Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, Pedoman Penanggulangan Bencana (Disaster Plan) RSIA Puri Bunda Malang
dapat terselesaikan. Pedoman Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit ini dibuat sebagai
panduan dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan penanggulangan bencana di area
lingkungan RSIA Puri Bunda.
Melalui Pedoman Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit ini diharapkan dapat
membantu seluruh karyawan dan pengguna lahan di lingkungan RSIA Puri Bunda untuk
memahami hal-hal yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Pembuatan Pedoman
Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara
konteks maupun konten, untuk itu kami membuka diri untuk menerima saran dan kritik demi
perbaikan ke depan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
kontribusi dalam penyusunan buku panduan ini, semoga Tuhan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga buku panduan ini membawa manfaat bagi
peningkatan pelayanan yang bermutu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda.

Tim Penyusun
 


 
 
LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Panitia Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

Diautorisasi Oleh :

Made Dina B, S.Pd.

iii 
 
 
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda
Nomor : 079/PER/DIR/PB/IV/2016

Tentang
PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA DI RUMAH SAKIT
(Disaster Plan)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam keadaan emergency) sehari-hari adalah
hak asasi/hak setiap orang. Maraknya bencana yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia,
baik berupa bencana alam maupun bencana karena ulah manusia memerlukan kesiagaan pada
setiap rumah sakit agar mampu menanggulanginya dengan baik. Pada penanganan bencana,
ditingkat nasional telah dibentuk Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Dan
Pengungsi (BAKORNAS PBP), yang diketuai oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. Di
tingkat Propinsi dibentuk Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Dan
Pengungsi (SATKORLAK PBP) yang diketuai oleh Gubernur. Di tingkat Kabupaten/Kota
dibentuk Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Dan Pengungsi (SATKORLAK PBP)
yang diketuai oleh Bupati/Walikota.

1.2. Tujuan
a. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi, baik dari dalam maupun
dari luar rumah sakit yang mengenai pegawai, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
b. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit kerja pada saat
terjadinya bencana.
c. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam penanggulangan
kegawat daruratan.
d. Memberikan pertolongan medis yang optimal dengan waktu yang sesingkat mungkin di
rumah sakit.
e. Menyelamatkan jiwa dan mencegah cacat.
f. Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana.
g. Mencegah penyakit yang mungkin timbul serta mencegah penyebab pasca bencana
h. Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan lintas program dengan
mengikut sertakan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana/musibah masal
kegawat daruratan sehari-hari.

1.3 Definisi Istilah dan Pembatasan


1. Bencana
disebut juga musibah masal adalah suatu keadaan dimana terjadi kecelakaan atau bencana
alam dan atau bencana yang di buat oleh manusia yang dalam waktu relatif singkat
terdapat korban dalam jumlah banyak, yang tidak dapat ditanggulangi oleh hanya satu
unit kerja/bagian tertentu, sehingga harus mendapat pertolongan segera. Bencana yang
dimaksud di atas bisa berasal dari dalam/luar bangunan RSIA Puri Bunda Malang
2. Berbagai Bencana
Berbagai bencana yang menimbulkan ancaman bagi rumah sakit :
a. Bencana Internal : Kebakaran, ledakan.
b. Bencana eksternal minor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah kecil.
c. Bencana eksternal mayor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah besar.
d. Bencana yang mengancam baik rumah sakit ataupun lingkungannya : kebakaran
yang besar atau dekat, banjir, ancaman bom dll.
e. Bencana di lingkungan lain.
3. Triase
adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi kesehatannya untuk mendapat label
tertentu dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan / penanganan
sesuai dengan kebutuhan. Korban akan terbagi dalam empat kondisi kesehatan, sebagai
berikut :
a. Label hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban dengan :
‐ Fraktur minor
‐ Luka minor, luka bakar minor
b. Label kuning


 
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan
kemudian dapat dipulangkan, atau dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah
sakit lain termasuk dalam kategori ini :
- Korban dengan risiko Syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat)
- Fraktur Dissable
- Fraktur femur / pelvis
- Luka bakar luas
- Gangguan kesadaran / trauma kepala
c. Label merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat, kalau perlu
tindakan operasi. Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan
memerlukan perawatan Rumah Sakit atau rujuk ke rumah sakit lain termasuk
dalam kategori ini :
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernafasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan eksternal masal
d. Label hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Ditempatkan di ruang tunggu poliklinik
(dapat menampung 100 jenazah) jika bangunan memungkinkan aman utuk
ditempati. Apabila tidak memungkinkan karena rusak oleh gempa, banjir, ledakan
dan lain-lain maka akan ditempatkan sementara di tempat parkir untuk segera
dimobilisasi ke rumah sakit lain yang memungkinkan untuk proses identifikasi
lebih lanjut.
4. Siaga :
Adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban di RSIA Puri Bunda
Malang dalam jumlah yang besar sehingga memerlukan penanggulangan khusus, dan
dapat terjadi di dalam maupun di luar jam kerja. Pesan siaga dari Pusat Komunikasi (di
bagian Front Office) harus disampaikan langsung kepada UGD (melalui telpon) Informasi
ini harus diterima langsung oleh perawat atau dokter jaga, kemudian berkoordinasi
dengan Direktur, Kabag. Pelayanan dan Manager keperawatan keputusan mengaktifkan


 
rencana masal laksana korban bencana masal di rumah sakit akan dibuat. Setelah itu
operator akan memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang tercantum dalam daftar.
Sesuai kondisi dan kemampuan RSIA Puri Bunda Malang , maka kondisi SIAGA dibagi
menjadi 2 (dua) tingkat sebagai berikut :
a. Siaga I ( satu ) : Jumlah korban 5 orang sampai 15 orang
Keadaan di mana korban dengan jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi
Gawat Darurat RSIA Puri Bunda Malang sehingga harus dibantu dengan
memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih terbatas di dalam
lingkungan RSIA Puri Bunda Malang. Adapun pekerjaan rutin sebagian terpaksa
ditunda, tetapi sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.
b. Siaga II ( Dua ) : Jumlah korban lebih dari 15 orang.
Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan pelayanan Instalasi
Gawat Darurat, sehingga harus memobilisasi sebagian besar petugas RSIA Puri
Bunda Malang termasuk karyawan yang sedang tidak bertugas. Adapun seluruh
kegiatan rutin dihentikan, kecuali pelayanan terhadap pasien rawat inap.


 
BAB II
BENCANA DARI DALAM DAN LUAR RUMAH SAKIT

2.1 BENCANA DI DALAM RSIA PURI BUNDA MALANG


2.1.1 Upaya Preventif
Agar terhindar dari bencana yang tidak diinginkan, maka beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bekerja sesuai prosedur
Setiap petugas yang bekerja harus memperhatikan rambu-rambu tanda bahaya yang
ada perlakukan barang yang menjadi objek kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada agar
tidak terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang lain seperti terjadinya
kebakaran yang berasal dari gas, bahan-bahan kimia atau bahan yang mudah meledak atau
terbakar begitu pula penanganan makanan harus dilakukan sesuai prosedur untuk mencegah
terjadinya keracunan makanan yang berasal dari dapur RSIA Puri Bunda Malang.

b. Pelatihan
Pelatihan merupakan sarana yang sangat baik dalam upaya penanggulangan
bencana kegiatan pelatihan harus selalu diadakan setahun sekali dan meliputi seluruh
karyawan yang bekerja di RSIA Puri Bunda Malang. Pelatihan yang harus diadakan adalah:
 Pelatihan kebakaran
Seluruh karyawan RSIA Puri Bunda Malang harus bersedia dan aktif mengikuti
pelatihan kebakaran yang bekerja sama dengan Dinas Pemadam
Kebakaran/Petugas yang kompeten dengan adanya pelatihan ini diharapkan siap
mengantisipasi dan mencegah terjadinya kebakaran yang besar agar tidak timbul
kerugian atau korban yang lebih besar.
 Pelatihan evakuasi
Pelatihan evakuasi juga harus dilakukan setahun sekali seperti pelatihan
kebakaran, dalam pelatihan ini para karyawan baik medis maupun non medis
akan diberikan pengetahuan dan praktek mengenai teknik-teknik evakuasi dan
prosedur evakuasi yang harus dilakukan.


 
2.1.2 Upaya Penanggulan Bencana Yang Sudah Terjadi
Bencana yang terjadi di dalam RSIA Puri Bunda Malang dapat menjadi 2 hal, yaitu :
1. Bencana yang tidak memerlukan evakuasi :
Penanganan korban bencana yang terjadi di dalam Rumah Sakit tetap melalui proses
triase dengan system penanganan yang sama seperti pada penanganan korban yang
datang dari luar RSIA Puri Bunda Malang.
2. Bencana yang memerlukan evakuasi :
Apabila bencana yang terjadi di dalam dapat menyebabkan kerusakan bangunan serta
mengancam keselamatan semua orang yang berada di RSIA Puri Bunda Malang , maka
harus segera dilakukan evakuasi.
a) Pengertian Evakuasi
Evakuasi adalah proses pemindahan korban dari lokasi kejadian ke tempat
lain yang aman atau untuk mendapat pertolongan medis yang lebih baik atau lebih
lengkap. Korban dapat merupakan pasien RSIA Puri Bunda Malang, tetapi dapat
pula merupakan karyawan yang bekerja di RSIA Puri Bunda Malang.
b) Alasan Evakuasi :
1. Untuk memindahkan pasien atau staf dari tempat dimana bahaya mengancam.
2. Untuk mempersiapkan tempat tidur bagi korban kecelakaan yang
memerlukannya.
c) Pelaksanaan dari penanganan bencana internal:
1. Pasien harus segera dipindahkan dari tempat yang berbahaya ke tempat yang
aman.
2. Keputusan seberapa luas rencana dilakukan akan ditentukan oleh petugas yang
berwenang.
3. Pendataan / pengabsenan akan dilaksanakan sebelum, selama, dan sesudah
evakuasi jika memungkinkan.

2.1.3 Anggota Tim Evakuasi


a). Satpam/Security yang sedang bertugas.
b). Petugas perawat jaga di semua ruang perawatan.
c). Staf SDM / Kepegawaian dibantu oleh semua staf administrasi (di luar jam
kerja semua staf administrasi yang tugas jaga).


 
2.1.4 Prosedur Evakuasi pada Penanganan Bencana
a) Perawat jaga ruangan mendengar pemberitahuan adanya bencana dan perintah
evakuasi dari pimpinan siaga.
b) Dalam kondisi kebakaran atau bencana internal lain, semua pasien atau staf
rumah sakit harus segera dipindahkan ke tempat lain yang aman di rumah sakit,
atau dikeluarkan dari rumah sakit.
c) Pemindahan pertama dilakukan ke tempat yang aman dalam lantai yang sama,
lalu jika area tersebut dianggap tidak lagi aman, dilakukan pemindahan ke lantai
bawahnya atau dikeluarkan dari gedung.
d) Pemindahan harus secara sistematis dengan memindahkan pasien dan staf yang
lebih dekat dengan area yang berbahaya terlebih dahulu.
e) Setiap bagian dalam gedung harus diberi tanda. Pastikan pintu yang
menghubungkan dengan area yang terbakar selalu tertutup rapat sewaktu pindah
dari satu bagian ke bagian yang lain.
f) Jangan mencoba untuk evakuasi dari gedung “saat” terjadinya bencana gempa.

2.1.5 Tindak lanjut


Setelah semua pasien dan korban akibat bencana tersebut sudah terkumpul di tempat yang
aman, Ketua Tim Penanggulangan bencana mengatur pengiriman pasien dan korban ke Rumah
Sakit terdekat atau ke Rumah Sakit rujukan seperti Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar. Dengan
adanya program penanggulangan bencana baik yang berasal dari luar RSIA Puri Bunda Malang
maupun yang berasal dari dalam RSIA Puri Bunda Malang sendiri diharapkan seluruh petugas
dapat bekerja sesuai dengan prosedur yang sudah dijelaskan di atas.

2.2 BENCANA DI LUAR RSIA PURI BUNDA MALANG


Adalah bencana yang terjadi di luar rumah sakit, lingkungan disekitar rumah sakit, dimana
terjadi kekurangan petugas rumah sakit dalam mengatasi korban bencana yang dibawa ke rumah
sakit.

2.2.1 Metodologi
Tindakan yang akan dilakukan oleh RSIA Puri Bunda Malang bila terjadi bencana di luar
RSIA Puri Bunda Malang adalah bersikap aktif dan bersikap pasif.


 
1. Aktif
Yang dimaksud bersikap aktif adalah apabila para korban bencana dibawa ke RSIA
Puri Bunda Malang untuk mendapatkan pertolongan medis. Dalam hal ini RSIA Puri
Bunda Malang akan mengaktifkan sistem siaga sesuai dengan jumlah korban yang
datang. Dan semua korban ditangani melalui proses triase dalam keadaan bencana.
Keadaan ini akan di lakukan oleh Tim Penanggulangan Bencana RSIA Puri Bunda
Malang.
2. Pasif
RSIA Puri Bunda Malang bersikap pasif atau menunggu informasi dan instruksi dari
instalasi terkait seperti Dinkes atau Kanwil Depkes dalam menghadapi bencana yang
terjadi di luar Rumah sakit dimana para korban tidak dibawa ke RSIA Puri Bunda
Malang melainkan rumah sakit yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang
tersebut.

2.2.2 Organisasi Tim Penanggulangan Bencana RSIA Puri Bunda Malang


Tim Penanggulangan bencana berlaku sebagai organisasi keadaan “ Siaga” apabila setelah
RSIA Puri Bunda Malang dinyatakan dalam keadaan “ SIAGA “ dengan demikian,
selanjutnya seluruh petugas yang telah ditentukan langsung dan segera bertugas dilokasi
tugasnya masing-masing. Susunan Keanggotaan Tim Penggulangan Bencana RSIA Puri
Bunda Malang sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing. Dalam mengantisipasi
terjadinya bencana di luar jam kerja, maka Tim Penganggulangan Bencana RSIA Puri
Bunda Malang di luar jam kerja, hanya bersifat sementara akan bertugas sesuai
fungsinya, sampai pejabat penanggung jawab yang sebenarnya hadir / mengambil alih.

2.2.3 Pengerahan Petugas


Semua petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kegiatan bencana di luar jam
kerja adalah penanggung jawab sementara, sampai penanggung jawab sesungguhnya atau
staf yang ditunjuk tiba dilokasi.
a) Mobilisasi Internal Petugas Rumah Sakit
Petugas Unit Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi kecelakaan harus segera
digantikan dengan petugas dari keperawatan lain. Petugas dari bagian lain juga harus


 
membantu mempersiapkan ruangan yang akan dipergunakan untuk menampung korban
kecelakaan massal tersebut.
b) Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit
Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penaggulangan kecelakaan massal
di Rumah Sakit, yaitu Unit Gawat Darurat, Unit Bedah, Kamar Operasi, Laboratorium,
Radiologi dan Unit Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain seperti Kepala Unit,
petugas Gizi, ruang Laundry, petugas cleaning service, petugas keamanan dan operator
telpon harus pula dimobilisasi. Untuk meningkatkan efisiensi, pemberian bantuan ini
harus direncanakan secara seksama dan dengan penekanan untuk melakukan pergantian
yang cepat petugas yang betugas di lokasi yang paling terekspos/ paling sibuk (Unit
Gawat Darurat, Kamar Operasi). Hal ini akan mencegah tidak tergantikannya petugas
pada unit-unit tersebut selama penanganan kecelakaan massal dan memperlancar
pengembalian petugas ke pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan kecelakaan
massal.
1. Pos Komando di Rumah Sakit
Rumah Sakit harus menyediakan satu ruangan yang akan difungsikan sebagai Pos
Komando selama bencana misal terjadi yaitu di ruang administrasi/kantor.
Sebaiknya ruangan ini sudah dilengkapi dengan radio dan telpon, atau telah
dipersiapkan untuk pemasangan alat komunikasi tersebut. Ruangan ini harus
mudah ditemukan / dicapai, dan cukup untuk menampung hingga 10 orang
petugas. Tim inti dari Pos Komando di Rumah Sakit ini beranggotakan :
- Direktur Rumah Sakit
- Manajer Umum Administrasi dan Keuangan
- Manajer Penunjang Medis
- Manajer Pelayanan Medis
- Kepala Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan.
- Sekretaris
- Customer Service
2. Pimpinan Siaga
Dipimpin oleh : Dokter jaga UGD RSIA Puri Bunda Malang
Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan oleh Manajer
Pelayanan Medis atau Manajer Umum Administrasi dan keuangan RSIA Puri


 
Bunda Malang dibantu oleh staf yang ditunjuk di luar jam kerja pimpinan
sementara dikendalikan oleh Dokter jaga UGD Sampai Ketua Pelaksana atau staf
yang ditunjuk tiba di RSIA Puri Bunda Malang.
Tugas :
1. Menentukan tingkat bencana.
2. Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
3. Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang Penyampaian
informasi resmi yang berkaitan dengan hospital disaster plan diberikan
oleh Direksi atau Manager Pelayanan Medis adalah di ruang tamu (Kabid
perawatan).
3. Pimpinan Unsur Pelayanan Medis
Di dalam jam kerja : Manajer Pelayanan Medis
Di luar jam kerja : Dokter Jaga UGD
Tugas : Memimpin segala unsur medis dalam penaggulangan korban, yang terdiri
dari para dokter dan semua petugas penunjang medis.
A. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Medis :
Di dalam jam kerja : Manajer Pelayanan Medis
Di luar jam kerja : Dokter Jaga UGD
Tugas :
a. Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan kasus, agar
tercukupi dalam jumlah setiap jenis spesialisasinya.
b. Mengatur penambahan / penarikan atau penempatan tenaga medis
agar dengan jumlah tenaga yang ada korban tetap dapat tertangani.
c. Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai data yang
ditangani di RSIA Puri Bunda Malang.
d. Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga untuk
memberikan ketenangan.
e. Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkan Direktur RSIA Puri
Bunda Malang untuk disampaikan kepada pihak yang bewenang.


 
B. Penangung jawab Triase :
Perawat dan Dokter jaga UGD.
Lokasi : Ruang Triase UGD
Tugas :
a. Melaksanakan Triase Korban.
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
C. Penanggung Jawab Ruang Label Hijau :
Di dalam jam kerja : Dokter Umum
Di luar jam kerja : Perawat Instalasi Rawat Inap
Lokasi: Ruang depan rawat jalan umum.
Tugas:
a. Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan.
c. Mencatat identitas korban
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
D. Penanggung Jawab Ruang Label Kuning :
Di dalam jam kerja : Dokter umum
Di luar jam kerja : Perawat Jaga UGD
Lokasi : Ruang Poliklinik.
Tugas :
a. Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan (perawatan luka,
penjahitan luka dan lain – lain sesuai kebutuhan).
c. Mencatat identitas korban.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
E. Penanggung Jawab Ruang Label Merah :
Di dalam jam kerja : Dokter Anestesi.
Di luar jam kerja : PJ Shift perawat HCU
Lokasi : Ruang UGD
Tugas :
a. Seleksi ruang triase.
b. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.

10 
 
c. Menentukan korban yang memerlukan perawatan di RSIA Puri
Bunda Malang atau transfer ke rumah sakit lain, setelah kondisi
pasien relative stabil.
d. Menentukan korban yang memerlukan tingkat operasi
e. Mencatat semua identitas korban
f. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
F. Penanggung Jawab Kamar Operasi :
Di dalam jam kerja : Dokter Kepala Unit Kamar Operasi
Di luar jam kerja : PJ Shift perawat OK
Tugas :
a. Mempersiapkan kamar operasi jika diperlukan dengan mengatur jadwal
operasi.
b. Mempersiapkan tenaga perawat kamar operasi
c. Mempersiapkan alat kesehatan kamar operasi untuk siap digunakan.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
e. Mencatat Identitas korban.
G. Penanggung Jawab Farmasi :
Di dalam jam kerja : Ka Instalasi Farmasi
Di luar jam kerja : PJ Shift Tenaga Teknik Kefarmasian Jaga.
Tugas :
a. Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua unit kerja.
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
c. Mencatat identitas korban.
H. Penanggung Jawab Laboratorium :
Di dalam jam kerja : Dokter penanggung jawab Laboratorium
Di luar jam kerja : PJ Shift Petugas Laboratorium.
Tugas :
a. Mempersiapkan unit Laboratorium untuk pelayanan korban dengan
mengatur jadwal kegiatan yang sudah ada
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai kegiatan siaga.
b. Mencatat semua identitas korban

11 
 
4. Pimpinan Unsur Pelayanan Keperawatan :
Di dalam jam kerja : Ka. Instalasi Rawat Inap dan Rawat Jalan
Di luar jam kerja : Supervisor.
Tugas : Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan bencana.
A. Penanggung jawab Mobilisasi Tenaga Keperawatan.
Di dalam jam kerja : Ka Unit Rawat Jalan
Di luar jam kerja : Supervisor.
Tugas : Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat keterampilan untuk ditempatkan sesuai dengan
ruang label.
B. Penanggung jawab Ruang Perawatan.
Di dalam jam kerja : KaRu IRNA
Di luar jam kerja : Supervisor
Tugas :
a. Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus dirawat di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda
b. Berkoordinasi dengan unit kerja Rumah Tangga untuk mempersiapkan
dan mendistribusikan seluruh linen dan gizi (makanan), sesuai dengan
kebutuhan tiap ruangan.
5. Penanganan Unsur Pelayanan Administrasi :
Di dalam jam kerja : Manajer Umum Administrasi dan Keuangan.
Di luar jam kerja : Supervisor.
Tugas : Koordinasi semua unsur pelayanan administrasi.
A. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Cadangan Non Medis :
Di dalam jam kerja : Manajer Umum Administrasi dan Keuangan.
Di luar jam kerja : Komandan Regu
Tugas : Mobilisasi tenaga non medis yang berada di lingkunganRumah Sakit
Ibu dan Anak Puri Bunda untuk siap dan kemudian ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan.
B. Penanggung Jawab Keamanan :
Di dalam jam kerja : Koord. Security
Di luar jam kerja : Security Jaga.

12 
 
Tugas :
a. Mengatur kelancaran kendaraan keluar masuk membawa korban.
b. Mengatur area parkir sehingga tidak mengganggu arus kendaraan yang
membawa korban dan atau saat evakuasi.
c. Menjaga keamanan dan ketertiban seluruh area korban.
C. Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana :
Di dalam jam kerja : Koord. Pemeliharaan Sarana
Di luar jam kerja : Teknisi Jaga
Tugas :
a. Menjamin aliran listrik tetap tesedia selama kondisi siaga.
b. Menjaga aliran gas medis tetap tersedia dan lancar.
D. Penanggung Jawab Transportasi :
Di dalam jam kerja : Koord. Driver
Di luar jam kerja : Driver Jaga
Tugas : Mempersiapkan semua ambulan dan kendaraan angkutan lainnya agar
dapat dipergunakan setiap waktu untuk antar jemput korban dan tenaga medis
/ perawat dan lain – lain.
E. Penanggung Jawab Konsumsi :
Di dalam jam kerja : Koord. Unit Gizi
Di luar jam kerja : Petugas Gizi
Tugas :
a. Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk menyiapkan dapur dalam
penyediaan makanan bagi korban di ruang perawatan, sesuai kondisi
korban.
b. Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab panitia bencana untuk
menyiapkan makanan bagi tenaga rumah sakit yang bertugas selama siaga.
F. Penanggung Jawab Keuangan :
Di dalam jam kerja : Koord. Keuangan
Di luar jam kerja : Petugas Kasir
Di dalam penanggulangan bencana dibutuhkan dana, besar kecilnya dana
yang harus dikeluarkan tergantung dari besar kecilnya bencana dan besar
kecilnya korban yang timbul dalam bencana tersebut.

13 
 
Tugas : Pendataan lengkap semua biaya yang dikeluarkan untuk
penanggulangan bencana.

2.2.4 Perencanaan Logistik


Kebutuhan obat, alat – alat kesehatan, makanan dan lain – lain harus disiagakan di bawah
koordinasi dan pimpinan dari Ketua Tim Penanggulangan bencana yang dalam hal ini dipimpin
oleh Ka Unit UGD. Perencanaan meliputi :
1. Siap untuk mensuplai kebutuhan tiap bagian.
2. Memiliki List terbaru dari supplier yang dapat mengirim dengan cepat kebutuhan obat
dan barang-barang kebutuhan.
3. Penyiapan persiapan persediaan obat-obatan gawat darurat.
4. Tersedianya petugas untuk mengatur obat setiap waktu obat dibutuhkan.
5. Penyimpan makanan pada saat bencana dan mempertahankan persediaan makanan
untuk pasien dan petugas.
Semua dana yang dikeluarkan dalam kegiatan ini harus dibuatkan laporan pertanggung
jawaban.

2.2.5 Perencanaan Transportasi


Transportasi diperlukan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan
obat dan alkes, penjemputan para pejabat atau panitia penanggulangan bencana, evakuasi pasien,
merujuk pasien dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan bencana.
Seluruh unit mobil ambulan dan sepeda motor yang dimiliki RSIA Puri Bunda Malang harus
disiagakan termasuk di bawah komando Manajer Umum Administrasi dan Keuangan / Driver.

2.2.6 Pelaporan
Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab harus melaporkan
kegiatan yang telah dilakukan kepada Ketua Tim Penanggulangan bencana adanya kejadian atau
masalah yang baru dalam bencana juga harus segera dilaporkan hal ini sangat berguna untuk
keperluan informasi baik ke dalam maupun ke luar rumah sakit dan juga sangat berguna
untukmenentukan tingkat siaga selanjutnya.

14 
 
BAB III
PENUTUP

Telah disusun pedoman Penanggulangan Bencana rumah sakit, baik terjadi di dalam
maupun di luar rumah sakit, upaya preventif maupun aktif berupa evakuasi dan penanganan
medis darurat di RSIA Puri Bunda Malang serta upaya rujukan ke rumah sakit. Dengan pedoman
ini diharapkan ketika terjadi Bencana dapat tertangani dengan baik. Kerjasama seluruh staf dan
pimpinan sangat diperlukan dalam hal ini walaupun sampai saat ini belum pernah terjadi bencana
yang sebenarnya.

15 
 
Lampiran Tim Penanggulangan Bencana RSIA Puri Bunda Malang
NO NAMA JABATAN
1. dr. Ajeng Rahayuning Kusumastiti Ketua Umum
2. Rianto, S.Kom. Wakil Ketua
PJ. Mobilisasi Tenaga Non
Medis
3. dr. Merry Nuthea Wakil Ketua
PJ. Mobilisasi Tenaga Medis
4. Yohanes Agung K., AMd.Kep. Komandan Regu
5. Atik Kholisatun, AMd.Keb. PJ. Mobilisasi Tenaga Perawat
6. dr. Steffy Nurul W. PJ. Triase
7. Nocalia Anggun Utami, S.Kep.Ns PJ. Ruang Label Hijau
8. dr. Citra Aulia Bachtiar PJ. Ruang Label Kuning
9. dr. Satriya Kelana PJ. Ruang Label Merah
10. Ady Sanjaya Putra, AMd.Kep. PJ. Kamar Operasi.
11. Ratih Dewi Primahartutie, S. Farm., Apt PJ. Farmasi
12. Nur Jannah, AMd.An.Kes. PJ. Laboratorium
13. Titis Tri Wulandari, AMd.Keb. PJ. Persiapan Ruang Rawat.
14. Hari Sukardi PJ. Keamanan.
15. Suyanto PJ. Pemeliharaan Sarana.
16. Subowo PJ. Transportasi.
17. Irma Kurniawati, AMd.Gz. PJ. Konsumsi.
18. Komang Rai Lintang W, SE PJ. Keuangan

16 
 

Anda mungkin juga menyukai