya bagi para penderita maupun
para pekerjanya, baik bagi para dokter, perawat, teknisi dan semua yang berkaitan dengan
pengelolaan rumah sakit maupun perawatan penderita. Walaupun orang menyadari arti
bahan-bahan beracun dan bahayanya, kecelakaan bahan-bahan kimia (B3) terjadi semata-
mata karena kurang hati-hati dan kurang peduli terhadap bahan-bahan (B3) tersebut. Hal-
hal tersebut dapat menyebabkan keracunan kronik akibat tumpahan-tumpahan, kebocoran
tempat penyimpanan dan ventilasi yang kurang baik. Bahan kimia yang mempunyai
risiko mengakibatkan gangguan kesehatan antara lain adalah gas zat-zat anestetik
(halothan, nitrous oxide, ethyl ether), formaldehid, etilen oksida, mercuri. Karakteristik
bahan kimia, risiko bahaya yang ditimbulkan, cara pengendaliannya serta ambang batas
yang diperkenankan dapat dilihat pada uraian berikut.
8
mencapai jaringan vaskuler dalam konsentrasi mendekati konsentrasi di dalam
darah arterial. Lebih larut dalam lemak netral jaringan adipose daripada dalam
fospolipida sel-sel otak. Koefisien partisi darah-gas rendah sampi dengan 80%
halotan yang diberikan diekskresi tanpa diubah melalui paru, 20%
dimetabolisme oleh hati. Metabolik dalam urine berupa asam trifluoro asetat
Garam bromide dan chloride berdifusi melalui plasenta.
Pengukuran
TWA (Time Weighted Averege Exposure Limit dalam ACGI 1986-1987):50ppm
(400 mg/m3) selama 8 jam/hari kerja atau 40 jam/minggu kerja.
1. Efek kesehatan
Halotan menekan sistim kardiovaskuler dan menurunkan tekanan darah.
Tanda-tanda over dosis adalah bradikardi dan hipotensi.
Dapat menimbulkan mual, muntah dan menggigil. Aritmia jantung dan depresi
pernapasan dapat terjadi. Halotan meningkatkan sensifitas jantung pada aktifitas
beta-adrenergik. Dapat terjadi disfungsi hati, hepatitis, dan nekrosis lebih sering
terjadi pada penggunaan berulang. Dilaporkan pula telah terjadi hiperpireksia
maligna.
Penyalahgunaan
Dilaporkan 16 kasus penyalahgunaan anestetik modern. Halotan ditelan atau
disuntikkan secara itravena untuk bunuh diri dan dihirup untuk meningkatkan
perasaan (mood).
Dari 15 kasus penyalah gunaan halotan, 11 orang meninggal. 3 orang petugas
muda di rumah sakit meninggal, setelah menghirup halotan secara gelap. Dari
pengujian postmortem memperlihatkan udem paru pada 3 korban dan kadar
darah 0,36 %, 0,15 %, dan 0,5%. Kematian kemungkinan disebabkan oleh
aritmia jantung. Kasus hepatitis terjadi pada 3 petugas Rumah sakit yang
menghirup halotan secara gelap. Efek muncul perlahan dan reversible pada 2
orang, sedangkan yang ketiga, yang menghisap halotan selama 1 tahun dan
mengkonsumsi 1,25 liter sebulan sebelum kematian mengalami aritmia jantung.
2. Alergi
Terjadi alergi terhadap halotan, timbul jerawat pada perawat di bagian anastetik.
Efek pada ginjal
- Adanya Kristal oksalat dalam urine
9
- Postoperatif gagal ginjal dengan peningkatan konsentrasi urea dan kreatinin
darah
Efek pada hati
Kerusakan hati dianggap akibat efek samping halotan.
Pencegahan dan Penanggulangan :
- Halotan dapat menyebabkan hepatitis.
- Halotan mereduksi tekanan otot uterus pada kehamilan dan biasanya
penggunaannya tidak dianjurkan dalam pembedahan karena meningkatkan
risiko perdarahan postpartum sehingga efek ergometri pada uterus
berkurang.
- Bradikardi dan hipotensi dengan pemberiaan secara iv 200-300 mg atropine.
Metoksamin diberikan pada hipotensi parah.
- Hiperpireksia maligna diobati dengan pemberian dantrolen natrium.
B. NITROGEN OKSIDA
Nama lain/sinonim :
Azoto protossido, Dinitrogen monoxide, laughing gas, Nitrogen monoxide,
Nitrogenii monoxidum, Nitrogeni Oksidum, Nitogenium Oksidulum, Oxide
nitreux, Oxydum nitrosun, Protoxyde, Stick Oxidule.
Rumus Kimia : N2O
Nama Dagang : Entonox
Pengantar
Nitrogen oksida merupakan gas yang lebih berat dari udara, tak berwarna atau
hampir tak berwarna; menyokong pembakaran. Dikemas dalam silinder logam
bertekanan; seluruh silinder diberi warna biru; warna dan symbol kimia dari gas
distensile pada cat, pada bahu silinder dan dicap secara jelas pada katup silinder.
Penyimpanan, silinder entonok (50% nitrogen oksida dan 50% oksigen) yang
dikirim pada musim panas harus diletakkan pada posisi horizontal pada 5 derajat
atau lebih selama paling sedikit 24 jam sebelum digunakan, sebagaimana gas
yang tidak mengandung jumlah oksigen yang cukup. Jika siliner telah dingin,
dapat diletakkan pada posisi vertikal. Nitrogen oksi adalah anastetika yang
diberikan secara inhalasi; merupakan anastetika lemah dengan nilai konsentrasi
alveolar minimum (MAC = Minimum Alveolar Concetration) 110%; bersifat
analgesik kuat, tetapi menghasilkan sedikit relaksasi otot. Bila diberikan tanpa
udara atau Nitrogen, Nitrogen oksida akan menghasilkan anesthesia yang dalam
10
selama 1 menit, tetapi terjadi tanda-tanda hipoksia, karena itu dalam prakteknya
prosedur ini tidak digunakan.
Induksi dapat dilakukan pada dosis 20 % oksigen dan dipertahankan sampai
dosis 50%. Biasanya digunakan sebagai penyokong anastetika lain. Nitrogen
oksida 59% dengan oksigen digunakan secara luas untuk analgesia terutama
pada pembedahan. Campuran nitrogen dengan udara, sekarang jarang
digunakan.
Absorpsi dan Ekskresi
Nitrogen oksida segera diabsopsi pada inhalasi, koefisien partisi darah/gas
rendah dan umumnya nitrogen oksida segera dieliminasi melalui paru, meskipun
sejumlah kecil terdifusi melalui kulit.
Pengukuran
TWA (Time Weighted Average) konsentrasinya lebih besar dari 25 ppm
selama pemberian anestetika.
Efek Kesehatan
Komplikasi utama yang menyertai penggunaan nitrogen oksida adalah bervariasi
pada derajat hipoksia. Pemberian jangka panjang Nitrogen Oksida,
menimbulkan anemia megaloblastik pada penderita dan neuropati perifer.
Adanya risiko peningkatan tekanan dan volume rongga-rongga udara akibat
difusi nitrogen oksida. Sebagai limbah gas, batas pemajanan yang dianjurkan
oleh USA untuk nitrogen oksida adalah 25 ppm. Dampak lain terhadap
kesehatan menurunkan fertilitas pekerja wanita.
Penyalahgunaan
Dari kuesioner kepada mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi
memperlihatkan bahwa sampai 20% telah mengalami penyalahgunaan Nitrogen
Oksida akibat keadaan sosial. Dari 524 responden hanya beberapa individu
dilaporkan mengalami sianosis, mual dan sinkop. Dilaporkan pula adanya 2
penderita mengalami neuropati setelah penyalahgunaan Nitrogen Oksida.
Efek Pada Darah
Dilaporkan adanya perubahan hematologi akibat nitrogen oksida setelah
pemajanan jangka panjang yang dapat menyebabkan perubahan seperti anemia
megaloblastik dan leucopenia. Saat ini, diperkirakan bahwa nitrogen oksida
mengoksidasi dan menghilangkan aktifitas vitamin B 12 (sebagai
metilkobalamin).
11
Pada studi prospektif pada penderita yang mengalami pembedahan by pass
jantung, kedelapan penderita yang menerima campuran nitrogen Oksida 50%
dan oksigen 50%, secara terus menerus selama 24 jam mengalami perubahan
megaloblastik pada sumsum tulang dan adanya abnormalitas deoksinuri dan
(indikasi adanya abnormalitas pada melabalsi (vitamin B 12). Dari 9 penderita
yang sama yang menerima campuran oksigen Nitrogen Oksida dengan oksigen
selama operasi (5-12 jam), 3 orang mengalami eritropoesis megaloblastik
sedang, dan 2 diantaranya serta 10 orang penderita lainnya, mengalami
abnormalitas deoksi yuridin. Pemberiann hidroksicobalamin sebelum dan setelah
operasi, pada seorang penderita pada kelompok pertama tidak mencegah
timbulnya perubahan megaloblastik. Hal yang sama terjadi pada penderita sakit
parah
yang menerima Nitogen Oksida, selama paling tidak 2 jam, mengalami
perubahan megaloblastik.
Dilaporkan pula adanya hemopoisis megaloblastik pada seorang penderita yang
menerima 50 % campuran nitrogen oksida per oksigen pada tahap pertama
selama 15 sampai 20 menit, 3 kali sehari (dalam waktu pajanan 3 jam lebih
selama 24 jam). Dan pada tahap II selama 20 menit, 2 kali sehari (dengan waktu
pajanan 9 jam lebih selama 14 hari).
Efek Pada suhu Tubuh
Anak perempuan 11 tahun, dimana ayahnya telah meninggal akibat hiperpireksia
malignan, setelah anesthesia anak tersebut mengalami hiperpireksia malignan.
Dengan pemberiaan obat-obat ; diazepam,tiopenton,nitrogen oksid dan oksigen,
suhu tubuh
turun dengan kecepatan yang sama setelah pemberiaan deksametason secara
intravena. Dosis 1-2 mg/kg diperkirakan sebagai preferensi pada prokain.
Semula diperkirakan penyebabnya tiopenton, kemudian arak tersebut diberikan
anestetika dengan nitrogen oksida dan oksigen, ternyata menderita
hoperpireksia. Akhirnya tiopenton diberikan secara bertahap.
Bahaya tehadap Penggunaan
Dilaporkan terjadi gejala neurologi parah pada 15 orang penderita (1 diantaranya
dokter gigi), yang terpajan berat dalam jangka panjang terhadap nitrogen oksida
dikaitkan dengan tugas kerja, pemberiaan sendiri, atau keduanya.
Gejala dini adalah biasanya baal atau kesemutan ditangan atau kaki. Gejala
berikutnya meliputi perasat “lermitte” baal pada tubuh, gangguan keseimbangan
12
tubuh, tak mampu berjalan sendiri, impotensi, kerusakan sfingter, perubahan
mental, disuria, gangguan rasa dan penciuman. 10 penderita telah berhenti
bekerja. Gejala-gejala subakut disertai degenerasi sumsum tulang tulang
belakang, dan diperkirakan menggangu kerja vitamin B12 pada sistim saraf.
Pemberiaan kortikosteroid pada penderita tidak memberikan pengaruh.
Dilaporkan adanya peningkatan keluhan neurologi pada dokter gigi yang bekerja
dengan nitrogen oksida, gejalanya meliputi : baal, kesemutan, dan atau
kelemahan otot.
Juga ditemukan adanya nitrogen oksida pada petugas film. Terjadinya
pemajanan nitrogen oksida ditempat kerja, yang mengakibatkan penekanan
aktifitas B 12, yang ditemukan pada perubahan dalam sumsum tulang pada
kerusakan sintesis DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Pemajanan Nitrogen Oksida
pada bidan di rumah sakit pada 3 dari 4 rumah sakit, rata-rata tidak lebih dari
100 ppm. Pada 1 rumah sakit rata-rata pemajanan 360 ppm, direduksi dengan
faktor 2,5 ketika menggunakan “sistem cavenging trial”. Petugas rumah sakit
dan bidan di laboratorium berisiko terpapar nitrogen oksida.
Pencegahan
Anestesia hipoksia berbahaya dan nitrogen oksida harus selalu diberikan dengan
oksigen. Nitrogen Oksida berdifusi kedalam rongga-rongga tubuh dan perhatian
khusus harus diberikan kepada penderita berisiko terhadap difusi dimana terjadi
distensi abdominal, pneumothorax atau rongga tubuh yang sama seperti
pericardium atau peritoneum.
Perhatian khusus juga perlu diberikan kepada penderita selama atau setelah
ensephalografi udara untuk anesthesia jangka panjang dengan nitrogen oksida,
untuk mencegah difusi hipoksia dimana konsentrasi oksigen alveolar dikurangi.
Sebagai tambahan, campuran dengan bagian yang sama nitrogen oksida dengan
oksigen tidak boleh diberikan pada penderita cedera kepala, gangguan
kesedaran, kerusakan daerah pipi atau sakit dekompresi.
Tanda peringatan
Awas racun berbahaya, lakukan sesuai petunjuk.
13
Ethyl ether di dapat dari ethyl alcohol dengan cara proses asam sulfat dan sebagai hasil
sampingan dari produksi ethyl alcohol oleh hidrasi katalitik dari ethylene. Sebagai
suatu anestetik inhalasi yang pertama kali, ethyl ether masih tetap digunakan secara
intensif dengan penggunaannya saat ini.
14
e. Dengan Penyuluhan Kesehatan
Semua petugas yang menangani atau berhubungan dengan ethyl ether harus
mempunyai MSDS (Material Safety Data Sheet) sehingga dapat mempelajari
bahaya-bahaya potensial, cara pencegahan dan pertolongan pertama bila terjadi
kecelakaan.
4.3.3 FORMALDEHID
Nama lain : Formalin;Methyl Aldehyde;Methylene Oxide
Rumus Kimia : CH2O5
Nama Dagang : Lysoform; Morbicid; Paraform
Pengertian
Formaldehide atau formalin adalah bahan kimia yang sukar diawasi dan dipantau.
Zat ini digunakan oleh rumah sakit di ruang otopsi, di laboratorium patologi
bedah dan di bagian dialysis ginjal. Hasil studi dari Eropa melaporkan bahwa
konsentrasi yang bermakna dari formaldehid ditemukan dalam incubator yang
digunakan untuk bayi premature.
Sejauh ini, efek toksik dan iritan dari formaldehid merupakan masalah utama
dikalangan pekerja yang langsung terpapar terhadap zat tersebut. Data dari
berbagai laboratorium dan studi epidemiologis menunjukkan bahwa formaldehid
dapat menyebabkan kanker; sedangkan efek kesehatan lainya terhadap manusia
masih belum pasti.
Karakteristik Kimia dan Fisika
Formaldehid murni adalah sangat larut air, gas yang tidak berwarna dengan bau
yang menusuk dan merangsang. Biasanya dijual dalam bentuk larutan alcohol,
formaldehid tetap bertahan baunya dan mampu mengiritasi mata dan selaput
lendir.
Efek kesehatan/Gejala Pemaparan.
Jalur masuk utama ke dalam tubuh manusia ialah melalui inhalasi dan absopsi
kulit. Formaldehid bersifat iritan terhadap mata dan sistem saluran pernapasan
atas. Kontroversi timbul tentang konsekuensi paparan jangka panjang dalam
konsentrasi yang relative rendah. EPA menyimpulkan bahwa formaldehid
mungkin dapat menimbulkan kanker (group B-2) berdasarkan studi eksperimen
dan studi epidemiologi manusia. Studi epidemiologi menunjukkan adanya
peningkatan insiden dari tumor otak, leukemia, dan cirrhosis hati dikalangan para
pekerja professional.
15
Studi laboratorium menunjukkan bahwa formaldehid dapat menyebabkan kanker
hidung (nasal cancer) pada tikus dan tampak menyebabkan mutasi pada bacteria,
yeast, lalat buah (Drosophila), mamalia dan sel manusia. Tidak ada bukti yang
jelas tentang efeknya terhadap sistem reproduksi. Paparan akut terhadap
formaldehid dapat menyebabkan terhadap keracunan dan mematikan pada
konsentrasi diatas 100 ppm.
Gejala-gejala keracunan seperti sakit perut, gelisah, iritasi hidung dan
tenggorokan, depresi susunan saraf pusat, koma, kejang, diare, sakit kepala, mual,
muntah, dan berbagai gangguan saluran pernapasan seperti bronchitis, pneumonia,
atau edema paru. Paparan pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan dermatitis,
batuk-batuk dan penurunan kapasitas paru.
Gejala klasik dari pemaparan terhadap formaldehid konsentrasi rendah antara lain
hidung berair, tenggorokan parau, sulit tidur, sakit kepala, kelelahan, kesulitan
bernapas, iritasi sinus, sakit dada, mual dan bronchitis. Gejala-gejala dapat timbul
pada konsentrasi sampai serendah 0,05 ppm, konsentrasi yang diusulkan untuk
standar kualitas udara dalam ruang (indoor air quality standard).
Pada konsentrasi kurang dari 1,0 ppm, formalin sudah dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, mata, hidung dan paru. Sebagai respon imunologik akan timbul asthma
dan dermatitis. Serangan asthma biasanya timbul kemudian dan mencapai
puncaknya setelah pekerja pulang ke rumah, yang dapat diartikan sebagai tidak
ada hubungannya dengan pekerja (nonoccupational cause). Asthma mungkin
dapat terjadi selama beberapa minggu setelah pemaparan dan sanitasi terhadap
konsentrasi yang sangat rendah dapat berlangsung bertahun-tahun.
Percobaan dengan menggunakan hewan sebagai model menunjukkan formalin
dapat mengakibatkan mutasi dan kanker (mutagenic and carcinogenic agent),
menyebabkan perhatian terhadap paparan kronik terhadap konsentrasi yang sangat
rendah pada
manusia. Walaupun studi epidemiologi tetap berlangsung, namun belum ada
kajian yang pasti mengenai risiko terhadap manusia.
Ringkasan Efek Kesehatan :
- Kulit ; dermatitis kontak
- Saluran pernapasan; inflamasi saluran bagian atas,asthma,dan pneumonitis
kimiawi.
- Asosiasi yang belum terbukti; potensial karsinogenik
Pengukuran dan Evaluasi
16
Peralatan sampling : gas sampler
Peralatan analisa : gas Chromatography/ Mass Spectrophotometry
Standar OSHA : - 3 ppm TWA
-10 ppm ceiling (30 menit)
Rekomendasi NIOSH : 1 ppm ceiling (30 menit)
Efek Kesehatan pada berbagai konsentrasi di udara :
- Tidak ada efek : 0 - 0,05 ppm
- Efek neurofisiologik : 0,05 - 1,05 ppm
- Ambang penciuman/bau : 0,05 - 1,00 ppm
- Iritasi mata : 0,05 - 2,00 ppm
- Iritasi saluran pernapasan : 0,10 - 25 ppm
- Efek saluran bawah dan paru : 5,0 - 30 ppm
- Edema Paru, Pneumonia : 50,0 - 100 ppm
Pengendalian
a. Secara Legislatif
Peraturan pelaksana dan pedoman penggunaan formalon di rumah sakit
terutama di ruang otopsi, di laboratorium patologi anatomi dan bagian
dialysis ginjal
Keharusan penggunaan alat pelindung perorangan (masker), sarung tangan,
kaca mata pelindung)
b. Secara Administrasi
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi pekerja.
Pekerja harus dalam kondisi sehat dan normal untuk mengurangi efek
risiko pemaparan.
c. Secara teknis
Penataan ruang dan peralatan agar bisa menekan terjadinya pemaparan.
Penurunan risiko terhadap bahaya pekerjaan dapat dilakukan dengan
melakukan sampling udara secara periodik, penggunaan “fume hood”.
Dalam kegiatan tertentu ventilasi yang baik, subsitusi bahan dan
penggunaan alat pelindung perorangan (masker, kacamata pelindung,
sarung tangan).
Untuk keadaan darurat perlu disediakan “full-face respirator” bila terjadi
tumpahan formalin yang dapat menyebabkan pemaparan dalam konsentrasi
sangat tinggi.
d. Dengan Pemeriksaan Kesehatan
17
Pemeriksaan berkala atau pemeriksaan khusus bagi yang terjadi efek
kesehatan
4.3.4 MERKURI
Nama lain : Quicksilver
Rumus Kimia : Hg
Pengertian
Merkuri, logam cair berwarna putih-perak yang digunakan dalam thermometer,
adalah suatu neurotoksin yang paten, yang sapat menyebabakan kerusakan otak
yang berat pada janin yang sedang berkembang dan tremor ringan serta gangguan
keseimbangan emosi pada orang dewasa yang terpapar.
Pemaparan terhadap merkuri dapat terjadi di bagian atau laboratorium histology
karena terjadinya tumpahan zat warana yang mengandung Hg, klinik gigi,
peralatan biomedis, dan di “central supply”. Perhatian khusus ditujukan petugas
wanita dalam usia reproduktif yang bekerja sebagai dokter gigi atau perawat gigi
yang mungkin terpapar terhadap uap merkuri pada saat menyiapkan tambalan gigi
yang mengandung amalgam logam merkuri.
Karakteristik kimia dan Fisik
Suatu elemen logam alamiah dan tergolong sebagai logam berat.
Merupakan satu-satunya metal dalam bentuk cair pada suhu ruang. Mercuri cair
sangat mudah menguap dan akan dapat memenuhi ruangan dalam konsentrasi
yang relative tinggi bila terjadi suatu kecelakaan (misalnya botol mercuri pecah
dan tumpah dibagian laboratorium atau klinik gigi). Uap merkuri lebih berbahaya
dibandingkan dengan bentuk cair karena dapat terhirup dan dengan mudah masuk
aliran darah.
18
Selain mercuri (uap dan Larutan), senyawa mercuri dapat pula berbahaya.
Senyawa inorganic tidak terlalu toksik, namun dengan mudah dapat diubah oleh
bakteri ke dalam bentuk organic yang jauh lebih berbahaya, diantaranya yang
paling dikenal adalah metilmerkuri.
Gejala pemaparan/Efek Kesehatan
Efek toksik merkuri tergantung bentuk kimianya. Uap merkuri yang terhirup
terutama menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.
Paparan ringan :
- Kehilangan daya ingat
- Tremor
- Ketidak stabilan emosi (gelisah,mudah marah)
- Insomnia
- Nafsu makan hilang/berkurang.
Paparan sedang :
- Gangguan mental dan motorik
- Kerusakan ginjal
- Abortus spontan dan komlikasi kehamilan lainnya
Paparan berat :
- Gangguan mental berat
Pengukuran dan Evaluasi
Peralatan sampling : gas sampler
Peralatan analisa : Atomic Absorption Spectophotometer (AAS)
Merkuri inorganic : NAB 0,1 mg/m3
Indeks pemaparan Biologis (ACGIH 1993-1994) :
- Total mercuri inorganic dalam urine (sebelum/shift kerja) : 35 ug/g
kreatinin.
- Total mercuri inorganic dalam darah (akhir shift dan akhir kerja
mingguan): 15 ug/l.
Pengendalian
a. Secara legislatif
Peraturan dan pedoman untuk penggunaan bahan/senyawa yang mengandung
merkuri dan keharusan penggunaan alat pelindung perorangan.
b. Secara administratif
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi pekerja.
c. Secara Teknis
19
Penataan ruang dan peralatan agar bisa menekan terjadinya pemaparan.
Penurunan risiko terhadap bahaya pekerjaan dapat dilakukan dengan
melakukan sampling udara secara berkala, ventilasi yang baik, subsitusi bahan
bila memungkinkan, penggunaan alat pelindung perorangan (masker, sarung
tangan), dan melakukan perubahan jadwal pekerjaan.
20
Efek kesehatan / gejala pemaparan
Menghirup ethylene oksida dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan
depresi susunan saraf pusat, iritasi selaput lender dan saluran pernafasan, muntah,
kehilangan koordinasi, dan kejang. Pemaparan berulang pada dosis agak tinggi
juga menyebabkan gejala yang sama. Kontak mata dan kulit terhadap larutan atau
gas ethylene oksida dapat menyebabkan terbakar. Pemaparan berulang terhadap
gas tersebut dapat menyebabkan katarak. Beberapa orang mengalami reaksi
alergik terhadap zat tersebut.
Pada percobaan hewan ethylene oksida menyebabkan berbagai bentuk kanker.
Bukti-bukti dari studi baik pada binatang maupun manusia menunjukkan bahwa
ethylene oksida dapat menyebabkan leukemia, kanker lambung, tumor otak dan
kemungkinan kanker payudara. Ethylene oksida juga dapat menimbulkan
kerusakan genetic pada beberapa percobaan, termasuk pada bakteri, binatang
pengerat dan monyet. Jadi tampaknya dapat sebagai mutagen. Data terbatas yang
ada pada manusia mendukung kesimpulan tersebut.
Ethylene oksida mungkin pula dapat mempengaruhi janin dalam kandungan. Zat
tersebut menyebabkan kelainan bawaan pada tikus, mencit, dan kelinci pada dosis
yang tidak menyebabkan efek sakit pada induknya. Paparan mungkin pula dapat
meningkatkan risiko abortus spontan pada manusia.
Ringkasan efek kesehatan
Kulit : dermatitis kontak dan alergika, luka bakar kimiawi
Saluran pernafasan : asthma dan iritan
Susunan saraf pusat : sakit kepala tidak spesifik, gangguan motorik dan
sensoris
Asosiasi yang belum terbukti: karsinogen, mutagen, reproductive toxin, efek
hematologic
Pengukuran dan evaluasi
Peralatan sampling : gas sampler
Peralatan analisa : gas chromatography/spectophotometry
Standar OSHA : 1 ppm TWA, 0,5 ppm action level
Rekomendasi NIOSH : 0,1 ppm TWA,
0,5 ceilling (10 menit/hari kerja)
Pengendalian
a. Secara legislatif
21
Orang-orang yang bekerja di rumah sakit dan fasilitas perawatan lainnya yang
menggunakan ethylene oksida untuk sterilisasi peralatan harus mencoba
menghindari area dimana sterilisasi rutin digunakan. Operator dari alat tersebut
harus selalu mematuhi peraturan dan prosedur pemakaian dan pelaksanaan
sterilisasi, serta penggunaan alat pelindung perorangan.
b. Secara administratif
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi pekerja. Kondisi
pekerja harus sehat dan normal untuk mengurangi risiko efek pemaparan.
c. Secara teknis
Penataan ruang dan peralatan agar bisa menekan terjadinya pemaparan. Sistim
ventilasi udara harus dapat menjamin pertukaran udara yang sehat sehingga
dapat mengurangi dan/atau menghilangkan pemaparan.
d. Dengan pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan berkala atau pemeriksaan khusus bagi yang terjadi efek kesehat
e. Dengan penyuluhan kesehatan
Perawat wanita yang hamil harus selalu hati-hati untuk menghindari area
dimana ethylene oksida digunakan. Semua petugas yang berhubungan dengan
atau menangani ethylene oksida harus mempunyai Material Safety Data sheet
(MSDS) untuk mempelajari lebih lanjut tentang bahaya-bahaya potensial dan
cara-cara pencegahan yang ada.
22
- Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak mudah lepas dan
luntur.
6. B3 ditempatkan, disimpan dan diberikan simbol dan label dan dilengkapi tanggap
darurat.
23
e. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut harus
dilakukan, bagian atas kantong Limbah harus tertutup dan penangnaanya sejauh
mungkin dari tubuh.
f. Penggunaan wadah atau kantong limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah
atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup sempurna.
24
BAB V
DOKUMENTASI
25
- H202
- Gigazyme
- Gigasept
7. Kaber
- Gigazyme
- Gigasept
- Teraline
- Formalin
- Hibiseft
- Hibiscrub
8. Cleaning Service
- Teraline
- Alkohol
9. Rawat Inap
- Teralin
- Alkohol
26
27
5.2 LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (MSDS)
28
29
30
31
32
33
34
35
5.3. Penyimpanan Limbah B3
36
37
5.4 SYMBOL LIMBAH B3
38